BATAS WAKTU
5. SCENE 17-21

FLASH BACK

12. I/E. RESTORAN – SIANG MENJELANG SORE

Karina sedang berada di restoran menunggu pesanannya.Kemudian dia melambaikan tangan ke arah pramusaji yang membawa nampan

KARINA

Maaf, itu pesananku ya, Yellow Curry kan?

Si pelayan tampak bingung. Dia meletakan piring ke meja Karina.

INSERT : Johan (29 tahun) menghampiri Karina karena itu pesanan milik dia.

JOHAN

Maaf, tapi itu pesananku. Aku yang datang duluan ke sini, jadi itu pesananku.

KARINA

Yang benar saja, sudah jelas‐jelas itu pesanan gue.

INSERT : Keributan kecil itu membuat pelayang lain menghampiri mereka dan mengatakan bahwa itu memang pesanan Johan.

KARINA

(Menahan tawa) Maafin gue ya, gue kira tadi itu pesanan gue, soalnya sama sih.

JOHAN

(Mengangguk) Santai saja, oh ya, kebetulan gue juga sedang mencari seorang Wedding Organizer.

KARINA

Lo mau nikah?

JOHAN

(Menggeleng) bukan, tapi untuk kakakku.

KARINA

OH, begitu.

Sejak pernikahan kakak Johan, hubungan Karina dan Johan semakin dekat. 

DISOLVE TO

13. EXT. PANTAI – SORE

ESTABLISH PEMANDANGAN PANTAI

Karina dan Johan sedang duduk di atas pasir.

JOHAN

Bagaimana kalau akhir tahun kita menikah? Kita sudah pacaran selama dua tahun, gue rasa sudah waktunya kita ke jenjang yang lebih serius.

Karina memandang Johan, rambutnya bergoyang terkena angin laut.

KARINA

Tapi gue belum siap. 

JOHAN

(Melenguh kecewa) Mau sampai kapan? Gue sudah mapan, apalagi yang lo tunggu, Sayang?

KARINA

(Menyentuh pipi Johan) Gue tahu, Sayang, tapi gue belum siap, beri waktu beberapa bulan lagi hingga siap.

JOHAN

Baiklah kalau mau lo begitu, gue bakal menunggu sampai lo siap.

Karina mengecup pipi Johan.

 

CUT TO

14. I/E. BALKON RUMAH THOMAS - MALAM

PEMANDANGAN LANGIT MALAM

Thomas memandang kerlip bintang dan terus teringat dengan Karina. Thomas mulai penasaran dengan karakter Karina yang berbeda dari kebanyakan perempuan. Teresa menghampiri Thomas. 

TERESA

Lagi mikirin apa, Thom? Aku tahu pasti ada yang sedang mengganggumu kalau kau pergi ke tempat ini.

THOMAS

Nggak usah sok tahu.

TERESA

Jangan bohong. Pasti masalah perempuan kan?

THOMAS

(Memandang Teresa) Sebenarnya memang ada yang mengganggu pikiranku.

TERESA

Katakan, siapa tahu aku bisa bantu.

Thomas bangkit dan kembali menatap langit malam. Dia malu untuk mengatakan bahwa dia mulai menyukai Karina.

TERESA

Aku tahu, pasti karena Karina kan? Kamu pasti sedang memikirkan Karina.

THOMAS

(Tampak malu) Nggak usah sok tahu deh. Karina sama sekali bukan tipeku, dia nggak ada istimewanya sama sekali.

TERESA

Masa? Aku ini kakakmu yang sudah mengenalmu selama dua puluh delapan tahun. Aku tahu kamu menyukai Karina, Thom. 

THOMAS

Tidak. Kedekatan kami hanya sebatas bisnis, tidak lebih.

TERESA

(Tersenyum) Jujurlah pada diri sendiri sebelum menyesal. Ungkapkan apa yang ingin kamu ungkapkan.

THOMAS

(Kembali menatap langit) Kami tidak ada hubungan apa‐apa, Teresa, ini murni masalah bisnis.

Teresa tersenyum, kemudian menepuk-nepuk bahu Thomas. 

TERESA

Tidak heran kenapa kamu menyukai Karina, Thom, dia memang sangat menarik. Aku pribadi setuju kalau kamu mengajaknya kencan. Walau baru pertama kali bertemu dengannya. Aku mempunyai firasat dia perempuan yang baik. 

THOMAS

Kamu ini ngomong apa sih? Ngaco deh.

TERESA

Sudah saatnya kamu membuka hatimu untuk orang lain, Thomas. Yang berlalu biarlah berlalu. Aku rasa kamu dan Karina memang cocok.

Thomas memandang Teresa dengan serius. Ucapan Teresa sedikit menyentuh hatinya yang selama ini menutup hatinya untuk perempuan mana pun. 

CUT TO

15. I/E. KANTOR - SIANG

Teresa datang ke kantor Karina bersama calon suaminya, Christian (29). 

TERESA

Maaf datang tanpa memberitahumu, Karina. Oh ya, kenalin ini Christian, calon suamiku.

CHRISTIAN

(Menjabat tangan Karina) Halo, Karina, senang akhirnya bisa ketemu. Teresa terus membicarakanmu. Dia sanga senang kamu yang mengurus pernikahan kami.

KARINA

Aku mendengarnya. Semoga nanti kalian puas dengan dekorasinya.

TERESA

Tentu kami sangat puas. Aku sudah nggak sabar. Hehehe.

KARINA

Oh ya, untuk undangan apa ada tambahan?

TERESA

(Menggeleng) Itu sudah cukup. Aku hanya tidak ingin ada tamu yang tidak diundang. Apa kamu bisa menjamin itu, Karina?

Karina

Tentu.

TERESA

(Kembali memeluk Karina) Kamu memang yang terbaik. Kapan‐kapan kalau ada waktu mainlah ke rumah, Thomas pasti tidak keberata menjemputmu.

CUT TO

16. MONTAGES

- Devi masuk ke dalam ruangan Karina untuk meminta izin pulang karena ibunya sakit 

- Karina memberikan izin supaya Devi pulang menemui ibunya, siapa tahu kepulangannya menjadi obat untuk ibunya. Karina mengeluarkan sebuah cek dari laci meja kerjanya dan menuliskan sejumlah uang untuk biaya pengobatan ibunya Devi. 

- Devi kembali keluar dari ruangan Karina dan berpamitan dengan karyawan lainnya.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Ada yang meloncat ini ya ... ada yang double. Ada yang bolong. Kok nggak ada scene Karina pingsan? Sedang yang pertemuan dengan Johan ada dua ...
3 tahun 1 bulan lalu