ARUNIKA HOSPICE
2. Scene 15 - 21
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

15. INT. SMA GANTARI – RUANG GURU – SIANG

Andini menghadap wali kelas.

WALI KELAS

Bu Andini, saya memanggil Ibu hari ini untuk membicarakan nilai Hasbi. Nilainya memang belum diumumkan ke siswa, tapi saya mau memberi tahu Ibu lebih dulu.

(memberikan kertas nilai pada Andini)

Nilai Hasbi yang paling rendah di antara semua siswa seangkatan. Dan ini lebih buruk dari semester lalu. Saya rasa, Hasbi bukannya tidak pintar, tapi memang tidak punya niat untuk belajar.

(jeda)

Dan, maaf sebelumnya, Bu. Apa mungkin Hasbi ada masalah? Dia nggak pernah mau cerita sama saya.

ANDINI

Maaf, Bu. Sepertinya saya tahu alasan sikap Hasbi itu, tapi saya nggak bisa bicarakan ini dengan Ibu. Saya akan bicara pada Hasbi soal ini nanti.

WALI KELAS

Nggak apa-apa Bu, saya mengerti.

(jeda)

Dan, satu hal lagi, Bu. Hasbi juga sering bolos.

ANDINI

(terkejut)

Bolos?

CUT TO:

16. EXT. GANG PERUMAHAN – SIANG

Hasbi, Nico dan Arul sedang jalan pulang. Mereka melihat anak SMA Harapan yang sedang dikerumuni 3 orang temannya. Anak itu tampak ketakutan, tubuhnya didorong-dorong dengan kasar. Salah satu siswa bahkan menendang kaki, lalu mendorong kepala anak itu berulang kali dengan telunjuk.

HASBI

Eh, liat deh! Anak-anak SMA Harapan. Mereka lagi nge-bully anak itu.

NICO

Wah, anak-anak cupu, beraninya keroyokan.

ARUL

Kita kudu gimana, nih?

HASBI

Kita samperin, lah! Gue udah lama nih nggak hajar orang. Ini kesempatan emas.

Ketiganya mendekat ke anak-anak SMA Harapan.

HASBI

Hei, lu yang di tengah. Mau kita bantuin usir calon preman-preman pengkolan ini nggak?

ANAK PEM-BULLY 1

Heh, pergi lu semua! Ini bukan urusan kalian.

ANAK PEM-BULLY 2

Kalau nggak mau babak belur, mending ke kelas lagi aja, sana. Belajar yang rajin. Anak-anak SMA Gantari kan anak-anak cupu.

ARUL

Lu semua yang cupu, beraninya ngeroyok yang lemah.

ANAK PEM-BULLY 3

Wah, lu beneran minta dihajar.

HASBI

Sini maju! Hari ini, kita bakal bikin kalian nangis kejer.

ANAK PEM-BULLY 1

Hahahah... bacot, lu!

Kedua kubu saling melayangkan tinju, tandangan dan sampai jambakan rambut.

CUT TO:

17. INT. SMA GANTARI – RUANGAN KEPALA SEKOLAH – SIANG

Hasbi, Arul dan Nico berdiri menghadap kepala sekolah yang sedang duduk dengan raut murka. Ketiga sahabat itu memiliki beberapa luka memar dan berdarah di wajah dan lengan.

KEPALA SEKOLAH

Saya masih bisa maafkan soal kalian yang sering bolos dan malas-malasan di kelas. Tapi kalau soal gebukin orang, ini sudah masuk ranah kriminal. Ini masalah serius.

HASBI

Kita bukan sekedar gebukin orang, Pak. Kita cuma nolongin anak yang di-bully.

KEPALA SEKOLAH

Di-bully apanya? Saya dapet laporan dari kepala sekolah SMA Harapan, kalau anak itu nggak di-bully. Mereka itu sahabatan seperti kalian.

ARUL

Kata siapa, Pak? Jelas-jelas, anak itu lagi dikeroyok.

KEPALA SEKOLAH

Ya anak itu sendiri yang bilang, kalau kalian yang sengaja cari gara-gara.

(jeda)

Sekolah kita dan sekolah mereka memang rival, tapi jangan jadikan itu sebagai alasan untuk kalian bersikap sok jagoan.

HASBI

Kita sama sekali nggak ada niat sok jagoan. Anak itu bohong, Pak.

KEPALA SEKOLAH

Kalau anak itu sendiri yang ngakunya begitu, terus saya harus gimana?

NICO

Cari saksi mata lah, Pak.

KEPALA SEKOLAH

Nah, itu masalahnya. Kalian tawuran di gang sepi. Jadi nggak ada yang liat, selain kalian sendiri.

(jeda)

Saya sudah berusaha membicarakan masalah ini dengan kepala sekolah SMA Harapan. Saya sudah meminta supaya masalah ini bisa diselesaikan dengan damai, tanpa jalur hukum, dan Alhamdulillah, mereka menerima itu. Tapi, mereka tetap meminta saya memberi kalian hukuman.

(jeda)

Dengan berat hati, saya akan men-skors kalian selama sebulan.

NICO

Sebulan, Pak? Lama amat.

ARUL

Pak, apa itu nggak berlebihan?

KEPALA SEKOLAH

Berlebihan apanya? Kalian itu udah buat anak Bupati babak belur. Itu hukuman paling ringan. Kalian harusnya bersyukur karena mereka mau berdamai.

Ketiga sahabat itu saling pandang.

ARUL

(berbisik)

Anak Bupati katanya.

HASBI

Oh pantesan.

NICO

(berbisik)

Mungkin nggak sih anak yang di-bully itu buat kesepakatan sama si anak Bupati?

KEPALA SEKOLAH

Bisik-bisik apa kalian?

NICO

Bukan apa-apa kok, Pak.

KEPALA SEKOLAH

Besok, saya akan panggil orang tua kalian dan berikan surat skorsing-nya. Sekarang kalian pulang. Skors dimulai hari ini.

CUT TO:

18. INT. RUMAH HASBI – RUANG KELUARGA – MALAM

Hasbi duduk di hadapan Andini dan Farhat.

ANDINI

Hasbi Mahendra! Cuma selang sehari, ibu udah 2 kali dipanggil ke sekolah. Kamu apa nggak takut di keluarin dari sekolah, hah? Apa nggak cukup dengan sering bolos dan nilai jeblok? Apa kamu harus gebukin anak orang juga. Anak bupati lagi. Kamu bisa masuk penjara, Hasbi. Kok kamu nggak ada takut-takutnya, sih?

HASBI

Hasbi, Arul sama Nico nolongin anak yang di-bully, Bu. Tapi anak itu bohong, dan bilang kalau dia nggak di-bully.

ANDINI

Kalau emang dia di-bully, buat apa dia bohong?

HASBI

Salah satu anak itu anaknya bupati, kan. Mungkin aja anak yang di-bully itu takut. Atau ... bisa jadi dia dibujuk atau diancam buat bohong.

ANDINI

Kamu kebanyakan nonton film, Hasbi.

FARHAT

Hasbi ... bapak tahu, kamu melakukan ini karena bapak. Kamu boleh benci sama bapak, tapi jangan hancurkan masa depan kamu karena itu.

HASBI

(senyum kecut)

Ini bukan soal Hasbi membenci Bapak. Ini soal kalian yang nggak percaya sama anak sendiri.

ANDINI

Oke. Kalau misalnya ibu percaya soal kamu nolongin anak itu, lalu gimana soal bolos dan nilai kamu yang terus turun?

HASBI

Ya ... kalau soal itu, Hasbi nggak usah nerusin sekolah aja. Simple, kan?

ANDINI

(marah)

Hasbi! Seenaknya kamu ngomong. Kamu mau jadi apa kalau nggak sekolah?

HASBI

Jadi apa aja, asalkan nggak jadi laki-laki yang mengkhianati keluarganya.

ANDINI

Hasbi!!

Hasbi meninggalkan Andini dan Farhat yang tampak sangat kecewa.

CUT TO:

19. EXT/INT. MOBIL FARHAT – DEPAN ARUNIKA HOSPICE – SIANG

Andini dan Farhat mengantar Hasbi ke Arunika Hospice.

ANDINI

Selama sebulan, kamu tinggal di sini.

HASBI

Ini tempat apa?

ANDINI

Ini tempat om kamu mengabdi.

HASBI

Hasbi ngapain selama sebulan di sini?

ANDINI

Kamu jadi relawan. Kerja bantuin orang-orang rawat pasien di sini.

HASBI

Rawat pasien? Emang Hasbi perawat.

ANDINI

Kan kamu bisa bantuin nyuci, beres-beres, masak. Ya, pokoknya kerjaan relawan non medis.

HASBI

Ah, Ibu. Kenapa harus gini segala, sih?

ANDINI

Jangan protes! Ini hukuman buat kamu. Ibu udah nitipin kamu ke Om Adyan.

(jeda)

Ayo turun!

FARHAT

Bapak tunggu di sini. Titip salam aja buat kakakmu.

CUT TO:

20. INT. ARUNIKA HOSPICE – RUANGAN DR.ADYAN – SIANG

Dr.Adyan, Andini dan Hasbi duduk di kursi tamu untuk berbincang.

DR.ADYAN

Gimana kabar kalian?

ANDINI

Alhamdulillah sehat, Kang.

DR.ADYAN

Suamimu mana?

ANDINI

Nunggu di mobil, lagi terima telepon penting.

HASBI

Paling juga takut dinasihati Om.

ANDINI

(menegur)

Hasbi!

(jeda)

Oh ya, Kang Farhat titip salam untuk Akang.

DR.ADYAN

Wa’alaikumsalam. Salam balik juga buat suamimu.

(jeda)

Hasbi ... lama kita nggak ketemu, ya. Ibu kamu udah cerita masalah kamu ke Om.

HASBI

Kalau Om percaya? Hasbi bakal gebukin orang tanpa alasan?

DR.ADYAN

Nggak. Om percaya kamu anak baik.

HASBI

Tuh, Bu. Om Adyan aja percaya sama Hasbi.

ANDINI

Iya. Ibu juga percaya kamu anak baik. Cuma ... suka cari masalah doang.

(jeda)

Ya, udah ... kalau gitu, saya titip Hasbi ya, Kang. Saya pamit dulu.

DR.ADYAN

Iya. Kamu nggak usah khawatir, Hasbi pasti akan belajar banyak hal di sini.

ANDINI

Makasih, Kang.

(pada Hasbi)

Bantu-bantu di sini dengan ikhlas, ya. Dan ... jangan bikin ulah!

CUT TO:

21. INT/EXT. SELASAR ARUNIKA HOSPICE – SIANG

Hasbi dan dr.Adyan berjalan di selasar.

DR.ADYAN

Tempat ini namanya Arunika Hospice. Tempat perawatan untuk arunika menghabiskan sisa hidup mereka.

HASBI

Arunika?

DR.ADYAN

Arunika artinya matahari terbit, selain nama tempatnya, itu juga sebutan untuk para pasien di sini. Kami nggak ingin menyebut mereka dengan sebutan pasien, karena itu kami menggantinya dengan sebutan arunika. Mereka juga memanggil Om dengan nama saja, supaya suasana di sini tidak seperti di rumah sakit, tapi seperti di rumah sendiri. Tapi Om tetap memakai jas dokter, supaya lebih mudah dikenali saja, saat situasi darurat. Dengan jas ini, Om akan lebih terlihat kan meskipun dari kejauhan.

 HASBI

(mengangguk)

Jadi, mereka yang tinggal di sini adalah orang-orang yang nggak bisa disembuhkan?

DR.ADYAN

Hospice memang bukan tempat untuk penyembuhan, tapi tempat untuk mereka yang membutuhkan ketenangan di sisa hidup mereka. Dan perawatan yang diberikan dokter di sini, hanyalah untuk mengurangi rasa sakit mereka.

CUT TO:


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar