6. Sequence 6: Kompetisi Belum Berakhir

90.INT. RUMAH KONTRAKAN ADAM - NIGHT

Adam baru sampai. Zul tengah berkemas. Rosita menyisir rambut Sari, Nadia di sampingnya.

NADIA

Tante Sarah, tante sakit apa sih?

Sari hanya tersenyum.

ROSITA

Tante ngga bisa jawab sayang.

Sari menunjuk ke arah kertas. Nadia melihat ke arah Rosita. Rosita mengangguk. Nadia memberi Sari secarik kertas dan pulpen.

Sari menulis “Stroke”.

NADIA

Stroke itu apa?

ADAM

Nadia, udah, biar tante istirahat.

Nadia cemberut.

ADAM

Bang Zul hati-hati ya.

ZUL

Sebelum gw balik, kita ngobrol sebentar.

Adam terdiam.

91.INT. RUMAH KONTRAKAN ADAM - KAMAR - NIGHT

Rosita, Zul dan Adam berbincang di kamar.

ZUL

Jadi apa rencana lo, Dam?

ADAM

Maksud abang?

ZUL

Kok malah nanya. Lu bohong. Bohong ke anak lo. Ke calon istri lo. Ke calon mertua lo.

Rosita memandang wajah Adam dengan serius.

ADAM

Ya terus aku mesti gimana bang?

ROSITA

Kalo jujur gimana, Dam?

ADAM

Kalau Haji Ramli marah gimana?

ROSITA

Marah kenapa?

ADAM

Ya mantan istri tinggal di rumah. Macam-macam nanti pikirannya.

ZUL

Sampai kapan mau bohong begitu?

Adam terdiam sebentar.

ADAM

Tadi kakaknya Sari telepon. Minta ketemu besok.

ZUL

Nah, terus?

ADAM

Katanya mau ngomongin Sari. Aku mau bawa Sari ke stasiun besok.

ZUL

Lho kalo dia ngga mau ambil Sari gimana?

ADAM

Ya terserah.

ROSITA

Sejak kapan kau kejam begitu, Dam?

ZUL

Dia kan ngajak ngobrol. Yasudah dengarkan dulu. Sementara Sari biar di sini.

Adam tak merespon.

ROSITA

Sari ibunya Nadia, Dam--

ADAM

Shuusshh! Jangan keras-keras kak.

Rosita memberikan Adam secarik kertas.

ROSITA

Dua hari ini aku ngobrol sama Sari. Dia jelasin lewat tulisan.

Adam membaca kertas itu.

ROSITA

Intinya, dia stroke sudah dua tahun. Ditinggal sama suaminya.

ZUL

Suaminya di mana?

ROSITA

Ngga bilang. Dia cuma kasih tau biasanya dia rawat jalan ke dokter Intan di rumah sakit Ibu Pertiwi. Minta tolong diantar.

Adam selesai membaca.

ADAM

Aku ngga bisa kak--

ROSITA

Aku yang antar. Kau cari uang aja udah.

ADAM

Kakak ngga mau balik dulu ke Medan?

ROSITA

Aku udah telepon mas Warsito. Dia kasih izin nemenin kau sampai akad nanti.

Adam menghela nafas.

ZUL

Nanti aku balik lagi ke sini seminggu sebelum pernikahan.

ADAM

Maaf aku ngerepotin abang.

ZUL

Engga lah. Aku pesan, namanya kebohongan pasti akan terbuka, Dam. Carilah jalan yang lebih baik.

Adam menunduk.

92.EXT. STASIUN SENEN - DAY

Adam celingak celinguk. Ponselnya bergetar, ia angkat.

ADAM

Di mana, kak?

NISA (V.O.)

Aku lihat kamu, dam. Nengok ke kiri. Aku di resto.

Adam menutup telepon.

93.INT. RESTORAN STASIUN - DAY (CONTINUOUS)

Nisa duduk sendiri. Sebuah koper besar di sampingnya. Adam berjalan pelan, duduk.

ADAM

Kak--

NISA

Waktuku ngga banyak, Dam. Kereta mau berangkat.

ADAM

Kak ngga bisa gitu dong!

Pelanggan lain menengok. Adam menenangkan diri.

NISA

Setelah kabur dari kamu, Sari balik lagi ke dunia malam.

Nisa berhenti sebentar.

NISA

Dia sempat nikah siri sama anggota.

ADAM

Anggota?

NISA

Tentara.

Nisa mengeluarkan secarik kertas, memberikannya ke Adam.

NISA

Kalau ada orang yang harusnya mengurus Sari, dia.

ADAM

Kakak yang harusnya rawat Sari.

NISA

Kamu pikir aku ngga mau, Dam?

Adam agak terkejut.

NISA

Dia sendiri yang minta. Dia minta kembali ke anaknya.

ADAM

Dari mana kakak tau alamat rumahku?

Nisa mencibir.

NISA

Aku mungkin bukan kakak yang baik. Tapi aku peduli. Aku cari tau saat kamu pindah sama Nadia ke rumah yang sekarang.

Adam terdiam.

NISA

Kewajibanku udah selesai. Sesuai permintaan Sari. Aku kasih kamu informasi ini supaya adil.

Nisa beranjak.

94.INT. RUMAH KONTRAKAN ADAM - NIGHT

Adam berbaring di sofa. Matanya menatap langit-langit. Ia bangun, berjalan menuju kamar Nadia. Ia buka pintu, terlihat Rosita dan Nadia terlelap. Ia tutup kembali pintu.

Adam membuka pintu kamarnya, terlihat Sari masih terjaga.

95.INT. RUMAH PETAK ADAM - KAMAR - NIGHT

Adam masuk ke kamar, duduk di samping Sari. Sari menengok pelan ke Adam, tersenyum.

ADAM

Apa mau lo?

Senyum Sari memudar.

ADAM

Lo pikir lo bisa gitu aja balik ke kehidupan gw? Ke Nadia?
(beat)
Jangan mimpi lo.

Air mata Sari tumpah.

ADAM

Ngga ada ceritanya lo ngancurin hidup gw lagi. Ngerti lo Sar?

Sari sesenggukkan. Adam keluar dari kamar.

96.EXT. KANTOR POLISI - DAY

Dua polisi berjaga di depan pintu.

97.INT. KANTOR POLISI - DAY (CONTINUOUS)

Ferdy sedang mengetik di depan layar komputer. Tak lama, seorang tamtama polisi datang.

TAMTAMA

Ijin, bang.

FERDY

Hmm.

TAMTAMA

Ini dokumen yang abang minta.

Ferdy mengambil dokumen, membacanya.

FERDY

Ini lima belas tahun lalu kan?

TAMTAMA

Siap.

FERDY

Yaudah.

TAMTAMA

Ijin, bang.

Sang tamtama pergi. Ini adalah kartu keluarga Adam. Terlihat nama Lokot Siregar sebagai bapak, Ina Lubis sebagai Ibu, Zulkifli Siregar sebagai anak, Rosita Siregar sebagai anak dan Adam Siregar sebagai anak.

Ferdy menaruh kertas itu. Berpikir.

98.EXT. KANTOR KODIM - DAY

Terlihat beberapa prajurit berjaga. Para tamu berpakaian rapi masuk ke kantor.

99.INT. KODIM - DAY (CONTINUOUS)

Acara serah terima jabatan sedang berlangsung. EKO NUGROHO (40-an) bersikap siap dan hormat kepada seorang jenderal bintang satu. Ia lalu menandatangani berita acara di atas meja. Adam berdiri bersama kerumunan wartawan.

Setelahnya, acara selamatan berlangsung. Eko dengan pangkat tiga melati di pundak, menyalami kolega, keluarga dan sahabat. Ia didampingi istrinya. Adam ikut dalam antrean.

ADAM

Selamat pak Eko.

EKO

Terima kasih, mas.

ADAM

Sari kena stroke. Sekarang di rumah saya.

Senyum eko berubah menjadi tegang. Istrinya sedang fokus dengan tamu lain.

100.INT. RUMAH MAKAN PADANG - MOMENTS LATER

Eko masih mengenakan pakaian dinas upacara. Adam duduk di hadapannya. Kedua pria terlihat tegang.

EKO

Apa maumu?

ADAM

Saya ingin Sari keluar dari rumah saya.

EKO

Saya udah ngga ada hubungan apa-apa sama dia.

ADAM

Kalian nikah siri.

Eko tertawa.

EKO

Siapa bilang?

Adam terdiam.

ADAM

Saya bisa--

EKO

Apa? Kamu ngancem saya?

Tatapan Eko menajam. Adam tak melanjutkan.

EKO

Saya bisa buat hidup kamu menderita. Jangan main-main.

Adam masih terdiam.

EKO

Saya kenal Sari bertahun-tahun lalu. Anak baik, penurut. Tapi agak frontal. Dia mengaku sudah punya anak. Itu yang membuat saya tidak melanjutkan hubungan.

ADAM

Kalian berpacaran?

Eko meminum tehnya.

EKO

Bisa dibilang begitu. Tapi. Tidak nikah siri. Sakitnya parah?

ADAM

Stroke cukup berat.

Eko mengambil amplop coklat agak tebal dari tasnya, memberikan ke Adam.

ADAM

Apa ini?

EKO

Untuk bantu pengobatan.

Adam mencibir.

ADAM

Kalian ini hanya tau kekuasaan dan uang.

Adam beranjak.

EKO

Tunggu.

Adam berhenti.

EKO

Setelah kami putus, ia deket sama seorang jaksa.

Adam kembali duduk.

EKO

Saya dengar Sari lama sama dia.

ADAM

Siapa namanya?

Eko terdiam.

101.EXT. KANTOR URUSAN AGAMA - DAY

Terlihat beberapa orang lalu lalang. Ferdy menunggu di depan kantor sambil merokok. Tak lama, seorang pria paruh baya datang. Ia memberi kode, mengajak Ferdy berbincang di dekat parkiran motor.

Pria paruh baya memberikan amplop coklat ke Ferdy.

PRIA PARUH BAYA

Pak, saya takut ini.

FERDY

Udah, aman.

Ferdy membuka amplop, mengambil kertas di dalamnya.

PRIA PARUH BAYA

Kalau ketahuan saya bisa dipecat.

FERDY

Bawel lo ya. Mau gw usut lo?

PRIA PARUH BAYA

Ampun pak, ampun.

FERDY

Yaudah sono.

Pria paruh baya pergi. Ferdy membaca kertas di tangan. Hasil fotokopi buku nikah Adam Siregar dan Sari Dewinta lengkap dengan foto. Ferdy berpikir keras.


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar