4. Sequence 4: Memenangkan Juwita dan Kembalinya Sari

51.EXT. KIOS ATM - DAY

Adam menunggu di depan kios. Tak lama, Zul keluar, menyerahkan secarik kertas. Adam membacanya, transfer sebesar Rp50 juta.

ADAM

Pasti Adam balikin secepatnya, bang.

ZUL

Iye. Gw sama Ros kan emang udah nyiapin. Gw malah mau minta maaf. Gw yang ngenalin lo ke Ci Amel.

ADAM

Namanya musibah, bang.

Zul mengangguk.

ADAM

Apa ini pertanda ya, bang?

ZUL

Pertanda apa? Udahlah.

Adam terdiam.

52.INT. RUMAH HAMBALI - DAY

Adam melantunkan ayat-ayat Ar-rahman. Hambali menyaksikan.

ADAM

Fabi ayyi aalaaa'i Rabbikumaa tukazzibaan. Lam yatmis hunna insun qablahum wa laa jaaann. Fabi ayyi aalaaa'i Rabbikumaa tukazzibaan. Muttaki'iina..

HAMBALI

'alaa..

ADAM

Muttaki'iina 'alaa rafratin khudrinw wa 'abqariyyin hisaan. Fabi ayyi aalaaa'i Rabbikumaa tukazzibaan.

Adam terhenti. Terdistraksi.

HAMBALI

Tabaaraka..

Adam belum ingat.

HAMBALI

Tabaarakasmu..

ADAM

Tabaarakasmu Rabbika Zil-Jalaali wal-Ikraam. Shadaqallahul-adzim.

HAMBALI

Shadaqallahul-adzim.

Hambali memperhatikan Adam sejenak yang sedang agak menunduk.

HAMBALI

Kamu sudah siap, dam. Tapi harus konsentrasi.

ADAM

Iya, makasih ustadz.

Hambali mencium ada yang tak beres.

HAMBALI

Kenapa?

ADAM

Ngga apa-apa ustadz.

HAMBALI

Yang penting Bismillah. Bersihkan niat.

Adam mengangguk.

53.INT. RUMAH KONTRAKAN ADAM - RUANG TAMU - DAY

Adam nampak elegan dengan batik lengan panjang. Zul merapikan kerah batik adiknya, Ros menyisir bagian belakang kepala Adam. Nadia berdiri dengan penuh senyum.

NADIA

Semoga berhasil ayah.

ADAM

Terima kasih, sayang.

Nadia dan Adam berpelukan.

54.EXT. RUMAH HAJI RAMLI - DAY

Motor Adam sampai di depan rumah haji Ramli. Mobil-mobil saingannya tiba lebih awal.

ADAM

Bismillah.

Adam turun dari motor.

55.INT. RUMAH HAJI RAMLI - DAY

Keempat pria bakal calon suami Juwita duduk lesehan di atas karpet tebal berwarna merah. Sejumlah makanan ringan, air mineral terhidang. Anton, Indra dan Ferdy terlihat klimis, tampan, percaya diri. Adam terlihat sederhana.

Juwita muncul membawa empat cangkir minuman, berbusana kebaya Betawi. Keempat pria melempar senyum. Kedua mata Juwita hanya untuk Adam. Ferdy terlihat tak suka.

Haji Ramli datang ditemani SADELI (60-an), kurus, berpeci merah. Keempat bakal calon berdiri, cium tangan ke Haji Ramli dan Sadeli.

HAJI RAMLI

Duduk, duduk. Ini Haji Sadeli. Mentor gua.

Sadeli tersenyum melihat keempat pria.

HAJI RAMLI

Bang Sadeli nemenin gua ngetes lo lo pade.

Keempat bakal calon tertawa.

HAJI RAMLI

Nah sekarang, gw minta komitmen untuk resepsi, udah siap semua?

Para bakal calon memberikan buku rekening ke Haji Ramli. Ia mengecek satu persatu, sambil memperlihatkan ke Sadeli. Rekening Indra tertulis uang Rp450 juta.

Haji Ramli tersenyum, Indra tersenyum. Terlampir angka Rp600 juta di buku rekening Anton. Senyum Haji Ramli makin lebar, Anton menaikkan dagu sedikit. Sadeli mengangguk-angguk.

Haji Ramli mengecek buku rekening Ferdy, tertulis angka Rp1 miliar. Haji Ramli agak tercengang sebentar. Sadeli tersenyum.

Terakhir, buku rekening Adam. Tertulis angka Rp50 juta. Wajah Haji Ramli berubah datar, sementara Sadeli tetap tersenyum. Adam terlihat agak tegang.

HAJI RAMLI

Alhamdulillah. Bapak-bapak sudah memenuhi permintaan saye. Terima kasih. Ini bukti kalo kalian komit ke depan untuk ngasi nafkah yang baik buat anak aye kalau terpilih.

Sadeli masih tersenyum.

HAJI RAMLI

Nah sekarang saatnya mahar. Hafalan surat Ar-rahman. Saye minta nak Ferdy setor duluan.

FERDY

Siap, ji.

Tatapan Ferdy teralih ke Juwita yang mengintip dari balik pintu dapur. Wajah Juwita agak cemas.

MONTASE HAFALAN QURAN:


56.INT. RUMAH HAJI RAMLI - MOMENTS LATER

Ferdy berhadapan dengan Haji Ramli dan Sadeli dipisahkan sebuah meja lipat kecil. Di atas meja itu, kitab Al-Quran terbuka.

FERDY

Bismillahirrahmanirrahim. Ar-rahman. Allamal-qur'an. Khalaqal-insan. Allamahul-bayan. Asy-syamsu wal-qamaru biḥhusban. Wan-najmu wasy-syajaru yasjudan.

57.INT. RUMAH HAJI RAMLI - DAY (CONTINUOUS)

Anton menyetor hafalan. Sadeli mengangguk-ngangguk.

ANTON

Was-sama'a rafa‘aha wa wadaḍa‘al-mizan. Alla tatṭgau fil-mīzan. Wa aqimul-wazna bil-qisti wa la tukhsirul-mizan. Wal-arda wadaḍa‘aha lil-anam. Fiha fakihatuw wan-nakhlu zatul-akmam. Wal-habbu zul-‘asfi war-raihan.

58.INT. RUMAH HAJI RAMLI - DAY (CONTINUOUS)

Giliran Adam. Juwita mengintip dari belakang.

ADAM

Fa bi'ayyi ala'i rabbikuma tukazziban. Khalaqal-insana min salṣsalin kal-fakhkhar. Wa khalaqal-janna mim marijim min nar. Fa bi'ayyi ala'i rabbikuma tukazziban.

59.INT. RUMAH HAJI RAMLI - MOMENTS LATER

Indra melantunkan ayat Quran dengan sangat merdu. Haji Ramli terkesima.

INDRA

Ya ma‘syaral-jinni wal-insi inistata‘tum an tanfuzu min aqtaris-samawati wal-ardi fanfuzu, la tanfuzuna illa bisultan. Fa bi'ayyi ala'i rabbikuma tukazziban.

60.INT. RUMAH HAJI RAMLI - DAY (CONTINUOUS)

Kembali ke hafalan Anton.

ANTON

Yu‘raful-mujrimuna bisimahum fa yu'khazu bin-nawasi wal-iqdam. Fa bi'ayyi ala'i rabbikuma tukazziban.

61.INT. RUMAH HAJI RAMLI - DAY (CONTINUOUS)

Ferdy semakin bersemangat. Haji Ramli menatapnya dengan serius.

FERDY

Hazihi jahannamul-lati yukazzibu bihal-mujrimun. Yatufuna bainaha wa baina hamimin an. Fa bi'ayyi ala'i rabbikuma tukazziban.

62.INT. RUMAH HAJI RAMLI - DAY (CONTINUOUS)

Kembali giliran Indra. Anton dan Ferdy saling lihat.

INDRA

Wa liman khafa maqama rabbihi jannatan. Fa bi'ayyi ala'i rabbikuma tukazziban. Zawata afnan. Fa bi'ayyi ala'i rabbikuma tukazziban.

63.INT. RUMAH HAJI RAMLI - MOMENTS LATER

Adam tak kalah lancar. Ferdy menatap tajam dari belakang.

ADAM

Hal jaza'ul-ihsani illal-ihsan. Fa bi'ayyi ala'i rabbikuma tukazziban. Wa min dunihim jannatan. Fa bi'ayyi ala'i rabbikuma tukazziban.

64.INT. RUMAH HAJI RAMLI - DAY (CONTINUOUS)

Kembali ke Anton.

ANTON

Mudhammatan. Fa bi'ayyi ala'i rabbikuma tukazziban.

Tempo semakin cepat.

65.INT. RUMAH HAJI RAMLI - DAY (CONTINUOUS)

Hampir sampai ujung surat. Indra hafal di luar kepala.

INDRA

Fihima ‘ainani naddakhatan. Fa bi'ayyi ala'i rabbikuma tukazziban. Fihima fakihatuw wa nakhluw wa rumman. Fa bi'ayyi ala'i rabbikuma tukazziban.

66.INT. RUMAH HAJI RAMLI - DAY (CONTINUOUS)

Ferdy masih tancap gas. Sadeli terpesona.

FERDY

Fihinna khairatun hisan. Fa bi'ayyi ala'i rabbikuma tukazziban. Hurum maqsuratun fil-khiyam. Fa bi'ayyi ala'i rabbikuma tukazziban.

67.INT. RUMAH HAJI RAMLI - DAY (CONTINUOUS)

Anton di sisa-sisa terakhir surat.

ANTON

Lam yatmishunna insun qablahum wa la jann.

68.INT. RUMAH HAJI RAMLI - DAY (CONTINUOUS)

Indra hampir sampai di ujung surat.

INDRA

Fa bi'ayyi ala'i rabbikuma tukazziban.

69.INT. RUMAH HAJI RAMLI - DAY (CONTINUOUS)

Ferdy masih terlihat percaya diri.

FERDY

Muttaki'ina ala rafrafin khudriw wa‘abqariyyin hisan.

AKHIR MONTASE HAFALAN QURAN.

70.INT. RUMAH HAJI RAMLI - DAY (CONTINUOUS)

Adam mengakhiri surat Arrahman. Sadeli dan Haji Ramli tersenyum.

ADAM

Fa bi'ayyi ala'i rabbikuma tukazziban. Tabarakasmu rabbika zil-jalali wal-ikram.

Adam menutup kitab Alquran di meja. Ia segera mundur ke belakang bersama tiga pria lainnya. Haji Ramli nampak puas.

HAJI RAMLI

Alhamdulillah. Kalian semua hafal surat Arrahman.

Haji Ramli menatap Sadeli sesaat.

HAJI RAMLI

Ji, susah nih gw mutusinnye?

Sadeli tertawa.

SADELI

Justru bagus. Ente jadi punya pilihan.

Haji Ramli menatap keempat calon menantunya. Mereka semua tersenyum kecuali Adam yang nampak agak khawatir.

HAJI RAMLI

Tau kenape gw ngajak Haji Sadeli kemari?

Para calon menantu menggeleng.

HAJI RAMLI

Gw mengantisipasi situasi remis kayak gini. Lu semua bisa memenuhi dua persyaratan gw.

Juwita masih mengintip dari belakang tirai dapur. Wajahnya tegang. Haji Ramli kembali menatap Sadeli.

HAJI RAMLI

Ji. Sesuai perbincangan kita. Silakan.

Para calon menantu mulai tegang.

SADELI

Baik. Karna ente semua bisa menghafal surat Arrahman. Sekarang silakan masing-masing jelaskan makna dari surat itu.

Para pria saling lihat. Terkejut.

SADELI

Apa ibrahnya? Apa pelajaran dari surat ini?

HAJI RAMLI

Silakan, ada yang mau duluan?

Ferdy, Indra dan Anton kebingungan, saling curi pandang.

INDRA

Surat ini membahas tentang nikmat Allah yang begitu banyak, Ji.

HAJI RAMLI

Terus?

Indra tak siap.

ANTON

Kalau dari arti suratnya, Allah yang Maha Penyayang, Ji. Ayat Fa bi'ayyi ala'i rabbikuma tukazziban diulang 31 kali. Mengingatkan kita akan begitu sayangnya Allah pada kita.

Sadeli mengangguk-ngangguk. Anton agak tersenyum.

HAJI RAMLI

Nak Ferdy?

FERDY

Saya belum mendalami arti dan makna surat Ar-rahman, Ji. Tapi pada dasarnya sama dengan teman-teman yang lain.

Tatapan hangat Adam tertuju ke Juwita yang masih berdiri di balik tirai. Pandangan Haji Ramli beralih ke Adam.

HAJI RAMLI

Dam? Gimana?

Adam tersenyum.

ADAM

Surat ini indah sekali. Allah mengingatkan kita akan begitu banyaknya nikmat yang kita terima. Allah mengulang-ngulang pertanyaan, Fa bi'ayyi ala'i rabbikuma tukazziban. Maka nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan?

Para pria di ruangan itu memperhatikan Adam dengan serius.

ADAM

Bagi saya, ayat ini lebih dari sekadar pertanyaan. Ia adalah sindiran tentang bagaimana saya sering melupakan nikmat-nikmat yang terlihat kecil. Tentang bagaimana sebagai makhluk, kita perlu terus diingatkan akan kekurangan-kekurangan kita.

Haru terlihat di wajah Juwita.

ADAM

Dibandingkan Mas Indra, Mas Ferdy, Mas Anton. Saya mungkin yang paling tidak ada apa-apanya. Saya cuma tukang bubur yang ingin membahagiakan putri saya dengan menikahi wanita yang saya cintai.

Air berlinang di kedua mata Haji Ramli. Ferdy terlihat tegang, khawatir.

ADAM

Tapi dari surat ini saya belajar kembali bersyukur. Bersyukur atas segala kelebihan dan kekurangan. Saya berterima kasih Allah memberikan saya kesempatan untuk bisa meminang Juwita. Bersama orang-orang hebat di sini.

Sadeli mengangguk pelan.

ADAM

Itu pelajaran yang saya ambil dari surat ini, Ji. Tentang rasa syukur.

Adam selesai. Tak ada suara lagi.

71.INT/EXT. RUMAH KONTRAKAN ADAM - DAY

Ros berdzikir di ruang tamu. Nadia sibuk memainkan ponsel. Zul mondar-mandir tak keruan. Tak lama, suara motor terdengar. Zul membuka pintu rumah.

Adam mematikan mesin motor. Ia berjalan masuk ke rumah. Di ruang tamu, Zul, Ros dan Nadia memperhatikan Adam, menunggu jawaban.

Adam membeku di pintu masuk. Wajahnya sedih. Zul sedikit menunduk. Ros membelai kepala Nadia. Namun, wajah Adam tiba-tiba berubah senang. Senyumnya lebar. Seketika ekspresi Zul, Ros dan Nadia berubah.

Mereka berpelukan, merayakan. Zul mencium pipi Adam, memeluknya. Ros juga demikian. Adam lalu menggendong Nadia, memeluknya erat.

72.EXT. JALANAN JAKARTA - DAY

Sebuah taksi minibus berwarna biru parkir di pinggir jalan. Sopir taksi berseragam biru menutup pintu kanan tengah mobil.

TITLE CARD:

DUA MINGGU KEMUDIAN

Ia lalu mendorong kursi roda ke belakang, memasukannya ke bagasi. Ia lalu bergegas masuk ke mobil.

73.INT. TAKSI - DAY

Sopir menutup pintu. Ia melihat ke kaca spion tengah. Matanya penuh keraguan. Ia mengambil secarik kertas dari kantong celana. Tertulis “Gang Haji Ismail No.16, Jakarta”.

SOPIR

Ini alamatnya sudah benar bu?

Mata sopir tertuju pada kaca spion tengah. Tak ada balasan. Sopir hanya mengangguk. Ia menyalakan mobil, tancap gas.

74.INT. RUMAH KONTRAKAN ADAM - RUANG MAKAN - DAY

Zul dan Adam sudah berpakaian batik lengan panjang. Ros membetulkan jilbabnya, anggun dengan baju muslimah panjang. Nadia terlihat cantik dengan dress berwarna putih.

ZUL

Jam 10 kan, dam?

ADAM

Iya, bang.

ZUL

Rame di sana?

ADAM

Ya ini kan lamaran resmi. Mungkin sodara-sodara deket Juwita dateng.

Ros memandang Adam dengan wajah haru, menyisir rambut bagian belakang adiknya itu.

NADIA

Ayah, aku udah cantik belum.

Adam jongkok.

ADAM

Udah dong, sayang. Nadia selalu cantik di mata papa.

Adam mencium pipi Nadia.

75.INT. TAKSI - DAY

Sopir taksi terus mengemudikan mobil sambil sesekali melihat kaca spion tengah.

SOPIR

Nanti di sana saya cari yang namanya siapa, bu?

Tak ada jawaban. Sopir kikuk.

76.INT. RUMAH HAJI RAMLI - DAY

Haji Ramli sudah rapi dengan baju kok putih, selendang dan peci. Beberapa anggota keluarga juga sudah hadir, menikmati makanan kecil. Juwita terlihat anggun dengan kebaya berwarna merah.

Di atas meja ruang tamu terlihat sirih lamaran, dua sisir pisang raja, roti tawar dan sebotol sirup merah.

77.EXT. GANG HAJI ISMAIL - DAY

Taksi berhenti dekat papan nama “Gang Haji Ismail”. Gang ini tak bisa dilalui mobil.

Sopir turun, mengeluarkan kursi roda dan menurunkan sebuah tas ukuran sedang, mengalungkannya ke badan. Ia lalu mendorong kursi roda ke pintu tengah kanan. Membuka pintu, membantu seorang wanita turun dan mendudukkannya ke kursi roda.

Wanita ini memakai pakaian kemeja dengan jilbab lusuh. Sopir mendorong kursi roda masuk ke gang, beberapa warga lalu-lalang.

SOPIR

Mba, maaf, rumah nomer 16 yang mana ya?

WARGA 1

Ke rumah siapa, pak?

SOPIR

Engga tau, saya cuma nganter.

WARGA 1

Bapak lurus mentok belok kiri, nanti tanya lagi.

SOPIR

Makasih, mba.

Sopir mengikuti arahan. Setelah belok, beberapa ibu duduk di depan rumah, memperhatikan sopir dan wanita yang duduk di kursi roda.

SOPIR

Bu, maaf, rumah nomer 16 yang mana ya?

WARGA 2

16? Lurus pak, itu kontrakan yang pinggir.

SOPIR

Makasih bu.

Ibu-ibu ini terus memperhatikan. Sopir lanjut berjalan.

78.EXT. RUMAH KONTRAKAN ADAM - DAY

Dua motor terparkir di depan rumah. Adam berada di depan pintu, mengecek ponsel.

ADAM

Bang Zul, Kak Ros, yuk. Nadia. Udah ditunggu nih.

Tak lama, Sopir sambil mendorong kursi roda, muncul.

SOPIR

Assalamualaikum.

Pandangan Adam masih ke ponsel.

ADAM

Waalaikumsalam.

Adam terkejut, badannya kaku. SARI (30-an) duduk di kursi roda. Bibirnya miring sebelah, sulit berbicara. Air mata Sari seketika tumpah melihat Adam. Zul dan Ros ke pintu depan, bersiap berangkat. Kedua kakak Adam ini ikut terperanjat.

ROSITA

Ya Allah. Sari!

Rosita bergegas menyambut Sari.


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar