3. Sequence 3: Memenuhi Dua Persyaratan Haji Ramli

30.EXT. RUMAH KONTRAKAN ADAM - NIGHT

Dua buah motor terparkir di halaman rumah.

ZUL (V.O.)

Hahahahaha! Hahahaha!

31.INT. RUMAH KONTRAKAN ADAM - RUANG MAKAN

Adam terduduk lemas. Rosita ikut tertawa bersama ZUL (50an), berambut putih, berseragam safari.

ROSITA

Hahahaha!

ZUL

Hahahaha! Daaam, daaam.

ADAM

Kenapa lah kak Ros panggil bang Zul kemari?

ROSITA

Biarlah. Hahahahaa!

Sebuah plastik hitam di atas meja. Zul membukanya.

ZUL

Apa ini?

Terlihat buku Iqro dengan sampul hitam. Zul membantingnya sambil terpingkal.

ZUL

Iqro! hahahahaha! Aduuh, Dam!

ADAM

Udah? Puas?

Zul mengatur nafas, Rosita masih tersenyum.

ZUL

Oke, oke, sorry lah. Jadi selain uang lima puluh juta, dia suruh kau menghafal.. surat apa tadi?

ADAM

Surat 55. Arrahman.

ROSITA

Jangankan hafal ya bang, baca pun tak bisa!

ZUL

Hahahaha!

ADAM

Hush. Jangan keras-keras lah nanti Nadia dengar.

Wajah Adam memerah.

ZUL

Iya, iya. Gimana Ros?

ROSITA

Aku ada kenalan ustadz, jago Dam. Kau belajar hafalan sama dia aja.

ADAM

Tapi kan aku ngga bisa baca Quran, kak.

ROSITA

Kan menghafal. Bukan baca. Kau hafal al ikhlas, an-nass, al-falaq?

Adam mengangguk.

ROSITA

Ya nanti juga bisa Ar-rahman. Asal kau serius.

ZUL

Oke. Urusan uang gimana, Dam?

ADAM

Aku ada tabungan, bang. Tapi ya untuk sekolah Nadia.

ZUL

Berapa?

ADAM

Tiga puluh juta. Tapi ngga mungkin Adam abisin untuk resepsi.

Zul dan Rosita saling pandang.

ZUL

Dam. Aku sama Ros udah antisipasi hal-hal begini. Gimana kalo kami pinjamkan--

ADAM

Janganlah, bang.

ZUL

Nanti dulu.

ADAM

Iya.

ZUL

Aku sama Ros patungan. Gimana kalau kami pinjamkan uang 50 juta itu. Nanti kau cicil.

Adam terdiam.

ZUL

Calonmu itu orang berduit, kan?

Adam mengangguk.

ZUL

Maksudku, kalau kau nikah sama dia, kan masa depan Nadia juga terjamin. Jangan pikirkan uangnya sekarang. Nanti opung barunya, ibu barunya akan bantu Nadia juga, Dam.

Adam terlihat ragu.

ZUL

Kapan deadlinenya?

ADAM

Bulan depan. Tapi, kalau bisa, Adam ngga mau minjam. Bang Zul sama Kak Ros kan juga butuh uang. Imran baru mau masuk kuliah kan bang?
(ke Rosita)
Terus mas Warsito juga perlu uang untuk berobat.

Zul dan Rosita terlihat agak murung.

ROSITA

Terus gimana, Dam?

ADAM

Ngga tau kak. Keuntungan jualan paling besar 250 ribu sehari. Ngga cukup kalau cari 50 juta.

Tiga adik-kakak ini berpikir.

ZUL

Ah! Kau ingat Ci Amel Dam?

Adam mengangguk.


32.INT. DAPUR AMEL - DAY

Zul dan Adam masuk ke sebuah dapur rumahan. Belasan orang bekerja di dalamnya. Ada yang memasak, mengemas makanan dan memasukannya ke mobil. Mereka mendekat ke AMEL (50-an), agak gemuk dengan dandanan menor, yang baru selesai berbincang dengan pegawainya.

ZUL

Ci.

AMEL

Eh Pak Zul.

ZUL

Ini adik saya Adam, yang saya ceritakan kemarin.

Adam dan Amel bersalaman.

AMEL

Oh iya. Mas Adam, jadi saya butuh cepat nih. Kami harus suplai bubur ayam ke beberapa panti asuhan dan panti jompo. Mas bisa bantu?

ADAM

Berapa hari Ci kerjanya?

AMEL

Tiga minggu. Kebetulan memang lagi ada program dari yayasan teman saya. Jadi kita butuh 200 porsi bubur ayam setiap pagi mulai besok. Bisa?

ADAM

Siap, Ci. Budgetnya berapa kalau boleh tau?

AMEL

Delapan ribu satu porsi.

ADAM

Kalau delapan ribu, porsinya lebih sedikit ya Ci?

AMEL

Kan ini borongan, bisa lah?

Amel mengambil kalkulator di meja.

AMEL

Jadi delapan ribu kali 200 itu satu juta enam ratus. Dikali 21 hari, jadinya tiga puluh tiga juta enam ratus. Gimana?

Adam dan Zul saling pandang.

AMEL

Gimana? Kalau mau, mas Adam harus ke sini bawa bubur dan condimentsnya jam 4 pagi mulai besok.

ADAM

Boleh, Ci. Ada DPnya kan Ci?

Amel mengambil tas kecil berwarna hitam. Ia keluarkan uang seratus ribuan.

AMEL

Ini saya kasih tiga juta buat modal awal. Nanti sisanya dikasih di akhir. Soalnya saya juga dapat DP-nya sedikit.

Adam menerima uang dari Amel.

AMEL

Oke?

ADAM

Siap, makasih Ci.

Zul terlihat lega.

33.EXT. RUMAH HAMBALI - DAY

Motor Adam berhenti di depan sebuah rumah sederhana yang terletak di perkampungan kota.

ADAM

Assalamualaikum.

HAMBALI (O.S.)

Waalaikumsalam.

HAMBALI (40-an), berbaju koko putih dan berpeci hitam, keluar dari rumah.

ADAM

Ustadz Hambali? Saya Adam.

INT. RUMAH HAMBALI - DAY

Hambali menaruh secangkir teh di atas meja. Adam duduk di sofa, Hambali di sebelahnya.

HAMBALI

Bu Ros sudah cerita. Kapan tesnya?

ADAM

Bulan depan, ustadz.

HAMBALI

Saya kadang heran, orang jaman sekarang minta mas kawin pakai hafalan. Ya bagus sih, cuma buat apa hafal tapi ga paham maknanya?

Adam terdiam.

HAMBALI

Jadi mas Adam. Insya Allah saya bantu. Tapi saya titip, coba dipahami juga makna surat Ar-rahman.

ADAM

Iya, ustadz. Jadi apa yang harus saya lakukan, tadz?

Hambali mengambil ponsel di celana.

HAMBALI

Nomer mas Adam yang 077?

ADAM

Iya, tadz.

Hambali mengetik di ponselnya.

HAMBALI

Nah itu saya kirim rekaman surat Ar-Rahman ke hape mas. Tolong di dengarkan setiap hari ya. Surat Ar-rahman terdiri dari 78 ayat.

ADAM

Banyak ya, tadz.

HAMBALI

Iya, tapi keunikan surat ini adalah ayat Fa bi'ayyi ālā'i rabbikumā tukażżibān. Ayat ini diulang 31 kali. Jadi ya mas hanya perlu menghafal 40-an ayat lah.

ADAM

Apa artinya ustadz?

HAMBALI

Fa bi'ayyi ala'i rabbikuma tukazziban? Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan.

Adam berpikir.

HAMBALI

Coba ulangi saya. Ar-rahman.

ADAM

Ar-rahman.

HAMBALI

'Allamal-qur`an.

ADAM

'Allamal-qur`an.

HAMBALI

Khalaqal-insan.

Hambali memperhatikan Adam.

ADAM

Kh.. Khalaqal-insān.

HAMBALI

'Allamahul-bayan.

ADAM

'Allamahul-bayan.

Hambali berhenti.

HAMBALI

Mas Adam lafal tajwidnya baik. Dulu memang belajar Quran atau gimana?

ADAM

Sempet Iqro ustadz. Tapi lalu papa saya ngajarin hafalan aja.

Hambali menghela nafas.

HAMBALI

Hmm.Oke. Kita bagi empat minggu ya. Minggu pertama mas Adam harus hafal ayat 1 sampai 25. Minggu kedua ayat 26 sampai 50. Minggu ketiga ayat 51 sampai 78. Minggu keempat kita ulang-ulang hafalannya.

Adam terlihat ragu.

HAMBALI

Tenang, kalau niatnya baik, Insya Allah bisa. Mas Adam ngga nol sama sekali.

ADAM

Baik ustadz. Saya ke sini berapa kali seminggu?

HAMBALI

Dua kali, hari Rabu habis Isya dan Jumat habis ashar. Setiap pertemuan, dua jam. Bisa?

ADAM

Bisa ustadz.

HAMBALI

Dengerin rekamannya. Nanti saya kirim juga teks latinnya. Oke?

Adam mengangguk.

35.INT/EXT. RUMAH KONTRAKAN ADAM - NIGHT

Api menyala-nyala. Di atasnya sebuah baskom besar berisi bubur. Adam mengaduknya perlahan dengan spatula kayu. Earphone menempel di kedua telinganya. Sambil mengaduk, sambil ia lantunkan beberapa ayat Ar-rahman.

Adam memindahkan daun bawang, cakwe, kacang dan bahan lain ke toples-toples plastik. Setelahnya, ia mengangkat baskom ke gerobak aluminium di atas motor. Ia masukkan beberapa bahan ke lemari kecil gerobak dan sisanya di rak kecil.

Ia berjalan ke arah kamarnya, mengetuk pintu. Tak lama, Rosita keluar.

ADAM

Aku berangkat ya kak.

ROSITA

Hati-hati, Dam.

Rosita menutup pintu.

36.EXT. JALANAN JAKARTA - NIGHT

Motor Adam menyusuri jalanan subuh yang sangat lengang. Cahaya lampu motor Adam hanya ditemani lampu penerangan jalan. Earphone tetap menempel di telinga, bibirnya komat-kamit.

37.INT/EXT. DAPUR AMEL - NIGHT

Motor Adam sampai di depan sebuah rumah yang dijadikan dapur catering. Ia memasukkan motornya ke parkiran. Seorang pegawai membantu Adam mengangkat baskom bubur.

Di dalam dapur, Adam dibantu dua pegawai mengemas bubur ke dalam wadah plastik. Adam menyendok bubur, seorang pegawai menaburkan bahan-bahan pelengkap. Seorang pegawai lainnya mengemas kerupuk ke plastik-plastik kecil.

Adam menuangkan bumbu kuning ke wadah-wadah yang telah diisi bubur dan bahan pelengkap. Terlihat puluhan porsi bubur yang telah selesai disiapkan bertumpuk vertikal.

Dua pegawai lain memasukkan wadah-wadah tersebut ke plastik besar, satu plastik berisi 20 porsi. Setelahnya, mereka mengangkat plastik-plastik tersebut ke dalam mobil catering.

Mobil berangkat.

38.INT. RUMAH HAMBALI - DAY

Hambali sedang menguji hafalan Adam.

ADAM

Wan-najmu.. Wan-najmu..

HAMBALI

Wasy-syajaru yasjudan.

ADAM

Wan-najmu wasy-syajaru yasjudan.

HAMBALI

Was-sama..

ADAM

Was-sama'a rafa‘aha wa wada‘al-mizan.

39.EXT. RUMAH KONTRAKAN ADAM - DAY

Adam dan Rosita melepas, mengangkat gerobak aluminium dari atas motor. Keduanya agak kelelahan.

40.EXT. AGEN SEMBAKO - DAY

Dua orang pegawai toko masing-masing mengangkat dua sak beras 10 kg dan menaruhnya di jok belakang motor Adam. Adam dengan cekatan mengikatnya dengan tali.

41.INT. RUMAH KONTRAKAN ADAM - KAMAR - NIGHT

Adam membuka buku dengan judul “Ibrah Surat Ar-rahman”. Ia membuka halaman demi halaman. Sampai ia tertidur.

42.INT. DAPUR AMEL - NIGHT

Adam menuang bubur ke wadah-wadah plastik di atas meja. Earphone menempel di kedua telinga.

43.EXT. SD NEGERI 7 JAKARTA - DAY

Nadia menunggu di depan sekolah. Motor Adam sampai, Nadia dengan cepat naik ke jok belakang.

44.EXT. JALANAN JAKARTA - DAY

Nadia memeluk Adam dengan erat dari belakang. Adam berbicara, Nadia tertawa. Anak dan ayah ini menikmati perjalanan mereka pulang ke rumah.

45.INT. RUMAH HAMBALI - NIGHT

Sebuah kertas ukuran besar bertuliskan ayat-ayat Ar-rahman menempel di dinding. Hambali menggunakan kayu, menunjuk ke ayat-ayat tertentu. Adam melafalkannya.

ADAM

Kullu man ‘alaiha fan.

Hambali menunjuk ayat 27.

ADAM

Wa yabqa wajhu rabbika zul-jalali wal-ikram.

Hambali menunjuk ayat 28.

ADAM

Fa bi'ayyi ala'i rabbikuma tukazziban.

Hambali tersenyum.

46.EXT. MINIMARKET - DAY

Motor Adam melintasi minimarket tempat ia diusir berjualan. Terlihat Samsul sedang berjongkok dan merokok. Adam berhenti.

ADAM

Sul!

Samsul bergegas mendekat.

SAMSUL

Eh bang!

ADAM

Itu lahan kosong? Katanya ada yang mau jualan nasi kuning?

SAMSUL

Pas banget ente kemari bang. Ada yang mau ane ceritain.

Adam memarkirkan motor. Kedua pria duduk di pinggiran minimarket. Samsul mengeluarkan ponselnya, menunjukkan sebuah foto.

SAMSUL

Ente kenal ini, bang?

Foto Ferdy sedang berbincang dengan Remy. Adam mengerutkan dahi.

ADAM

Kenapa?

SAMSUL

Jadi gw denger emang kaga ada itu sodaranye bang Remy mau dagang di mari. Dia disuruh sama nih polisi buat ngusir ente bang.

Wajah Adam semakin serius.

SAMSUL

Ente ada masalah sama ni polisi?

ADAM

Kagak.

SAMSUL

Lha terus?

Adam tak menjawab.

47.EXT. LAPANGAN BULUTANGKIS KAMPUNG - DAY

Beberapa anak kecil bermain engklek termasuk Nadia. Dari kejauhan tiga orang pemuda mengobrol. Tak lama, Ferdy datang.

PEMUDA 1

Eh bang!

Ferdy tersenyum sambil membakar rokok.

FERDY

Lebay lo pada.

PEMUDA 3

Ga tugas bang?

FERDY

Komandan lagi di luar negeri.

PEMUDA 1

Sedap. Oh iya, lo permanen di rumah bu Dewi apa gimana bang?

FERDY

Gila lo, ya engga lah. Sampe lamaran aja.

PEMUDA 2

Masuk itu barang.

Ferdy tertawa kecil. Pemuda 3 melihat ke arah adiknya di lapangan.

PEMUDA 3

Bay! Gausah loncat-loncat! Kakinya kan masih sakit!

Perhatian Ferdy geser ke lapangan.

FERDY

Adek lo?

PEMUDA 3

Iye bang. Paling kecil. Bangor banget.

FERDY

Itu satu lagi cucunya Bu Nainggolan kan?

PEMUDA 2

Iya si Sahat. Nah yang cewe dikuncir itu Nadia, anaknya bang Adam.

Wajah Ferdy seketika serius.

FERDY

Oh. Yang itu.

Ferdy memerhatikan Nadia sambil merokok.

48.INT. RUMAH KONTRAKAN ADAM - KAMAR - NIGHT

Adam masuk kamar, mengayun badan jatuh ke kasur. Wajahnya lelah, matanya menatap langit ruangan. Ponselnya berdering. Ia menjawab.

ADAM

Halo, Wi?

JUWITA (V.O.)

Udah pulang, bang?

ADAM

Udah. Ini baru sampe. Kamu di mana?

JUWITA (V.O.)

Sama, baru sampe rumah.

Hening sebentar.

ADAM

Kenapa, Wi?

Masih hening.

JUWITA (V.O.)

Babeh.

ADAM

Kenapa lagi?

JUWITA (V.O.)

Dia cerita, bapaknya si polisi dateng ke rumah tadi siang.

Adam bangun dari rebahan, duduk di kasur.

ADAM

Terus?

JUWITA (V.O.)

Ya intinya, bapaknya ngerayu babeh supaya mau jodohin Wita sama anaknya.

ADAM

Terus babeh ngomong apa ke dia?

Juwita menghela nafas.

JUWITA (V.O.)

Ya babeh cuma Insya Allah aja.

Giliran Adam terdiam.

JUWITA (V.O.)

Cuma tadi babeh ngomong ke Wita, si Ferdy itu baik, komit. Wita disuruh pertimbangin.

Adam belum merespon.

JUWITA (V.O.)

Bang?

ADAM

Iya, Wi.

JUWITA (V.O.)

Abang baik-baik aja kan? Gimana persiapannya?

ADAM

Alhamdulillah baik. Ya insya Allah minggu depan abang penuhi permintaan babeh.

Hening sebentar.

JUWITA (V.O.)

Wita sayang sama bang Adam.

Adam terdiam sesaat.

ADAM

Abang juga sayang sama Wita.

Juwita memutus sambungan telepon. Wajah Adam semakin lelah. Ia ambil buku “Ibrah Surat Ar-rahman”. Ia buka bagian tengah, membacanya hingga tertidur.


49.INT. DAPUR AMEL - DAY

Adam membereskan peralatannya, membersihkan meja dapur. Beberapa pegawai lalu lalang. Tiba-tiba terdengar suara teriakan.

AMEL (O.S.)

Woy, anjing! Di mana lo!

Para pegawai menghentikan aktivitas, mereka saling lihat.

AMEL (O.S.)

Gw harus bayar vendor! Bayar pegawai! Udah gila lu ya!

Tiba-tiba suara orang jatuh terdengar.

PEGAWAI 1 (O.S.)

Ci! Ci Amel! Astaghfirullah!

Adam bergegas ke arah Amel. Pemilik catering ini pingsan dan terbaring di lantai. Beberapa pegawai mengangkatnya dan menidurkannya di sebuah sofa. Seorang pegawai mengipasinya, seorang yang lain membawa segelas air putih.

50.INT. DAPUR AMEL - MOMENTS LATER

Amel sudah sadar. Wajahnya lesu, tatapan kosong. Adam dan para pegawai mengelilinginya.

ADAM

Ci, ada apa?

Amel menangis. Seorang pegawai berupaya menenangkan.

AMEL

Temen-temen. Uang pembayaran catering dibawa kabur oknum yayasan.

Tangis Amel semakin menjadi, dadanya terasa agak sesak.

PEGAWAI 2

Ci, udah Ci, minum dulu.

Amel meneguk air putih.

AMEL

Dua miliar. Dua miliar. Saya uang dari mana.. Tuhan Yesus.. Tuhan Yesus..

PEGAWAI 3

Apa perlu lapor polisi, Ci?

AMEL

Nanti. Nanti. Sekarang saya harus pikirkan gimana bayar gaji kalian. Bayar upah mas Adam.

Adam terlihat lesu. Amel kembali menangis.

ADAM

Ci, apa ada yang bisa saya bantu?

AMEL

Ngga usah mas. Ini urusan saya. Kalau sampai ngga ketemu itu orang, saya akan jual aset. Saya pasti penuhi kewajiban saya.

Adam menghela nafas.


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar