5. Sequence 5: Mencari Keluarga Sari

79.EXT. RUMAH KONTRAKAN ADAM - MOMENTS LATER

Adam dan Sopir berbincang.

SOPIR

Saya jemput di pinggir jalan, pak. Dia kasih saya alamat sama uang 200 ribu. Tadinya saya ragu, tapi saya liat alamatnya deket, yaudah saya ambil aja.

ADAM

Ngga ada yang nemenin dia?

SOPIR

Engga, pak. Yaudah, saya jalan ya pak.

Adam mengangguk.

ADAM

Makasih, pak.

Adam menoleh ke arah pintu rumah.

80.INT. RUMAH KONTRAKAN ADAM - RUANG MAKAN

Rosita menyuapi Sari dengan air putih. Nadia memandang Sari dari balik pintu kamar Adam. Sari kembali menangis saat melihat Nadia. Zul duduk di meja makan, berpikir.

Nadia keluar kamar, mendekat ke Sari yang sesenggukkan.

NADIA

Tante ini siapa?

ROSITA

Ini..

Zul memperhatikan Rosita. Adam datang.

ADAM

Itu adik ayah, namanya Tante Sarah.

Zul menengok ke Adam, tatapannya tajam.

NADIA

Oh. Halo tante.. Aku Nadia.

Rosita berupaya memaklumi. Wajah Adam penuh kesal, namun ia berupaya menutupi.

ADAM

Kalau begini, aku sama Bang Zul yang ke rumah Juwita. Kak Ros sama Nadia di rumah aja ya, temenin tante Sarah.

Nadia mengangguk.

81.INT. RUMAH HAJI RAMLI - DAY

Adam dan Zul duduk di hadapan keluarga besar Juwita.

HAJI RAMLI

Terima kasih atas kedatangan Pak Zul sama Adam. Saya sebagai orang tua tentu sangat senang karena Adam punya niat baik meminang Juwita.

Juwita tersenyum, namun melihat ada yang tak beres dengan Adam.

HAJI RAMLI

Wita, bagaimana?

JUWITA

Kalau memang babeh menyetujui, Wita bersedia, beh.

SELURUH KELUARGA

Alhamdulillah. Barakallah.

Adam tersenyum kecil. Zul masih agak tegang.

HAJI RAMLI

Alhamdulillah wa syukurillah. Kalau begitu, Insya Allah kita segerakan akad. Adam dan Wita sudah ada rencana tanggal?

JUWITA

Sudah, beh. Bulan depan tanggal 7.

ADAM

Iya, ji.

Haji Ramli mengangguk.

HAJI RAMLI

Ayo-ayo dimakan, diminum.

Para hadirin langsung menyantap makanan. Juwita memperhatikan Adam dengan tajam.

82.EXT. RUMAH HAJI RAMLI - DAY

Adam dan Juwita berbincang di halaman belakang rumah. Zul memperhatikan dari jauh.

ADAM

Suaminya kabur. Ngga kuat ngurusin.

JUWITA

Ya Allah. Kasihan banget. Aku ngga pernah tau abang punya adik.

ADAM

Ya dia kawin lari. Ninggalin keluarga. Udah aku anggep ga ada.

JUWITA

Terus Sarah akan tinggal di rumah abang?

ADAM

Sementara. Ngga mungkin juga dibawa ke rumah Kak Ros atau Bang Zul. Kak Ros rumahnya jauh di Medan. Bang Zul anaknya tiga. Ngga ada tempat.

Zul menghisap rokoknya dalam-dalam.

83.EXT. RUMAH KONTRAKAN ADAM - DAY

Adam membonceng Zul, sampai di rumah.

ZUL

Dam, jangan kenceng-kenceng.

Wajah Adam merah padam.

ZUL

Heh.

ADAM

Iya, bang.

Zul menghela nafas.

84.INT. RUMAH KONTRAKAN ADAM - DAY

Zul dan Adam masuk ke rumah. Rosita menyuapi Sarah semangkok bubur. Nadia duduk di sampingnya.

ZUL

Assalamualaikum.

ROSITA

Waalaikumsalam. Gimana bang?

ZUL

Alhamdulillah lancar. Nadia, ikut amang tua beli es krim yuk?

Nadia gembira seketika.

NADIA

Boleh yah!?

ADAM

Boleh sayang. Nanti Amang tua jajanin Nadia yang banyak.

NADIA

Yaiyyy!!

Rosita memahami situasi, menaruh mangkuk bubur di atas meja. Zul dan Nadia berangkat, menutup pintu. Adam memperhatikan Juwita di atas kursi roda. Suara motor terdengar, lalu beranjak hilang.

Adam seketika mengambil tas Sari. Ia keluarkan barang-barang.

ROSITA

Dam..

Adam menggeledah tas Sari yang lebih besar, ia keluarkan pakaian sari satu per satu.

ADAM

Mana handphone dia?

Rosita memberikan ponsel Sari ke Adam. Ia mengecek isi ponsel.

ROSITA

Sudah aku cek. Ngga ada nomer keluarganya.

Adam mengatur nafas, kesal. Sari tegang, air mata membasahi pipi.

ADAM

Ngapain lo kesini?

Sari tak mampu menjawab.

ADAM

JAWAB!

ROSITA

Dam, dia stroke! Kau jangan gitu.

ADAM

JAWAB!! NGAPAIN LO KE SINI? TAU DARI MANA ALAMAT GW!?

Air mata Sari semakin deras. Rosita menahan adiknya.

ADAM

Awas lo ya, berani-berani ngasih tau Nadia, gw buang lo.

ROSITA

Dam! jaga mulut kau!

ADAM

Biar! Biar dia tau kak!

Rosita menurunkan tensi.

ROSITA

Sari, sayang, siapa yang bisa kami hubungi?

Sari berusaha menggerakkan tangan, menunjuk ke sebuah kertas di atas meja. Rosita mengambilkan kertas dan pulpen. Sari dengan tangan gemetar menuliskan sebuah nomor telepon seseorang.

ROSITA

Siapa ini, Sar?

Sari menulis kata “Kak Nisa”. Tiba-tiba tubuh sari kejang.

ROSITA

Sar, Sari! Dam, ada obat di tasnya?

Adam kembali merogoh tas Sari, ada beberapa jenis obat. Tubuh Sari kejang semakin hebat. Kepalanya mendongak.

BLACK SCREEN

85.INT. RUMAH NISA - NIGHT (FLASHBACK)

Sari dan Adam 10 tahun lalu. Mereka berkunjung ke rumah NISA (30-an), kakak kandung Sari.

NISA

Terus habis nikah mau tinggal di mana?

ADAM

Nanti saya cari kontrakan, kak.

NISA

Dam, kamu pengangguran. Cari kerja dulu lah.

Adam menunduk.

SARI

Ya nanti kan bisa, kak. Adam juga masih ada tabungan. Ya kan, Dam?

ADAM

Iya, kak.

Nisa masih ketus.

NISA

Udah bener lo sama pacar yang kemaren. Bawa mobil, berduit. Ngapa jadi sama cowo ga jelas gini?

Adam terdiam.

SARI

Udah deh kak, gausah ngatur-ngatur gw. Gw ke sini mau ngasih tau rencana nikah. Tolong kasih tau mamang.

NISA

Emang lo udah tobat? Hah?

Sari berdiri, beranjak keluar rumah.

SARI

Bacot.

NISA

Sari! Sari!

Nisa geleng-geleng.

ADAM

Nanti Adam yang bantuin Sari berhenti, kak.

NISA

Kok lo mau sih, Dam?

Adam tak merespon.

NISA

Ya dia adik gw. Tapi kalo ngelonte ya ngelonte aja.

ADAM

Orang kan bisa berubah, kak Nisa.

Nisa mencibir.

86.INT. IGD RUMAH SAKIT - NIGHT

Sari tertidur di atas ranjang. Rosita duduk di sampingnya, membelai rambutnya. Adam berdiri memperhatikan. Tak lama, dokter datang.

DOKTER

Keluarga bu Sari?

Rosita berdiri.

ROSITA

Iya, dok?

DOKTER

Bu Sari kena epilepsi pasca stroke. Pasokan darah ke otak terganggu. Ini bisa terjadi untuk sebagian penderita.

ROSITA

Perlu dirawat inap, dok?

DOKTER

Engga perlu, saya sudah resepkan obat, tolong nanti diminum sehabis makan. Yang penting tolong pasien jangan stres. Jangan banyak pikiran.

Adam tak merespon.

87.INT. LORONG RUMAH SAKIT - NIGHT (CONTINUOUS)

Adam membawa kertas yang dituliskan oleh Sari. Ia menekan tombol-tombol ponselnya, menelepon.

ADAM

Halo?

Di ujung sambungan telepon, hening.

ADAM

Halo, Kak Nisa?

NISA (V.O.)

Iya.

ADAM

Ini Adam.

Kembali hening.

ADAM

Kak Nisa, saya minta tolong datang ke rumah sakit Abdi Sejahtera sekarang. Jemput Sari. Saya ngga mau tau.

NISA (V.O.)

Dam..

ADAM

Aku udah ngga ada sangkut pautnya sama Sari. Kakak yang urus.

Sambungan telepon mati.

ADAM

Halo? Halo!?

Adam mengatur nafas.

88.EXT. LAPANGAN BULUTANGKIS KAMPUNG - NIGHT

Ferdy bersama tiga pemuda sedang duduk sehabis bermain bulu tangkis. Ferdy terlihat lemas.

PEMUDA 1

Lemes amat bang.

PEMUDA 2

Hatiku sedih..

Bernyanyi.

PEMUDA 2

Hatiku gundah..

PEMUDA 3

Tak ingin pergi berpisah..

FERDY

Tai.

Ketiga pemuda tertawa.

PEMUDA 3

Masih banyak ikan di laut komandan. Aman barang itu.

PEMUDA 1

Kok bisa Haji Ramli milih Adam sih bang?

Ferdy terdiam.

PEMUDA 2

Si Wita ngga cuma ngurus anaknya Adam nanti, adeknya juga.

FERDY

Maksudnya?

PEMUDA 2

Lah lo belom denger bang?

Ferdy menggeleng.

PEMUDA 1

Waktu hari lamaran, adeknya Adam perempuan dateng ke rumah digotong sopir taksi. Sakit stroke.

PEMUDA 2

Pake kursi roda, bengak.

FERDY

Oh ya?

PEMUDA 3

Iye, orang bu Bejo sama bu Ika ngeliat.

PEMUDA 1

Dulu gw pernah ngobrol sama Adam. Bilangnya anak terakhir dia. Baru tau punya adek.

Ferdy tak merespon.

PEMUDA 1

Ayok satu game lagi?

Tiga pemuda bangun dari duduknya. Ferdy tak bergerak.

89.EXT. JALANAN JAKARTA - DAY

Adam menutup baskom bubur di atas motor, keringat agak bercucur di wajah. Ia duduk di pinggir jalan. Tak lama, ponselnya berdering. Nomor Nisa terpampang.

ADAM

Halo!?

NISA (V.O.)

Dam. Besok temui kakak di stasiun bisa?

Adam berdiri.

ADAM

Kak, kakak ngga bisa biarin Sari di rumah aku.

NISA (V.O.)

Itu yang mau aku bicarakan.

Adam tak merespon.

NISA (V.O.)

Bisa kan, Dam?

ADAM

Jam berapa?

Adam penuh harap.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar