Lira bukan gadis biasa. Berjilbab, suka membangkang, dan sering buat guru-guru geleng kepala. Di matanya, hidup adalah permainan yang bisa ditertawakan. Tapi di balik tawanya, ada luka yang tak pernah benar-benar sembuh.

Ketika ia memutuskan untuk kabur dari rumah, hidup memberinya pelajaran yang tak tertulis di buku pelajaran: tentang kesepian, kematian yang nyaris menjemput, dan arti dicintai secara diam-diam oleh orang yang selalu marah padanya.

Dari lorong sekolah hingga gang sempit yang gelap, dari kenakalan remaja hingga pencarian makna hidup, kisah Lira membawa kita menyusuri perjalanan luar biasa seorang gadis yang akhirnya tumbuh menjadi filsuf besar—bukan karena ia tahu segalanya, tapi karena ia pernah kehilangan segalanya.

Sebuah kisah coming-of-age yang penuh emosi, tawa getir, dan kejutan—tentang tumbuh, patah, dan bangkit kembali.