Daftar isi
#1
Prolog
#2
Awal yang Buruk
#3
Para Cowok Idola
#4
Hari-Hari Terakhir Liburan
#5
Kelas Siang
#6
Tempat Rahasia
#7
Si Raja Horor
#8
Untung Bukan Kami!
#9
Wajah Baru
#10
Ulangan Pertama
#11
Cowok Bernama Jonathan
#12
Menelepon Jonathan
#13
Bolos
#14
Memang Siapa yang Mau Bolos?
#15
Mending Bolos, Deh!
#16
Maaf, Ya?
#17
Akhir Semester
#18
Ada yang Pergi
#19
Semester Baru
#20
OSIS
#21
Rahasia Mikha
#22
Rahasia Audy
#23
Cita-Cita
#24
Negosiasi
#25
Rencana ke Bandung
#26
Menuju Bandung
#27
Perjalanan Menuju Bandung
#28
Bandung
#29
Rahasia Nicky
#30
Back For Good
#31
Kembali ke Jakarta
#32
Pernyataan
#33
Gosip
#34
Penegasan
#35
Pengakuan
#36
Menemukan Cita-Cita
#37
Misteri Silvi
#38
Akhir yang Indah
#39
Epilog
Apakah Anda akan menghapus komentar ini?
Apakah Anda akan menghapus komentar ini?
#9
Wajah Baru
Bagikan Chapter
Chapter Terkunci
Cuplikan Chapter ini
Audy benar-benar heran. Rio, kan, murid baru. Kok belum apa-apa sudah berani main gencet begitu? Atau ... jangan-jangan ia di-DO dari sekolah lamanya?
Beli Chapter
Baca chapter ini, detik ini juga
Rp2.000
atau 2 kunci
Beli Novel
Semua chapter akan terbuka
Rp36.000
atau 36 kunci
Chapter Sebelumnya
Chapter 8
Untung Bukan Kami!
Chapter Selanjutnya
Chapter 10
Ulangan Pertama
Sedang Dibicarakan
Novel
Lagu Pengantar Tidur Mayat
Hideyo Sakura
Novel
Bronze
Reckoning of the Heart
Athar Farha
Novel
Bronze
CERITA HUJAN KOTA KEMARAU
KUMARA
Novel
Bronze
Thin Is My Love
Diena Mzr
Novel
Bronze
Unbeatable Greengrocer
Ilma Laila
Cerpen
Youth Stride
Kosong/Satu
Cerpen
Bronze
Gembel di Tanah Asing
Bang Jay
Novel
Gold
Muda Mulia
Mizan Publishing
Novel
Bronze
When Winter Meets Summer
Fissilmi Hamida
Novel
Bronze
We're (Not) Really Break Up
Keita Puspa
Flash
Saudade
Katara Nadir
Flash
Bronze
Notifikasi Suka
Gia Oro
Novel
One Suku
softinkhaze
Flash
Menjinakkan Naga
Impy Island
Flash
Bronze
Dan Kini Usai
A.S Rahayu
Cerpen
Bronze
Sepersekian Tahun yang Lalu
Nisa Amalia
Novel
Keysha
nesya ekda
Cerpen
Di Balik Sebuah Fitnah
Hendra Wiguna
Flash
Bronze
sepatu untuk adik
susi purwaningsih
Cerpen
Bronze
Senyummu Berbeda
Fataya