Senandika di Balkon Laut
#5
Syair Malam dan Tangis Pagi
Bagikan Chapter
Chapter Terkunci
Cuplikan Chapter ini
Puisimu lembut seperti melodiTangismu rintih seperti merantiSejak momen itu saat Lamun menyatakan perasaannya di pameran seni taman budaya Inka belum memberikan jawaban Setiap kali ia mengingat wajah Lamun yang penuh ketulusan kala itu ada rasa hangat yang menjalari hatinya tetapi juga keraguan yang tak bisa ia abaikan Lamun seperti biasanya tidak memaksa Ia tetap bersikap hangat dan sopan membiarkan waktu berjalan dengan sendirinya Dalam setiap pertemuan mereka di kampus Lamu
Beli Chapter
Baca chapter ini, detik ini juga
Rp1.000
atau 1 kunci
Beli Novel
Semua chapter akan terbuka
Rp5.000
atau 5 kunci
Chapter Sebelumnya
Chapter 4
Kota Padang, Pantai dan Pameran
Chapter Selanjutnya
Chapter 6
Rahasia Besar
Sedang Dibicarakan