Flash Fiction
Disukai
1
Dilihat
4,866
Tim Bureau - Dua Sisi Cermin
Misteri

Tim Bureau menarik kain putih yang menutupi jasad di hadapannya. Dia menekan lengan politisi Inggris itu dengan ibu jari. "Kematiannya kuperkirakan kurang dari tiga jam lalu."

"Dari mana kamu tahu?" tanya Jim, atasannya di Kepolisian London.

"Tekanan ibu jariku di lengannya hanya mengubah warna kulitnya sesaat, sebelum menghilang. Ini menunjukkan pembuluh kapiler belum benar-benar rusak. Tapi ini deduksi sementara. Kalau ada petunjuk lain mungkin akan lebih jelas."

Jim melemparkan pandangan ke cermin yang tergantung di dinding. "Tidak ada yang bisa memecahkannya."

Tim menyelisik goresan lipstik di cermin yang berisikan pesan. Lebih tepatnya, sebuah tantangan pembunuh yang menyebut dirinya "Dua Sisi Cermin".

Tim termenung sejenak, lantas tersenyum. "'Reverse'. Pembunuhnya seorang penulis bernama Diana Keane."

"Bagaimana kamu bisa tahu?"

"Dia menyebut dirinya 'Dua Sisi Cermin'. 'Cermin', ini menunjukkan kalau dia penulis. Sedangkan 'Dua Sisi' artinya agar kita mengambil huruf awal dan akhir di setiap kalimat. Lihat ini." Tim menulis kalimat-kalimat itu sekali lagi.

Derek sangat pantas mati lantaran anti-egalitarianisme.

Inilah yang kunantikan selama bertahun-tahun.

Akhir hidupnya memang telah kurancang sempurna.

Neraka yang baru dia rasakan karena ucapannya yang bermuatan rasisme.

Aku sudah muak dengannya yang berhati busuk.

Tim menulis lagi dengan susunan kalimat terbalik.

Aku sudah muak dengannya yang berhati busuk.

Neraka yang baru dia rasakan karena ucapannya yang bermuatan rasisme.

Akhir hidupnya memang telah kurancang sempurna.

Inilah yang kunantikan selama bertahun-tahun.

Derek sangat pantas mati lantaran anti-egalitarianisme.

Jim mengangguk repetitif. "Akan kuperintahkan orang untuk menangkapnya."

TAMAT

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
#Koji oh. Sip. 🤗
@egidperdana89 : Typo pak. "Jati".
@Koji kati itu apa? Maaf, Awam soal istilah detektif. 😁
@egidperdana89 : Ada org yang merasa tertantang agar kati dirinya diungkap, karena dia yakin tidak ada yang bisa mengungkapnya.
wah, bisa belajar jadi detektif. 😁 Tapi kenapa pembunuhnya seolah ngungkapin diri?
Rekomendasi dari Misteri
Rekomendasi