Abimana hanyalah seorang asisten kepala proyek yang bertugas untuk mengawasi jalannya sebuah mega proyek di Bukit Barat. Ia tidak menyangka perjalanan bisnisnya berujung petaka. Ia dan puluhan pekerja proyek terjebak dalam pusaran magis di Bukit Barat. Satu persatu pekerja proyek menghilang tanpa jejak. Di sisi lain, kebenaran mulai terkuak saat Sang Barat muncul. Bagaimanakah nasib Abimana beserta pegawai proyek lainnya?
***

Desain book cover ini didominasi dengan warna ungu yang melambangkan unsur magis dan imaginatif dalam cerita Bukit Barat. Sosok Sang Barat diilustrasikan sebagai sebagai sosok yang tinggi dan besar untuk menciptakan kesan yang mengintimidasi dan berkuasa. Sedangkan tokoh utama, Abimana, digambarkan sebagai manusia dengan postur tubuh jauh lebih kecil dari Sang Barat untuk menimbulkan kesan lebih lemah karena berada di dalam daerah kekuasaan Sang Barat.

Kedua tangan Abimana memegang sumber cahaya melambangkan bahwa nasib dirinya dan seluruh pekerja proyek bergantung pada Abimana. Cahaya layar ponsel pada tangan kirinya melambangkan akal dan pengetahuan dari dunia manusia, sedangkan cahaya dari lentera pada tangan kanannya melambangkan ilmu spiritual. Abimana membutuhkan keduanya untuk bisa berhadapan dengan Sang Barat.

Rembulan yang berwana putih bersemu merah jambu melambangkan harmoni dan awal baru. Ranting yang membingkai gambar utama melambangkan cengkraman Sang Barat terhadap nasib Abimana.