TOXIC
4. ANOTHER TERROR

LILIAN

Kakak! Kok diem aja?

 

Terlihat Roy yang sedang melepaskan tali sepatu, dia pun ikut kaget melihat Lilian berdiri di depannya.

 

ROY

Hahaha maaf.. aku mau bangunin kamu kok, Elena.

LILIAN

Cih aku gak suka nama itu.

ROY

Kenapa? Cantik juga kok.

LILIAN

Tapi aku gak suka.

ROY

Tapi biarin aku satu – satunya orang yang manggil nama aslimu, ya?

LILIAN

Ah daripada itu, buatkan aku makanan, aku laper sekali..

ROY

Tenang aja.. aku udah beliin makanan kesukaanmu.

LILIAN

Ah! Sushi? Timunnya udah disingkirin kan? Aku kan gak suka.

ROY

A-aa sudah kok.

LILIAN

Hihi.. ayok kita makan bareng.

 

Roy menyiapkan berbagai macam sushi untuk Lilian di meja makan. Lilian pun melahapnya tanpa ragu. Dia tampak senang dengan rasa gurih di dalam mulutnya. Roy merasa kondisi Lilian kembali seperti semula karena dia bisa makan dengan lahapnya. Melihat Lilian yang kembali tersenyum membuat Roy ikut lega.

 

ROY

Ini tuna kesukaanmu.

LILIAN

Hm? Gak kok.. itu kan kesukaan kakak.

ROY

Ha? Oh iya ya.. hahaha.

 

Roy merasa ganjal mendengar kata – kata yang keluar dari mulut Lilian. Tapi dia mencoba lagi untuk membuang pikiran itu.

 

ROY

Kamu udah baikan?

ELENA

Hm? Udah kok. Obatnya ampuh banget.

ROY

Baguslah. Besok kamu gak apa - apa kalo mulai kerja lagi?

ELENA

Bisa lah. Aku malah bosan di sini.

ROY

Kalo gitu ini ada naskah baru buatmu. Kalo kamu keberatan bilang aja.

 

Raut wajah Elena tampak masam. Dia membaca sekilas sinopsisnya.

 

ROY

Cerita tentang survive gitu. Lokasinya di gunung. Kamu gak apa – apa?

ELENA

Haha kenapa? Kayaknya seru.

 

Elena mengatakannya dengan mulut bergetar.

 

27. Scene 27. Ext. Sepanjang jalan - pagi

INSERT - MOBIL

Roy dan Lilian sedang perjalanan ke tempat untuk pembacaan naskah dengan menggunakan mobil. Seperti biasa untuk menghilangkan kesunyian, Roy menyalakan radio.

 

HOST-O.C

Sekarang kita bacakan surat yang dikirim oleh penggemar radio kita ni.. Dari anonim.. “kak mau titip salam dong.”

 

Lilian yang sedang memejamkan mata terbangun.

 

HOST-O.C

Mau titip salam buat temanku yang sudah jauh di langit sana. Walaupun kita berpisah tapi aku akan selalu mengingatmu. Lagu ini kita nyanyikan bersama..

 

MONTAGE-MASA SEKOLAH

September, 2015

Elena telah selesai melantunkan sebuah nada dengan petikan gitar di klub musik. Elena tidak sadar bahwa daritadi dia diamati oleh seseorang.

 

ANNA

Elena! bagaimana kalo kita buat lagu untuk debut kita. Kita harus bagikan persahabatan kita lewat lagu.

ELENA

Aku gak bisa.

ANNA

Dicoba dulu aja.. aku buat liriknya deh.

 

MONTAGE-MASA SEKARANG

 

HOST

Kalau gitu mari kita dengarkan lagu dari..

Lilian

KAK CEPAT MATIKAN RADIONYA!

 

Roy kaget mendengarnya sehingga dia tanpa bertanya lagi mematikan radio tersebut.

 

ROY

Ada apa?

 

Roy yang daritadi memperhatikan jalanan, mulai melirik ke arah Lilian karena tidak membalas Roy. Ternyata tubuh Lilian sedang menggigil.

 

ROY

Elena! kamu gak pa pa?

 

Pikiran Lilian seakan – akan tidak berada di situ. Dia tidak mendengar suara Roy. Lilian pun terlihat tidak sehat. Tubuh yang bergetar, kedua tangan menutup kedua telinganya erat – erat. Lilian bergumam sesuatu.

 

LILIAN

Dia hampir membunuhku.. dia hampir membunuhku.. dia hampir membunuhku..

 

Roy yang melihat Lilian seperti sudah kehilangan akal itu menghentikan mobilnya ke tepi yang sepi tidak dilalui kendaraan.

 

ROY

Elena! Elena! Sadarlah!

 

Roy meneriakinya dan sedikit mengguncangkan tubuhnya. Kemudian Lilian kembali sadar.

 

LILIAN

Eh.. a-ada apa kak?

ROY

Kamu kenapa?

LILIAN

Em um.. iya.

 

Lilian seperti kerasukan sesuatu. Dia juga tidak menjawab pertanyaan Roy dengan benar.

 

ROY

Kamu sakit?

LILIAN

Gak. Jalan aja kak udah telat.

 

Roy hanya bisa menyanggupinya. Roy berpikir kesehatan mentalnya masih terganggu karena teror waktu itu. Roy tidak ingin menanyakan lebih lanjut karena itu akan mempengaruhi mentalnya lagi. Dia sekarang agak sensitif setelah kejadian itu.

 

CUT TO – LORONG APARTEMEN

Teror itu tidak berlangsung lama, setelah pembacaan naskah sudah ada kado yang menanti di depan kamar apartemennya. Roy yang seperti biasa datang ke apartemen Lilian untuk membawa makanan.

 

SFX. TEMPAT MAKAN JATUH

 

ROY

ELENA!

 

Lilian jatuh tersungkur. Tubuhnya yang menggigil meringkuk ke tembok. Roknya bersimbah darah.

 

ROY

Elena kamu gak pa pa?!

 

Roy segera menghampir Lilian. Roy melihat secara seksama keadaan Lilian. Darah yang berada di roknya tidak berbau anyir artinya cairan berwarna merah itu bukanlah darah.

LILIAN

Ka-kak singkirkan itu!!

 

Ternyata cairan berwarna merah itu berasal dari sebuah kotak yang berada di depan pintu apartemennya. Saat Roy melihat ke dalam isinya ternyata berisi tengkorak menyerupai manusia. Ada secarik kertas berlumuran cairan merah menyerupai darah itu. Roy mengambil itu dan bertuliskan : “BaGaIMaNA kAu MaSIh bISa BerSEnaNG – bERseNaNg MeNjAdi aKtRis.” Roy masih tercengang melihatnya tapi dia kembali sadar dan lebih memilih mengurus Lilian yang utama.

 

ROY

Gak apa – apa. Masuklah. Biar aku bersihkan ini.

 

Roy membantu Lilian masuk ke dalam apartemen. Dia juga mengambil lap yang ada di dalam dan segera membersihkan itu sebagai barang bukti.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar