THROPY KEMATIAN
3. Bagian #3

FADE IN

1. INT. KAMAR ASRAMA — MALAM

CAST: ALENKA, LALUNA, CITRA

ALENKA melayang menembus dinding. Muncul di dalam kamar asrama LALUNA.

LALUNA sendirian, terlihat bersiap untuk tidur.

ALENKA melayang mendekat.

LALUNA berguling ke kiri, bergelung di balik selimut, matanya terpejam.

ALENKA mendekati LALUNA, menarik selimutnya perlahan.

LALUNA membuka mata. Menatap Alenka. Matanya membelalak ngeri.

ALENKA mendekap mulut LALUNA, teriakan LALUNA teredam.

LALUNA memberontak, menjejak-jejakkan kaki.

Pintu di ketuk dari luar, ALENKA menghilang.

LALUNA menatap pintu dengan tatapan ketakutan. Dadanya naik turun, nafasnya tersengal.

LALUNA bergerak membuka pintu.

Wajah CITRA muncul di balik pintu.

CITRA

Maaf terlambat masuk kamar. Ibuku datang menjenguk.

LALUNA mengangguk sekilas, berbalik dan kembali ke tempat tidur.

LALUNA

Aku tidur dulu. Aku sangat lelah.

CITRA

Maaf mengganggu istirahatmu.

LALUNA

Tidak masalah. Santai saja. Maaf aku ngantuk sekali. Bukan bermaksud mengabaikanmu.

CITRA tersenyum canggung, mengangguk.

CITRA

Tak apa. Istirahatlah. Aku mau mandi dulu.

LALUNA berbalik di tempatnya berbaring, bergelung di dalam selimut, tetapi matanya terbuka lebar.

LALUNA (V.O)

Benarkah anak itu bunuh diri seperti yang dikatakan Amanda. Atau, aku juga bermimpi. Tetapi bukankah kalau setan sudah berniat membunuh, dia tidak akan menghilang hanya karena ketukan di pintu? Tapi kenapa dia langsung menghilang?

LALUNA berbalik, menatap dinding kamar mandi di samping tempat tidur Citra.

LALUNA (V.O)

Hantu biasanya kan suka membunuh di kamar mandi. Tapi sepertinya Citra baik-baik saja di dalam sana. Tidak ada teriakan atau suara-suara tidak wajar. Yah, setidaknya belum.

SOUND EFFECT

gemericik air shower

CUT TO:

CITRA keluar dari kamar mandi mengenakan baju tidur bergambar beruang berwarna pink. Rambut panjangnya basah tergerai.

CITRA menatap Laluna yang bergelung di balik selimut.

CITRA naik ke atas tempat tidur, menarik selimut, tidur.

DISOLVE TO:

2. INT. GOR — MALAM

CITRA bermimpi berada di dalam pertandingan final. Alenka menonton di tribune terdekat.

ALENKA

Aku tidak ingin membunuhmu karena kau baik padaku selama ini. Tapi kau bermain lebih baik dari aku. Papaku tidak menyukainya. Aku harus menjadi yang terbaik.

CITRA tidur dengan gelisah. Tubuhnya terlihat berbalik ke kanan dan kiri.

CUT TO:


3. INT. KAMAR ASRAMA — MALAM

TENGAH MALAM

Jam kecil di atas meja berdentang 12 kali.

LALUNA duduk dengan cepat, mendelik ketakutan.

LALUNA

Tidak! Tidak! Kau tidak boleh menggangguku. Tidak. Pergi!

CITRA membuka mata, menoleh.

CITRA

Laluna? Ada apa?

LALUNA melompat ke atas tempat tidur Citra.

LALUNA

Tolong. Tolong aku. Anak itu mau membunuhku.

CITRA memeluk pundak Laluna.

CITRA

Siapa?

LALUNA

Gadis itu. Anak yang mati bunuh diri itu.

CITRA mengerutkan kening.

LALUNA

Dia di sini. Hantunya di kamar ini. Aku mau pindah kamar. Aku tak mau di sini. Aku mau pergi.

CITRA

(Berbisik)

Kau yakin?

LALUNA

Ya. Dia juga mengganggu Amanda sebelumnya. Itu yang membuat Amanda kalah. Dia ketakutan. Dia bilang hantu itu mengancam akan membunuh Amanda kalau dia memenangkan pertandingan.

Citra menatap sekeliling kamar.

CITRA (V.O)

Alenka. Apa yang terjadi padamu. Apa kau meninggal dengan tidak wajar.

CITRA

(Menggenggam tangan Laluna)

Jangan takut, Laluna.

LALUNA menggeleng kacau.

LALUNA

Aku mau pulang. Aku tidak mau di sini. Anak itu akan membunuhku.

CITRA

Sstt.. tenanglah. Jangan menyerah hanya karena hal seperti ini. Kita tinggal selangkah lagi.

LALUNA menggeleng.

CITRA

Sudah, sekarang tidur di sini saja berdua denganku. Jangan takut. Dia tidak akan mengganggu kita. Aku mengenal Alenka. Dia anak baik. Aku satu kamar dengannya sebelumnya.(beat)
(Menatap kosong ke arah tempat tidur Laluna) Besok kita menemui panitia dan minta pindah kamar. Yang kau tempati itu memang dulu tempat Alenka, maafkan aku.

LALUNA menatap Citra ragu, kemudian mengangguk dan berbaring. Citra mengikuti berbaring di sisinya.

CUT TO:


4. INT. KORIDOR ASRAMA ATLET — SORE

CAST: ALENKA, LALUNA, CITRA

CITRA dan LALUNA berjalan di sepanjang koridor, membawa tas ransel besar.

Mereka menuruni tangga ke lantai 3.

CITRA berhenti di depan kamar nomor 3-13, mengeluarkan kartu akses untuk membuka pintu.

CITRA

(Berbisik)

Pelatih tadi bilang, kamar ini satu-satunya yang masih kosong.

LALUNA

Tak apa lah, yang penting dia tidak mengganggu.(beat)
(Bergumam) Padahal kamar di sini banyak sekali.

CITRA

Mereka bilang banyak keluarga atlet yang menyewa kamar untuk menonton pertandingan-pertandingan final. Banyak sekali pertandingan final yang akan dilaksanakan minggu ini.

LALUNA mengangguk.

Kamar terbuka, gelap dan suram karena gorden dan kelambu tertutup rapat.

CITRA memasukkan card lock ke saklar lampu. Lampu menyala redup.

LALUNA

Kenapa lampunya redup begini? (Mencengkeram lengan Citra)

CITRA

Belum di nyalakan. (Menekan saklar lampu utama)

CITRA dan LALUNA memasuki kamar.

LALUNA memilih ranjang samping kiri, CITRA di sisi satunya.

CITRA

Kau mau mandi dulu?

LALUNA

Tidak. Kau saja duluan. Aku mau menata baju.

CITRA masuk kamar mandi.

CUT TO:

LALUNA menatap ke segala arah. Tangannya meraba tengkuk, bergidig.

LALUNA membuka ransel, mengeluarkan baju, membuka almari pakaian. Lampu almari mati.

LALUNA (V.O)

Kenapa tidak menyala.

LALUNA menata baju, tangannya meraba-raba dalam remang.

ALENKA berdiri mengawasi di dalam sudut gelap almari. Sesekali tangannya terjulur, hampir menarik lengan Laluna.

CITRA keluar dari kamar mandi, mengenakan blue jins 7/8 dengan T-shirt putih bergambar mickey mouse. Rambutnya tergerai basah.

CITRA

Laluna,(beat)
Aku ada janji dengan beberapa anak untuk minum kopi di bawah. Kau mau ikut?

LALUNA menoleh. Menggeleng.

LALUNA

Tidak, terima kasih. Aku mau istirahat saja.

CITRA

Kau yakin...?

LALUNA menatap sekeliling kamar, kemudian mengangguk.

LALUNA

Tidak apa. Sepertinya di sini lebih nyaman daripada di kamar sebelumnya. Aku akan baik-baik saja. (Tersenyum)

CITRA

Oh, baiklah. Kalau begitu aku pergi sekarang, ya.

LALUNA mengangguk.

CITRA mengenakan sepatu kanvas putih tinggi merk convers.

CITRA membuka pintu dan melambai sebelum menutupnya.

LALUNA balas melambai.

LALUNA selesai mengemasi pakaian, meraih handuk dan membuka pintu kamar mandi.


5. INT. KAMAR MANDI — MALAM

CAST: LALUNA, ALENKA

LALUNA menatap wajahnya di kaca lebar. Wajahnya terlihat sangat lelah.

LALUNA mencuci muka.

LALUNA memakai handuk wajah, menatap kembali wajahnya pada cermin lebar.

LALUNA mundur dengan kaget. Pantulannya di cermin menunjukkan wajah ALENKA.

LALUNA

Kau! M-mau apa kau?

ALENKA menatap datar dari balik cermin.

LALUNA

Pergi! (Melempar handuk ke kaca)

Bayangan ALENKA menghilang.

LALUNA menghela nafas lega.

LALUNA (V.O)

Ternyata cuma pikiranku. Ah, Laluna... Jangan panik, Laluna. Dia sudah pergi. Dia tidak mungkin berada di sini.

LALUNA membuka kelambu menuju bath up, mengisinya dengan air hangat.

LALUNA mencari sikat giginya, tidak ada.

CUT TO:


6. INT. KAMAR — MALAM

CAST: LALUNA, ALENKA

LALUNA membuka almari pakaian, tangannya meraba-raba mencari sikat gigi.

LALUNA

Ah, sial. Pakai mati lagi lampunya.

LALUNA meraba-raba di sudut almari.

CUT TO:

ALENKA berdiri di sudut gelap almari, mengambil sikat gigi, lalu menyodorkannya pada Laluna.

CUT TO:

Tangan LALUNA menyentuh sikat gigi.

LALUNA (V.O)

Melayang? Apa hanya perasaanku?

LALUNA cepat-cepat menarik sikat giginya.

LALUNA menutup pintu lemari, setengah membanting, berbalik, kembali ke kamar mandi.


7. INT. KAMAR MANDI — MALAM

CAST: LALUNA, ALENKA

LALUNA menatap wajahnya di cermin besar. Terlihat pucat dan ketakutan.

LALUNA (V.O)

Tidak mungkin. Dia tidak mungkin di sini. Dia sudah pergi.

Wajahnya di cermin terlihat lebih pucat dan tegang.

LALUNA

(Berbicara pada bayangannya)

Aku tidak menyakitimu.Ini kompetisi sehat. Aku menang secara sehat, tidak ada kecurangan. Kau tidak mempunyai alasan untuk memburuku.

ALENKA

(Menggema)

Tetapi aku punya alasan kuat untuk membunuhmu.

LALUNA berputar di tempat, melihat ke segala arah, mencari suara Alenka.

LALUNA

(Berteriak)

Jangan ganggu aku!

ALENKA muncul di sisi jendela kaca, menatap dingin.

LALUNA bergerak mundur. Kedua tangannya berpegang tepi washtafel di belakangnya.

LALUNA

K-kenapa kau ingin membunuhku.

ALENKA

Karena aku ingin membunuhmu.

LALUNA

(Menggeleng)

Aku tidak menyakitimu. Kau kalah karena kau tidak fokus. Aku tidak bermain curang.

ALENKA

Tetapi papaku murka karenamu.

LALUNA

I-itu bukan salahku.

ALENKA melayang mendekat, berhenti tepat di depan Laluna.

LALUNA panik meraih pasta gigi di atas wastafel, melemparmya ke arah Alenka.

LALUNA

Pergi! Pergi dari sini. Jangan ganggu aku.

ALENKA

Kau sudah merampas hidupku.

ALENKA menjulurkan tangan, mencekik leher Laluna.

LALUNA berusaha menarik lengan Alenka, tapi lengan Alenka terlalu kuat.

ALENKA

Dan kau menempati tempat tidurku.
(Mencengkeram lebih kuat) Matilah kau!

LALUNA memukul, meraih barang-barang di atas wastafel yang bisa dijangkaunya, melemparnya pada Alenka.

Barang-barang itu menembus tubuh Alenka.

ALENKA mengeratkan cengkeramannya pada leher LALUNA, Laluna mengerang lemah.

ALENKA melepas tubuh LALUNA. Tubuh lemas itu meluncur turun, matanya membelalak.

ALENKA berbalik, melayang pergi menembus dinding.

JUMP CUT TO:


8. INT. KAMAR — MALAM

CAST: CITRA, LALUNA

CITRA membuka pintu kamar.

CITRA

Laluna?

Laluna diam di balik selimut.

CITRA

Laluna. Kau sudah tidur?

LALUNA tidak menajwab.

CITRA tersenyum, berganti baju, kemudian tidur.

JUMP CUT TO:

CITRA bangun, membuka jendela kamar.

CITRA menoleh Laluna, Laluna masih tidur ditutup selimut dari ujung kaki sampai ujung kepala. Posisinya tidak berubah sejak semalam.

CITRA

Laluna. Kau tidak bangun? Pertandingan akan segera di mulai.

LALUNA tidak menjawab.

CITRA menatap beberapa saat, kemudian meraih handuk dan masuk kamar mandi.

JUMP CUT TO:

CITRA keluar kamar mandi, menatap Laluna yang terlihat tidak bergerak sama sekali.

CITRA

Laluna...

Tidak ada respon.

CITRA menarik perlahan selimut laluna. Matanya membelalak melihat Laluna terbaring dingin dengan mata memelotot.

CITRA berteriak, berlari membuka pintu kamar.

CUT TO:


9. EXT. LORONG KAMAR — PAGI

CAST: CITRA

Langit di luar mendung, membuat suasana lorong terlihat remang. Citra berlarian panik.

CITRA

Tolooong...! Tolooong...!

Pintu-pintu kamar terbuka. Kepala-kepala terjulur keluar.

WANITA BAYA

(Mendekat penasaran)

Ada apa?

CITRA

Tolong. Tolong teman saya. Dia... Dia...

CITRA berbalik, berlari masuk kamar.

CUT TO:


10. INT. KAMAR — PAGI

CAST: CITRA, PELATIH

CITRA masuk diikuti beberapa orang. Dua orang pelatih dan panitia ikut memasuki kamar.

CITRA menangis histeris, menunjuk tubuh pucat kaku Laluna di atas kasur.

Seorang PELATIH (37th), dan seorang PANITIA (42th),

berjalan mendekat.

PELATIH

Kapan kau menemukannya?

CITRA

(sesenggukan)

Baru saja. Aku bermaksud membangunkannya.

Seorang dengan kalung panitia menatap Citra curiga.

CITRA menggeleng cepat.

CITRA

Tidak. Bukan aku yang melakukannya. Semalam aku pergi keluar, dia tidak mau ikut. Waktu aku kembali, dia tidur dengan selimut menutup seluruh tubuhnya.(beat)
Aku memanggilnya, t-tapi ku pikir dia sudah tidur. Jadi aku tidak menganggunya.

CITRA menangis keras, tidak melanjutkan penjelasannya.

CUT TO:


11. INT. RUMAH AMANDA — PAGI

AMANDA terhenyak di sofa bulat di kamarnya, tangannya memegang ponsel.

INSERT

JUDUL BERITA: Atlet Bulu Tangkis Pekan Olah Raga kembali meninggal tak wajar.

AMANDA

LALUNA PITALOKA, Atlet bulu tangkis yang berhasil memenangkan pertandingan babak 8 besar dan bersiap maju ke babak semifinal pagi ini, ditemukan tewas terbunuh di dalam kamarnya.
Dokter yang mengautopsi mayatnya mengonfirmasi bahwa kematian Laluna terjadi karena henti nafas akibat dicekik menggunakan tangan kosong. Tidak terdapat bekas benda tumpul atau tali di lehernya yang membiru. Namun tim forensik menyatakan, tidak ditemukan sidik jari terduga pelaku atau pun teman sekamar Laluna pada bagian tubuh Laluna.

AMANDA mengusap air mata di pipinya.

AMANDA

Kau seharusnya mempercayaiku, Luna.

FADE OUT


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar