THROPY KEMATIAN
4. Bagian #4

FADE IN

1. INT. GOR — SIANG

CAST: ALENKA, PANITIA

GOR penuh sesak oleh penonton. ALENKA duduk di sudut gelap, menunggu. Pertandingan belum di mulai.

PANITIA (O.S)

Persiapan pertandingan semi final partai 1, tunggal putri. Citra Malika Vs Sani Beranai.(beat)
Pertandingan akan di mulai dalam 30 menit. Dimohon kepada para Atlet untuk segera mempersiapkan diri.

ALENKA melayang pelan dari tempatnya duduk mengawasi, bergerak menembus ratusan penonton, menuju kamar ganti.

CUT TO:


2. INT. KAMAR GANTI — SIANG

CAST: ALENKA, CITRA

ALENKA melayang menembus pintu yang tertutup rapat.

ALENKA menatap CITRA yang sibuk menguncir rambut di depan cermin toilet.

Lampu utama berkedip-kedip, kemudian redup seperti hampir padam.

CITRA mendongak, menatap lampu dari dalam cermin.

ALENKA berdiri di belakang Citra.

CITRA menoleh kaget, matanya menatap udara kosong.

CITRA kembali menatap cermin, melihat bayangan Alenka berdiri di belakangnya.

CITRA

Alenka...

ALENKA diam.

CITRA

(Suaranya bergetar)

D-doakan aku, ya Alenka.

ALENKA menatap dingin.

CITRA berbalik pelan, berhadapan dengan Alenka.

CITRA mundur satu langkah, tubuhnya tertahan wastafel.

CITRA

(Tergagap)

A-Alenka...

ALENKA menghilang.

CITRA menatap sekeliling, terlihat kebingungan dan takut.

ALENKA muncul di hadapan Citra, tangannya menggenggam leher Citra.

CITRA kaget, melepaskan diri, berlari ke arah pintu.

Sebelum Cirta tiba, pintu berayun menutup.

CITRA berlari, meraih hendel pintu, menariknya. Pintu terkunci.

CITRA

Toloong...! Tolooong...!

ALENKA tertawa menggema.

CITRA berbalik, menatap Alenka ketakutan.

CITRA

(Menggeleng panik)

Tidak. Jangan, Alenka. Jangan.

CITRA meraih vas bunga di dinding, melemparnya pada Alenka. Vas melayang menembus tubuh Alenka, pecah menabrak dinding.

Terdengar ALENKA kembali tertawa, tetapi mulutnya mengatup rapat, wajahnya datar, matanya menatap dingin.

ALENKA melayang semakin dekat.

CITRA menarik-narik handle pintu dengan panik, kemudian berlari ke salah satu bilik toilet.

ALENKA melayang menembus bilik kecil tempat Citra besembunyi.

CITRA menjerit histeris. Berlari keluar dari bilik.

CITRA berjalan mundur, menggeleng-geleng panik, menatap Alenka ketakutan.

ALENKA melayang pelan mendekati Citra.

CITRA bergerak mundur sampai tubuhnya menempel pintu. Tangannya kembali memutar handle pintu, masih terkunci.

CITRA menarik-narik paksa handle pintu, tidak bisa terbuka.

CITRA menendang-nendang panik.

CITRA melempar apa pun yang bisa di jangkau tangannya. Tas, sepatu, tempat tisu, tempat sampah. Barang-barang itu menembus tubuh Alenka.

CITRA meraih lampu gantung, memukulkan berkali-kali pada handle pintu sampai hancur berantakan. Tangannya tergores, berdarah.

CITRA berbalik, menatap Alenka yang masih berdiri menatapnya dingin.

CITRA berbalik menatap Alenka pasrah, menangis. Tubuhnya merosot turun, bersandar pada pintu.

CUT TO:


3. INT. GOR — SIANG

CAST: PANITIA

PANITIA mengulang panggilan kepada Atlet yang akan bertanding.

PANITIA

Panggilan ketiga kepada Citra Malika, Atlet tunggal putri dari PB Garuda. Mohon segera memasuki lapangan.

CUT TO:

ORANG TUA Citra berjalan panik mencari anaknya.

Terlihat PAPA CITRA (51th), berjalan cepat ke pintu keluar.

PAPA CITRA kembali dengan wajah panik, menggeleng.

MAMA CITRA (47th), mulai menangis.

CUT TO:

Seorang LAKI-LAKI jangkung berlari dari arah kamar ganti, mendekati beberapa orang dengan kalung bertuliskan panitia.

LAKI-LAKI JANGKUNG

(Berbisik tegang)

Hentikan pertandingan. Anak itu terluka di kamar ganti. Panggil tim kesehatan.

PANITIA bergerak serabutan. Dua orang berlari ke arah kamar mandi di ruang ganti atlet, dua orang memanggil tim kesehatan.

Dua orang panitia, tim kesehatan dan orang tua Citra berlari ke arah kamar mandi.

Tim kesehatan membawa tandu.

CUT TO:


4. INT. KAMAR GANTI — SIANG

CAST: PANITIA

Dua orang panitia mengangkat tubuh Citra yang bersimbah darah dari bawah wastafel.

MAMA Citra menangis histeris.

PAPA Citra menatap kosong.

Tim Kesehatan membebat luka di kepala Citra dengan cekatan, membawa Citra dengan tandu keluar gedung.

CUT TO:


5. INT. RUANG PERAWATAN RS — MALAM

CAST: CITRA, ALENKA, PERAWAT, MAMA CITRA

CITRA terbujur di atas tempat tidur, matanya terpejam.

ALENKA masuk, melayang pelan dari arah pintu.

ALENKA meniup telinga Citra.

CITRA membuka mata, tatapannya lurus ke depan, terlihat waspada.

ALENKA

(Berbisik)

Kau harus mati.

CITRA duduk dengan tiba-tiba. Matanya menatap ke segala arah.

ALENKA

Kau harus mati. Kau akan mati seperti Laluna. Tidak ada yang boleh memenangkan pertandingan melebihi aku. Aku juaranya.

CITRA

(Berteriak)

Tidak! Pergi! Pergi kau! Kau sudah kalah. Kau tidak boleh membalaskan kekalahanmu kepada kami. Pergi kau!

MAMA Citra keluar dari kamar mandi, berlari mendekati Citra.

MAMA CITRA

Citra, ada apa? Tenanglah. Tenang. Mama ada di sini

MAMA Citra berusaha menenangkan Citra, tangannya memeluk Citra.

CITRA mendorong mamanya hingga terjatuh di kursi.

CITRA melempar batal, guling, botol air mineral di atas meja, ke sembarang arah. Selang infusnya tercabut, darah mengalir dari tangannya.

MAMA Citra menekan bel berkali-kali untuk memanggil perawat.

PERAWAT (29th), berlari masuk.

PERAWAT

Nona Citra. Tenanglah. Ada apa?

CITRA

Dia datang. Dia di sini. Dia akan membunuhku! (Menarik baju perawat)

PERAWAT

Tidak ada yang akan membunuhmu di sini, Nona. Jangan khawatir soal itu. Kami selalu menjagamu. Kami melarang siapa pun masuk kecuali mama dan papamu.

CITRA

(menggeleng panik)

Kalian tidak akan bisa menghalanginya masuk. Dia ada di sini. Dia di sini! Dia akan membunuhku!

MAMA Citra menangis menatap putrinya.

Seorang PERAWAT LAIN (34th), masuk, membawa suntikan penenang.

CITRA di suntik, dan perlahan tertidur.

PERAWAT memasang kembali selang infus, mengikat tangan Citra pada birai tempat tidur.

JUMP CUT TO:

MAMA Citra tertidur di sofa panjang di samping tempat tidur Citra.

ALENKA duduk ambang jendela. Kelambunya berkibar pelan.

ALENKA

(Berbisik datar)

Citra... Citra... Bangun Citra.(beat)
Kau harus melihat dan merasakan kematianmu, Citra. Bangun. Citra...

CITRA membuka mata.

ALENKA tertawa nyaring.

CITRA berteriak histeris, matanya menatap Alenka yang tertawa di sampingnya.

CITRA

Pergi! Pergi kamu dari sini, pergi!

CITRA menatap ibunya yang tertidur.

CITRA

Mama...! Mama dia datang. Dia mau membunuh Citra. Mama tolong Citra Mama...!

MAMA Citra tidak bergerak, seolah tak mendengar teriakan Citra.

ALENKA tertawa semakin nyaring.

CITRA berteriak histeris, berusaha melepas ikatannya.

ALENKA melayang mendekat.

CITRA menatap ketakutan. Mulutnya terbuka, terlihat seperti menjerit tetapi tidak ada suara yang keluar.

ALENKA mengulurkan tangan, mencekik leher Citra.

CITRA berteriak, tetapi suaranya seperti menghilang. Kakinya menendang tapi terasa berat. Tangannya ingin menahan tangan Alenka, tapi terikat.

JUMP CUT TO:


6. INT. RUANG PERAWATAN RS — PAGI

CAST: MAMA CITRA, PERAWAT, DOKER

Matahari menerobos masuk dari jendela yang terbuka. Mama Citra membuka mata. Kepalanya menoleh ke arah jendela.

MAMA CITRA (V.O)

Jendelanya terbuka. Apa perawat masuk saat aku tertidur?

MAMA Citra duduk, menguncir rambut, kemudian berdiri. Menoleh menatap Citra yang masih berbaring.

MAMA Citra menatap Citra, terlihat olehnya Citra tidur dengan mata membelalak lebar, mulut menganga, kepala sedikit mendongak, satu kakinya terjatuh ke samping tempat tidur. Tangannya masih terikat erat.

MAMA Citra berjalan cepat ke tempat Citra.

MAMA CITRA

Citra...(beat)
Citra... (Menggoyang-goyangkan tubuh Citra)
CITRAAA...!

MAMA Citra menekan bel untuk memanggil perawat berulang kali, wajahnya terlihat sangat panik. Baru berhenti menekan setelah perawat membuka pintu.

MAMA CITRA

Tolong, suster. Tolong anak saya.

PERAWAT (38th), berlari mendekat.

PERAWAT

Apa yang terjadi, Bu? (Memegang tangan dan wajah Citra)

MAMA CITRA

Aku tidak tahu. Saat aku terbangun dia sudah seperti ini.

PERAWAT membenahi posisi kaki Citra yang menggelantung, melepas ikatan tangan, kemudian memeriksa nadi.

PERAWAT

Saya akan menghubungi dokter jaga. Tunggu sebentar.

PERAWAT berlari keluar.

MAMA CITRA menunduk di samping Citra, menggenggam tangan Citra.

MAMA CITRA (V.O)

Kenapa tubuhnya dingin sekali.

MAMA CITRA menarik selimut menutupi seluruh tubuh Citra.

CUT TO:

PERAWAT masuk bersama Dokter jaga.

MAMA CITRA berdiri, memberi tempat untuk dokter.

DOKTER (42th), membuka selimut, memeriksa nadi di tangan dan leher Citra.

DOKTER diam, menatap kosong. Tangannya bergerak perlahan menutup mata dan mulut Citra.

MAMA CITRA

Ada apa dengannya , Dok?

DOKER menoleh.

DOKTER

Apa dia semalam terbangun?

MAMA CITRA

(Menggeleng)

Tidak. Dia tidur dengan nyenyak. Ada apa dengannya?

DOKTER

(Bernafas panjang)

Maafkan saya, Bu. Kalau putri ibu sama sekali tidak terjaga, kemungkinan besar saya perkirakan putri ibu mengalami mimpi buruk, kemudian mengalami sleep paralysis. Ketindihan.

MAMA CITRA menatap kaget. Dagunya berkerut.

DOKTER

Sebenarnya dalam kondisi umum hal ini tidak berbahaya. Tidak akan menyebabkan kematian sama sekali.(beat)
Akan tetapi, karena Alenka dalam kondisi lemah dan jalan nafasnya pun belum stabil, maka kasus sleep paralysis bisa mempengaruhinya lebih hebat, bahkan bisa mengganggu kerja jantungnya. Tetapi bagaimanapun, kami akan melakukan observasi lanjutan terlebih dahulu untuk menemukan penyebab kematiannya yang sangat mendadak.

MAMA CITRA membuka mulut, terlihat seperti akan berbicara, kemudian jatuh pingsan.

FADE OUT:













Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar