THE AUTHORS
Daftar Bagian
15. Pembagian Sembako Atas Nama Bapak

Episode 15

Sc. 79. EXT - CAFE - SORE

Ana duduk seorang diri di sebuah cafe yang cukup ramai. Meminum milkshake sendirian. Wajahnya muram, hitam mata panda terlihat sangat jelas melingkari mata. Sesekali Ana menyeruput minumannya, dengan wajah lesu. Kemudian menatap ke depan dengan tatapan kosong tanpa semangat.

ANA (V.O) : Hufftt ... Kenapa sekarang makin rumit, sih? Bukan hanya Mbak Nisa, bahkan aku merasa beberapa dari mereka memang menjauh dariku. Apa aku begitu buruk?

Ana tertunduk. Menarik napas panjang dan mengembuskannya secara perlahan. Ana membuka tas dan mengambil ponsel, lalu mengotak-atiknya.

ANA (V.O) : Aku memang tidak pantas ada di sana. Tulisanku tak sebanding dengan tulisan mereka. Aku paling buruk diantara mereka.

Ana membuka group wa author dan mengetik sesuatu.

ANA (S.O) : Assalamualaikum, Mbak, Uni. Maaf ya, izin left sementara mau fokus sama event di kwikku.

Lalu Ana menekan tombol kirim. Beberapa saat Ana menunggu, tapi tak ada yang merespon hingga akhirnya Ana tertunduk, lama. Kemudian mendongak dan memutuskan left dari group author. Ana menyandarkan kepala di meja, perlahan menangis.Tapi segera ia menegakkan badan dan menghapus air mata saat sadar kini dia ada di tengah keramaian. Ana bangkit dan membayar minuman. Setelahnya keluar dari cafe dan pergi dengan sepeda motornya.

CUT TO

Sc. 80. INT - RUMAH EDI/KAMAR ANA - MALAM

Ana duduk menunduk di ujung ranjang. Matanya terpejam mendengarkan telepon dari Maya.

INTERCUT

MAYA
Jangan gitu lah, Dek. Kita berjuang sama-sama. Jadi bagaimana dengan tujuan kita yang akan sama-sama berjuang menegakkan dunia literasi yang aman dan ramah. Polusi literasi di Indonesia ini udah bikin sesak, Dek. Kalau bukan kita yang mulai siapa lagi? Dek, Uni nggak mau adek begini.
ANA
(Diam, sesekali mengusap air mata) Un, aku ... (Memejam) Aku nggak bisa, Un. Aku nggak pantas ada di tengah-tengah kalian. Aku tuh ngerasa paling buruk, Un.
MAYA
Cuma masalah kek gini aja Adek nyerah? Mana
tuh Ana yang Uni kenal centil dan ceria dan nggak pantang menyerah, Mana?

Ana mendengkus tertawa, seraya menggelengkan kepala.

ANA
Banyak yang nggak suka sama aku di sana, Un.
MAYA
Tapi Uni suka sama Adek. Ayolah Dek jangan kek begini. Please ... Uni mohon sama Adek. Balik lagi, ya?
ANA
Kasih aku waktu, Un. Aku janji setelah event aku bakal balik lagi ke group kita.
MAYA
Kapan?
ANA
Bulan Maret tanggal 13 kompetisi berakhir. Tanggal 10 aku sudah bisa gabung lagi.
MAYA
Uni nggak mau Maret. Februari aja, udah titik!
ANA
Tapi, Un ...
MAYA
Nggak mau, pokoknya nggak mau tahu. Bulan februari Adek harus balik lagi ke group kalau nggak Uni marah sama adek. Assalamualaikum!

Ana semakin menunduk.

ANA
Un, halo? Un ... Waalaikumsalam

Telepon mati. Ana mengusap wajah kasar, lalu meletakkan ponsel ke nakas dan mematikan lampu di atasnya. Ana mencoba tidur sambil memeluk kedua buah hatinya.

CUT TO

Sc.81 INT - DAPUR - PAGI

Ana menyapu, memasak, menjemur pakaian dengan wajah muram. Ana melakukan semua kegiatan rumah tangga seperti biasa, tapi pikirannya tak tenang. Hari yang melihat Ana seperti pusing kepala segera mendekati istrinya yang sedang duduk menyuapi Noval makan di teras belakang rumah.

HARI
(Duduk di samping Ana)
Mi!
ANA
Em ...
(Masih sibuk menyuap Noval)
HARI
Kenapa sih? Dari pagi mukanya ketekuk.
ANA
Nggak apa-apa, Yah.
HARI
Lagi ada masalah?
ANA
Nggak.
HARI
(Memperhatikan wajah Ana sebentar) Ya, udah. Ayah pergi ke toko dulu.
ANA
Iya.

Ana mengambil punggung tangan Hari, setelah itu menciumnya. Hari mengucap salam dan pergi dengan sepeda motornya untuk bekerja.

CUT TO

Sc. 82. EXT - JALANAN/RUMAH WARGA - PAGI/SIANG

Ana dan Hari terlihat mengangkut sembako ke mobil. Sedangkan Noval dan Raka menunggu di mobil.

HARI
Udah semua, Mi. Beras, kecap, odol, sabun, teh kotak, gula, minyak dan lain-lain.
ANA
Ya udah, ayo berangkat, yah!
HARI
Udah tahu rumahnya? Ke rumah siapa ini?
ANA
Ke rumah salah satu readers Ami yang rumahnya di dusun sebelah, yah. Sekalian kasih dia sama ibunya yang janda, juga neneknya yang sudah tua tinggal sendirian. Jadi total 20 bungkus sembako semuanya.
HARI
Ya udah, yuk. Ami langsung wa orangnya, jadi nanti dia nunggu di pinggir jalan.
ANA
(Membuka tas dan mengambil hape) Oke, Yah. Aku chat sekarang.

Hari dan Ana beriringan masuk ke dalam mobil.

CUT TO

Sc. 83. INT - DALAM MOBIL

Hari
(Sambil menyetir) Gimana, Mi?
ANA
Udah di bales, Yah. Dia nunggu di pinggir jalan.
HARI
Oke.

Sound (Musik) Raka dan Noval tampak ikut menyanyikan lagu itu, termasuk Hari. Sesekali ia menggoda dengan cara mencubit kecil dagu Ana, sementara Ana hanya tersenyum kecil sambil terus memperhatikan ponselnya.

CUT TO

Sc. 84. EXT - JALANAN - SIANG

Mobil berhenti di pinggir jalan di depan sekolahan. Ana turun dari mobil dan memperhatikan sekitar. Sesekali Ana melihat ke layar hapenya. Tidak berapa lama datang sepeda motor matic berwarna hitam berhenti di dekat Ana.

DINI
Mbak, ini saya yang tadi chat sama Mbak.

Ana Menoleh, tersenyum, lalu mengajak bersalaman.

ANA
Oh, Hai! Maaf agak-agak lupa. Gimana udah di data siapa-siapa aja yang bakal dapet sembako?
DINI
Alhamdulillah, sudah mbak. Jadi yang kami data yang bener-bener susah. Ada juga janda dan orang-orang tua yang sudah renta.
ANA
Alhamdulillah, oke. Kalau begitu gimana ini? Ke rumah kamu dulu atau langsung berkeliling?
DINI
Ke rumah saya dulu, Mbak. Nanti kita keliling pake sepeda motor aja. Tapi ... (Wajah bingung)
ANA
Tapi, kenapa?
DINI
Maaf, jadi ngajak Mbaknya panas-panasan. Karena kita harus berkeliling pake sepeda motor, soalnya di beberapa tempat jalannya sempit, Mbak.
ANA
Ya ampun. Nggak apa-apa kali. Aku udah biasa kok panas-panasan. Ngomong-ngomong makasih sebelumnya, maaf ngerepotin dan makasih banyak dah dibantuin.
DINI
Takut Mbaknya capek. (Tertawa kecil) Sama-sama Mbak. Saya malah bahagia banget bisa ikut andil dalam pembagian sembako ini.
ANA
Ya udah, ini sekarang jalan kemana? mau ke rumahmu dulu kan?

Dini menjelaskan dengan tangan yang menunjuk ke beberapa arah, sementara Ana dengan seksama mendengarkan. Setelahnya Ana mendekati suaminya dalam mobil dan menjelaskan. Ana naik sepeda motor bersama Dini dan Mobil dari belakang mengiringi. Sampai di sebuah rumah sederhana berpagar bambu sepeda motor berhenti, lalu mobil juga berhenti di sebuah lapangan dekat rumah itu. Ana dan Hari, juga Dini mengangkut sembako dari mobil ke rumah itu. Lalu Ana dan Dini berkeliling untuk membagikan sembako dari rumah ke rumah, sedangkan Hari dan anak-anak menunggu di rumah itu. Saat Hari sedang duduk di teras depan bersama kedua anaknya. Bu Lili (W/62) Ibunya si Dini datang mendekat, meletakkan kopi di dekat Hari.

LILI
Diminum kopinya, Nak.
HARI
(Menoleh, tersenyum)
Wah, jadi ngerepotin. Makasih, Bu.
LILI
Iya, sama-sama Nak. Sambil nunggu Nak Ana sama Anak saya tadi biar nggak jenuh.
HARI
(Menunduk sopan) Sekali kali lagi makasih, Bu.

Lili masuk lagi ke rumah untuk menyiapkan makanan yang akan di hidangkan.

CUT TO

Sc. 85 EXT - JALANAN/RUMAH KE RUMAH

Nampak si pembaca memarkir sepeda motor di depan gang, lalu membawa dua bungkus sembako melewati jalan yang sempit. Mengetuk salah satu rumah, dan menjelaskan maksud kedatangan, baru menyerahkan sembako kepada si pemilik rumah.

ANA
Nek, tolong diterima sebagai ungkapan terimakasih, karena Allah telah meluaskan rejeki saya. Bantuan ini saya niatkan untuk Bapak saya yang baru saja berpulang. Mohon doakan supaya Bapak saya dilapangkan kuburnya dan diampuni segala dosanya, ya, Nek.

Nenek itu menjawab dengan suara yang pelan dan sedikit membungkuk.

NENEK
Saya doakan Bapak kamu diterangi kuburnya ya, Nak. Terimakasih banyak sudah menolong kami. Semoga rejekimu semakin melimpah ruah
(Menepuk bahu Ana)
ANA
Aamiin. Sama-sama, Nek.

Menuntun nenek yang sudah tua duduk di kursi. Setelahnya tidak lupa berfoto bersama, sambil memegang novel untuk diabadikan dan dishare kepada readers nantinya. Sebagai ucapan terimakasih telah berbagi rejeki dengan Ana. Setelah itu mereka melanjutkan berkeliling untuk membagikan sembako untuk masyarakat yang memang pantas mendapatkan bantuan.

CUT TO

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar