SKENARIO : RUSH LOVE
3. ACT 3 - Jeruji

INT. BAR - NIGHT

Aiman berjalan di tengah Bar, terlihat kebingungan. Lalu ada sekumpulan pemuda laki-laki yang mengajaknya bergabung. 

RUDI
Sini Bang! Gabung sama kita!

Aiman menghampiri mereka. 

IAN
Sendirian aja Bang?
AIMAN
Iya, lagi gak bisa tidur.

Rudi lalu menyerahkan gelas kosong pada Aiman.

RUDI
Ya udah minum dulu, Bang! (Rudi menunjuk pada botol bir yang masih penuh) Tuangin! Kita harus melayani senior dengan baik!

Fernando menuangkan bir pada gelas AIman.

AIMAN
Jangan banyak-banyak, besok Gua ada siaran pagi!
RUDI
Ah, masa veteran sekaliber Abang minumnya dikit! Penuhin gelasnya, Do!

Fernando mengisi gelas Aiman sampai penuh.

Aiman hanya tersenyum, sambil wajahnya terlihat sedikit menahan amarah. 

AIMAN
Kalian besok gak kuliah?
RANDY
Tenang aja, Bang! Kuliah itu enggak terlalu penting. Seperti yang pernah Abang bilang, ngabisin waktu nongkrong bareng temen itu adalah cara yang paling mudah buat ngerti bagaimana caranya hidup survive. 
AIMAN
Itu kata-kata Gua 5 tahun lalu! Biar Gua pernah bilang kayak gitu, Gua tetep lulus kuliah. Sekarang malah lagi lanjutin S2. Sebaiknya kalian gak usah pake lagi prinsip yang udah kadaluarsa itu!
RUDI
Santai aja, Bang! (Rudi menepuk pundak Aiman) Ya elah! Kita juga ngerti kok. Kita bukan anak kecil kali!

Aiman menghela nafas, terlihat wajahnya sedang menahan emosi. 

RUDI (CONT’D)
Oh iya. Tadi omongan kita sampai mana, sih?
FERNANDO
Cewek yang punya potensi tapi dandanannya norak!
RUDI
Oh, mumpung disini lagi ada senior, gimana kalau kita tanya pendapatnya?
AIMAN
Hah? (Semua mata tertuju pada Aiman) Mungkin, karena para gadis ini baru datang dari luar jakarta. Jadi mereka belum tahu dengan gaya dandan dan berpakaian seperti kita. Tapi tunggu aja sekitar 3 sampai 4 bulan, mereka pasti akan kelihatan...bagus dan enak dipandang.

Semua orang terlihat memasang wajah kagum. 

RUDI
Seperti yang diduga dari seorang senior. Dia punya pengalaman yang cukup soal para gadis.
IAN
Tapi menurut Lu pada, siapa cewek yang paling norak diantara para Maba sekarang?
RANDY
Cewek dari DKV, Magenta!

Aiman terlihat kaget.

RUDI
Bener! Gua setuju! 
FERNANDO
Dia bukan norak sih, kalau menurut Gua. Dia cuman gak pernah dandan aja, sama mungkin gak pernah ganti baju! 

Semua orang tertawa kecuali Aiman. 

RANDY
Hahaha! Itu bener! Dia selalu pake kemeja kotak-kotam sama celana jeans! 
RUDI
Tapi Dia cakep lho, kalau dilihat-lihat! Kulitnya putih, bersih. 
IAN
Kayak pernah lihat semuanya aja Lu!
FERNANDO
Namanya juga dari Desa, Bro! Pasti kulitnya itu belum banyak kena asap knalpot. 
RUDI
Gua bakal lihat! Nanti Gua kasih tahu Lu pada kalau Gua udah lihat!
RANDY
Omongan Lu, kayak Lu lagi ngincer Dia buat jadi cewek Lu!
RUDI
Kenapa enggak? Menurut Gua, Dia dandan kayak gitu itu karena gak punya duit. Nanti, kalau Dia jadi cewek Gua, Gua akan memberi Dia duit dan fasilitas supaya Dia bisa jadi cewek seutuhnya. 
FERNANDO
Pastinya itu enggak gratis, kan?
RUDI
Tentu saja, dong! 

Aiman meminum bir digelasnya sampai habis. 

RANDY
Katanya cewek dari kampung itu gampang lho, buat dikibulinnya! 
IAN
Iya. Katanya juga, mereka enggak berisik kayak cewek kota Kalo lagi Lu pake. 
RUDI
Gua akan bawa Dia ke rumah Gua tiap hari. Gua akan bilang Lo bisa teriak disini sekenceng mungkin! 

Semua orang tertawa kecuali Aiman. 

RUDI (CONT’D)
Gua akan buat Dia jadi cewek metropolotan! Gua bisa bayangin gimana desahannya nanti, pasti sangat menggairahkan! UH! OH! TERUS MAS!

Tawa semua orang semakin liar. 

Aiman berdiri, Dia menghampiri Rudi lalu memukulnya sampai Rudi tersungkur. 

RUDI (CONT’D)
APAAN NIH? (sambil memegang pipi kirinya)

Aiman lalu melanjutkan lagi pukulannya. 

Semua teman Rudi menarik Aiman, lalu mereka mengeroyok Aiman bersama-sama. 

CUT TO:

INT. KANTOR POLISI - MOMENTS LATER

Aiman beserta Rudi dan rombongannya berada di sel tahanan sementara.

RUDI
Karir Lu akan habis! Lihat aja! Gua akan pastiin itu dengan mata kepala Gua sendiri!

Aiman hanya terlihat memandang dingin.

Lalu ada se’orang polisi yang didampingi dua orang pengawal membuka sel tahanan.

KAPOLSEK
Aiman Wicaksono! (dengan wajah garang) Kapan terakhir kali Kamu masuk ke sini? (dengan nada terlihat akrab)
AIMAN
2 tahun lalu, Pak! (menjawab dengan nada terlihat akrab)
KAPOLSEK
Kamu itu sering mampir ke sel ini dari jaman saya masih jadi Briptu. Apa Kamu gak bosen?
AIMAN
Belum, mungkin Pak!
KAPOLSEK

Hahaha! Untung saja kasusnya gak pernah serius! Tapi yang terakhir, yang kepalanya bocor itu gimana? Apa Dia baik-baik saja? 

AIMAN
Dia baik-baik saja, Pak! Bahkan sekarang Dia sudah punya anak 3.
KAPOLSEK
Gitu! Syukurlah! Ya udah, sekarang penjaminmu sudah datang. Kamu boleh pergi!

Aiman berdiri, Rudi dan semua temannya merasa heran.

RUDI
Tunggu, Pak! Bagaimana dengan laporan Saya? Kenapa Dia bisa bebas? Seharusnya Dia tetap ada disini, sebelum Saya bisa bawa bukti visum.
KAPOLSEK
Kalau Kamu cuma dipukul aja, Kamu bisa buat laporan penganiayaan. Tapi dari bukti CCTV di bar, temen Kamu juga balas mukul. Jadi jatuhnya itu adalah perkelahian biasa. Jangan khawatir! Kalian juga bisa bebas setelah datang orang tua atau penjamin kalian!
RUDI
Saya akan sewa pengacara terbaik, Pa! Kasus ini bisa dilanjutkan karena Saya tidak ikut memukulnya.

Kapolsek lalu menunjuk pada muka Aiman.

KAPOLSEK
Itu bisa saja kalau muka Dia tidak babak belur! Aku sudah lihat rekamannya juga, disana Kamu ikut mengeroyok juga kan? (Jeda) 

Rudi dan temannya menundukan wajah.

KAPOLSEK (CONT’D)
Dengar ini, nak! Tidak semua hal bisa Kamu atur dengan uang atau kekuasaan! Sekarang lebih baik Kita tutup kasus ini. Kalian pulang, lalu belajar yang banyak. Orang Tua kalian pasti repot buat mencari biaya kuliah.

Kapolsek dan Aiman berjalan keluar.

KAPOLSEK (CONT’D)
Anak manja lainnya? (sedikit berbisik)
AIMAN
Iya. 
KAPOLSEK
Bagus! Ajari mereka cara sopan santun yang benar! 
AIMAN
BTW, selamat atas jabatan Kapolsek barunya Pak! 

Mereka berdua berjabat tangan.

KAPOLSEK
Sekarang pulanglah! Aku menunggu siaran pagimu!

CUT TO:

EXT. DI TEMPAT PARKIR POLSEK - NIGHT

Aiman dan Toscha berjalan kearah mobil. Mereka berbincang sambil jalan.

TOSCHA
Waktu Gua bilang anggap aja Gua keluarga Lu, itu bercanda. Lu tahu ini jam berapa? Jam 1 pagi! Besok senin, dan Gua harus kerja jam 7. 
AIMAN
Gua juga ada siaran jam 9, Ca!

Toscha berhenti, Ia lalu menghadap pada Aiman.

TOSCHA
Makanya itu jangan macam-macam lagi! Kita udah enggak muda, Cug! Gua udah punya keluarga, punya anak, punya istri. Ada yang harus Gua urus juga, selain dari jadi temen Lu!
AIMAN
Sorry, Ca! Gua gak punya siapa-siapa lagi. Gua gak mungkin ngehubungin Febriani soal masalah kayak gini.

Toscha berjalan.

TOSCHA
Ok! Ini harus jadi yang terakhir!
AIMAN
Sebagai tanda permintaan maaf! Gimana kalau Kita mampir ke Bar dulu?
TOSCHA
Gua bilang, Gua harus kerja pagi!
AIMAN
Padahal dulu Lu paling semangat kalo diajak ke bar. Sampai-sampai Lu dijulukin Dewa Mabok!

Toscha berhenti, Ia lalu berbalik. 

TOSCHA
Jangan lagi sebut nama itu! (tanganya menunjuk wajah Aiman)
AIMAN
O...Ok! (jeda)

Toscha berjalan. 

AIMAN (CONT’D)
Gimana kalau ke Karaoke?

Toscha berhenti.

TOSCHA
Lu yang nyetir!

CUT TO:

INT. RUANGAN KARAOKE - NIGHT

Toscha sedang bernyanyi, Aiman hanya duduk di kursi ditemani 2 orang perempuan. 

CUT TO:

EXT. DEPAN PINTU RUMAH TOSCHA - NIGHT

Aiman membaringkan Toscha diatas keset. 

CUT TO:

INT. RUANG LAB - DAY

Toscha sedang berusaha menghubungi Aiman. Ia terlihat memasang wajah marah.

TOSCHA
Nomor Gua diblock kayaknya!

CUT TO:

INT. KANTIN KAMPUS - DAY

Aiman dan Febriani sedang makan.

FEBRIANI
Kamu kenapa senyum-senyum sendiri?
AIMAN
Enggak! Cuman lagi ingat kejadian lucu aja.
FEBRIANI
Akhir-akhir ini kelakuan Kamu jadi aneh deh kayaknya!
AIMAN
Cuma perasaan Kamu aja kali!
FEBRIANI
Sikap Kamu berubah setelah Kita bertemu di kafe...

Aiman melihat Magenta sedang berdua’an dengan Anton dimeja di depannya. Mereka berdua terlihat akrab, saling melempar canda dan tawa.

FEBRIANI (CONT’D)
Kamu jadi sering ngelamun, jarang fokus, Kamu bahkan terlibat perkelahian kemarin malam. Kayaknya Kamu lagi nyembunyiin sesuatu dari Aku ya?

Aiman terlihat tidak memperhatikan kata-kata dari Febriani. Ia terlihat memperhatikan Magenta dan Anton dengan wajah dan pandangan tajam. 

CUT TO:

INT. DI DALAM MOBIL AIMAN - AFTERNOON

Aiman memasang sabuk pengaman dengan terburu-buru. Ia lalu mengeluarkan HP dan terlihat menghubungi seseorang.

AIMAN
Ca! Gua jemput Lo sekarang! Kita ada misi malam ini!

CUT TO:

INT. RUANG LAB - SAME TIME

Toscha sedang memasukan barang-barangnya kedalam tas.

TOSCHA
Apaan lagi! Baru aja kemarin Gua bilang jangan lagi macam-macam! (dengan wajah terlihat malas)

BACK TO:

INT. DI DALAM MOBIL AIMAN - AFTERNOON

AIMAN
Ada cowok yang lagi deketin Magenta.

BACK TO:

INT. RUANG LAB - SAME TIME

Toscha terlihat memasang wajah serius.

TOSCHA
Gua ikut! Pastiin Lu enggak kehilangan jejak si brengsek ini!

CUT TO:

INT. PERPUSTAKA’AN - NIGHT

Aiman dan Toscha sedang berada diantara rak buku, memperhatikan Magenta dan Anton dari jauh.

TOSCHA
Mereka kayaknya cocok! Dari pakaian dan gaya juga sama-sama anak indie. Mungkin mereka juga punya selera musik yang sama.
AIMAN
Lu mau dukung Gua apa Dia?
TOSCHA
Lu ikut saingan?
AIMAN
Gua bapaknya! Dia itu belum ada sebulan disini. Gua takut Dia dimanfaatin sama lelaki yang enggak bertanggung jawab!
TOSCHA
Lu bener! Tapi bukannya Kita juga dulu kayak gitu? Mungkin kayak gini juga kali ya, perasaan bapak cewek-cewek yang dulu pernah Lu bohongin.

Aiman berbalik menatap pada Toscha. 

Magenta dan Anton pergi dari perpustakaan.

AIMAN
Ayo, Ca! 

Toscha sedang membaca sebuah buku. 

AIMAN (CONT’D)
Lu ngapain, Ca?
TOSCHA
Gua kayaknya mau beli buku ini! (menunjukan sampulnya pada Aiman) Cara Cepat Budidaya Ikan Cupang!

CUT TO:

EXT. DI JALANAN - NIGHT

Aiman dan Toscha mengikuti Magenta dan Anton yang sedang mengendarai sepeda motor.

TOSCHA
Cowok kacamata, gaya rambut berantakan, dan membawa motor matic buatan eropa. Tidak salah lagi itu adalah starter pack seorang Fuckboy! Kita harus bisa merusak hubungan mereka, Cug!
AIMAN
Jam berapa sekarang?
TOSCHA
10 lebih 20.
AIMAN
Itu sudah lebih dari batas jam malam.
TOSCHA
Jam malam? Tanpa Lu sadari, Lu udah profesional jadi bapak-bapak! (dengan wajah terlihat heran) 
AIMAN
Kita harus lebih dulu sampai dari mereka! Buat bisa ngusir itu Cowok!
TOSCHA
Emangnya Lu tahu kemana mereka akan pergi!
AIMAN
Kosan!

CUT TO:

EXT. PINGGIR JALAN KOSAN MAGENTA - NIGHT

Aiman dan Toscha sudah menunggu diluar mobil yang diparkir. Magenta datang bersama Anton. Magenta turun dari motor.

TOSCHA
Jangan terlalu keras! (dengan nada berbisik)
AIMAN
Gua ngerti! (dengan nada pelan) Magenta! (dengan nada tinggi)

Magenta terlihat terkejut, Ia lalu menghampiri Aiman. 

AIMAN (CONT’D)
Lu tunggu disitu! (menunjuk pada Anton) Nanti akan tiba giliran Lu!

Magenta sudah ada di depan Aiman.

AIMAN (CONT’D)
Kamu tahu ini jam berapa?
MAGENTA
Jam 11.

Aiman menyilangkan tangannya.

AIMAN
Terus?
MAGENTA
Jangan khawatir! Apa yang dulu pernah terjadi pada Anda, enggak akan terjadi kepadaku. Aku jamin, karena Aku bisa jaga diri!
AIMAN
Kamu itu orang baru di kota ini! Kamu juga seorang perempuan! Kamu enggak akan pernah tahu gimana pergaulan kota ini bisa membawa Kamu! Aku juga pernah muda, Aku tahu isi fikiran lelaki itu kebanyakan brengsek ketika seumuran Kamu!
MAGENTA
Anda tahu, karena Anda bagian dari mereka kan? Anda takut semua lelaki itu sama seperti Anda. Dan kalau menurut Aku, mau itu malam atau bukan, perbuatan kayak gitu itu tergantung dari niat. Aku tahu, Anda melakukan itu dengan Ibu ketika siang hari. Saat rumah sedang sepi kan?

Aiman hanya diam. Magenta lalu menghampiri Anton.

MAGENTA (CONT’D)
Kamu boleh pulang. Makasih buat hari ini!
ANTON
Dia siapa?
MAGENTA
Bukan siapa-siapa, kok!

Wajah Aiman terlihat sedih. Toscha menghampiri Aiman. 

TOSCHA
Orang bilang, tingkat kedewasaan itu tergantung dari seberapa banyak penderitaan. Dan kalau sudah seperti itu, Gua enggak tahu dengan apa yang sudah pernah Dia alami! (Sambil terlihat memandang Magenta)

CUT TO:

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar