SKENARIO : RUSH LOVE
2. ACT 2 - Positive

INT. RUANG SIARAN - MORNING

Aiman sedang siaran pagi sendirian. 

AIMAN
Berikut, perjumpaan Kita pagi ini. Selamat menjalankan aktifitas semuanya! Semoga apa yang Kita rencanakan hari ini, bisa diberi kemudahan untuk setiap tindakan dan perbuatanya. Saya Aiman, pamit undur diri.

(SFX : Lagu mulai masuk bait pertama)

Aiman menanggalkan Headphone ke gantungan.

CUT TO:

EXT. DI JALANAN - MOMENTS LATER

Aiman bernyanyi mengikuti lagu sambil berkendara.

CUT TO:

EXT. DI DEPAN GERBANG MASUK KAMPUS - DAY

Aiman yang sedang berkendara, melihat Magenta sedang berjalan ke arah Kampus.

AIMAN
Magenta? Kenapa Dia ada disini?

Aiman meminggirkan mobilnya ke arah Magenta, lalu membuka kaca depan.

AIMAN (CONT’D)
Bisa bicara sebentar?

Magenta terlihat heran.

CUT TO:

INT. DI DALAM MOBIL AIMAN - MOMENTS LATER

Aiman dan Magenta duduk bersebelahan di kursi depan.

AIMAN
Kamu kuliah disini juga?
MAGENTA
Iya. (terlihat datar)
AIMAN
Jurusan apa?
MAGENTA
DKV
AIMAN
Kukira kampus Kamu bukan disini! Kenapa Kamu ga bilang masalah ini kemarin?
MAGENTA
Anda tidak bertanya.
AIMAN
Ok! Kamu masih ingat kan? Tentang kesepakatan Kita kemarin? Aku enggak mau ada orang yang tahu kalau Kita ada hubungan. Meski itu belum pasti karena hasil tes nya belum keluar.
MAGENTA
Cuma itu aja?
AIMAN
Hah?

Magenta membuka pintu mobil. Lalu keluar dan berdiri di depan pintu yang masih terbuka. 

MAGENTA
Anda tidak perlu khawatir. Apapun hasil tes nya nanti, Aku enggak akan minta apa-apa kok! 
AIMAN
Tunggu!

Magenta menutup pintu mobil, lalu berjalan menjauh ke arah Kampus. 

Aiman menjalankan mobilnya.

Aiman mengambil Hp, lalu terlihat menghubungi sese’orang dengan memakai Loudspeaker.

AIMAN (CONT’D)
Hallo Ca!

CUT TO:

INT. RUANG LAB - DAY

Toscha memakai jas Lab, sedang duduk di kursi tempat kerjanya. Toscha sedang menerima telepon dengan HP yang disimpan diatas meja. Sementara Dia sebuk bekerja dengan komputernya.

TOSCHA
Ya. Ada apa?
AIMAN (O.S.)
Ternyata Gua dan Magenta itu satu Kampus.
TOSCHA
Ahaha! Beneran? (jeda) Ya udahlah, itu bagus kalau Lo bisa sekampus sama anak Lo sendiri. Lo bisa terus jaga dan awasin Dia dari cowok-cowok brengsek, (jeda) kayak Kita. Gua gak mungkin bisa melakukanya, karena anak Gua yang paling gede baru umur 5 tahun. Dan Gua gak punya niat buat kuliah lagi. 

BACK TO:

INT. DI DALAM MOBIL AIMAN - DAY

AIMAN
Ya tapi itu belum pasti, Ca!
TOSCHA (O.S.)
Sabar, hasil tesnya keluar 3 hari lagi. 

(FX : Dhuaar!)

Suara ledakan terdengar dari speaker HP.

AIMAN
CA! ITU APA CA! LU LAGI NGAPAIN! (terlihat panik)

BACK TO:

INT. RUANG LAB - DAY

2 orang memakai jas lab sedang menyiram asap, diatas meja yang berisi beberapa alat canggih. 

Toscha sedang berdiri melihat kejadian itu dari meja nya.

TOSCHA
Bukan apa-apa! Itu cuma percobaan yang lagi gagal aja. 

Toscha duduk kembali.

AIMAN (O.S.)
Lu masih kerja di penelitian bahan makanan kan? 
TOSCHA
Iya. Kita lagi bikin varian snack baru, buat anak-anak. Ceritanya, pas nanti isi dari snack itu kena air, semua bahanya meledak dan menampilkan kesan lumer di mulut, gitu. Tapi kayaknya komposisi soda nya kebanyakan. Gitu aja, gak ada yang perlu dikhawatirkan.

Asap semakin tebal, lalu ada beberapa orang lagi yang datang berusaha memadamkan.

AIMAN (O.S.)
Ya udahlah, terserah Lu aja. Masalah yang sedang Gua hadapin, lebih rumit daripada omongan Lu barusan. 

BACK TO:

INT. DI DALAM MOBIL AIMAN - DAY

TOSCHA (O.S.)
Ya udah.
AIMAN
Kenapa ya , Ca! Bisa-bisa nya kejadian kayak gini itu datang, disaat Gua pengen berubah memperbaiki diri. Apa mungkin karena dosa Gua sama cewek-cewek, itu udah terlalu banyak? Jadi sekarang Gua nerima karma dari perbuatan Gua dulu. 
TOSCHA (O.S.)
Gak tahu lah, Cug! Dosa dan takdir itu urusan Tuhan. 
AIMAN
Gua sih, pengen hasilnya itu negativ Ca! Supaya Gua bisa hidup tenang.

CUT TO:

EXT. DI PINGGIRAN JALAN LUAR KAMPUS - AFTERNOON

Aiman, Toscha, dan Magenta berdiri di tempat yang sepi. 

TOSCHA
Positif! Kalian adalah Ayah dan Anak 100%. Tidak ada keraguan sedikitpun! 

Wajah Aiman terlihat hancur. Wajah Magenta terlihat datar. 

TOSCHA (CONT’D)
Jadi Kita makan-makan dimana nih! (Terlihat sumringah)
MAGENTA
Maaf Om! Aku ada tugas kuliah. Jadi, Aku enggak bisa ikut!
TOSCHA
Masa gak bisa?
MAGENTA
Iya, Maaf Om!

Magenta pergi.

TOSCHA
Tunggu!

Magenta semakin menjauh.

TOSCHA (CONT’D)
Hei! Lu cegah Dia, kek! Atau apa, kek! (Sambil memukul lengan Aiman)

CUT TO:

INT. BAR - NIGHT

Aiman dan Toscha duduk bersebelahan, di depan mereka masing-masing ada gelas berisi minuman ber-alkohol.

AIMAN
Gua gak tahu harus bersikap kayak gimana sama Magenta, Ca! (jeda) Bayangin aja Ca! Tiba-tiba ada orang yang memaksa masuk dalam kehidupan Lu, dan itu adalah anak Lu sendiri. Setelah sekian lama gak ada kabar apapun, tanpa persiapan apa-apa, ujug-ujug langsung jadi anak gadis kayak gitu. Mental Gua gak siap buat menerima semuanya, Ca!
TOSCHA
Ya biarin aja tetep kayak biasanya! Lu bilang Dia juga gak minta apa-apa sama Lu, kan? 
AIMAN
Gua nyesel, udah ngomong kayak gitu 3 hari yang lalu sama Dia. Kesan nya Gua ini, orang yang mentingin diri Gua sendiri.
TOSCHA
Apa Lu gak bisa pura-pura gak peduli?
AIMAN
Gak bisa Ca! Biarpun Gua brengsek, Gua masih manusia. Macan aja gak mungkin makan anaknya sendiri, kan?
TOSCHA
Berarti sekarang Lu kasih Dia pengertian aja! Supaya Dia bisa nunggu Lu, buat selesein nikahan Lu. Abis itu Lu kasih pengertian juga buat istri Lu, kalau Lu udah punya anak dari masa lalu. Gua yakin Si Febri juga bakal ngerti. Dan Gua bisa pastiin, yang paling terancam dari semua ini cuma nikahan Lu doang. Kalau karir mah gak bakal lah, percaya ama Gua. Image Lu di masyarakat udah rusak. Kalau tiba-tiba Lu ngenalin seseorang, yang notabene Dia adalah anak Lu, orang-orang akan maklum. 
AIMAN
Lu bener! Satu-satu nya halangan Gua sekarang, adalah si raja terakhir!
TOSCHA
Tentu saja!
AIMAN
Ya udah, Kita cheers dulu Ca!

Mereka lalu minum dari gelas mereka. 

CUT TO:

EXT. DEPAN PINTU RUMAH TOSCHA - NIGHT

Aiman sedang menggendong Toscha. Aiman menekan bel pintu,

Suara Adinda keluar lewat speaker di dalam bel.

ADINDA (O.S.)
Siapa? Kita gak nerima tamu malem-malem ya!
AIMAN
Ini Aku Dinda! Lagi bawa Suami Kamu! Dia tepar, kebanyakan minum. 
ADINDA (O.S.)
Simpen aja disitu! Aku males turun! Kalau Aku turun, Aku males buat bopong Dia ke kursi. 

Speaker dimatikan.

AIMAN
Jangan ditutup dulu!

(jeda) Aiman terlihat bingung. Dia lalau merebahkan Toscha di atas teras. 

Aiman Lalu pergi bergegas. 

CUT TO:

INT. RUANG LAB - DAY

Toscha berdiri sambil memegang HP dalam posisi menelepon. 

TOSCHA
BRENGSEK LU!

CUT TO:

INT. CAFE - DAY

Aiman duduk bersama Febriani. Aiman sedikit menjauhkan HP dari telinganya, wajahnya terlihat kaget. 

FEBRIANI
Itu siapa? (terlihat heran)
AIMAN
Cuma orang iseng. 
FEBRIANI
Kasar banget! Apa Dia gak pernah diajarin tata krama?
AIMAN
Iya, mungkin itu haters.
FEBRIANI
Oh iya! Aku udah dapet orang buat ngerjain desain poster pameran Aku!
AIMAN
Masa? Bagus dong! Kamu kan udah lama nyari.
FEBRIANI
Iya. Dan Kita juga udah janji ketemuan di tempat ini, sekarang. 
AIMAN
Ya udah! Sekalian Aku mau lihat hasil karya nya kayak gimana. Siapa tahu cocok, nanti Aku bisa hire Dia juga.
FEBRIANI
Iya. Tunggu aja! Dia lagi di jalan katanya.

Magenta berjalan sambil membawa beberapa dokumen di tangan nya. Ia terlihat menghampiri mereka berdua. Tapi terlihat mengurungkan niatnya ketika Dia melihat Aiman. Ketika akan berbalik, Febriani keburu menyadari keberada’an Magenta. 

FEBRIANI (CONT’D)
Itu Dia, orangnya! DISINI! (terlihat melambaikan tangan)

Magenta yang tidak bisa lagi menghindar, terlihat terpaksa berjalan menghampiri mereka. 

Aiman terlihat merubah ekspresi, ketika tahu orang yang dimaksud Febriani itu adalah Magenta. 

FEBRIANI (CONT’D)
Silahkan duduk!

Magenta lalu duduk di kursi kosong, di depan mereka berdua. 

FEBRIANI (CONT’D)
Apa itu hasil desain Kamu? Bisa Aku lihat?
MAGENTA
I....iya!

Magenta lalu menyerahkan dokumen itu dengan kedua tanganya.

Febriani membuka beberapa halaman, lalu menunjukan nya pada Aiman. 

FEBRIANI
Gimana menurut Kamu? 
AIMAN
Bagus! (terlihat canggung)
FEBRIANI
Aku suka yang halaman ketiga sih! Warna nya lebih tajam, tapi tidak terlihat berlebihan. (Febriani melihat Magenta) Oh iya, Kamu pesan minum dulu aja! (Febriani terlihat mencari pelayan Cafe) Permisi! Kami mau pesan lagi!

Aiman mengambil minuman jus nya, lalu meminum nya dengan kaki mengangkang dan posisi minum yang aneh.

FEBRIANI (CONT’D)
Kamu kenapa, sih?

CUT TO:

INT. RUANG SANTAI RUMAH AIMAN - DAY

Aiman sedang menelepon sambil duduk di sofa.

AIMAN
Canggung, Ca!

CUT TO:

INI. MALL - SAME TIME

Toscha sedang membawa keluarganya jalan-jalan. Toscha berjalan sambil menggandeng anaknya yang umur 5 tahun, sedangkan Adinda membawa troly kembar yang berisi kedua anaknya yang lain. 

TOSCHA
Ya makanya Gua bilang! Lu omongin baik-baik aja secara empat mata! Sampein apa mau Lu! Dengerin apa mau Dia! Dari hati ke hati! Kalau gini terus, Lu sendiri kan yang kesiksa kan?

BACK TO:

INT. RUANG SANTAI RUMAH AIMAN - SAME TIME

AIMAN
Gua gak tahu gimana mulainya, Ca!

BACK TO:

INT. MALL - SAME TIME

TOSCHA
Ya Elu gunain cara biasa ngedeketin cewek! Lu kan udah profesional! Sama cewek lain Lu bisa Gercep, masa sama anak sendiri Lu melempem?

BACK TO:

INT. RUANG SANTAI RUMAH AIMAN - SAME TIME

AIMAN
Ya udah, Ca! Gua coba dulu!

BACK TO:

INT. MALL - SAME TIME

TOSCHA
Ya! Jadilah lelaki, dan lakukan semuanya dengan elegan seperti biasanya! (Jeda jawaban dari Aiman yang tidak diperdengarkan) Ya udah! Sekarang jangan hubungin Gua lagi! Gua mau ngabisin hari minggu ini bareng keluarga!

Toscha menutup telepon. Ia terlihat sedang diperhatikan oleh pengunjung Mall yang lain. 

TOSCHA (CONT’D)
Biasa, anak muda! Hehehe... (wajahnya terlihat malu)

Toscha dan keluarganya lalu berjalan kembali. Adinda terlihat sedang kesal,

TOSCHA (CONT’D)
Mau makan eskrim?

CUT TO:

INT. RUANG SANTAI RUMAH AIMAN - DAY

Aiman terlihat memegang HP. Dilayar terlihat kontak Magenta, jari Aiman bersiap untuk menekan opsi panggil. 

Aiman tidak jadi memanggil Magenta. Ia lalu memindahkan layar HP nya ke bagian menu. 

Aiman menghela nafas. 

CUT TO:

INT. MALL, STAND PENJUAL ES-KRIM - DAY

Magenta sedang berprofesi sebagai penjual es-krim. Ia melayani para pembeli.

MAGENTA
Silahkan! Yang terakhir!

Toscha tidak memperhatikan Magenta karena sedang membaca struk menu es-krim yang sudah Ia lunasi. Magenta juga tidak tahu kalau itu Toscha karena Ia sedang sibuk menyiapkan Con Es-krim.

TOSCHA
Rasa stroberi yang kecil 3, Vanilla yang gede 1, sama yang gede juga 1 rasa coklat. 
MAGENTA
Baik, Pak! Mohon tunggu sebentar! Pesanan akan segera kami siapkan!
TOSCHA
Iya.

Magenta selesai menyiapkan Es-krim, lalu menyerahkan nampan berisi semua pesanan pada Toscha. 

Toscha menerimanya lalu berjalan beberapa langkah. 

TOSCHA (CONT’D)
Eh?

Toscha berhenti karena menyadari sesuatu, Ia lalu berbalik dan saling bertatapan dengan Magenta. Mereka sama-sama terlihat heran. 

CUT TO:

INT. FOODCOURT - MOMENTS LATER

Toscha, Adinda, Magenta, dan anak-anak Toscha duduk bersama dalam satu meja. Magenta masih menggunakan pakaian kerjanya. 

MAGENTA
Tolong jangan bilang hal ini sama....Dia.
TOSCHA
Dia? Kamu menyebut bapakmu sendiri dengan sebutan, Dia?
ADINDA
Kamu jangan neken Magenta, Pi! Dia kan udah bilang ingin hidup mandiri, semua keputusannya harus kita hargain. 
TOSCHA
Aku gak neken, Mi! Aku cuma nanya doang! (Pandangan Toscha beralih pada Magenta) Terus, uang bulanan yang dikasih buat Kamu, Kamu kemanain?
MAGENTA
Ada, Aku simpen. Aku malu buat make uang itu. Karena sebenernya, Aku datang ke tempat ini dan masuk dalam kehidupannya bukan untuk tujuan seperti itu. Aku cuma ingin... (Magenta terlihat menunduk)

Toscha dan Adinda memandangi Magenta.

TOSCHA
Kami mengerti!

CUT TO:

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar