6. #6

 

1.     INT. RUANG MAKAN LAPUTA. SORE. 2017

Jaksa Ryu kembali memasuki Laputa. Menyusuri ruangan Laputa yang terlihat sepi. Tangannya berpegangan pada apa saja yang ia lewati. Matanya mencari-cari ke seluruh ruangan. Jaksa Ryu menggigit bibirnya. Rwbel keluar dari kamar Evaleen, menghampiri Jaksa Ryu yang hampir terjatuh saat menyadari kedatangan Rwbel.

 

RWBEL

kenapa kamu terjatuh Jaksa Ryu? Apa aku mebuatmu terkejut?

JAKSA RYU

Tidak, aku hanya sedang tidak focus dan tersandung kakiku sendiri. Ngomong-ngomong apa kamu lihat Detektif yang bekerja bersamaku?

RWBEL

Seandainya saja aku bisa melihat Jaksa Ryu.

JAKSA RYU

Oh, maafkan aku lupa mengenai itu, maafkan aku Rwbel.

RWBEL

Tak apa Jaksa Ryu, aku baik-baik saja dengan itu. Aku memang tidak melihat dimana rekan-rekanmu, tapi sepertinya aku tahu kemana mereka pergi.

JAKSA RYU

Bisa tolong tunjukkan aku tempatnya Rwbel?

RWBEL

Tentu saja, mari. Lewat sini.

 

Jaksa Ryu berjalan di depan Rwbel, sesekali Rwbel menunjukkan arah menggunakan tongkatnya saat akan berbelok. Hingga mereka sampai di halaman belakang yang lempu lima wattnya sudah berkedip-kedip. Jaksa Ryu menatap kedepan, wajahnya pucat. Tidak berani menolehkan badan, tangannya terlihat gemetar. Rwbel di belakangnya merasakan kegugupan Jaksa Ryu. Ia tersenyum sinis, wajahnya terlihat licik.

 

JAKSA RYU

Dimana mereka rwbel? Aku tidak melihat mereka disini.

RWBEL

Kamu tahu Jaksa Ryu? Seekor anak anjing terperangkap di saluran angin, semakin ia masuk kedalam saluran itu, semakin ia kehabisan oksigennya, semakin ia tercekik. Tapi bodohnya, ia terus saja berjalan memasuki lorong saluran itu.

RWBEL (CONT’)

Lalu kamu tahu apa yang terjadi setelahnya? Anak anjing itu mati kehabisan nafas.

JAKSA RYU

Apa maksud ceritamu itu Rwbel?

RWBEL

Ku rasa aku tidak perlu menjelaskan lebih dari itu dan kau pintar Jaksa Ryu maka seharusnya kamu lebih dari paham.

 

Jaksa Ryu berbalik menghadap Rwbel, ia mundur perlahan, menjauh dari Rwbel dengan pisau di tangannya. Namun Rwbel seperti menggiring Jaksa Ryu untuk terpojok, lalu menggoreskan ujung pisau pada wajah Jaksa Ryu. Membuat luka yang terlihat dalam di pipi Jaksa Ryu. Suara tawa Rwbel semakin keras saat mendengar deru nafas Jaksa Ryu yang semakin tak beraturan. Rwbel menusukkan pisaunya pada Jaksa Ryu, sekali, lalu mencabutnya lagi bergeser ke bagian atas menusukkannya lagi, kemudian mencabutnya kembali, darah sudah keluar dari mulut Jaksa Ryu juga lubang di perutnya. Tepat saat Rwbel mengarahkan tusukan ketiganya, suara sirine memenuhi Laputa.

 

DETEKTIF 1

Jangan bergerak! Angkat tangan! Berhenti disitu Rwbel!

 

Empat orang polisi beserta Detektif mengepung Rwbel di halaman belakang. Suara Detektif terdengar menahan tangis, tangannya gemetar mengarahkan pistol kearah Rwbel yang perlahan mengangkat tangannya, menjatuhkan pisau di sebelahnya. Detektif maju, menghampiri Rwbel lalu memborgolnya. Team medis segera membawa Jaksa Ryu ke rumah sakit.

2.     INT. RUANG TAMU LAPUTA. MALAM. 2017

Rwbel dengan tangan yang diborgol dan kedua polisi berjalan disisinya melewati ruang tamu tempat dimana Evaleen dan Div duduk di selimuti mantel hangat oleh paramedic. Div menatap Rwbel yang lewat tanpa ekspresi di wajahnya. Tatapan Div terlihat sedih. Evaleen memeluknya. Rwbel dipaksa masuk ke dalam mobil polisi. Div menangis di pelukan Evaleen.

3. INT. KAMAR DIV. PAGI. 2017

Evaleen membangunkan Div, seorang Detektif dan Jaksa Ryu duduk di sebelah ranjang Div. Jaksa Ryu mengenakan kursi roda sedangkan wajah Detektif tertera beberapa luka. Div bangun dari posisinya, bersandar pada dipan kasur. Div langsung menggerakkan tangannya membentuk suatu kalimat.

 

DIV

Apa kau baik-baik saja Jaksa Ryu? Bagaimana dengan lukamu?

JAKSA RYU

Tidak apa, lukaku tidak parah, beruntungnya pisau itu tidak mengenai organ fatal, sebentar lagi juga pulih, namun yaaa seperti yang kamu lihat, aku tidak boleh banyak bergerak.

DIV

Lalu mengapa kesini sepagi ini?

JAKSA RYU

Karna aku ingin mendengar ceritamu Div, bisa kamu ceritakan perlahan?

DIV

Akan sulit bila aku yang menceritakan, tapi aku punya sesuatu yang akan membantumu di persidangan.

 

Div menyerahkan handphone genggamnya, lalu memutar suatu rekaman yang berisi percakapan.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar