3. #3

 

1.     INT. KAMAR DIV. MALAM. 2017

Terlihat Div duduk di pinggiran kasur, menekuk lutut juga menggigiti kukunya. Evaleen masuk ke kamar Div. Evaleen duduk menghadap Div, meraih tubuh Div, memeluknya, Div menurut tapi tidak ada respon darinya, tak bergeming, tatapannya terlihat kosong dan raut wajahnya terlihat muram. Rwbel memasuki kamar Div, dengan secangkir coklat panas, ikut duduk di dekat Div.

 

RWBEL

Semua orang telah kembali ke kamarnya masing-masing, para tamu juga sudah pulang. Aku sudah mengunci pintu utama, kalau boleh mala mini biar aku saja yang menemani Div ya Evaleen?

 

    Evaleen tak menjawab perkataan Rwbel.

 

EVALEEN

Jangan terus menerus ingat kejadian itu lagi Div, aku sudah bilang kan, kamu akan sengsara bila terus mengingatnya.

 

Evaleen masih memeluk Div, mengusap belakang kepalanya berusaha menenangkan. Div masih diam, menarik selimut lalu bersembunyi di baliknya.

 

EVALEEN

Baiklah aku akan membiarkanmu bersama Rwbel. Semoga hatimu cepat sembuh Div.

 

Evaleen mengusap rambut Div lalu menepuk pundak Rwbel sebelum keluar dari kamar.

2.     EXT. TERAS LAPUTA. PAGI. 2017

Sebuah mobil berhenti di pelataran Laputa, dua orang Detektif dan Jaksa Ryu turun dari mobil, berjalan menghampiri pintu masuk. Seorang Suster menyambut ketiga tamu tersebut.

 

DETEKTIF 1

Selamat pagi!

 

Kedua Detektif itu menunjukan lencana polisi mereka yang dikeluarkan dari dalam dompet.

 

SUSTER

Selamat pagi.

DETEKTIF 2

Kami akan melihat TKP, mohon kerja samanya.

SUSTER

Yaa… tentu saja.

 

Suster memandu mereka menuju dapur.

3.     INT. DAPUR LAPUTA. PAGI. 2017

Ketiganya mengikuti Suster, segera memasuki dapur setelah mengenakan plastik pada sepatu dan sarung tangan. Suster yang terlihat sangat muda itu meninggalkan mereka di dapur.

 

JAKSA RYU

Bagaimana hasil yang dikirimkan oleh team forensic?

DETEKTIF 1

Sama seperti sebelumnya tidak ada yang mencurigakan dalam kasus ini, jika kita visualkan, maka Nenek itu akan berjalan ke arah sini, mungkin hendak membuang sampah lalu terpeleset kulit pisang yang tergeletak di lantai, kepalanya membentur lantai, mengakibatkan pendarahan internal dan kehilangan kesadaran hingga berakhir tewas.

JAKSA RYU

Sama seperti kemarin…

 

Jaksa Ryu mengulangi ucapan Detektif 1.

 

DETEKTIF 1

Iya, sama seperti kemarin.

JAKSA RYU

Kasus Anita bahkan baru saja ditutup seminggu yang lalu dan sekarang ada kasus yang sama seperti itu, kalau begitu apa ada hasil otopsi?

DETEKTIF 2

Tidak ada.

DETEKTIF 1

Dan, sama seperti kemarin dapur adalah daerah bebas cctv.

JAKSA RYU

Detektif, untuk kasus anita apa kita mengecek sidik jadi pada sabun?

DETEKTIF 1

Tentu saja, dan hanya jejak telapak kaki Anita yang di temukan disana.

JAKSA RYU

Dan apa ada bekas licin atau basah sabun di kaki Anita?

DETEKTIF 2

Menurut berkas yang dikirimkan team forensic, ada bekas sabun namun hanya sekitar lima sampai sepuluh persen.

JAKSA RYU

Lima sampai sepuluh persen? Sterilkan daerah ini lebih lama, kita harus ulang penyelidikan baik pada Anita maupun Nenek ini.

DETEKTIF 2

Mengapa membawa kasus Anita?

JAKSA RYU

Keduanya adalah korban kecelakaan jatuh terpeleset ditempat yang mudah ditemukan benda licin namun kalau kita melihat sekeliling Laputa, tempat ini sangat bersih bahkan menurut para Suster, sampah setiap pagi sore dimusnahkan… Haa!

 

Ekspresi Jaksa Ryu berubah seperti mendapatkan penerangan soal kasus mereka. Jaksa Ryu kemudian berdiri menghampiri seorang Suster yang kebetulan lewat.

 

JAKSA RYU

Apa makan malam kemarin, ada menyediakan buah pisang?

Suster SISY

Tidak ada, saat malam kami tidak pernah menyediakan buah dan kemarin merupakan jadwal asupan apel bukan pisang.

JAKSA RYU

Apel? Apa ada jadwal untuk buah di Laputa?

SUSTER SISY

Tentu saja ada, anda bisa melihatnya disana.

 

Jaksa Ryu melihat ke arah yang ditunjuk oleh Suster, kemudian mendekatinya. Suster yang diajaknya bicara tadi memiliki wajah yang cemas namun tidak dihiraukan oleh Jaksa Ryu, Suster itu segera pergi begitu Jaksa Ryu melangkah mendekati jadwal pangan yang ditempel di lemari dapur. Detektif 2 menghampiri Jaksa Ryu.

 

DETEKTIF 2

Apa ada petunjuk?

JAKSA RYU

Bawa ini untuk bukti kalau ini bukan kecelakaan tapi pembunuhan.

 

Jaksa Ryu merobek jadwal lalu memberikannya pada Detektif 2 yang langsung memasukannya pada map bening bersamaan dengan berkas lainnya. Detektif 1 menghampiri mereka saat mendengar kata pembunuhan.

 

DETEKTIF 1

Bagaimana kamu bisa seyakin itu bahwa ini bukan kecelakaan? Dan apa hubungannya dengan jadwal ini?

JAKSA RYU

Selain karna tempat ini sangat rapih kontras dengan barang berserakan yang membuat dua kecelekaan maut ini, dan banyak kesamaan yang kita temukan dalam dua kasus ini, ada satu hal lagi yang membuatku yakin

 

Kedua Detektif mendengarkan dengan seksama, terlihat jelas raut wajah ingin tahu di wajah mereka.

 

JAKSA RYU (CONT’)

Kasus ini terlalu sempurna, kecelakaan ini terlalu rapih. Sejak kasus Anita aku sudah menduga ada yang tidak beres namun tidak ada bukti mendukung sehingga menghentikanku. Kali ini ada beberapa yang bisa ku tumbuhkan menjadi bukti.

DETEKTIF 1

Lalu bagaimana cara menyelidiki kasus Anita? Bukankah sduah terkubur?

DETEKTIF 2

Ada satu cara, paparkan ke media.

EVALEEN

Maaf, aku tidak akan mengizinkannya.

 

Evaleen baru saja memasuki dapur bersama Rwbel. Pernyataannya membuat ketiga penyelidik itu menoleh lalu memberi salam padanya. Rwbel melanjutkan perjalanannya ke kamarnya, meninggalkan Evaleen disana.

 

JAKSA RYU

Maaf kalau kami terlalu bersemangat dan terlihat lancang.

EVALEEN

Tidak apa, aku juga sangat ingin mengetahui kebenarannya tapi kalau Laputa sampai didatangi banyak orang, anak-anak kami yang mempunyai gangguan kecemasan terhadap keramaian akan rusak mentalnya bila tiba-tiba lingkungannya berubah.

 

Evaleen menatap ketiganya.

 

EVALEEN (CONT’)

Kalian tahu? Kenapa tempat ini dinamakan Laputa?

JAKSA RYU

Tidak tahu, apakah Laputa dari Castle in The Sky?

EVALEEN

Benar sekali, dari awal berdirinya Laputa saya selalu mengatakan pada anak-anak untuk menganggap ini castle, kerajaan, khayangan, sehingga mereka dapat merajut kisah mereka dengan tenang, menghadapi yang tadinya mereka takuti dan perlahan menyembuhkan luka hati mereka. Bagi orang lain Laputa hanya sekedar rumah rehabilitasi namun bagi kami disini tidak sesepele itu.

 

Semua yang ada di ruangan dapur itu terdiam.

 

EVALEEN

Sebentar lagi makan siang, mari bergabung di meja makan, aku sudah memesankan untuk Jaksa Ryu dan Detektif saat memesan makanan tadi.

 

4.     INT. RUANG MAKAN LAPUTA. 2017

Jaksa Ryu dan Detektif mengikuti Evaleen berjalan menuju ruang makan, dua orang Suster dan Rwbel berkeliling mengetuk pintu sebagai isyarat makan siang. Rwbel kemudian duduk di sebelah Jaksa Ryu. Dua orang Suster sudah kembali dari mengetuk pintu, kemudian membagikan kotak makan siang.

 

EVALEEN

Silahkan dinikmati Jaksa Ryu, Detektif. (BEAT) biasanya kami tidak memesan makanan, tapi hari ini aku terlalu lelah untuk memasak.

JAKSA RYU

Trimaksih untuk makan siangnya Evaleen, apa tidak ada Suster yang memasak?

RWBEL

Evaleen tidak suka bila masakannya diganggu, dan tidak memperbolehkan kami menyentuh dapurnya.

JAKSA RYU

Ohya? Kau sunggu hebat Evaleen.

EVALEEN

Aku hanya melakukan apa yang harus ku lakukan, ngomong-ngomong dimana Div, Rwbel?

RWBEL

Dia tertidur dikamarnya, aku tidak tega membangunkannya, nanti biar aku yang membawakan kotak makan siang miliknya ke kamar.

SUSTER

Biar aku bawakan ke kamar tuan Div.

 

Rwbel mengayunkan tongkatnya sembarang.

 

RWBEL

Biar aku saja, kataku.

 

Suster itu kembali duduk di tempatnya, memulai makan siangnya dengan hening. Suster di sebelahnya gemeteran, tangannya tidak bisa menyuap makanan dengan benar. Namun terlihat mengusahakan untuk tetap makan.

 

EVALEEN

Dimana Suster yang lain?

RWBEL

Beberapa Suster izin kepadaku untuk pergi ke rumah nenek dan mengunjungi keluarga Anita untuk peringatan 49 harinya.

 

Suster yang gemetar itu tersedak, tidak sengaja melemparkan sendoknya, membuat semua orang menoleh ke arahnya.

 

EVALEEN

Ada apa Suster sisy?

SUSTER SISY

Ti…tidak apa-apa, hanya tersedak.

EVALEEN

Jangan memikirkan yang tidak-tidak saat makan itu akan membuatmu tersedak.

 

Semua kembali menghabiskan isi kotak makan siang mereka.

5.     EXT. TERAS LAPUTA. SIANG. 2017

Jaksa Ryu dan Detektif berjalan menuju mobil, seorang Suster yang tadi gemetaran saat makan menghampiri mereka. Jemarinya masih gemetar, tatapannya terlihat linglung.

 

SUSTER

Permisi… ada yang ingin aku katakan soal dua kasus yang anda tangani, tapi tidak bisa disini.

JAKSA RYU

Apa kamu seorang saksi? Kalau begitu silahkan ikut kami ke kantor.

SUSTER

Aku tidak tahu ini berkaitan apa tidak, dan tidak tahu aku ini saksi atau bukan tapi yang jelas ada yang ingin aku sampaikan mengenai kasus ini tapi mungkin tidak bisa sekarang. Semua orang akan mencurigaiku nanti

JAKSA RYU

Kalau begitu kami tunggu sampai nanti malam di kantor, kau bisa datang kapan saja.

 

Suster itu menganggukan kepalanya lalu pergi. Jaksa Ryu masuk ke mobil. Sampai mobil pergi dari Laputa, Rwbel memperhatikan dari jendela kamar Div.

CUT TO

6.     INT. GUDANG LAPUTA. MALAM. 2017

Tujuh tubuh membeku kaku tergeletak dilantai ruangan, masih lengkap mengenakan seragam Suster khas Laputa. Tidak ada darah, hanya tubuh kaku yang membiru. Suster Sisy memasuki gudang, seketika terjatuh saat melihat tujuh tubuh itu. Suster Sisy berusaha berdiri, menguatkan badannya untuk berjalan keluar gudang. Suara langkah kaki dari balik perabotan di gudang membuat langkah Suster Sisy terhenti.

 

RWBEL (V.O)

Kamu tahu? Mereka seperti ini karna mengganggu orang lain, selalu ikut campur. Kalau kamu tidak mau seperti mereka, maka cukup diam, tidak usah ikut campur.

 

Suster sisy terdiam, matanya membulat, nafasnya tertahan. Perlahan membuka pintu dan berlari kecil keluar dari gudang.

BACK TO

7.     INT. KANTOR KEJAKSAAN. MALAM. 2017

Ruangan persegi dipenuhi lemari berisikan tumpukan kertas-kertas berkas, satu set sofa di tengah ruangan, kulkas kecil juga meja kerja di sudut lainnya. Jaksa Ryu duduk di balik meja kerja itu. Terlihat ia beberapa kali melihat jam tangan, lalu menatap pintu ruang kerjanya. Wajah Jaksa Ryu terlihat cemas, suara langkah kaki terdengar mendekat, pintu diketuk dari luar membuat Jaksa Ryu berdiri dari kursinya. Sekertaris pribadinya masuk membawa cangkir teh.

 

SEKRETARIS

Apa ada tamu yang ditunggu Jaksa Ryu?

JAKSA RYU

Hmm… sebenarnya iya, tapi sampai jam segini belum juga ada tanda-tanda ia akan tiba.

SEKRETARIS

Oh begitu. Emm…sebenarnya, saya ingin izin pulang, putri sulung saya sudah menelpon sejak tadi, apa boleh?

JAKSA RYU

Tentu saja boleh, lagipula ini sudah lewat jam kantor, nanti biar saya yang seduh minuman untuk tamu saya.

SEKRETARIS

Baik, kalau begitu saya pamit dulu, selamat malam Jaksa Ryu.

 

Sekretaris pribadi Jaksa Ryu berjalan keluar ruangan, menutup pintu dari luar. Jaksa Ryu menatap jam dinding, menghela nafas berat, memeriksa telpon genggamnya lalu menutupnya, berputar dikursinya sembari menggigit kukunya untuk kemudian kembali menatap jam dinding. Jaksa Ryu berdiri dari kursinya, berjalan mengitari ruangan.

 

JAKSA RYU

Sepertinya… dia memang tidak akan datang.

 

8.     INT. GUDANG LAPUTA. MALAM. 2017

Rwbel memasuki ruangan gelap yang penuh barang-barang bekas juga 7 jasad yang terlihat membusuk di lantai ruangan. Terlihat dua orang duduk terikat ditengah ruangan, Suster Sisy dan temannya. Rwbel menghampiri mereka, dengan pisau di genggamannya dan tongkat di tangannya yang bebas.

 

RWBEL

Sudah ku katakan untuk diam bukan? Kau pikir kau mau kemana susater Sisy?!

SUSTER

Tolong ampuni kami sekali saja Rwbel. Kami mohon, kami tidak akan sembarangan bicara lagi.

RWBEL

Hahaha. Kau tahu? Apa yang temanmu ini lakukan? Ia akan menemui Jaksa Ryu, apa aku masih harus memaafkannya?

 

Suster itu menoleh ke arah Suster Sisy, rautnya terlihat geram. Rwbel menyodori minuman kantung ke hadapan wajah mereka. Suster Sisy menolehkan mukanya.

 

RWBEL

Minum ini, maka aku akan memaafkan kalian.

SUSTER SISY

Aku tidak akan pernah meminum itu.

SUSTER

Minum saja Sisy! Agar kita keluar dari sini.

SUSTER SISY

Tidak akan

RWBEL

Terserah kau saja, Sisy. Pilihan tidak akan datang untuk kedua kalinya.

 

Rwbel mendekatkan diri ke Suster Sisy. Tersenyum sinis. Menusukkan pedangnya dalam-dalam. Suster Sisy meringis kesakitan. Kemudian tak sadarkan diri.

 

RWBEL

Sekarang giliran kamu, mau ikut bersamanya atau minum ini.

SUSTER

Saya akan minum itu Rwbel, tolong ampuni saya.

 

Suster itu meraih minumannya lalu menyeruputnya cepat. Pandangannya perlahan buram, tubuh Suster itu ambruk di sebelah tubuh Suster Sisy yang bersimpah darah. Rwbel meninggalkan mereka bersama jasad lainnya. Menutup pintu dari luar, masih dengan pisau dan tongkat di tangannya.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar