1. #1

 

1.     EXT. JALANAN. MALAM. 2016

Sebuah mobil melaju kencang, speedometer menunjukan jarum melewati angka 80. Jalanan sekitar sepi. Div terlihat menggigit bibir, keringat memenuhi dahinya, kemeja laki-laki 23 tahun itu tak beraturan, kancing paling atas sudah tanggal memperlihatkan leher penuh keringat, dasi yang menggantung sudah kendur ikatannya. Nada dering telpon berbunyi keras, Div berusaha meraih handphonenya tapi kemudian sebuah cahaya menusuk masuk mengarah pada Div. Ia membanting mobilnya ke kanan, menghantam bahu jalan, membuat mobilnya terpelanting di udara, memutar lalu menghantam aspal, suara gesekan badan mobil dengan aspal terdengar keras. Kaca mobil pecah, tangan Div keluar terkapar di permukaan aspal, darah mengalir dari pelipisnya. Div menatap ke langit, butiran salju turun menghampirinya. Lima meter dari fortuner putih milik Div, sebuah sedan menabrak lampu jalan, mesinnya mengeluarkan asap, samar-samar terdengar suara bayi dari dalam sedan. Pandangan Div perlahan kabur, kemudian semua menjadi hitam.

Black Video

Insert Title

2.     INT. KAMAR DIV. PAGI. 2017

Sebuah kamar dengan jendela besar menampilkan single bad yang berada ditegahnya, seorang Suster yang terlihat sebaya dengan Div masuk membawa nampan berisikan mangkuk bubur dan segelas susu, menghampiri Div yang menatap jendela dari kasurnya. Suster menaruh nampan di hadapan Div namun Div malah melempar nampan itu, suara pecahan mangkuk menggema di dalam kamar, nasi berhamburan di lantai, susu putih menggenang diatas nampan bersama pecahan gelas, Suster yang membawa sarapan ke kamar Div segera memunguti kekacauan yang dibuat oleh Div. Jendela kaca dengan hordeng yang sudah terbuka membuat ruang kamar terang, Div menatap ke luar, wajahnya terlihat marah, bahu Div naik turun, nafasnya tak beraturan. Evaleen, wanita paruh baya memasuki kamar. Duduk di ujung ranjang, menggenggam tagan Div yang kemudian malah menghempaskan tangannya. Evaleen tersenyum, menepuk lutut Div yang membuat Div menoleh. Evaleen menggerakkan tangannya merangkai kalimat.

 

EVALEEN

Apa yang salah sepagi ini div?

EVALEEN (CON’T)

Kenapa kamu tidak pernah membiarkan pagi di castle ini menyenangkan?

 

Div menoleh, wajahnya semakin terlihat tak menyenangkan. Ia membalas gerakan tangan Evaleen.

 

DIV

Castle?! Bagiku disini adalah penjara!

EVALEEN

Sudah setahun kamu tinggal disini, menjadi bagian dari kami, apa semua tanpak menjengkelkan? Apa tidak ada satupun hal yang kami lakukan yang bisa menyembuhkan lukamu?

DIV

Tidak! Tidak akan pernah! Sudahlah anda keluar saja! Aku ingin sendiri!

 

Evaleen bangkit dari posisinya, tersenyum menatap Div yang sudah kembali menatap keluar jendela, Evaleen mengikuti arah pandang Div, tak ada siapapun di luar. Evaleen menghela nafas lalu keluar dari kamar Div, diikuti Suster dengan nampan berisikan pecahan beling berserakan.

3.     EXT. TERAS LAPUTA. PAGI. 2017

Rwbel 21 tahun, menyeret kopernya dengan tongkat di tangan satunya melangkah mendekati pintu castel. Gaun merah muda selutut membuatnya terlihat lebih muda. Ia meraba sekeliling pintu, lalu menekan tombol saat ia berhasil menemukannya, bunyi bell tanda ada tamu di balik pintu berbunyi keras diikuti suara langkah kaki menghampiri pintu. Seorang Suster membuka pintu.

 

RWBEL

Gutten Morgen, aku Rwbel yang…

SUSTER

Selamat datang di Laputa Rwbel, semoga kamu bisa menyembuhkan lukamu disini.

 

Suster mengambil alih koper yang dibawa Rwbel, sembari menuntunnya ke kamar di lantai satu.

4.     EXT. TAMAN LAPUTA. SORE. 2017

Taman berbunga yang tidak begitu luas itu dihiasi beberapa bangku taman, lima orang anak berlarian menghindari satu anak dengan penutup mata. Dua orang gadis menggelar karpet seukuran tubuh mereka, membawa keranjang makanan lengkap dengan novel beserta minuman, berbaring menghadap langit sembari membaca novel yang setiap beberapa menit ditukar halamannya. Seorang anak laki-laki berjalan pincang diatas batu teraphy. Dan Rwbel duduk sendirian di kursi taman paling jauh, dibawah pohon besar. Tangannya mengayunkan kuas sembarang di atas kanvas. Wajah Rwbel terlihat tenang, senyum tipis terlihat di bibirnya. Sementara Rwbel sibuk dengan lukisannya, Div duduk di kursi roda dekat jendela, menatap keluar, matanya memandang Rwbel dari posisinya.

5.     INT. DAPUR LAPUTA. SIANG. 2017

Evaleen berdiri di belakang meja yang dipenuhi sayuran dan bahan masakan lainnya. Kedua tangannya bergantian memotong bawang, cabai, sayuran, juga membalik ayam di penggorengan. Rwbel berjalan mendekati Evaleen, berdiri di sebelahnya. Evaleen menatapnya sekilas. Lalu kembali fokus pada masakannya.

 

EVALEEN

Kenapa sayang? Apa kau perlu bantuan?

RWBEL

Tidak, aku tidak butuh apapun. Hanya saja (BEAT) sepertinya kau sendirian disini. Apa aku benar?

EVALEEN

Yup! Kamu benar sayang, aku tidak pernah suka seseorang mengacaukan masakan ku.

RWBEL

Apa kau tidak lelah sepanjang hari berkutat dengan masakan?

EVALEEN

Memang lelah, tapi aku bahagia memasakan hidangan lezat untuk kalian semua.

 

Evaleen dan Rwbel tertawa bersama. Rrwbel menemani Evaleen hingga masakan siap dihidangkan diatas meja. Mereka terlihat membicarakan banyak hal sembari tertawa sesekali. Div berjalan memasuki dapur, mengambil gelas, menuangkan cola kedalamnya, melirik sekilas ke arah Rwbel dengan dahi yang berkerut lalu pergi meninggalkan dapur.

6.     INT. RUANG BACA LAPUTA. PAGI. 2017

Rak-rak buku menjulang dipenuhi buku-buku dengan banyak kategori, di sekelilingnya tersebar bantalan alas duduk di setiap gang rak buku maupun sudut-sudut ruangan. Perpustakaan ini tidak begitu besar namun indah, pada dindingnya tertempel stiker dinding bergambar kupu-kupu, bunga, lebah, pelangi, dan pemandangan lainnya. Atap ruangan dihias burung-burung yang bergantungan menjuntai ke bawah. Sebuah meja dengan komputer terletak di dekat pintu perpustakaan, seorang pustakawan duduk di balik meja itu. Div duduk menyenderkan punggungnya pada rak bagian novel bahasa asing. Suara Rwbel dari pojok ruangan membuat Div menoleh, memperhatikan si empunya suara yang sedang asik membacakan cerita dari buku dongeng, Rwbel dikelilingi anak-anak, jemarinya bergerak cepat diatas permukaan lembaran-lembaran buku dongeng, membaca huruf-huruf timbul. Sesekali anak-anak ikut tertawa saat Rwbel membaca dengan nada mengolok, sesekali pula anak-anak menunjukan ekspresi ketakutan saat cerita yang dibaca Rwbel sampai di puncak konflik. Dari posisi ia duduk, Div ikut menjadi pendengar dongeng anak yang sudah lama sekali tak ia dengar. Perlahan raut wajah Div berubah tersenyum, kemudian kembali terlihat serius membaca novelnya sendiri.

7.     INT. RUMAH KACA LAPUTA. SORE. 2017

Kita melihat Rwbel berjalan mengitari tanaman-tanaman dengan semprotan air ditangannya, langkahnya selalu berhenti disetiap pot tanaman, meraba letak tengah tanah di dalam pot lalu menyemprotkan air sampai tangannya meraba tanah sudah cukup lembab. Sesekali memetik buah, menggosokan pada lengan baju kemudian memakannya. Wajah Rwbel terlihat senang saat menjumpai bagian pot-pot bunga, mendekatkan hidungnya pada salah satu bunga, menghirup nafas dalam-dalam lalu menghembuskan dengan ekspresi yang membuatnya terlihat cantik. Div berjalan ke arahnya namun terhenti di pintu rumah kaca saat melihat nenek-nenek tertatih menghampiri Rwbel, mengelus rambut Rwbel yang tentu saja membuatnya berbalik, raut wajah Rwbel semakin terlihat cerah. Tangannya menyambut tangan keriput milik nenek itu. Bersamaan menyemprotkan tanaman-tanaman di sekitar mereka. Div tersenyum melihatnya, lalu beranjak pergi meninggalkan rumah kaca.

8.     INT. RUANG MAKAN LAPUTA. MALAM

Semua penghuni laputa berkumpul di ruang makan, duduk di mejanya masing-masing, menunggu para Suster menuangkan makanan mereka di atas piring yang sudah terletak di hadapan mereka. Evaleen keluar dari dapur membawa sajian terakhir. Saat Evaleen selesai meletakkan piring berisi sajian terakhir, serentak kesepuluh Suster menyendokkan nasi beserta lauk pauk yang diinginkan masing-masing penghuni. Rwbel ikut berdiri meraba letak nasi mencari centongnya, menyendok nasi untuk dirinya sendiri namun malah membuat nasi itu berserakan masuk ke piring-piring sayur. Anita , salah seorang Suster di Laputa yang seumuran dengan Rwbel berdecak kesal, menyingkirkan tangan Rwbel.

 

ANITA

Cukup duduk di kursimu Rwbel! Jangan membuat masalah saat makan malam!

RWBEL

Tapi… aku hanya ingin membantu.

EVALEEN

Rwbel! Biarkan Anita yang menyajikan!

 

Rwbel mundur, kembali duduk di kursinya, Anita melayani Rwbel yang diam tidak banyak meminta macam lauk. Dari sudut lain meja besar itu, Div memperhatikan wajah Rwbel yang datar, sembari menyuap makanan Div terus memperhatikan gerak-gerik Rwbel yang berubah drastis.

9.     INT. DAPUR LAPUTA. MALAM. 2017

Rwbel membawa piring makannya ke belakang, ujung tongkatnya menghantam tembok tapi Rwbel sepertihapal rute yang ia lewati namun baru saja di tengah dapur, Anita menghampirinya mengambil alih piring kotor yang Rwbel bawa.

 

ANITA

Biar saya saja, nanti bisa pecah, kalau pecah saya yang akan kenak sangsi bukan kamu, Rwbel!

 

Setelah mendengar perkataan Anita, Rwbel berbalik pergi dari dapur.

10.   INT. RUANG TAMU LAPUTA. MALAM. 2017

Penghuni Laputa memenuhi ruang tamu dan teras, beberapa bermain musik, beberapa menyalakan api rokok, beberapa menikmati air putih di gelasnya seperti sengaja berlama-lama menghabiskan air di gelas, ada juga yang menghidupkan televisi mencari siaran yang disukai, sisanya sama seperti Div, hanya duduk-duduk menikmati musik yang dari teras atau ikut nimbrung menonton TV. Div akan menyenderkan kepalanya pada bantalan sofa saat melihat Rwbel keluar dari dapur dengan raut wajah yang membingungkan. Div berdiri, menarik lengan Rwbel saat melewatinya. Rwbel menoleh, Div menarik lengan Rwbel agar mendekat kepadanya, lalu membantu Rwbel duduk di hadapannya. Div menuliskan satu kalimat di telpon genggamnya lalu menekan tombol suara.

 

GOOGLE (O.S)

Kita… belum kenalan, namaku Div.

 

    Div menyodorkan telapak tangannya, menjabat tangan Rwbel.

RWBEL

Rwbel, I’ll spell (BEAT)

 

Div mengacungkan jari telunjuk di bibir Rwbel, memberi isyarat untul berhenti bicara. Lalu mengetik sebuah kalimat lagi di handphonenya, menekan tombol suara.

 

GOOGLE (O.S)

I know! Ru-bel. Rwbel dengan arti Rubby, benar bukan?  

 

Rwbel menganggukkan kepalanya, terlihat menahan senyumnya. Menarik tangannya malu-malu. Berbanding terbalik dengan Div yang sudah tersenyum memperlihatkan barisan giginya, setelah tangannya dilepas oleh Rwbel, Div menggaruk belakang kepalanya.

11.   INT/EXT. LAPUTA. PAGI/SIANG. 2017

                                                                                 MONTAGE :

A. Div dan Rwbel bermain mesin pemotong rumput di taman.

B. Rwbel menjahili Div yang sedang menyapu teras

C. Div menyembunyikan tongkat Rwbel lalu menggendong Rwbel sambil berlarian

D. Div merebahkan kepalanya di paha Rwbel yang sedang membacakan cerita dongeng untuknya.

E. Rwbel dan Div bermain air di rumah kaca.

 

12.   INT. KAMAR MANDI. PAGI. 2017

Establish suasana pagi di Laputa.

 

KIM

AAAAAAAA!!!!!

 

Suara teriakan Kim penghuni paling kecil dari kamar mandi membuat semua penghuni Laputa berlari ke arahnya. Kemudian puluhan teriakan baik yang tertahan maupun tidak memenuhi Laputa. Anita tergeletak di lantai dengan keadaan sekujur tubuhnya kaku, matanya terbuka, tubuhnya sempurna berbaring di lantai. Nenek yang terakhir datang melihat tubuh Anita seketika pingsan. Div menopang badannya pada dinding, raut wajahnya terlihat tak karuan, keringat mengalir di wajahnya, tatapan Div terlihat kosong, Div menyeret tubuhnya untuk duduk di lantai, menekuk lututnya dan mulai menggigiti kukunya. Jasad Anita dibawa keluar saat ambulan datang, Div menatap tandu yang membawa tubuh Anita. Rwbel menghampiri Div, ekspresinya berubah terkejut saat menyentuh wajah Div yang penuh keringat dan dingin. Rwbel membantu Div berdiri, seorang Suster datang membantu mereka melangkah ke kamar Div.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar