Roti Lapis: The Story of Mbak-Mbak SCBD
9. ACT 3.2.

93. EXT. KANTOR POLISI - SIANG

PATRA keluar dari kantor polisi sambil bertelepon. 

PATRA

Bu... Patra udah ketemu sama Mas Putra, Patra juga sudah bikin laporan hilangnya Mas Reza ke polisi... 

INTERCUT TO:

94. INT. RUMAH SAKIT, DEPAN NICU - SIANG

IBU PUTRI sedang bertelepon dengan Patra sambil mengamati ruang perawatan bayi prematur (NICU) di balik kaca. 

IBU PUTRI 

Putra bilang apa?  

PATRA

Kata Mas Putra, mungkin Mas Reza cari bandar yang jebak Putra, karena Mas Reza sebelum nikah juga pernah ada masalah sama mereka. 

IBU PUTRI

Trus laporan kehilangan Reza ke polisi? 

PATRA

Polisi baru nerima laporan aja, bu... trus nanti masih ada prosedur yang harus dijalani...

(beat)

Tapi Patra bisa langsung cari ke tempat bandar narkoba, Mas Putra sudah kasih tahu alamatnya... 

IBU PUTRI

Jangan! Kamu pulang saja... temani Bunga jaga bapak... 

PATRA

Tapi, bu... 

IBU PUTRI

Jangan bantah! Jangan coba cari Reza, biar saja polisi yang cari. Sekarang juga kamu pulang! 

PATRA

Iya bu... 

Patra mematikan HP-nya lalu berjalan menuju tempat motornya diparkir. 

Ibu Putri menghela napas panjang sambil mematikan HP-nya lalu melihat ke balik kaca ruang NICU dimana salah satu bayinya adalah cucunya sendiri yang sedang terbaring lemah di dalam inkubator dengan segala alat bantu kehidupan. 

95. INT. RUMAH SAKIT, RUANG RAWAT PUTRI - SIANG

PUTRI sedang berbaring di ranjang ketika IBU PUTRI masuk. 

PUTRI

Gimana Mas Reza bu? Mas Reza sudah ketemu? 

Ibu Putri berusaha mengalihkan perhatian Putri dengan memperlihatkan foto-foto bayi Putri di HP-nya yang dia potret dari depan NICU. 

IBU PUTRI

Put, lihat cucu ibu... ganteng ya... 

Putri tersenyum melihat foto-foto yang diperlihatkan Ibu Purti dan mulai melupakan Reza. 

PUTRI

Kapan boleh dibawa ke sini...? 

IBU PUTRI

Kalau nggak ada masalah, satu atau dua hari... tergantung pemeriksaan dokter nantinya...

PUTRI

Bapak pasti senang melihatnya... 

IBU PUTRI

Mangkanya cepat sembuh, supaya kita bisa pulang... 

(beat)

Oh iya, kita kan belum kasih nama...  

PUTRI

Mas Reza katanya sudah punya nama, bu... 

Tiba-tiba Putri kembali mengingat Reza. 

PUTRI (CONT’D)

Tapi Mas Reza nggak ada... Mas Reza kemana, bu...?

IBU PUTRI

Kamu tenang saja, kalau kamu banyak pikiran, nanti lama sembuhnya... 

PUTRI

Mas Reza... 

Putri menangis, Ibu Putri memeluknya sambil meneteskan air mata di pipi. 

96. EXT. JAKARTA - SIANG

ESTABLISHING SHOT: Suasana Jakarta di siang hari. 

MONTAGE: 

1. RUANG TAMU: AYAH PUTRI duduk di kursi roda menghadap ke pintu seolah sedang menunggu. BUNGA berdiri di belakang kursi roda. Dari pintu muncul PUTRI, IBU PUTRI dan PATRA yang baru pulang dari rumah sakit. Ibu Putri menggendong BAYI PUTRI. Ayah Putri mengulurkan tangan untuk menyambutnya. 

2. AYAH PUTRI menggendong BAYI PUTRI sambil menatapi wajahnya dengan ekspresi datar. BUNGA dan REZA berlutut di samping kiri dan kanan kursi roda memperhatikan Bayi Putri di pelukan Ayah Putri. PUTRI dan IBU PUTRI memperhatikan sambil tersenyum haru. 

3. DEPAN KANTOR POLISI: PUTRI dan PATRA masuk ke kantor polisi untuk sebuah urusan. 

4. DEPAN KANTOR POLISI: PUTRI dan PATRA keluar dari kantor polisi setelah selesai urusan. 

5. KAMAR PUTRI: PUTRI menidurkan BAYI PUTRI yang terus-terusan menangis. 

6. KAMAR PUTRI: BAYI PUTRI tidur lelap di ranjang. PUTRI memperhatikannya sambil menangis. 

97. INT. RUMAH BARU AYAH PUTRI, RUANG TENGAH - SIANG

PATRA mengetuk kamar Putri. 

PATRA

Mbak, Mbak Putri... 

Pintu dibuka dari dalam, PUTRI keluar. 

PUTRI

Ada apa, Pat...? 

Patra menunjuk TV yang sedang ditonton BUNGA dan IBU PUTRI dengan wajah khawatir. Putri mendekati Bunga dan Ibu Putri sambil matanya menatap layar TV. 

ON TV: POLISI menemukan jenazah REZA di semak-semak kebun. 

PUTRI (CONT’D)

Mas Reza!

ON TV: POLISI menggiring LTB #1 (Lelaki Tampang Bengis) dan LTB #2 dengan tangan yang diborgol.

Ibu Putri dan Bunga memeluk Putri dari samping kiri dan kanan. Tangis Putri tak tertahankan lagi. 

98. EXT. PEMAKAMAN UMUM, MAKAM REZA - SIANG

AYAH PUTRI duduk di kursi roda ditemani BUNGA, sedangkan PUTRI (yang menggendong BAYI PUTRI), IBU PUTRI dan PATRA berlutut di hadapam makam Reza. 

99. EXT./INT. KANTOR PENERBIT - SIANG

PUTRI ditemani PATRA berhadapan dengan dua KARYAWAN PENERBITAN (KP). 

KP #1 

Mbak Putri... kami atas nama pribadi dan penerbit, turut berbelasungkawa atas meninggalnya Mas Reza Rahardian... 

Putri yang sedang sangat berduka menjawab singkat. 

PUTRI

Terima kasih... 

KP #1

Novel kedua Mas Reza sampai saat ini sudah cetak ulang untuk yang ketiga kalinya... 

KP #1 menyerahkan cek dalam amplop pada Putri. 

KP #1 (CONT’D)

Ini royalty yang menjadi hak Mas Reza...  

PUTRI

Terima kasih... 

KP #2

Melihat sambutan pembaca atas novel yang kedua, kami berniat untuk mencetak ulang juga novel yang pertama... 

Berita gembira ini ternyata tidak membuat Putri bahagia. Putri hanya menganggukkan kepala sambil menahan sedih. 

100. INT. FOOD COURT, KIOS ROTI LAPIS - SIANG

PATRA dan JONO tampak sibuk membuat roti sedangkan BUNGA dan PUTRI melayani PEMBELI yang antriannya cukup panjang ke belakang. 

ADIT dan NINA yang baru datang melambaikan tangan pada Putri seolah minta diprioritaskan. 

Putri tersenyum lalu menggelengkan kepala karena harus melayani barisan terdepan terlebih dahulu. 

Adit dan Nina tampak kecewa, Putri tersenyum tipis. 

101. EXT. TAMAN - SIANG

PATRA mendorong kursi AYAH PUTRI. IBU PUTRI menggendong BAYI PUTRI. PUTRI dan BUNGA berjalan di samping Ibu Putri.

BUNGA

Eh, foto yuk, foto...

Bunga menyiapkan HP sambil berjalan ke depan.

Patra menghentikan kursi roda Ayah Putri. Ibu Putri dan Putri memposisikan diri di dekat Ayah Putri.

BUNGA (CONT’D)

Satu dua tiga... Satu dua tiga...

(beat)

Ganti posisi...

Patra dan Putri berganti posisi, sedangkan Ayah Putri dan Ibu Putri tetap pada posisinya.

BUNGA (CONT’D)

Satu dua tiga... Satu dua tiga...

Bunga pindah untuk mengambil gambar dari sudut yang lain.

BUNGA (CONT’D)

Satu dua tiga... Satu dua tiga...

DISSOLVE TO:

102. EXT. TAMAN - SIANG

CAPTION: Tiga tahun kemudian.

Terdengar suara Anak Putri yang sudah berusia tiga tahun.

ANAK PUTRI (O.S.)

Satu dua tiga... Satu dua tiga...

Tampak AYAH PUTRI (yang sudah bisa berdiri dan berjalan dengan bantuan tongkat), IBU PUTRI, PUTRI dan PATRA sedang berpose di depan kamera HP yang diarahkan BUNGA dari depan.

ANAK PUTRI (Oki, lelaki 3 th) yang mengidap down syndrome dengan wajah mongoloid berdiri di tengah-tengah sambil terus-terusan menghitung menirukan Bunga.

ANAK PUTRI (CONT’D)

Satu dua tiga... Satu dua tiga...

BUNGA

Satu dua tiga... Satu dua tiga...

(beat)

Gantian...

Bunga memberikan HP-nya pada Patra yang lau bersiap untuk memotret.

PATRA

Satu dua tiga... Satu dua tiga...

Anak Putri yang tidak bisa diam tiba-tiba berlari sambil terus menghitung.

ANAK PUTRI

Satu dua tiga... Satu dua tiga...

PUTRI

(khawatir)

Oki! Jangan lari-lari...

Patra mengembalikan HP kepada Bunga lalu mengejar Anak Putri.

PATRA

Ayo mau kabur ke mana?

Patra menangkap Anak Putri lalu mengangkatnya, menerbangkannya, sehingga membuat Anak Putri kegelian dan tertawa-tawa.

ANAK PUTRI

Hahaha... hahaha...

PATRA

Angkat ke atas, ya...

(beat)

Satu dua tiga... 

ANAK PUTRI

Satu dua tiga, satu dua tiga... 

Ayah Putri, Ibu Putri, Putri dan Bunga tersenyum lalu tertawa melihat kelakuan cucu, anak dan keponakan kesayangan mereka dengan wajah mongoloid yang khas.

FADE OUT.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar