Roti Lapis: The Story of Mbak-Mbak SCBD
1. ACT 1.1.

MUSIK BERIRAMA RIANG terdengar. 

FADE IN:

1. EXT. KAWASAN BISNIS - SIANG

ESTABLISHING SHOT: Kawasan bisnis Kota Jakarta pada siang hari sekira pukul 12.10 ketika para LELAKI dan PEREMPUAN pekerja kerah putih sedang istirahat makan siang. 

PUTRI (V.O.)

Kerja di kawasan bisnis seperti ini adalah impian gue sejak masih kuliah dulu...

(beat)

Kerja di perusahaan bagus, di perkantoran yang bagus, pakaian bagus, penampilan bagus... semuanya serba bagus... dan tentu saja masa depan yang... mudah-mudahan bagus... 

(beat)

Oh ya, kenalin... nama gue Putri. Nama yang standar untuk cewek dari keluarga standar. Nasib dan pekerjaan gue juga standar--

2. EXT. KAWASAN BISNIS, DEPAN KAFE - SIANG

Ada sekelompok pekerja LELAKI dan PEREMPUAN yang keluar dari kafe atau restoran mewah. 

PUTRI (V.O.)

--nggak seperti mereka yang punya jabatan dan gaji yang tinggi--

3. EXT. KAWASAN BISNIS, DEPAN WARUNG TENDA - SIANG

Ada juga sekelompok pekerja LELAKI dan PEREMPUAN lainnya yang keluar dari warung-warung tenda yang menempel di tembok pemisah antara gedung megah dan gang pemukiman padat. 

PUTRI (V.O.)

--nggak juga seperti mereka yang kerja di kawasan bisnis tapi gajinya... you know lah--

4. INT. KANTOR PUTRI, PANTRY - SIANG

Pada sebuah pantri kantor yang kecil dengan segala kelengkapannya termasuk sebuah meja makan. 

PUTRI (V.O.)

--dan inilah gue yang nama, jabatan dan gajinya standar--

PUTRI (karyawati 26th, tidak cantik tapi juga tidak jelek) sedang tergesa menghabiskan sisa roti lapis dari kotak tupperware-nya.

PUTRI (V.O.)

(nada marah)

--awas kalo lo bilang tampang gue standar!

Pintu dibuka dari luar, JONO (office boy 25th) masuk. Putri menutup wadah makan siangnya. 

JONO

Mbak Putri kok buru-buru gitu, toh? 

PUTRI

Ada urusan bentar, Jon. Titip tupperware gue ya. 

Putri memberikan kotak tupperware-nya pada Jono lalu berjalan menuju pintu. 

JONO

Cuci? 

PUTRI

Nggak perlu. Simpan saja. 

Putri membuka pintu. 

PUTRI (CONT’D)

Oh ya, cuci saja. 

Putri keluar. Jono tersenyum, potongan sisa roti lapis mengundang selera untuk dihabiskan. 

PUTRI (CONT’D)

Eh, jangan! Masih ada sisa.

Putri pergi. Jono batal menyantap postongan roti lapis dengan kecewa. 

5. INT. KANTOR PUTRI, KORIDOR - SIANG

PUTRI berjalan menelusuri koridor.

PUTRI (V.O.)

Gue seneng banget kerja di perusahaan ini. Suasananya, pekerjaannya, rekan kerjanya... atasannya juga baik...

KARYAWAN JUNIOR yang membawa map tebal berjalan dari arah depan. 

PUTRI

Mau kemana? 

KARYAWAN JUNIOR

Ini, ada yang musti difotokopi untuk persiapan meeting nanti. 

PUTRI

Di meja kerja saya ada coklat, ambil aja buat kamu. 

KARYAWAN JUNIOR

(senang)

Makasih...

PUTRI (V.O.)

Baik kan, gue... 

PUTRI

Sekalian, di sana ada dokumen yang musti difotokopi juga, titip ya...  

KARYAWAN JUNIOR

(bete)

Oh, mmh iya bu... 

Putri kembali berjalan menuju ruang kerja atasannya. 

PUTRI

Cuma seratus lembar, kok... 

6. INT. KANTOR PUTRI, DEPAN R. KERJA PAK ANTON - SIANG

PUTRI berhenti di depan pintu ruang kerja yang terbuka lalu menengok ke dalam. 

PUTRI

Pak Anton... pamit ya...

PAK ANTON (atasan Putri 50th) sedang duduk di kursi meja kerjanya. 

PAK ANTON

(menggoda)

Cie, yang mau akad KPR... 

PUTRI

Hehe, doakan lancar ya, pak... 

PAK ANTON

Jangan lama-lama! Selesai urusan langsung balik! 

PUTRI

Nanti kalau KPR saya jadi, bantu saya ya, pak... 

PAK ANTON

Bantu pindahan ke rumah baru? 

PUTRI

Bantu bayarin cicilannya tiap bulan, pak... 

PAK ANTON

Enak aja!

PUTRI

Cuma lima belas tahun kok, pak... 

PAK ANTON

Pergi sana!

Putri dengan santai berjalan menuju pintu keluar kantor. 

7. INT. LANTAI DASAR, LOBBY GEDUNG KANTOR - SIANG

PUTRI keluar dari lift sambil tersenyum membayangkan sesuatu. 

PUTRI

Yey! Akhirnya gue punya rumah...

ADIT (teman kerja Putri) dan NINA (teman kerja Putri) berjalan dari arah berlawanan. Mereka baru selesai makan siang di luar kantor 

ADIT

Lo jadi ke bank? 

PUTRI

Iya, ini baru mau berangkat. 

NINA

Gue titip manager bank satu ya, yang ganteng, jangan pakai isteri. 

PUTRI

Kalo satpam bank mau nggak? Tampangnya gahar, isterinya dua? 

Adit ngikik, Nina bete. 

NINA

Sial, lo!

Putri terus berjalan ke arah luar. 

PUTRI (V.O.)

Setelah lima tahun kerja di perusahaan ini, akhirnya impian gue untuk punya rumah akan tercapai..

(beat)

Berkat rajin kerja dan tentunya hidup hemat...

8. INT. RUMAH PUTRI - MALAM (FLASH BACK)

PUTRI memberi amplop isi uang pada IBU PUTRI (50th). 

PUTRI

Bu, buat bulan ini.

IBU PUTRI

Makasih ya, Put... Ibu doain rezekinya tambah lancar... 

PUTRI

Aamiin... 

PATRA (adik Putri 22th) dan BUNGA (adik Putri 17th) datang lalu ikut berdoa. 

PATRA 

Gajinya tambah banyak... 

SEMUA

Aamiin...

BUNGA

Gajinya tambah sering. Sebulan dua kali. 

SEMUA

Aamiin... 

PATRA

Gajinya sebulan tiga kali. 

SEMUA

Aamiin... 

BUNGA

Gajinya naik empat kali lipat... 

SEMUA

Aamiin... 

Patra dan Bunga menengadahkan tangan. 

PUTRI

Nggak ada jatah!

Putri pergi meninggalkan Patra dan Bunga yang tampak kecewa. 

9. EXT. WARUNG PECEL LELE - MALAM (FLASH BACK)

PUTRI dan REZA (30th) sedang duduk di warung tenda ketika PELAYAN datang menyajikan pecel lele di meja. 

PUTRI

Bukan pelit mas, tapi hemat... 

REZA

Tapi kan sekali-sekali boleh aja kita makan di kafe... 

PUTRI

Ya boleh dong... tapi nanti, kalau ada undangan ulang tahun... 

PUTRI (V.O.)

Oh ya, kenalin ini Reza. Waktu itu masih pacar, sekarang sudah jadi suami. Ganteng, kan? Jangan naksir ya!

(beat)

Gue nikah sama Reza dua bulan yang lalu. 

10. EXT. TAMAN - SIANG (FLASH BACK)

PUTRI dan REZA yang berpakaian pengantin berdiri di pelaminan diapit AYAH PUTRI (55 th) dan IBU PUTRI (50 th) juga BAPAK REZA (70 th) dan IBU TIRI REZA (45 th). 

IBU TIRI REZA

(senang, ke Ibu Putri)

Ternyata nikahan di taman beda, ya...? 

IBU PUTRI

(ke Ibu Reza)

Iya, nggak kaku, lebih meriah...

Suasana resepsi pernikahan dengan para LELAKI dan PEREMPUAN (termasuk PUTRA (kakak Putri 30th), PATRA, BUNGA, PAK ANTON, NINA dan ADIT. Ada yang berdiri sambil ngobrol, ada yang berdiri sambil makan, ada yang antri di depan gerobak makanan. Ada juga Anak-Anak yang lari-lari berkejaran. 

PUTRI (V.O.)

Dan tentunya lebih murah karena sewanya nggak semahal gedung, nggak perlu bayar listrik--

Suasananya terlihat alami karena didekorasi oleh tetumbuhan dan atau tanaman asli.

PUTRI (V.O.)

--dan dekorasinya juga gampang karena cuma tinggal nambahin spot-spot yang terkesan kosong dengan tanaman yang dibawa dari rumah atau pinjam dari tetangga. 

IBU TIRI REZA

Kamu pinter bikin dekorasinya, Put... 

Putri tersenyum setengah hati. 

PUTRI (V.O.)

(agak sinis)

Ya ini juga kan karena bapak sama ibu mertua nggak ngasih anggaran... 

11. EXT. RUMAH PUTRI, TERAS - MALAM (FLASH BACK)

REZA dan PUTRI sedang duduk bersampingan menatapi laptop yang tersimpan di atas meja. 

REZA

Cukup nggak, uangnya? 

PUTRI

Tabungan kamu cuma segini? 

REZA

Itu dari royalty novel pertama aku yang best seller itu, lho... 

PUTRI

Dari gaji, nggak ada? 

REZA

Gaji aku kan kecil. Aku belum bisa nabung. 

PUTRI

Sebenarnya aku punya tabungan, tapi itu untuk uang muka KPR... Itu juga baru setengahnya... 

REZA

Ya sudah, kalau gitu kita nikahnya di KUA saja, nggak perlu pakai resepsi... Tetap romantis kok, kayak di cerita novel aku... 

Putri diam, berpikir, lalu menghela nafas berat dan mengambil keputusan yang cukup berat.  

PUTRI

Ya sudah, nggak apa-apa. Tabungan aku dipakai aja. Ditambah tabungan kamu, cukup kok untuk bikin resepsi yang sederhana...

12. INT. KAMAR PUTRI - MALAM (FLASH BACK)

PUTRI sedang melepas riasan pengantinnya di depan cermin.

PUTRI (V.O.)

Tapi ternyata Tuhan senang banget bikin kejutan... 

REZA, yang masih mengenakan pakaian pengantin, menghampiri Putri sambil membawa gentong (kotak) angpao. 

REZA

(senang)

Put! Angpaonya banyak... 

PUTRI

(biasa)

Alhamdulilah, buat tabungan uang muka KPR lagi... 

REZA

Ini bukan cuma cukup untuk tabungan Put, tapi cukup untuk uang muka KPR... 

PUTRI

(kaget)

Hah?! Masa sih?! Kalo gitu balik modal, dong? 

REZA

Bukan cuma balik modal, tapi untung dua puluh persen!

PUTRI

Kita bikin resepsi sekali lagi, yuk?! Siapa tahu angpaonya nanti cukup untuk beli rumah cash...?

13. EXT. DEPAN GEDUNG BANK - SIANG

REZA sedang berdiri menunggu di depan gedung bank, PUTRI datang menghampiri. 

PUTRI

Kita belum terlambat, kan? 

REZA

Pas banget kok. Yuk, masuk sekarang... 

PUTRI

Tunggu, tunggu... 

REZA

Apa sih? 

PUTRI

(tersenyum)

Aku nggak percaya, akhirnya kita punya rumah! Kayak mimpi...

Reza cubit perut Putri yang lalu teriak. 

PUTRI (CONT’D)

AW! 

REZA

Kamu nggak lagi mimpi, kok... 

PUTRI

Tapi jangan dicubit gitu dong. Sakiit... 

Putri membalas cubitan Reza bertubi-tubi, Reza berusaha menghindar sambil mengaduh dan tertawa-tawa. Tiba-tiba hape Putri berbunyi. Putri melihat layar hape, terlihat tulisan BUNGA. Putri sentuh layar hapenya lalu menempelkannya di telinga. 

PUTRI (CONT’D)

Ada apa, Bunga? 

(kaget)

Apa? Kapan? Kenapa? 

(resah)

Oke, gue ke sana sekarang!

Putri mematikan hapenya, ia terlihat panik. Reza heran. 

REZA

Kenapa Bunga? 

PUTRI

Bapak masuk rumah sakit! 

REZA

Ya sudah, nanti selesai akad KPR kita ke sana... 

PUTRI

Nggak bisa! Musti sekarang! Bapak kena stroke!

Putri pergi mencari taksi. Reza sempat terdiam sebentar, berpikir, lalu bergegas mengejar Putri. 

14. EXT./INT. RUMAH SAKIT MEWAH, LOBBY - SIANG

PUTRI dan REZA bergegas memasuki pintu rumah sakit yang terlihat megah dan mewah ini. 

Dari bagian dalam rumah sakit, PATRA dan BUNGA menyambut kedatangan kakak dan iparnya. 

PUTRI

Di mana bapak? 

BUNGA

Di ICU, katanya harus operasi. 

PATRA

Tapi kita harus bayar deposit dulu, mbak. 

PUTRI

Bapak kan punya BPJS?!

PATRA

Iya, tapi rumah sakit ini nggak ada kerjasama dengan BPJS. 

REZA

Kalau gitu kita pindah ke rumah sakit lain saja. 

PUTRI

Jangan! Kalau terlambat bisa fatal!

(ke Patra dan Putri)

Mana bagian administrasinya? 

Patra dan Bunga menunjuk ke arah yang sama, lalu bersama Putri yang diikuti Reza bergegas ke sana. 

15. INT. RUMAH SAKIT MEWAH, KORIDOR MENUJU R. OPERASI - SIANG

BEBERAPA PERAWAT mendorong blankar tempat AYAH PUTRI terbaring. 

IBU PUTRI, PUTRI, PATRA dan BUNGA menyertai dari samping dan belakang. 

REZA yang berjalan beberapa langkah di belakang, tampak sedang bertelepon. 

Ketika sampai di depan pintu ruang operasi, PERAWAT #1 membuka pintu, PERAWAT yang lain mendorong blankar bapak masuk ke ruang operasi. Perawat #1 menutup pintu sambil memberi isyarat agar Ibu Putri, Putri, Bunga dan Patra menunggu di luar. 

16. EXT. RUMAH SAKIT MEWAH - TIME LAPSE

Siang telah berubah menjadi sore, lalu sore berubah menjadi malam. 

17. INT. RUMAH SAKIT MEWAH, DEPAN RUANG OPERASI - MALAM

Pintu ruang operasi dibuka dari dalam. 

REZA dan PATRA yang sedang berdiri memberi kode pada PUTRI yang lalu membangunkan BUNGA yang sedang menyenderkan kepala di bahu IBU PUTRI. 

DOKTER keluar dari ruang pintu ruang operasi, Reza, Patra, Putri, Ibu Putri dan Bunga menghampirinya. 

Dokter bicara (INAUDIBLE) sambil tersenyum. Semua tampak lega lalu mengekspresikan kelegaannya masing-masing. Reza menepuk bahu Patra. Putri dan Bunga bersamaan memeluk Ibu Putri. 

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar