18. EXT. RUMAH AYAH PUTRI - SIANG
ESTABLISHING SHOT: Rumah tua peninggalan zaman Belanda (lima kamar) yang cukup besar dengan halaman luas dan terletak di pinggir jalan (strategis) itu terlihat sunyi dan sepi.
CAPTION: Dua bulan kemudian.
19. INT. RUMAH AYAH PUTRI, KAMAR AYAH - SIANG
BUNGA sedang merapihkan seprai ketika IBU PUTRI masuk membawa tumpukkan pakaian yang baru selesai disetrika.
IBU PUTRI
Udah beres, semua?
BUNGA
Sudah, bu...
Ibu Putri memasukkan pakaian ke dalam lemari.
IBU PUTRI
Jangan dibiasain bolos kayak gini, ah. Ibu nggak suka.
BUNGA
Kan cuma hari ini aja, untuk nyambut bapak pulang. Lagian, bapak pulangnya mendadak...
IBU PUTRI
Ibu juga nggak tahu bapak sudah boleh pulang...
BUNGA
Bu... ibu ada uang? Uang Putri sudah habis, untuk ongkos sekolah dan beli pulsa?
Ibu diam sebentar, seperti bingung.
IBU PUTRI
Nanti ibu bilang dulu sama Mbak Putri, siapa tahu dia ada...
BUNGA
Sama untuk beli pulsa...
IBU PUTRI
Iya, iya...
Terdengar SUARA MOBIL memasuki halaman depan.
IBU PUTRI (CONT’D)
Kayaknya itu bapak sudah datang...
20. INT. RUMAH AYAH PUTRI, RUANG TAMU - SIANG
Pintu dibuka dari luar, PUTRI masuk sambil membuka pintu selebar mungkin agar kursi roda AYAH PUTRI yang didorong REZA dan PATRA bisa masuk.
REZA
Aku bayar taksi dulu.
PUTRI
Udah. Aku udah bayar.
IBU PUTRI dan BUNGA keluar dari kamar menyambut bapak.
IBU PUTRI
Langsung ke kamar saja.
PUTRI
Di sini dulu saja, mungkin bapak bosan tiduran terus di rumah sakit.
Putri berlutut di depan kursi roda bapak.
PUTRI (CONT’D)
Atau bapak mau nonton tv di ruang tengah?
Bapak tidak bergerak, tidak juga menjawab, hanya matanya yang mengedip satu kali.
PUTRI (CONT’D)
Mau nonton tv dulu katanya...
(ke Reza dan Patra)
Bawa langsung ke ruang tengah, ya...
REZA
Oke...
Reza dan Patra mendorong kursi roda Ayah Putri ke ruang tengah, Bunga mengikuti dari belakang.
IBU PUTRI
Put...
PUTRI
Iya, bu...?
IBU PUTRI
Itu tadi biaya rumah sakit habis berapa? Ibu baru tahu, biaya operasi dan rumah sakit nggak dapat jaminan dari BPJS.
PUTRI
..yang nggak dijamin BPJS itu cuma biaya operasi di rumah sakit yang pertama itu aja kok... di rumah sakit yang kedua, semua biaya perawatan dan pengobatannya sudah dijamin...
IBU PUTRI
Untuk operasi itu habis berapa?
PUTRI
Sudah bu, nggak perlu dipikirin, yang penting bapak selamat.
IBU PUTRI
(sedih)
Bapak nggak bisa kerja lagi, Put. Ibu juga nggak punya tabungan.
PUTRI
Ibu nggak usah pikirin apa-apa. Sementara ini Putri yang akan urus masalah keuangan. Ibu jaga bapak saja, biar cepat sembuh...
IBU PUTRI
Bunga sama Patra gimana? Ibu belum kasih mereka uang bulanan...
PUTRI
Nanti Putri yang kasih...
Ibu Putri tidak bisa berkata-kata hanya bisa memeluk Putri dengan haru. Putri jadi ikut haru dan hampir menitikkan air mata.
Reza datang dari ruang tengah.
REZA
Aku balik ke kantor, ya... izinnya cuma setengah hari...
PUTRI
Bentar, aku juga mau balik ke kantor...
Putri melongok ke ruang tengah lalu memanggil.
PUTRI (CONT’D)
Patra! Bunga! Sini bentar...
Patra dan Bunga datang bersamaan dengan Ibu Putri yang pergi ke ruang tengah untuk bergantian menjaga bapak.
Putri berjalan menuju pintu lalu keluar, Reza, Bunga dan Patra mengikutinya.
21. EXT. RUMAH AYAH PUTRI, HALAMAN - SIANG
PUTRI berdiri menunggu di halaman dekat gerbang, dekat motor Reza. REZA, PATRA dan BUNGA menghampirinya.
PUTRI
Hidup kita nggak akan sama lagi kayak dulu. Prioritas kita sekarang adalah menjaga dan merawat bapak. Bapak bisa cepat sembuh kalo dapat support dari semua anggota keluarga.
(ke Bunga dan Patra)
Kalian berdua pulang sekolah atau pulang kuliah langsung ke rumah. Nggak ada lagi main-main, keluyuran... kecuali hari minggu, itu juga harus janjian dulu, supaya di rumah tetap ada yang jaga bapak...
(beat)
Bantu ibu untuk bantu bapak kecuali mungkin yang cuma bisa ibu yang bantu... buang air, mandi... jangan sampai ibu kecapean, jangan sampai ibu ikutan sakit... kita bagi-bagi tugas aja...
(beat)
Aku baru bisa bantu kalau nggak kerja, artinya baru malam atau hari sabtu sama minggu...
REZA
Aku juga bisa bantu di hari libur...
PUTRI
(ke Bunga dan Patra)
Kalian ngerti, kan?
Patra dan Bunga mengangguk.
PUTRI (CONT’D)
Mulai sekarang jangan minta uang sama ibu...
Putri mengeluarkan beberapa lembar uang pada Bunga dan Patra.
PUTRI (CONT’D)
Ini untuk keperluan sebulan...
Patra tersenyum.
BUNGA
Iya, mbak...
PUTRI
Aku sama Mas Reza balik ke kantor, ya...
PATRA
Iya, mbak...
PUTRI
(ke Reza)
Aku nebeng ke terminal, ya...
Putri dan Reza pergi naik motor meninggalkan Bunga dan Patra yang lalu berjalan menuju pintu rumah.
22. INT. RUMAH AYAH PUTRI, RUANG TAMU - SIANG
IBU PUTRI sedang mendorong kursi roda AYAH PUTRI dari ruang tengah ketika PATRA dan BUNGA masuk.
IBU PUTRI
Pat, tolong bapak dibawa ke kamar...
Patra mengambil alih kursi roda bapak dari tangan Ibu Putri.
IBU PUTRI (CONT’D)
Bunga, bantu bapak pindah ke ranjang, ya...
Patra mendorong kursi roda Ayah Putri ke kamar. Bungan membuka pintu kamar ayah lalu menahannya.
23. INT. RUMAH AYAH PUTRI, KAMAR AYAH - SIANG
BUNGA menahan pintu, PATRA mendorong kursi roda AYAH PUTRI melintasi pintu. IBU PUTRI menyiapkan bantal dan guling di ranjang.
Patra menempatkan kursi roda di samping ranjang lalu bersama Bunga membantu bapak pindah ke ranjang.
IBU PUTRI
Hati-hati...
Ayah Putri yang lumpuh hanya pasrah diangkat dan diatur oleh Patra dan Bunga. Ibu Putri melihat sambil membantu sedikit sampai akhirnya Ayah Putri terbaring nyaman di ranjang.
BUNGA
Apa lagi, bu?
IBU PUTRI
Udah, nggak ada...
(ke Patra)
Kamu nggak kuliah?
PATRA
Sebentar lagi, bu...
IBU PUTRI
Sudah dikasih ongkos sama Mbak Putri?
PATRA
Sudah, bu...
IBU PUTRI
Ya sudah, berangkat sana...
Patra dan Bunga berjalan menuju pintu.
24. INT. RUMAH AYAH PUTRI, RUANG TENGAH - SIANG
BUNGA dan PATRA memasuki ruang tengah.
SFX: TRING. HP Patra berbunyi, pesan pendek masuk.
Patra membaca pesan itu lalu tersenyum.
BUNGA
Siapa?
PATRA
Mau tau aja.
BUNGA
Gebetan lo, ya?
PATRA
Teman.
(beat)
Gue pergi, ya?
BUNGA
Pacaran, ya? Gue bilangin Mbak Putri, nih...
PATRA
Enak aja pacaran, kuliah.
BUNGA
Bolos aja, jagain bapak.
PATRA
Kan ada lo...
BUNGA
Kalau disuruh ngangkat-ngangkat lagi kayak tadi, gimana?
PATRA
Kan bisa sama ibu.
(beat)
Udah, diam, nanti gue transferin gopay, deh...
BUNGA
Bener, ya?
PATRA
Bilangin ibu, gue pergi ya...
Patra ambil ransel yang tergeletak di kursi lalu pergi tinggalkan Bunga yang lalu masuk ke kamarnya.
25. INT. KANTOR PUTRI, DEPAN R. KERJA PAK ANTON - SIANG
PUTRI berjalan melintasi ruang kerja PAK ANTON yang lalu memanggilnya.
PAK ANTON
PUT!
Putri berhenti di depan pintu, Pak Anton menghampiri.
PUTRI
Iya, pak...?
PAK ANTON
Bukannya kamu jemput bapak kamu pulang dari rumah sakit?
PUTRI
Iya pak, kan saya sudah izin setengah hari...
PAK ANTON
Tanggung, kenapa nggak sekalian cuti aja...?
PUTRI
Nanti nggak dapat uang makan, pak, hehe...
PAK ANTON
Itungan banget sih...
(beat)
Jadi bapak kamu sudah sembuh?
Putri menghela napas panjang lalu bicara lirih.
PUTRI
Dokter bilang sudah bisa dirawat di rumah...
PAK ANTON
Trus, kapan pindahan? KPR-nya jadi kan?
PUTRI
Ditunda pak, untuk waktu yang belum ditentukan...
PAK ANTON
(kaget)
Oh gitu, ya...?
PUTRI
Kecuali kalau bapak juga mau bayarin saya uang mukanya, hehe...
PAK ANTON
Bisa aja kamu...
Pak Anton kembali kerja, Putri berjalan menuju pantry.
26. INT. KANTOR PUTRI, PANTRY - SIANG
ADIT dan NINA sedang duduk di kursi meja makan sambil makan roti lapis dari tupperware milik Putri.
Pintu dibuka dari luar, PUTRI masuk. Adit dan Nina yang melihat tampak terkejut.
ADIT
Lho?! Katanya tadi pulang?
PUTRI
Jemput bapak dari rumah sakit. Mendadak dibolehin pulang.
ADIT
Kirain lo nggak balik...
NINA
Sori ya, rotinya kita makan...
PUTRI
Udah, nggak apa-apa, kok... gue udah makan tadi...
Nina dan Adit melanjutkan makan roti lapisnya.
NINA
Enak banget Put, lo yang bikin?
PUTRI
Iya dong, resep ibu, itu...
Putri mengambil gelas, lalu mengisinya dengan air putih.
NINA
Kayaknya tiap hari beda-beda ya, isi sama rasanya?
PUTRI
Ibu gue pinter banget bikin roti lapis. Dari gue kecil, setiap hari dibikinin roti. Tapi gue nggak pernah bosen.
ADIT
Eh, gimana bapak, lo...?
Putri menghela napas panjang.
PUTRI
Udah di rumah.
ADIT
Gue ikut prihatin, ya. Kalo lo butuh bantuan, apapun... kasih tahu kita, ya?
PUTRI
Makasih.
ADIT
Eh, gue mau lho, kalo musti bayar ini...
NINA
Iya Put, kenapa lo nggak jualan aja?
PUTRI
Beneran?
NINA
Serius. Seribuan, kan?
PUTRI
Enak aja, sejutaan.
SEMUA
Hahaha...
Pintu dibuka dari luar, JONO masuk.
JONO
Lho? Mbak Putri balik ke kantor? Itu rotinya tadi diminta Mbak Nina sama Mas Adit...
PUTRI
Nggak apa-apa, Jon...
ADIT
Lo mau, Jon...
NINA
Nih, masih ada sisa...
JONO
Mau dong, aku setiap lihat Mbak Putri makan roti lapisnya selalu ngiler, hehe...
SEMUA
Hahaha...
27. EXT. KAFE TAMAN - SIANG
PATRA sedang duduk menunggu sambil main HP. PACAR PATRA (perempuan 22 th) datang bersama SEPUPU PACAR PATRA (perempuan 22 th.
PACAR PATRA
Sori telat...
PATRA
Nggak apa-apa, kok...
PACAR PATRA
Kenalin ini Marsha...
PATRA
Hai...
(pelan ke Pacar Patra)
Kok ngajak teman sih?
PACAR PATRA
(pelan)
Dia sepupu aku, dari Bandung, nggak enak ditinggal sendiri di rumah...
PATRA
Oh...
PACAR PATRA
(ke Marsha)
Mau minum apa? Atau mau makan? Tenang aja, nanti dibayarin Patra... iya kan? Hehe...
Patra hanya tersenyum tipis.
PACAR PATRA (CONT’D)
(ke Patra)
Nanti kita nonton yuk? Bertiga aja...
PATRA
(gugup)
Oh, mmh... kayaknya nggak bisa deh, aku ada kelas...
PACAR PATRA
Katanya hari ini libur?
PATRA
Oh, mmh... kelas tambahan.
PACAR PATRA
Ya udah, kita di sini aja...
PATRA
Aku juga nggak bisa lama-lama di sini, satu jam lagi kelas tambahannya mulai...