PULIH
1. Scene 1 - 8

1. INT. KELAS – SIANG

Nara Lintang Semesta (9 tahun) duduk di kelas 3 SD. Guru meminta masing-masing siswa membawa foto keluarga dan bercerita di depan kelas. Beberapa siswa lain mendapat apresiasi saat bercerita tentang anggota keluarganya yang lengkap dan bahagia. Ibu guru memanggil nama Nara, gadis kecil itu maju ke depan kelas dengan wajah berseri.

NARA

Halo teman-teman. Ini foto keluargaku (Memperlihatkan foto yang dibawanya). Ini aku dan ini Bunda.

DINO

Ayah kamu mana? Kok enggak ada?

NARA

(Mulai gugup dan menyapukan pandangan ke seluruh kelas) Aku enggak punya Ayah.

Anak-anak di kelas itu mulai merundung Nara dengan ejekan. Tiba-tiba Nara ingin menangis.

GURU

Enggak boleh seperti itu. Udah, udah… Diam ya semuanya, jangan mengejek teman kalian (Merangkul pundak Nara).

CUT TO:

2. EXT. LAPANGAN SEKOLAH – SIANG

Establishing shot siswa-siswi berseragam putih merah sedang bermain, Nara (9 tahun) menghampiri mereka dengan maksud ingin ikut bermain, tiba-tiba semuanya diam dan menjauhi Nara.

MONA

Kami enggak mau temenan sama kamu. Sana pergi.

Nara cuma bisa memandangi anak-anak lain dengan raut wajah terluka.

CUT TO:

3. INT. KANTIN SEKOLAH – SIANG

Nara berjalan membawa nampan makan siang, mencari tempat duduk tapi tidak ada yang mengizinkannya bergabung untuk makan bersama. Akhirnya Nara duduk di meja yang kosong dan makan sendirian.

CUT TO:

4. EXT. HALAMAN RUMAH NARA – SIANG

Nara bermain sendirian di ayunan, tiba-tiba di rumah sebelah, ia melihat Tishara (9 tahun) sedang bermain sepeda.

SOUND EFFECT: Lonceng sepeda Tisha.

TISHA

(Tersenyum) Semesta, main yuk!

CUT TO:

5. INT. KAMAR TISHA – SORE

Close up Nara dan Tisha yang sedang duduk di lantai, tengah asyik bermain boneka.

TISHA

(Mengamati wajah Nara) Kamu kenapa kayak sedih gitu dari tadi?

NARA

(Sedih) Di sekolah, aku enggak punya teman.

TISHA

Masa sih?

NARA

Enggak ada yang mau temenan sama aku, mungkin karena aku enggak punya Ayah. 

TISHA

(Meraih tangan Nara) Gapapa, Ta. Kamu enggak butuh mereka. Aku mau jadi teman kamu sampai kapanpun (Tersenyum)

Nara tersenyum lebar.

CUT TO:

6. EXT. HALAMAN RUMAH TISHA – SORE

Long shot halaman rumah, move to Tisha (10 tahun) dan Nara (10 tahun) yang sedang memanjat pohon sambil tertawa, saling membantu satu sama lain. Tisha mengukir nama Tisha dan Nara di pohon dengan ujung gunting.

NARA

(Menengok) Kamu ngapain?

TISHA

Nulis nama kita, biar bisa jadi teman selamanya.

NARA

(Tersenyum lebar) Aamiin.

CUT TO:

7. EXT. HALAMAN RUMAH TISHA – SIANG

Orang tua Tisha sibuk berbenah dan memasukkan beberapa kotak kardus, tas serta koper ke dalam bagasi mobil.

TISHA (VO)

Minggu depan aku mau pergi, Ta.

NARA (VO)

Pergi ke mana?

TISHA (VO)

Biasa, pindah rumah lagi. Papaku ada tugas di Kalimantan.

Long shot Tisha dan Nara memanjat pohon, duduk bersebelahan seperti biasa tapi kali ini keduanya sama-sama diam, tertunduk memandangi kaki masing-masing yang menjuntai.

NARA

(Menyapu air matanya) Hati-hati di jalan, Tisha.

TISHA

(Menangis) Aku enggak akan pernah lupa sama kamu, Ta.

Tisha memeluk Nara dan keduanya menangis.

NARA

Kira-kira, nanti kita bisa ketemu lagi enggak ya, Sha?

TISHA

Aku harap, bisa. (Tersenyum)

Terdengar suara Mama Tisha yang memanggil-manggil Tisha. Nara dan Tisha segera turun dari pohon. Tisha berjalan menghampiri mamanya, ia menoleh pada Nara dan melambaikan tangan sebelum masuk ke dalam mobil. Nara berdiri di halaman rumah, melambaikan tangan, menangis menyaksikan mobil Tisha pergi. Nara segera memanjat pohon lagi, menyentuh ukiran nama mereka di batang pohon, lalu menangis sekencang-kencangnya.

CUT TO:

8. EXT. SEKOLAH – SIANG

Establishing shot gedung sekolah yang ramai oleh pelajar berlalu-lalang.

SOUND EFFECT: Bel jam pulang.

Nara (13 tahun) berjalan sendirian menuju parkiran sepeda, ia sedang membuka kunci sepeda saat tiba-tiba dilempari sampah tepat mengenai tubuhnya. Nara terkejut dan menoleh ke belakang. Ada tiga perempuan sedang berdiri menatapnya dengan ekspresi angkuh, Mona (13 tahun), Diana (13 tahun) dan Elsa (13 tahun).

MONA

Buang sampah harus pada tempatnya. Ups.

Mona dan Diana tertawa, Elsa hanya tersenyum tipis. Nara berusaha tidak peduli. Ia menjalankan sepedanya. Mona kesal karena diabaikan, lalu mendorong sepeda Nara hingga jatuh.

MONA

Kenapa sih lo harus sekolah di sini juga?

DIANA

Iya, pindah sana. Males banget satu sekolah sama lo lagi.

ELSA

(Menoleh ke sekeliling dengan takut) Eh, udah, udah… Mona, Diana, kita pulang aja yuk.

Mona dan Diana memelotot pada Elsa. Elsa memperbaiki kacamatanya yang melorot ke hidung lalu menunduk takut. Tiba-tiba Mada Pradipa (13 tahun) muncul, menyorot kejadian itu dengan kamera handphone miliknya.

MADA

Rekaman video ini bisa aku kirim ke kepala sekolah, asal kalian tahu aja.

MONA

(Memelotot) Jangan suka ikut campur masalah orang lain!

DIANA

Hapus videonya sekarang!

MADA

Belum pernah diajari sopan santun, ya? (Menggeleng dan tersenyum miring) Minta maaf dulu sama dia (Menunjuk Nara).

MONA

(Memutar bola mata) Jangan sok jadi pahlawan kesiangan.

MADA

Kalau video ini dilihat sama kepala sekolah atau mungkin tersebar di internet, kira-kira gimana ya nasib kalian?

Mona dan Diana sangat marah, lalu beranjak pergi. Elsa tertinggal dibelakang, segera menyusul kedua temannya. Nara mendirikan sepedanya yang tergeletak jatuh akibat ulah Mona.

MADA

Kenapa kamu diam aja diperlakukan kayak tadi?

NARA

Udah biasa.

MADA

Kalau terus-terusan dibiarin, mereka enggak akan jera. Lagian, kenapa mereka jahat sama kamu?

Nara cuma mengangkat bahu.

MADA

Kok bisa gitu, ya. Orang enggak salah apa-apa malah dijahatin.

NARA

Kata Bunda, bumi enggak cuma dihuni oleh manusia-manusia baik.

MADA

Tapi enggak seharusnya kamu memaklumi sikap buruk mereka.

NARA

(Menghela napas berat) Mereka benci sama aku karena aku enggak punya Ayah.

MADA

Ya terus kenapa? (Terkekeh) Mereka benci sama kamu cuma karena itu? Itu alasan paling enggak masuk akal.

Nara terdiam, menatap Mada cukup lama.

NARA

Kamu ngingetin aku sama sahabatku yang pindah ke luar kota dua tahun lalu (Mata Nara berkaca-kaca karena rindu Tisha)

MADA

(Bingung, berpikir sejenak) Oh ya? Kalau gitu, anggap aja aku sahabat kamu juga. (Tersenyum lebar)

Nara terkejut.

MADA

(Mengulurkan tangan) Mada.

NARA

(Ragu-ragu menjabat tangan Mada) Nara.

FADE OUT

MAIN TITLE: PULIH

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar