PERFECT STALKER
8. Delapan

86. INT. SEKOLAH SMA. KANTIN - SIANG

Heira makan sendirian. 

Kenzo menghela napas memantapkan niat, membawa semangkuk nasi soto menuju meja Heira. 


KENZO

Gue boleh duduk di sini?

(melihat Heira)


HEIRA

(lalu melihat Kenzo)

Duduk aja. 
Bukan gue juga yang punya bangku. 


Kenzo tersenyum, lalu duduk dengan hati-hati. 


KENZO

Lo kok belum pulang? 

(mulai makan)


Heira membereskan alat makannya, lalu minum. 


HEIRA

Ada ekskul. 

(meletakkan gelas di meja, melihat Kenzo sebentar, lalu membuka tas)


KENZO

Basket ya?


HEIRA

Bulutangkis. 


KENZO

Oh iya, gue lupa. 
Emm..

(melihat makanan di depannya)

Heira, sebenernya ada yang mau gue omongin.


Dariel yang berdiri sambil bersedekap dan bersandar pada meja, menaikkan alis melihat Kenzo. 


KENZO

Sebenernya, gue udah lama suka sama lo. 

(jeda)

Dari pertama kita ketemu. 


DARIEL

Chh!

(membuang pandangan, hampir tertawa)


KENZO 

(tersenyum)

Lo mau nggak jadi cewek gue?

(lalu melihat Heira)


POV KENZO : Heira sedang memakai headset, mendengarkan musik dari ponselnya. 


Kenzo terlihat payah. 


HEIRA

(lalu melihat Kenzo)

Gue duluan ya. 

(lalu pergi)


KENZO

Iya. Semangat.

(melihat Heira pergi dengan tatapan putus asa)


Dariel berjalan di samping Heira. Dia berbalik sebentar untuk menertawakan Kenzo. 


FADE OUT & FADE IN : 

87. INT. SEKOLAH HEIRA. PERPUSTAKAAN - SIANG

Heira duduk sambil membaca buku. 

Zidan baru saja masuk ke perpustakaan, mengisi daftar hadir di meja, lalu mencari buku di rak. 


POV ZIDAN : Heira duduk sambil membalik halaman buku, tampak serius membaca. 


Zidan terenyak melihat Heira. Dia lalu mengalihkan pandangan, gugup. 

Zidan berusaha fokus mencari buku. 


CUT TO :


Zidan menemukan buku yang dicarinya, lalu kembali melihat Heira. 

Dia menghela napas, lalu menghampiri Heira. 

Dariel menjatuhkan kacamata Zidan.

Zidan tersentak, bergegas mencari kacamatanya di lantai. Dia berhasil menemukannya, lalu melihat Heira beranjak dari bangkunya.


POV ZIDAN : Efek buram : Heira melangkah pergi dengan sosok tinggi Dariel di sampingnya. 


Zidan mengucek kedua matanya. Pandangannya masih sama. Dia lalu memakai kacamata. 


POV ZIDAN : Heira berjalan sendirian keluar perpustakaan. 


Zidan heran. 


CUT TO : 

88. INT/EXT. PERPUSTAKAAN - SIANG

Heira duduk membaca buku. Zidan memperhatikannya dari tempatnya duduk. 

Heira menutup bukunya, lalu mencari buku lain di rak. 


CUT TO :


Zidan menyelipkan surat di buku Heira yang ada di meja, lalu kembali ke bangkunya. 

Heira datang, mengambil buku di meja, lalu melangkah pergi.

Dariel menunjuk matanya, lalu Zidan. 

Zidan tersenyum, kembali melihat buku. 

Dariel mengikuti Heira keluar perpustakaan. 

Dariel membuka telapak tangan, mengarahkannya pada buku Heira. 

Seketika surat dari Zidan berpindah ke tangannya.

Dariel menekuk telapak tangannya. 


BCU : Kertas di tangan Dariel hancur menjadi serpihan. 


CU : Dariel tersenyum licik. 


FADE OUT & FADE IN : 


HEIRA 

Kenapa senyum?

(heran melihat Dariel)


DARIEL 

(lalu melihat Heira, memikirkan sesuatu)

Makasih udah bilang ke ayah lo kalo sebenernya gue nggak jahat. 


HEIRA

Itu kan fakta.

(lalu bersiap tidur)


JUMP CUT TO :


Heira terlelap di tempat tidurnya, sementara Dariel tidur di kasur lantai.

Dariel terbangun saat mencium bau sesuatu. Dia lalu duduk, melihat pintu.


CUT TO : 

89. INT. RUMAH HEIRA - MALAM

Dariel menuruni tangga, menuju ruang tamu. 


CUT TO : 

90. EXT. BELAKANG RUMAH HEIRA - MALAM

Dariel baru saja keluar dari rumah Heira, menuju satu sudut. 


BCU : Secawan kemenyan yang terbakar. 


Dariel berjalan mendekati cawan itu, lalu berhenti untuk menghirup aroma wangi dengan hikmad. 


LYRIEL

Akhirnya kau datang juga. 


Dariel menoleh melihat Lyriel (Makhluk laki-laki sebangsa Dariel dengan rupa yang lebih menyeramkan, 230 thn)


LYRIEL

Mulai sekarang aku yang akan menggantikanmu menjaga Heira. 


DARIEL

Aku yang ditugaskan menjaganya. 


LYRIEL

Omong kosong. 
Tugasmu seharusnya selesai setelah kakeknya meninggal.


DARIEL

(mendekati Lyriel)

Tapi perjanjianku seumur hidup. 
Dan aku belum meninggal. 


LYRIEL

Pergi..
Yang jauh dari sini. 
Atau aku yang mengakhiri perjanjian itu sekarang. 


Dariel mengepalkan tangan, kesal. Tatapannya pada Lyriel berubah tajam. 


LYRIEL

(mendorong Dariel)

Pergi. 


Dariel menangkis tangan Lyriel, lalu Lyriel menghajarnya. Dariel membalas. Mereka bertarung dengan sengit. 

Dariel beberapa kali terjatuh dan berdarah tapi dia tidak menyerah. 

Lyriel tersenyum angkuh. 

Dariel menyerang Lyriel.


INSERT : Cawan berisi kemenyan terguling. Isinya tumpah, terseret kaki Dariel dan Lyriel yang tengah bertarung. 


JUMP CUT TO — PAGI 


BCU : Kemenyan yang tercecer di lantai batu. 


Bu Nami tercekam membereskannya. 


PAK ILYAS

(menghampiri Bu Nami)

Kenapa, Bu?


BU NAMI

Pasti semalam makhluk itu ke sini. 

(lalu melihat Pak Ilyas)


PAK ILYAS 

(melihat cawan berisi kemenyan)

Bagus kalau gitu. 
Seperti yang Bu Farida bilang. 
Makhluk itu nggak akan ganggu Heira lagi. 


Bu Nami melihat cawan di tangannya, tampak berharap.


CUT TO :

91. INT. RUMAH HEIRA. KAMAR HEIRA - PAGI

Heira bangun tidur, melihat sekeliling, lalu duduk sambil mengusap wajah. 


HEIRA (V.O)

Gue nggak tau apa yang terjadi. 
Tapi pagi itu..
Gue nggak bisa nemuin Dariel.
Di mana pun. 


CUT TO : 

92. INT. RUMAH KOS. KAMAR HEIRA - PAGI

Heira mengetik di laptop. 


HEIRA (V.O)

Bahkan pagi-pagi berikutnya.


Heira terenyak sedih. 


CUT TO :

93. INT. RUMAH HEIRA. TOKO ATK BU NAMI - MALAM 

Bu Nami menghitung uang penjualan alat tulis, lalu mencatatnya di buku. 

Dia menghela napas lega, melihat ke jalanan sepi di depan, lalu bergegas menyimpan uang ke dompet dan mengantonginya. 


BCU : Buku catatan penjualan yang disimpan Bu Nami ke dalam laci.


Bu Nami menarik rolling door toko.


INSERT : Tangan bernoda merah menahan rolling door-nya. 


Bu Nami tersentak melihatnya, lalu mundur.


POV BU NAMI : Rolling door kembali terangkat.


BU NAMI

Ha—

(menelan ludah, tercekam melangkah mundur menabrak dinding)


Rolling door itu sepenuhnya terbuka saat Bu Nami berlari ketakutan masuk ke dalam rumah. 


PEMUDA (18 THN)

Bu Nami?

(memanggil dengan heran)

Saya mau beli cat air..

(lalu bergumam)

Mana lagi orangnya?


CUT TO : 

94. INT. RUMAH KOS. KAMAR HEIRA - PAGI 

Heira menemukan tali skipping yang tergeletak di lantai. 


HEIRA (V.O)

Tapi sesekali..
Dia seolah nunjukin kalau dia ada. 

(mengambil tali itu)


CUT TO : 


Heira menumpuk buku di meja belajar, lalu melangkah pergi. 


JUMP CUT TO : 


Heira mematikan lampu, bersiap tidur. Tapi pandangannya terhenti pada tumpukan buku di meja. 


POV HEIRA : Buku yang ditumpuk Heira berubah letak.


Heira tersenyum, lalu memejamkan mata. 


HEIRA (V.O)

Sekalipun semuanya masih berjalan seperti yang mereka khawatirkan..


CUT TO : 

95. EXT. TAMAN - PAGI

Heira berjalan sendirian. 


HEIRA (V.O)

Penjaga itu buat gue susah dapat pasangan. 
Padahal yang sebenarnya terjadi..
Gue emang nggak pernah coba mencari atau sekedar menerima..


CUT TO :

96. INT. RUMAH KOS. KAMAR HEIRA - SIANG

ESTABLISH : Rumah Kos Heira—Jendela kamar Heira yang terbuka.


Heira duduk menggambar di meja belajar. 


HEIRA (V.O)

Susah cari penggantinya.
Dan lagi. 


BCU : Sosok Dariel dalam gambar Heira di kertas.


HEIRA (V.O)

Nggak ada manusia yang punya tanduk..
Dan mata semerah itu. 


BCU : Ponsel Heira menyala. 


Heira melihat pesan masuk dari ibunya. 


BCU : Layar ponsel Heira : Pesan dari BU NAMI (V.O) 

Kenapa kamu nggak balas pesan Ardian?
Ibunya nyari kamu terus.


HEIRA (V.O)

Meski sedih rasanya..
Lihat orang tua pengen gue hidup senormal orang lain.

(jeda)

Tapi gue bukan orang lain. 
Dan gue nggak akan menikah cuma karena terpaksa. 


Heira mengetik balasan pesan untuk ibunya. 


SFX : Suara ketukan pintu. 


Heira melihat pintu, lalu menghampirinya. 


CUT TO : 


Heira membuka pintu kamar, lalu tersentak melihat Astrid. 


ASTRID 

(tersenyum melihat Heira)

Apa kabar?

(lalu menerobos masuk ke kamar Heira)


HEIRA

(masih tersentak)

Dari mana lo tau gue tinggal di sini?


ASTRID

(hampir tertawa melihat Heira)

Ibu lo. 

(duduk di depan meja belajar, lalu mengambil novel di rak)

Black Rainbow. 

(melihat nama pada cover buku)


HEIRA

Lo mau apa?


ASTRID 

(tersentak melihat Heira)

Setelah sekian lama nggak ketemu itu pertanyaan pertama lo?


Heira mengalihkan pandangan, menutup pintu kamar, lalu duduk di sofa. 


ASTRID

Tenang aja..
Gue nggak cerita apa-apa ke ibu lo. 


HEIRA

Gue nggak mau lagi bicarain itu. 


Astrid mengambil minuman dalam kemasan dari meja Heira, lalu meminumnya.


HEIRA

Apa yang lo mau sekarang?


POV ASTRID : Deretan novel Heira di rak. 


ASTRID

Gue kalah tiga kali berturut-turut. 

(lalu melihat Heira)

Lo mau kan bantuin gue?


Heira terenyak memikirkannya. 


CUT TO : 

97. INT. RUANG ATM - SIANG

Heira menyerahkan sejumlah uang pada Astrid. Astrid segera menyimpan uang itu di dompetnya. 


ASTRID

Ini impas, kan?

(lalu melihat Heira)

Waktu itu lo hampir dua bulan tinggal di tempat gue. 


HEIRA

Sekarang gue nggak peduli lo cerita atau nggak,
Tentang masa lalu gue. 


ASTRID

Karna lo udah sukses jadi penulis?


HEIRA

Karna percuma gue jaga nama baik.
Kalau nyatanya gue nggak sebaik itu. 


Astrid memikirkannya, lalu tersenyum menepuk bahu Heira, lalu pergi.


HEIRA (V.O)

(melihat Astrid pergi)

Apa dia lupa?
Dia sendiri yang nggak mau nerima uang dari gue waktu itu?

(menghela napas, sedih)

Kenapa harus sekarang?


SFX : Getar ponsel Heira. 


Heira mengambil ponsel dari tas, melihat pesan masuk. 


BCU : Layar ponsel Heira : Pesan dari OCHI (O.S) : 

Heira...!
Temenin gue cari koper yang bagus buat minggu depan. 


HEIRA (V.O)

Minggu depan.. 
Gue sama Ochi bakal keluar kota. 
Bukan. 
Tapi keliling Indonesia buat project menulis di website. 

(sedih, keluar dari Ruang ATM)

Dan sekarang tabungan travelling gue habis. 


CUT TO :

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar