PERFECT STALKER
1. Satu

PERFECT STALKER


FADE IN :

1. INT. RUMAH HEIRA. KAMAR HEIRA - MALAM

ESTABLISH—JENDELA YANG TERBUKA, MENAMPAKKAN SUASANA REMANG-REMANG DARI DALAM KAMAR—DREAM CATCHER YANG TERGANTUNG TERTIUP ANGIN—PAJANGAN DI DINDING BERUPA KULIT RUSA MENYALA KEMERAHAN TERKENA CAHAYA LILIN DARI MEJA BELAJAR—HEIRA MENGENAKAN JAKET BERTUDUNG HITAM, DUDUK MENULIS MENGGUNAKAN PENA BULU. 


HEIRA (V.O)

Ujian penyihir kali ini aku harus lolos. 
Tidak peduli apapun. 
Tidak ada yang bisa menghentikanku. 
Tidak seorangpun. 


CU : WAJAH HEIRA TAMPAK SERIUS. 


BU NAMI (O.S)

Heiraa!!


HEIRA

(melepaskan tudung jaketnya, tidak habis pikir)

Tidak seorangpun kecuali ibuku. 


BU NAMI

(membuka pintu kamar)

Apa lampu di sini mati?

(menyalakan lampu, lalu melihat Heira yang kini menatapnya kesal)

Kenapa nyalain lilin segala?


HEIRA

Ibuu..

(mengacak rambutnya)

Ini Night Academia.


BU NAMI

Akademi apa?

(melihat sekeliling)

Kamu ini sebenernya kerja apa? 
Kamar udah kayak tempat praktek dukun!

(lalu menghampiri Heira)


Heira terlihat payah. 


BU NAMI

(kembali melihat Heira)

Dari mana kamu dapat uangnya?


HEIRA

Uang apa?


BU NAMI

Uang yang kamu kasih ke ibu.
Tiap malam kamu jaga lilin begini?!


Heira tersentak melihat ibunya masih curiga, tidak tahu harus berkata apa. 


CUT TO : 

2. INT. RUMAH OCHI. RUANG KERJA OCHI - SIANG

Heira dan Ochi duduk di sofa. Ochi terbahak melihat Heira. 


HEIRA

(menatap kesal Ochi)

Seneng lo?!


OCHI

Gue nggak tau kalo ibu lo se-nggak percaya itu sama lo. 


HEIRA

Gue nggak suka banyak orang tau apa yang gue lakuin. 


OCHI

Ya, jangan marah kalau orang lain salah faham. 

(kembali melihat laptop, masih tersenyum)


HEIRA

Tamat riwayat gue. 

(bersandar di sofa)

Sekarang ibu tau gue penulis. 


OCHI

(kembali melihat Heira)

Emang kenapa kalo penulis?
Sekarang kan lo ikut agency, 
Nggak jalan sendiri kayak dulu?


HEIRA

Gue nggak sanggup menanggung beban sebagai seorang penulis, Chi. 
Gue malu..


OCHI

Jadi, lo lebih suka dikenal sebagai ....
Babi ngepet?


Heira segera menatap tajam Ochi. 


OCHI

(masih melihat Heira)

Apa gue salah?


HEIRA

(mengalihkan pandangan)

Gue harus pindah. 


Ochi terenyak melihat Heira. 


CUT TO : 


3. INT. RUMAH HEIRA. KAMAR HEIRA/RUANG TAMU - SORE

Heira mengemasi barang-barang ke dalam kardus, sementara di ruang tamu, Bu Nami menerima bingkisan dari Bu Lista.


BU LISTA

Ini dari anakku. 
Oleh-oleh dari Batam. 

(tersenyum)


BU NAMI

Wah. Makasih ya..

(tersenyum melihat bingkisannya sebentar)

Kapan pulangnya Melissa?


BU LISTA

Baru kemarin. 
Tapi minggu depan udah harus balik.
Maklum, pabriknya rame.
Nggak bisa lama liburnya. 


BU NAMI

Ayo duduk dulu!

(mempersilakan Bu Lista duduk, lalu memasak air di dapur)


BU LISTA

(melihat Heira dari jauh)

Heira udah nggak kerja lagi?

(lalu duduk)


BU NAMI

(kembali ke ruang tamu sambil membawa sepiring kue)

Kerja..
Sekarang jadi penulis katanya. 


BU LISTA

(tersentak)

Penulis apa? 


BU NAMI

Penulis buku. 
Buku buku cerita..

(meletakkan makanan di meja)

Cobain. Ini buat sendiri. 


BU LISTA

Sejak kapan?


BU NAMI

Jadi penulis?

(melihat Bu Lista, lalu kembali ke dapur untuk menyiapkan minuman)

Nggak tau.
Tapi dari dulu memang suka nulis. 
Sekarang dia mau pindah. 


BCU : Air dari teko yang dituangkan Bu Nami ke dalam cangkir.


BU LISTA

Pindah gimana? 


BU NAMI

(menyajikan secangkir teh di meja di depan Bu Lista)

Ke tempat yang lebih tenang. 
Apa ya istilahnya? 

(memikirkannya sambil duduk, lalu melihat Bu Lista)

Mencari inspirasi!


INSERT : Heira menutup pintu kamar dengan keras dari dalam.


Bu Nami dan Bu Lista tersentak melihatnya. 


BU LISTA

Dia masih seaneh itu. 


BU NAMI

(kembali melihat Bu Nami)

Apa?


BU LISTA

(mengambil minuman)

Pantas jadi penulis. 


Bu Nami tersentak, agak bingung memikirkannya.


CUT TO :

4. INT. RUMAH HEIRA. RUANG KELUARGA - MALAM

Pak Ilyas sedang menonton TV. Bu Nami duduk di kursi seberang. 


BU NAMI

Ayah setuju, kan sama keputusan Heira?


INSERT : Heira yang duduk sambil bermain ponsel di ruang tamu, bisa mendengar suara ibunya. 


Tidak ada jawaban. Tapi, Pak Ilyas tampak berpikir. 


BU NAMI

(sedih)

Sekalipun bener Heira agak aneh.
Tapi pekerjaan ini baik. 

(lalu melihat Pak Ilyas)

Banyak penulis bisa sukses.
Punya rumah mewah, mobil—


PAK ILYAS

Jangan berharap terlalu tinggi!

(lalu melihat Bu Nami)

Kecuali kalau jatuh kamu bisa bangkit sendiri. 


Bu Nami tidak habis pikir melihat suaminya. 


INSERT : Heira hampir tertawa mendengarnya. 


PAK ILYAS 

Menulis itu bukan tentang kekayaan. 
Uang..

(jeda)

Tapi tanggung jawab. 


INSERT : Heira terenyak memikirkannya. 


CUT TO : 

5. INT. RUMAH KOS. KAMAR HEIRA - PAGI

Heira berjalan sambil membawa kardus berisi barang-barang, mengikuti Ochi.


OCHI

(membuka pintu kos)

Gue udah minta semuanya ditata sesuai gaya lo. 


Heira melihat kamar barunya, meletakkan kardus dan tas di lantai, lalu menengok kamar mandi. 


OCHI

(memikirkan lagi kata-katanya)

Sekalipun gue nggak tau gaya lo yang sebenernya gimana. 


HEIRA

(tersenyum melihat Ochi)

Kenapa lo sebaik ini? 


OCHI

Udah gue potong dari gaji lo bulan ini. 


HEIRA

Iya..
Jadi gue nggak boleh bilang lo baik?

(beranjak membuka jendela, merasakan embusan angin dari sana)


OCHI

(tersenyum saja, lalu ikut melihat ke luar jendela)

Di sini sepi.
Kalau lo mau ke toko, ada di ujung jalan itu. 

(menunjuk satu tempat di luar)

Ke pasar tinggal jalan sepuluh menit ke sana.

(menunjuk ke arah lain)

Ada minimarket juga.

(jeda)

Ohiya. 
Katanya, ada perpustakaan yang buka 24 jam.
Tapi nggak tau tepatnya di mana. 


HEIRA

24 jam? 

(heran melihat Ochi)


OCHI

Iya. Di sini kan banyak sekolah. 
Lo tau kan sekarang.. 
Sejak kurikulum baru, minat baca siswa mau nggak mau harus ditambah. 


HEIRA

Tapi 24 jam apa nggak berlebihan?

(mengalihkan pandangan)


OCHI

Ya, jangan protes sama gue dong. 
Tanya aja sama pemiliknya. 

(lalu melihat Heira)

Bisa jadi yang dateng ke sana orang-orang kayak lo. 


Heira lalu melihat Ochi. 


OCHI

Yang nggak pengen terlihat. 

(lalu tersenyum, kembali melihat ke jalanan di luar)


HEIRA

Bukan itu maksud gue. 


OCHI

Iya iya gue tau. 
Identitas lo, kan?


Heira kembali memperhatikan kamarnya. 


CUT TO : 


6. EXT. RUMAH KOS. KAMAR HEIRA - MALAM

Heira duduk membaca novel di tempat tidur, lalu melihat jam yang ada di meja belajar. 


BCU : Jam berdetak menunjukkan Pukul 01.00 


HEIRA

(menghela napas, lalu merosot di tempat tidur, menutupi wajah dengan buku)

Gue nggak bisa tiduur..

(menaruh buku di meja, lalu memakai selimut)


Heira memejamkan mata, tapi masih tidak bisa tidur. Dia hanya berpindah-pindah posisi, lalu menatap langit-langit ruangan, memikirkan sesuatu. 


Hening.




Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar