10. Please, Don't Break Me! #Scenes 62 - 68

62. EXT. PANTAI KESIRAT GUNUNG KIDUL, YOGYAKARTA - DI ATAS TEBING BIBIR PANTAI - SORE

Orang-orang yang sedang menikmati pantai, laut, dan pemandangan tengah asik dengan kegiatan masing-masing menunggu senja datang.

Beberapa orang ada yang sedang memasang tenda, duduk di pinggiran tebing menghadap laut menikmati musik dari earphone di telinga mereka, beberapa sedang asik ngobrol berduaan.

Melanie terlihat sedang memberikan uang kepada seorang laki-laki yang baru saja selesai mendirikan tenda untuk mereka bertiga.

MELANIE

Makasih banyak ya, Mas.

Sedangkan Tia sedang mengecek barang mereka. Melanie menyapu pandangannya ke sekitar, ia terlihat sedang mencari-cari sesuatu.

MELANIE

Tia, Liza mana ya?

TIA

(menoleh ke Melanie) Tuh sana… (menunjuk sebuah pohon di pinggir tebing)

MELANIE

Oh… yaudah biarin aja dulu dia sendiri. ME TIME- nya dia.

TIA

Makanya dari tadi gue di sini…

Liza menatap hamparan laut luas di hadapannya. Angin tak membiarkan rambutnya diam. Raut wajahnya masih terlihat sendu. 

FLASHBACK.

63. INT. KAMAR - KAMAR MANDI DAN KAMAR TIDUR - SORE

Liza menatap sendu test pack yang dipegangnya. Alat tes kehamilan tersebut menunjukkan hasil negatif setelah dua kali ia coba. Liza menangis tanpa suara. Dilemparnya test pack itu ke lantai lantas diinjaknya berkali-kali penuh kesal. Beberapa saat gerakannya terhenti. Liza mematung namun air matanya terus berjatuhan. Ia mendekati cermin, menatap getir bayangannya sendiri.

LIZA

 (lirih) Dev… Aku takut… 

Liza menangis cukup lama dan tersadarkan saat Dev mengetuk pintu.

DEV

Sayang? Kamu kok lama banget mandinya?

Liza spontan mengambil test pack di lantai, membuangnya ke bak sampah kecil di sudut ruangan.

LIZA

Iya, Dev. Udah kok, sayang. (buru-buru mengusap matanya)

Liza membuka pintu kamar mandi. Dev menatapnya bingung.

DEV

Mata kamu merah?

LIZA

Oh, nggak, ini kena sabun aja sedikit tadi.

DEV

Masih sakit? Merah gitu loh! (Dev mendekati mata Liza, memeriksanya)

LIZA

Sudah, Dev, sudah sayang. Udah nggak sakit lagi kok. Paling nanti pake obat tetes mata aja sedikit. Udah ah, ayo kamu lagi mandi sana. Aku siapin sarapan ya.

DEV

Siap, sayang.

Dev menutup pintu kamar mandi, Liza termangu lagi beberapa saat.

FLASHBACK CUT TO.

64. EXT. PANTAI KESIRAT GUNUNG KIDUL, YOGYAKARTA - DI ATAS TEBING BIBIR PANTAI - SORE

Melanie dan Tia terlihat berusaha keras membuat Liza melupakan masalahnya. Mereka berfoto ria, merekam video, dan mencoba menyanyi bersama. Mereka bertiga duduk di bawah pohon beralaskan tikar, ada beberapa makanan (sedikit berantakan) di samping mereka. Melanie mulai memetik sebuah gitar.

Air mata Liza berjatuhan, Melanie tersenyum serasa merangkul Liza untuk bersandar di pundaknya. Sementara Tia ikut merapat, mereka saling berpelukan memandang hamparan laut senja.

Matahari tenggelam.

CUT TO.

65. INT. TENDA - MALAM

Di dalam tenda, Liza sedang membuka pesan masuk di HP-nya.

"Kamu di mana sekarang? Kita perlu bicara". - Dev.

Liza melihat Melanie dan Tia yang sedang asik membakar jagung di dekat api unggun di depan tenda mereka. Kemudian ia menulis pesan.

"Aku sama teman-teman nginap di pantai. Kalau mau bicara nanti aja setelah kami pulang". - Liza

Beberapa panggilan masuk. Liza ragu mengangkatnya.

Kemudian pesan masuk lagi.

"Di mana, aku temui kamu". - Dev

"Pantai Kesirat". - Liza

"Dekat kok, aku lagi di rumah Mama juga." - Dev

Liza mematikan HP nya. Wajahnya masih terlihat bingung.

CUT TO.

66. INT. RUMAH IBU DEV, YOGYAKARTA - DI ATAS TEBING BIBIR PANTAI - MALAM

Dev sedang terlihat risau di pinggir ranjang. Ia mencoba menelpon Liza berkali-kali namun tak terhubung. Ia bergegas mengambil ransel dan memasuki beberapa baju, charger HP, dll.

Mengambil jaket yang tergantung di balik pintu, mengenakannya di depan cermin.

CUT TO.

67. EXT. PANTAI KESIRAT GUNUNG KIDUL, YOGYAKARTA - DI ATAS TEBING BIBIR PANTAI - MALAM

Mereka bertiga sedang asik menikmati jagung bakar, pop mie dan kopi panas di depan api unggun kecil. Beberapa pengunjung yang bertenda juga melakukan hal serupa di tebing pantai Kesirat tersebut.

Seorang lelaki berjaket mendekati mereka bertiga.

AZKA

Permisi, sorry ganggu! (tersenyum)

Mereka bertiga kebingungan, saling tatap. Liza terlihat canggung.

MELANIE

Azka? Kok bisa ada di sini?

TIA

Iya nih, lo apa kabar? Ngebuntutin kita ya?

Melanie melototi Tia mendengar ucapannya.

AZKA

(terkekeh kecil) Jadi gue sebenarnya ada di Jogja, tadi siang ada lihat story Instagramnya Melanie, kalian bertiga otw ke sini.

MELANIE

Oh gitu… iya sih gue ada posting story…

TIA

Duduk duduk, Azka! (melirik ke arah Liza)

Liza terlihat bingung.

MELANIE

Jadi lo sengaja ke sini dari Jogja?

AZKA

Yup, gue mau ketemu Liza. (mengalih pandangan ke arah Liza)

Liza sedikit tersentak mendengar pernyataan Azka. Mareka semua terdiam dan saling pandang.

CUT TO.

68. INT. PANTAI KESIRAT GUNUNG KIDUL, YOGYAKARTA - DI ATAS TEBING BIBIR PANTAI - MALAM

Suara debur ombak di bawah sana terdengar begitu keras.

AZKA

Jadi akhirnya lo nikah sama cowok itu dong ya?! (tersenyum antusias)

LIZA

Iya…

AZKA

Terus jatuh hati dong lo nya.

LIZA

Emang lo, seling… (Liza menghentikan kalimatnya)

AZKA

Selingkuh… (tertawa kecil) Gue minta maaf ya, Za. Gue cuma pengen menyampaikan itu aja sih secara langsung ke lo. Seandainya gue nggak ngelakuin kesalahan itu, pasti gue nggak akan ngerti gimana rasanya penyesalan.

LIZA

Nggak papa, Kok. Udah gue lupain juga. 

AZKA

Gue sebentar lagi mau nikah.

LIZA

Oh ya, sama siapa?

AZKA

Bukan sama selingkuhan gue dulu sih hehe

Mereka terlihat asyik dengan obrolan, tertawa-tawa menceritakan masa lalu. Tanpa mereka sadari, Dev mendekat perlahan di belakang mereka. Dev berhenti beberapa langkah di belakang mereka dengan tangan kanan memegang tali ransel yang menempel pada bahunya.

AZKA

Ya kan cuma lo yang paling tau kebiasaan gue.

LIZA

Haha lo bisa aja. Emang nggak ada yang selama gue ya?

AZKA

Paling lama 1 tahun. Cuma kita berdua yang 2 tahun lebih.

Dev berjalan mendekati Liza dan Azka, ia berhenti beberapa meter dari mereka.

DEV

Sekarang aku ngerti! (setengah berteriak)

Liza dan Azka serentak berpaling, lantas berdiri.

LIZA

Dev?

DEV

Jadi ini alasan HP kamu nggak aktif?

AZKA

Salah paham- (terpotong)

DEV

Lo diam! Gue nggak ada urusan sama lo! (menatap Azka tajam) Gila ya! (beralih ke Liza) Nggak nyangka aku, orang yang nyelingkuhin kamu bertahun-tahun lalu ternyata masih bisa mendapat perhatian kamu!

LIZA

Perhatian apa? Kamu mau ngajak ribut di sini? (terpancing emosi)

DEV

Bangsad! (mendekat dan menampar Azka)

LIZA

Dev!!! Deva!!! Stop!!

Mendengar keributan tersebut Melanie dan Tia tergopoh berlari mendekati mereka.

Dev menghentikan gerakannya saat Liza mendorong tubuhnya.

LIZA

Aku makin kecewa sama kamu ya. (air matanya mengalir)

Melanie dan Tia datang, mereka semua hening. Liza beranjak pergi. Dev menyusulnya. Sementara Melanie dan Tia mendekati Azka yang merintih kesakitan.

Liza mendekati tendanya, saat tangannya membuka tenda gerakannya terhenti karena ucapan Dev.

DEV

Kita putus.

LIZA

…… (cukup lama hening) 

Liza mendekati Dev, tatapan matanya yang sedari tadi berair begitu tajam.

LIZA

Kamu… (menunjuk wajah Dev, menahan emosi) Kamu siapa? Aku nggak kenal siapa kamu! Makasih, sudah menjadi asing. (tersenyum getir)

Liza merentangkan tangannya, mempersilahkan Dev untuk pergi. Dev pergi meninggalkan tempat itu.

FADE IN.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar