METAMORFOSIS (indahnya masa kecil)
16. Draft - 16

124. INT. HALAMAN - RUMAH LARAS - SORE

Kita lihat Laras bersama Delia dan teman-temannya sedang berada di halaman depan rumah Laras, yang kebetulan memiliki gajebo.

LARAS

Ini ada apa? Ibu kaget lho mendadak kalian datang ke rumah Ibu kaya gini.

REYHAN

Sebenernya kita kesini tu mau minta bantuan Bu Laras.

LARAS

Bantuan? Maksudnya gimana?

Delia dan teman-temannya malah saling pandang-pandangan.

DELIA

Jadi gini Kak, kita semua udah mutusin untuk berusaha meninggalkan kebiasaan buruk kita selama ini Kak, kebiasaan yang untuk saat ini belum pantas kita lakukan di usia sekarang.

Laras masih terlihat bingung dengan apa yang dimaksud mereka.

DELIA

Aku udah mutusin gak akan pacaran dulu Kak. Aku udah putus sama Pandu.

Laras cukup kaget mendengar ucapan Delia.

KINARA

Iya Bu.. aku juga udah buang semua alat-alat make-up aku.

Reyhan, Kiki dan Tasya mengangguk. Dan Laras semakin tak percaya dengan apa yang mereka katakan.

LARAS

Kalian semua bener ngelakuin itu?

Mereka kompakan menganggukkan kepala.

REYHAN

Kita terlambat menyadari semuanya Bu.. Selama ini kita sudah menjalani hidup melenceng dari dunia kita. Tapi selama tinggal di desa, kita dapat pelajaran Bu. Ternyata selama kita tinggal di sana, tanpa sadar kita menemukan apa yang sebenarnya kita butuhkan. Kita menemukan dunia kita di desa itu Bu.

Yang lain ikut meng-iyakan ucapan Reyhan.

LARAS

Tapi apa kalian yakin akan meninggalkan semua pasilitas dan kebiasaan kalian? Apa kalian tidak akan menyesal atau malu kalau dibilang tidak up to date? Kalian generasi milenial lho?

KINARA

Enggak Bu.. kita gak akan menyesal. Justru kita akan lebih menyesal kalau sampe kita melewatkan masa-masa indah itu. Masa yang tidak akan pernah bisa terulang Bu.

LARAS

Syukurlah, Ibu benar-benar senang mendengarnya.

Mereka pun memeluk Laras.

DELIA

Makasih ya Ibu Laras kami yang baik... ini semua berkat Ibu. Kalau Ibu gak bawa kita ke desa itu dan ketemu Abah Asep, Kang Sofyan, Hadi sama Desi.. mungkin saat dewasa nanti kita akan amat sangat menyesal. Karena sudah melewatkan masa kecil kita dengan hal yang tidak penting yang selama ini sering kita lakukan.

LARAS

Iya sayang. Semua ini Ibu lakuin karena Ibu sayang sama kalian. Ibu cuma gak mau kalian dewasa sebelum waktunya.

DELIA

Iya Bu, kita tau.. Kita janji akan meninggalkan segala kebiasaan buruk kita, termasuk cinta. Sampe tiba waktunya nanti, saat kita sudah bener-bener pantas untuk itu. Kita juga akan lebih fokus belajar, biar bisa bikin kedua orang tua kita dan juga Ibu Laras bangga sama kita. Tapi sekarang Ibu mau kan bantuin memperlancar misi kita?

LARAS

Tentu.. Ibu pasti bantuin kalian kok.

BER-5

Makasih Bu.

Delia memeluk erat Laras, diikuti Kinara dan Tasya. Sementara Reyhan dan Kiki hanya bisa saling merangkul saja.

CUT TO:

125. INT. KAMAR DELIA – RUMAH DELIA - MALAM

Kita lihat pintu terbuka, muncul Gigi dibalik pintu. Lalu ia berjalan menghampiri Delia yang sedang mengerjakan sesuatu di laptopnya.

GIGI

Lagi ngapain De?

Gigi yang sudah berada di samping tempat tidur Delia, langsung duduk berdampingan dengan Delia.

DELIA

Bikin brosur Kak.

Pandangan Delia masuk fokus pada layar laptopnya.

GIGI

Tumben gak pacaran?

DELIA

Gak punya pacar.

Gigi heran dengan apa yang baru saja Delia ucapkan.

GIGI

Serius? Si Pandu Pandu itu kemana?

DELIA

Ada di rumahnya.

Jawab Delia cuek. Gigi malah semakin heran.

GIGI

Yeh.. ditanya bener-bener juga, jawabnya malah becanda.

Delia sedikit kesal karena Kakaknya sudah mengganggu konsentrasinya, kini iya pun memalingkan pandangannya dari laptop dan tertuju kepada Gigi.

DELIA

(ngomong cepet)vIya.. aku gak punya pacar. Udah putus. Masih kecil.. gak boleh pacaran.

Delia langsung mengalihkan pandangannya kembali ke arah laptopnya.

DELIA

Ganggu aja deh.

Gigi malah tersenyum melihat Delia yang sedikit kesal karena merasa terganggu oleh kedatangan Gigi. Namun, Gigi juga penasaran apa yang sedang Delia kerjakan, ia pun sedikit ngintip ke arah layar laptop Delia.

GIGI

Brosur buat apaan De?

DELIA

Jadi ini tu...

Dengan pandangan yang tetap fokus ke layar laptop, Delia tetap menjelaskan kepada Gigi tentang brosur apa yang sedang ia kerjakan saat itu.

CUT TO:

126. MONTAGE

- Delia dan ke-empat temannya sedang berkumpul bersama di rumah Delia untuk membicarakan misi mereka. Berbeda dengan dulu, saking asiknya mereka membahas misi sambil becanda, mereka sama sekali tidak mempedulikan gadget mereka. CLOSE UP : Ponsel milik Delia dan teman-temannya yang tergeletak sembarang.

- Di sekolah, Laras mencoba mendiskusikan rencana Delia dan teman-temannya kepada kepala sekolah. Agar mereka mendapat izin untuk mewujudkan aksinya.

- Dibantu Laras dan Gigi, kita lihat Delia dan teman-temannya sibuk menyiapkan berbagai keperluan untuk aksi mereka nanti

- Di sekolah. Delia dan ke-empat temannya sangat berantusias membagikan brosur kepada setiap siswa di sekolah yang mereka temui. Ternyata misi mereka adalah membuat suatu gerakan di sekolah. Yaitu gerakan “INDAHNYA MASA KECIL TANPA GADGET DAN SOSMED”.

CUT TO:

127. INT. HALAMAN - SEKOLAH - SIANG

Dibantu Laras dan beberapa siswa lain, Delia dan teman-temannya sedang mempersiapkan tempat untuk acara besok di halaman sekolah. Dan tanpa terasa mereka telah menyelesaikan persiapan mereka.

DELIA

Akhirnya beres juga.

Senyum bahagia langsung terlihat dari wajah Delia, begitu juga ke-empat temannya.

LARAS

Semoga banyak yang tertarik. Terus acaranya lancar dan sukses.

BER-5

Aamiin Bu..

Mereka semua berpelukan dengan Laras.

CUT TO:

BLACKSCREEN

FADE IN

128. EXT. HALAMAN - SEKOLAH. SIANG

ESTABLISH HALAMAN SEKOLAH YANG RAMAI

Hari H sudah tiba. Ternyata cukup banyak anak-anak yang tertarik dengan acara yang dibuat Delia dan ke-empat temannya. Acara yang berlangsung memiliki misi mengajak teman-teman di sekolahnya untuk sejenak menyampingkan pasilitas canggih seperti smartphone yang sangat identik dengan sosmed. Dan mengajak mereka melupakan dulu hal-hal yang berbau percintaan. Mereka pun dikenalkan dengan permainan tradisional anak-anak yang hampir terlupakan keberadaannya di era milenial seperti saat ini. Delia dan ke-empat temannya berharap, banyak teman-teman di sekolahnya yang tertarik dan bersedia mengikuti gerakan yang mereka buat dengan menerapkan pada kegiatan mereka sehari-hari. Mereka berharap teman-temannya yang lain bisa menghabiskan masa kecilnya dengan baik. Masa dimana kita bisa bermain, tertawa bebas tanpa beban. Masa dimana begadang hanya untuk belajar karena takut nilai ulangan jelek, bukan karena asik chatingan sama pacar. Masa dimana menangis hanya karena mendapat nilai jelek, bukan karena diputusin pacar. Dan saat kita dewasa nanti tidak akan pernah ada kata menyesal karena telah melewatkan masa ini. 

LARAS (O.S)

Masa kecil itu, adalah masa yang paling ini. Dan masa kecil sama sekali tidak boleh terlewatkan. Kalau kata Gigi, ibaratkan sebuah Metamorfosis pada hewan kupu-kupu, telur harus melewati beberapa fase terlebih dulu sebelum menjadi kupu-kupu yang indah. Begitu juga pada manusia. Sebelum dewasa.. bayi harus melewati pertumbuhan yang berurutan. Dari bayi, balita, batita, anak kecil, baru dewasa.

(beat)

Dan masa kecil bagi aku dan Gigi, adalah masa-masa yang paling berharga. Masa yang sangat sayang sekali bila harus dilewati dengan cara yang salah. Karena masa kecil.. adalah masa yang tak akan pernah bisa terulang kembali. Masa yang hanya datang sekali seumur hidup.

Kita lihat anak-anak yang begitu antusias mengikuti gerakan “INDAHNYA MASA KECIL TANPA GADGET DAN SOSMED” yang diselenggarakan dari hasil ide Delia, Kinara, Tasya, Reyhan dan Kiki.

LARAS (O.S)

Dan 1 lagi.. tekhnologi boleh semakin canggih.. tentu wawasan dan kreativitas pun semakin luas yang bisa anak-anak dapatkan karenanya. Tapi, kalian harus tetap menggunakan pasilitas yang ada dengan sebaik mungkin, tujuannya hanya untuk menjadi berprestasi dan menjadi kebanggaan karena kemampuan dan bakat yang dimiliki, bukan untuk merusak pribadi dan masa depan dengan hal-hal yang keluar batas.

CLOSE UP : Beberapa permainan jaman dulu yang dipamerkan di acara tersebut.

LARAS (O.S)

Dan.. budaya juga tetap harus dilestarikan. Karena ini adalah ciri khas bangsa. Dan seharusnya kita bangga memiliki semua ini, semua permainan yang tidak kalah seru dari semua permainan yang dibuat oleh orang di luar sana yang dikemas dalam bentuk aplikasi. Bukan begitu.

ZOOM OUT : Halaman sekolah yang ramai.

FADE OUT

BLACKSCREEN

CREDIT TITLE

SELESAI

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar