METAMORFOSIS (indahnya masa kecil)
11. Draft - 11

ESTABLISH RUMAH ABAH ASEP MALAM

80. INT. RUANG TENGAH - RUMAH ABAH ASEP - MALAM

Di ruang tengah, tampak Laras, Abah Asep, ke-empat teman Delia dan Desi masih menunggu kedatangan Delia. Laras terlihat semakin cemas, gelisah dan sedih. Karena sampe hari sudah gelap, adik kesayangan sahabatnya itu belum juga pulang. Laras benar-benar mengkhawatirkan Delia.

LARAS

Kamu dimana sih De? udah mau malam tapi kamu belum pulang juga. Kakak udah cari kamu kemana-mana tapi kamu gak ada. Kamu dimana sayang?

Laras meneteskan air mata.

ABAH ASEP

Udah Ras, nanti besok kita cari lagi. Bila perlu kalian pulang ke Jakarta. Siapa tau Delia emang sudah sampe di rumahnya.

LARAS

Tapi Laras takut Delia kenapa-napa Bah. Kalau dia belum sampe ke Jakarta gimana? kalau dia gak tau jalan gimana?

Laras semakin merasa bersalah.

LARAS

Ini salah Laras Bah, semua ini salah Laras... Kalau aja Laras gak ngajak mereka ke sini dan memaksa mereka untuk tetap tinggal di sini. Mungkin Delia gak akan nekat pulang sendirian.

Laras menyalahkan diri sendiri.

TASYA

Ibu jangan gitu.. Ibu gak salah kok.

Tasya sendu sambil memeluk Laras diikuti Kinara. Ke-empat anak didiknya mencoba menenangkan Laras. 

(SFX) Suara ketukan pintu.

Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Semua mata tertuju pada sumber suara.

HADI (O.S)

Assalam’mualaikum.. Abah.. Abah.

(SFX) Terdengar suara ketukan pintu lagi.

Mengetahui Hadi yang datang, Laras beranjak dari duduknya dan berjalan untuk membuka pintu. Betapa kaget sekaligus bahagianya Laras saat melihat Hadi berdiri di depan pintu sambil menggendong Delia.

LARAS

Hadi.. Delia.. Syukurlah.

Laras sangat bahagia, ia cukup tenang karena Delia pulang, Laras terus mengelus rambut Delia.

HADI

Ahh.. si Teteh mah meuni lama bukain pintunya. Saya teh berat nih gendong si Neng Delia.

Laras malah tersenyum melihat muka kelelahan Hadi.

Laras dan Hadi yang sambil menggendong Delia berjalan masuk menuju ruang tengah untuk menghampiri Abah Asep, ke-empat temannya dan Desi yang telah menunggu kedatangan Delia. 

CUT TO:

81. INT. RUANG TENGAH – RUMAH ABAH ASEP - MALAM

Setelah tiba di ruang tengah Hadi segera membaringkan Delia di sebuah kursi yang ukurannya cukup panjang. Ke-empat temannya bahagia mengetahui Delia pulang, mereka pun memeluk Delia bahkan Kinara dan Tasya sampe meneteskan air mata begitu juga Delia.

TASYA

Lo kemana aja sih De? kita semua cemas mikirin lo tau.

Omel Tasya sambil nangis meluk Delia.

DELIA

Maafin gue.

Delia kembali meneteskan air mata saat berada di pelukan Tasya.

LARAS

Kok Delia bisa sama kamu sih, Di?

HADI

Panjang Teteh ceritanya mah.. mending sekarang mah obatin dulu. Neng Delia luka-luka, kakinya juga bengkak.

Saking senengnya Delia pulang mereka sampe tidak menyadari dengan luka-luka Delia. Hadi pun bergegas pergi dan kemudian kembali membawa air hangat untuk membersihkan luka-luka Delia.

Sambil mengobati Delia, Laras menanyakan apa yang sudah terjadi padanya sampe-sampe tangan dan kakinya terluka seperti ini. Delia pun menceritakan apa yang sudah terjadi kepada Laras. Saat Laras membersihkan bagian kaki Delia, Delia langsung mengeluh kesakitan.

DELIA

Aww.. pelan-pelan Kak. Sakit banget.

Laras langsung terfokus pada lebam di kaki Delia, Laras cukup kaget saat melihat kaki Delia bengkaknya cukup besar.

LARAS

Astagfirullah Delia, kaki kamu bengkak banget sayang.

Laras cemas dan panik. sementara Delia terus meringis kesakitan saat Laras membersihkan kakinya yang lumayan kotor akibat terjatuh tadi.

Tiba-tiba Abah Asep pergi meninggalkan mereka. Tidak lama kemudian Abah Asep kembali membawa beras kencur di dalam piring kecil. Abah mendekat dan memberikan itu pada Laras untuk mengobati kaki Delia yang bengkak.

ABAH ASEP

Untuk sementara dikasih ini dulu aja Ras!

Delia heran melihat apa yang dibawa Abah Asep untuk mengobati kakinya yang bengkak.

DELIA

Apaan itu Bah?

ABAH ASEP

Ini teh namanya beras kencur, biar anget.

DELIA

Gak mau, aku pengennya ke dokter aja Kak.

Rengek Delia memohon.

HADI

Ehh si Eneng mah sok ngeungkreung nya. Untuk sementara mah pake itu dulu Neng. Lagian di sini mah mana ada dokter malem-malem gini. Paling cuma puskesmas doang.. itu pun ada-nya cuma pagi-pagi.

KIKI

Iya De, dari pada tambah sakit. Mendingan pake itu aja dulu yah.

Akhirnya Delia pun bersedia. Laras mulai mengenakan beras kencur itu untuk kaki Delia yang bengkak. Perlahan-lahan Laras mengoleskan ke kaki Delia. Delia mencoba menahan rasa sakit di kakinya yang terkilir.

CUT TO:

82. INT. KAMAR DELIA – RUMAH ABAH ASEP - MALAM

Karena luka di kakinya itu, Delia tidak bisa tidur. Rasa sakitnya sudah tak bisa tertahan lagi.

DELIA

Aduh Mami sakit..

Delia terus merengek kesakitan. Kinara dan Tasya yang sudah terlelap pun terbangun dari tidur.

KINARA

Lo kenapa De?

DELIA

Kaki gue sakit banget Ra...

Delia menangis. Kinara dan Tasya hanya bisa diam dengan kebingungan. Untung saja itu tidak berlangsung lama, karena ada Laras yang masuk untuk menghampiri mereka.

LARAS

Lho kok belum pada tidur?

Laras duduk di dekat mereka.

TASYA

Delia kakinya sakit Bu.

Laras tersenyum.

LARAS

Ya udah.. sekarang kalian kembali tidur aja. Biar Ibu yang nemenin Delia.

Kinara dan Tasya mengangguk. Mereka kembali tidur.

LARAS

Bentar ya De. Kakak ngambil air anget dulu.

Delia yang kesakitan hanya menganggukkan kepala. Laras pun keluar kamar.

CUT TO:

83. INT. KAMAR DELIA – RUMAH ABAH ASEP - MALAM

Kinara dan Tasya sudah terlelap. Sementara Laras sedang mengompres kaki Delia dengan air hangat, sampe akhirnya Delia pun bisa memejamkan matanya. Sambil mengelus-ngelus rambut Delia, Laras memandangi wajah Delia.

LARAS (V.O)

Dibalik semua kelakuan kamu yang seperti orang dewasa. Tetep aja tidak bisa nyembunyiin kenyataannya. Kalo kamu tetep anak kecil De, anak kecil yang cengeng dan manja. Dan Kakak jauh lebih senang melihat kamu seperti ini.

Laras tersenyum melihat Delia yang sudah tertidur pulas di samping ke dua sahabatnya.

CUT TO:

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar