METAMORFOSIS (indahnya masa kecil)
13. Draft - 13

BLACKSCREEN HARI KE-5

93. EXT. HALAMAN/TERAS - RUMAH ABAH ASEP - SIANG

Anak-anak mulai akrab dengan permainan tradisional yang sering dimainkan di desa ini. Permainan yang dimainkan dengan mengasah otak, kecepatan, strategi, dan sekaligus olahraga juga, karena bisa mengeluarkan keringat.

Kita lihat Reyhan dan Kiki sedang asik bermain GASING bersama beberapa anak laki-laki lainnya. Sementara Kinara, Tasya, Desi dan 3 orang anak perempuan lainnya sedang mencoba bermain LOMPAT TALI. Sedangkan Delia, karena kondisi kakinya yang masih sakit, Delia hanya memperhatikan teman-temannya bermain dari teras rumah saja.

REYHAN

(teriak) De.. diem aja lo. Main sini!

KINARA

(teriak) Tau.. nyesel lo nanti.

DELIA

(bergumam) Wah ngajak ribut nih mereka. (teriak) Nyumpahin kaki gue gak sembuh ya lo pada.

Delia terlihat kesal. Teman-temannya malah ketawa. Untung Laras datang menghampiri Delia.

LARAS

Kenapa De? Kok mukanya bete gitu?

Laras duduk di samping Delia.

DELIA

Mereka nyebelin Kak... Pake manas-manasin segala. Kalo kaki aku gak sakit udah main aku juga.

LARAS

Ya udah.. kalo gitu kamu main ini aja sama Kakak.

Laras memperlihatkan Bola Bekel ditangannya.

DELIA

Aku gak bisa Kak.

LARAS

Kakak ajarin dulu. Mau kan?

Delia mengangguk. Laras dan Delia memasang posisi yang enak untuk bermain. Laras langsung memperlihatkan cara bermain Bola Bekel kepada Delia. Setelah beberapa kali bermain Laras pun menghentikan permainan.

LARAS

Gimana? Gampang kan?

DELIA

Iya Kak. Aku mau nyoba yah.

Laras memberikan bola dan anak bekel kepada Delia. Delia pun langsung mencoba memainkannya. Delia tidak langsung bisa, beberapa kali bolanya tak tertangkap, dan Laras membantu mengambilnya. Sampai akhirnya Delia bisa setelah mencoba beberapa kali. Senyum ceria pun terlihat ketika Delia berhasil memainkannya. Begitu pun teman-teman Delia yang sedang asik bermain.

LARAS (V.O)

Akhirnya kalian bisa ngerasain apa yang memang seharusnya kalian rasakan. Aku benar-benar bahagia bisa melihat kalian tertawa lepas seperti ini.

CUT TO:

94. INT. RUAG TENGAH - RUMAH ABAH ASEP - SORE

Laras menghampiri kelima anak muridnya yang sedang berkumpul di ruang tengah rumah. Reyhan, Kiki, Kinara dan Tasya bahkan sudah terlihat rapi. 

LARAS

Wihh.. udah pada rapih nih. Mau pada kemana?

BER-4

Ehh Ibu...

Mereka mencoba menghadap ke arah Laras dengan ekspresi malu-malu.

DELIA

Mau pada keluar tuh Kak..

Delia malah cemberut.

LARAS

Mau pada kemana?

TASYA

Ke pasar malam Bu.. kata kang Hadi ada pasar malem di deket sini.

KINARA

Iya Bu.. kita baru aja mau izin.. boleh kan Bu?

Laras terdiam, untuk berpikir akan memberi ijin atau tidak. Sementara Reyhan, Kiki, Kinara dan Tasya harap-harap cemas. Sedangkan Delia hanya senyum santai, dari ekspresinya Delia seperti berharap jika Laras tidak akan mengijinkan teman-temannya pergi.

LARAS

Ya udah..

Reyhan, Kiki, Kinara dan Tasya terlihat bahagia, tapi tidak dengan Delia.

LARAS

Tapi kalian hati-hati ya!

BER-4

Siap Bu...

DELIA

Ahh.. Kakak. Kok malah diijinin sih.

Delia terlihat kecewa, sementara teman-temannya terlihat bahagia seperti sengaja meledek Delia yang tidak bisa pergi. Dan Laras hanya tertawa kecil menyaksikan mereka.

CUT TO:

95. EXT. TERAS - RUMAH ABAH ASEP - SORE

Laras dan Delia mengantar Reyhan, Kiki, Kinara dan Tasya ke depan rumah. Tapi selesai pamitan, baru juga selangkah, mereka terhenti. Karena tiba-tiba hujan gerimis turun membasahi bumi.

BER-4

Yah... kok malah hujan sih.

Keluh Reyhan, Kiki, Kinara dan Tasya kecewa. Dan kali ini Delia yang terlihat bahagia.

DELIA

Langit tidak merestui kalian sepertinya.

Delia senyum sambil menatap ke langit.

REYHAN

Rese lo De.

KIKI

Udahlah gak usah dengerin si Delia. Kecil ini hujannya. Yukk...

Baru saja Kiki melangkahkan kaki, tiba-tiba hujan turun sangat deras. Dan itu berarti mereka benar-benar tidak bisa pergi.

KINARA

Yah.. yah.. yah..

Delia malah semakin nyukurin mereka karena tidak jadi pergi.

DELIA

Tuhan bener-bener sayang banget sama gue.

Delia mencoba menyembunyikan rasa bahagianya karena teman-temannya gak jadi pergi. Dan Laras hanya diam menyimak sampai senyum-senyum sendiri.

BER-4

Seneng ya lo!

Delia mengangguk. Mereka semakin kesal. Laras hanya geleng-geleng kepala.

CUT TO:

FADE IN

96. EXT. TERAS - RUMAH ABAH ASEP - SORE

15 menit sudah berlalu, tapi hujan masih saja belum berhenti. Sedangkan Reyhan, Kiki, Kinara dan Tasya masih tetap setia menunggu hujan reda di depan teras rumah. Delia yang tadi sudah ke dalam rumah bersama Laras kembali ke luar menghampiri ke-empat teman-temannya.

DELIA

Udah.. gak usah ditungguin. Gak akan reda juga.

KIKI

Rese lo De. Bukannya doain biar cepet reda.

DELIA

Bukan rese. Tapi karena Tuhan kasian sama gue, Tuhan gak akan biarin kalian bersenang-senang diatas penderitaan gue. Baik kan?

REYHAN

Serah lo deh..

Suasana mendadak hening, hanya terdengar suara derasnya air hujan yang turun membasahi bumi.

INTERCUT:

Laras yang tak sengaja melihat anak-anak masih setia di teras memutuskan untuk menghampiri.

INTERCUT:

Tidak lama tiba-tiba muncul sekumpulan anak-anak usia 9-10 tahun memenuhi halaman rumah Abah Asep dengan keadaan basah kuyup. Mereka sengaja hujan-hujanan. Dan itu cukup berhasil mengalihkan pandangan Delia dan ke-empat sahabatnya. Tanpa sadar mereka tersenyum memperhatikan anak-anak yang sedang bermain hujan-hujanan. Merasa diperhatikan beberapa anak pun mengalihkan pandangannya ke arah Delia dan teman-temannya.

ANAK 1

(teriak) Aa... Teteh.. hayu ngiringan!

Delia dan teman-temannya hanya bengong. Mereka sama sekali tidak menyadari jika anak tadi sedang mengajak mereka untuk main hujan-hujanan.

ANAK 2

  (melambaikan tangan) Hayuuu....

Reyhan langsung menyadari ajakan anak itu.

REYHAN

Eh.. kayanya mereka ngajakin kita deh.

Mereka saling pandang-pandangan satu sama lain. Seperti ingin bergabung tapi takut. Tiba-tiba pandangan mereka tertuju pada Laras yang saat itu ada di samping mereka. Mereka memandang Laras seolah-olah ingin meminta ijin tapi tanpa mengeluarkan kata. Tatapan anak-anak semakin terlihat seperti memohon, tapi Laras masih tetap diam. Saat mereka merasa Laras tidak mungkin mengijinkan, tiba-tiba Laras mengangguk. Dan dengan senang Reyhan dan Kiki langsung menarik Kinara dan Tasya untuk ikut bermain hujan-hujanan. Tapi Reyhan dan Kiki hanya berhasil membawa Kinara hujan-hujanan meski sebenarnya Kinara tidak ingin ikut hujan-hujanan.

KINARA

Ahh.. Reyhan.. Kiki..

Keluh Kinara yang pasrah tubuhnya sudah basah kuyup kena air hujan. Tak tinggal diam, Reyhan dan Kiki mencoba mengajak Tasya dan Delia untuk ikut hujan-hujanan. Meski mereka melakukan menolakan, tapi akhirnya Reyhan dan Kiki berhasil membuat Tasya dan Delia basah kuyup karena air hujan.

TASYA

Awas ya kalian!

Tasya memutuskan untuk mengejar Reyhan dan Kiki. Melihat anak-anak muridnya tertawa lepas ketika bermain hujan-hujanan, sangat membuat Laras bahagia. Apalagi ketika melihat Hadi yang baru datang mengenakan daun pisang untuk melindungi kepalanya, mendadak ia lempar ketika melihat anak-anak sedang asik main hujan-hujanan. Dan Hadi pun jadi ikut hujan-hujanan bareng mereka. Dan Laras lagi-lagi hanya tersenyum sambil geleng-geleng kepala memperhatikan tingkah mereka.

CUT TO:

FADE OUT

97. INT. RUANG TENGAH - RUMAH ABAH ASEP - MALAM

Satu per satu dari anak murid Laras telah selesai membersikan diri usai bermain hujan-hujanan sore tadi. Kita lihat Kinara berjalan menghampiri Delia dan Kiki yang sudah lebih dulu berada di ruang tengah dengan handuk yang masih menghiasi leher mereka.

KINARA

Rese lo Ki ah.. kalo gue sakit gimana?

Keluh Kinara sambil mengeringkan rambutnya mengenakan handuk, lalu duduk di samping Delia.

DELIA

Tau lo pada. Pake ngajak gue segala lagi..

KIKI

Tapi seru kan?

Delia dan Kinara hanya memberikan senyuman tipis. Tidak lama Laras datang menghampiri dengan membawa sepiring pisang goreng dan singkong goreng.

LARAS

Nih Ibu bawain pisang sama singkong. Masih anget..

Laras meletakkan di atas meja. Dan Kiki langsung mengambil singkong goreng, diikuti Kinara. Lalu mereka menyantapnya. Sementara Reyhan dan Tasya baru keluar dari kamar masing-masing karena baru beres mandi, langsung mengambil pisang goreng seolah-olah takut tidak kebagian.

REYHAN

Mantap nih... dingin-dingin gini makan pisang goreng.

Reyhan langsung menyantap pisang goreng yang ada di tangannya.

LARAS

Air angetnya cukup kan?

Tasya mengangguk.

LARAS

Ya udah lanjutin makannya. Ibu lanjut goreng pisang lagi.

KINARA

Aku ikut Bu..

Laras mengangguk. Lalu Laras dan Kinara meninggalkan ruang tengah. Sementara Delia, Kiki, Reyhan dan Tasya mencoba menghangatkan tubuh mereka dengan memakan singkong dan pisang goreng buatan Laras.

CUT TO:

ESTABLISH RUMAH ABAH ASEP MALAM

98. INT. KAMAR LARAS – RUMAH ABAH ASEP - MALAM

(SFX) Suara ketukan pintu yang cukup keras dan cepat.

Laras yang sudah tertidur pun terbangun.

TASYA (O.S)

BU... Ibu..

Laras bangkit dari tidurnya dan menatap ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul 01:24 dini hari.

(SFX) Suara ketukan pintu yang semakin sering.

TASYA (O S)

Bu.. Bu Laras...

LARAS

(sedikit teriak) Iya sebentar...

Laras beranjak dari tempat tidur dan berjalan menuju pintu lalu membukanya. Laras cukup kaget melihat wajah Tasya yang terlihat panik.

LARAS

Tasya.. kamu kenapa?

TASYA

Kirana Bu. Badannya panas banget.

Laras langsung panik. Tidak menunggu lama Laras dan Tasya langsung bergegas menuju kamar anak-anak cewek.

CUT TO:

99. INT. KAMAR DELIA – RUMAH ABAH ASEP - MALAM

Terlihat Delia sedang duduk di samping Kinara yang sedang meringis dengan wajah panik, tidak tahu harus melakukan apa. Tidak lama masuk Tasya bersama Laras.

DELIA

Kak Laras... gimana ini Kak? Badannya panas banget.

Laras mencoba tenang dan berusaha mengecek kondisi Kinara dengan menempelkan telapak tangannya di kening Kinara.

LARAS

Bisa tolong ambilin air dingin sama handuk kecil Sya!

TASYA

Iya Bu..

Tasya bergegas pergi untuk mengambil air dingin dan handuk kecil sesuai yang diperintahkan Laras.

DELIA

Gimana ini Bu? Panasnya tinggi banget kan?

LARAS

Kamu tenang dulu ya De.

Laras mencoba menenangkan Delia yang terlihat khawatir dengan kondisi Kinara yang terlihat seperti tidak sadarkan diri.

CUT TO:

100. MONTAGE

- Tasya masuk menghampiri Laras dengan membawa sebuah wadah kecil berisi air dan sebuah handuk kecil, lalu memberikan kepada Laras. Laras langsung memasukan handuk kecil ke dalam air lalu memerasnya, kemudian menempelkan handuk yang telah dilipat persegi panjang di kening Kinara yang masih meringis tapi matanya tertutup.

- 2 jam berlalu. Laras yang masih terjaga mencoba mengecek kembali suhu tubuh Kinara. Namun, nampaknya masih belum ada perubahan. Sementara Delia dan Tasya yang berusaha menemani Laras, pada akhirnya mereka tidur juga karena tak kuat menahan rasa ngantuk.

CUT TO:

FLASHES

FADE IN

101. INT. KAMAR DELIA – RUMAH ABAH ASEP - PAGI

Bangun tidur Delia langsung dikagetkan dengan keadaan Kinara yang kejang-kejang.

DELIA

Ra.. Ra lo kenapa Ra? Kinara...

Delia sangat panik. Tasya yang baru terbangun pun tak kalah panik melihat Kinara dalam keadaan kejang-kejang seperti itu.

TASYA

Kinara kenapa De?

Delia hanya menggeleng dengan raut wajah cemasnya. Laras yang tidur di samping tempat tidur sambil duduk pun terbangun, karena mendengar Delia dan Tasya.

LARAS

Ya Allah Kinara.

Laras panik dan tak tahu harus bagaimana. Sementara Delia dan Tasya malah menangis.

INTERCUT:

Tiba-tiba pintu terbuka, dan ternyata itu Reyhan dan Kiki. Mereka pun kaget saat melihat kondisi Kinara.

KIKI

Loh Bu. Kinara kenapa?

LARAS

Rey.. Ki.. Cepet panggil Abah! Kita harus bawa Kinara ke puskesmas.

REYHAN

Baik Bu...

Reyhan dan Kiki bergegas pergi. Sementara Laras, Delia dan Tasya terlihat bersedih dengan kondisi Kinara yang semakin mengkhawatirkan.

CUT TO:

102. MONTAGE

- Laras menutup pintu belakang mobilnya, lalu ia masuk ke bagian depan mobil untuk mengemudi. Ditemani Abah Asep, Laras akan membawa Kinara ke puskesmas. Sementara Delia, Tasya, Reyan dan Kiki hanya menunggu di rumah dengan ke-khawatiran.

- Laras telah tiba di puskesmas, dan Kinara langsung mendapat pertolongan.

- Abah Asep mencoba menenangkan Laras yang cemas menunggu dokter memeriksa Kinara. Tidak lama menunggu, Dokter pun menghampiri Laras, tapi dengan wajah yang serius. Dokter menyampaikan sesuatu kepada Laras dan Abah Asep, dan setelah mendengarnya, Laras malah menangis.

- Kita lihat mobil ambulan yang perlahan melaju meninggalkan puskesmas desa dengan keadaan sirine yang menyala.

- Saat ini Laras yang masih setia ditemani Abah Asep sedang berada di Rumah Sakit, tepatnya di ruang ICU. Setelah beberapa menit berlalu, dokter memberi kabar jika Kinara sudah meninggal karena terlambat mendapat pertolongan. Karena Laras sama sekali tidak tahu jika Kinara mempunyai penyakit jantung, dan saat kejang-kejang Kinara mengalami henti jantung. Jauhnya akses ke rumah sakit pun menjadi penyebab Kinara kehilangan nyawanya. Dan Laras sangat sedih.

CUT TO:

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar