MENATA SENJA
6. PART 6

55.    INT. STUDIO MUSIK – PAGI   

PEMAIN: RAKA, PRODUSER

Raka bertemu dengan seorang produser. Mereka bersalaman. Dua lagu ciptaan Raka diacc.

 

RAKA

Terima kasih, pak. Semoga kerjasama ini berjalan lancar.

 

PRODUSER

Saya hanya minta aransementnya dikelolah sangat bagus. Untuk video clipnya juga harus benar-benar professional.

 

RAKA

Baik, Pak. Saya akan buat sebagus mungkin.

 

Sang produser manggut-manggut, kemudian mereka keluar dari ruangan.

  

CUT TO

  

56.    INT. WARUNG KOPI - PAGI 

PEMAIN: IBRAHIM, AHMAD

Ibrahim membawa mesin tiknya ke warung kopi tidak jauh dari rumahnya. Warung itu ditata sangat rapi seperti café kelas atas. Ibrahim sibuk menyelesaikan tulisannya.

 

Terlihat suasana café dan pengunjung yang dating dan pergi.

AHMAD

Wah… sibuk ya, Pak?

Bapak mau dibuatin kopi?

 

IBRAHIM

Gak usah. Bapak sudah lama tidak minum kopi.

Teh aja.

 

AHMAD

Oke, Bos… Jangan terlalu dipaksa, pak.

Santai dulu sejenak.

Ahmad buatin cemilan ya.

 

IBRAHIM

Gak usah…

 

AHMAD

Ini gratis buat bapak. Heheheh…

 

Ibrahim pun mengiyakan sambil tersenyum.

CUT TO

57.    INT. STUDIO MUSIK - SIANG 

PEMAIN: RAKA, 2 EXTRAS

Terlihat Raka menyanyikan lagu ciptaanya. Terlihat beberapa orang di ruang rekaman. Beberapa engle di studio.

 

MONTAGE

 

·        Beberapa shoot kota dengan lagu Raka

·        Suasana kota malam

·        Raka membeli makanan untuk dibawa pulang

 

END MONTAGE

DISSOLVE

58.    EXT. HALAMAN DEPAN – MALAM

PEMAIN: RAKA

Raka turun dari mobil dan membuka gerbang. Kemudian ia masuk ke mobil dan memasukkan mobilnya.

 

CUT TO

  

59.    INT. RUANG KELUARGA – RUMAH RAKA – MALAM

PEMAIN: RAKA, DINA, KEVIN, ROSMINAH, IBRAHIM

Raka menyapa saat masuk ke dalam rumah. Ia membawa  bungkusan berisi putu bambu. Ibrahim tengah bermain dengan Kevin. Mereka bercanda ria.

 

RAKA

Assalamualaikum…

 

IBRAHIM/ROSMINAH/DINA

Waalaikumsallam….

(bersamaan)

 

IBRAHIM

Eh, nak Raka. Sudah pulang?

 

RAKA

Sudah, pak. Ini Raka bawa putu bambu kesukaan bapak.

 

IBRAHIM

(beat, terharu)

Terima kasih, Raka. Sudah lama bapak tidak makan putu bambu.

 

RAKA

Raka akan beliin bapak putu bambu setiap malam, kalau memang ini makanan favorit bapak.

 

IBRAHIM

Ya gak tiap hari juga, Raka.

Eneg dong… hahahah

 

Mereka tertawa bersamaan. Kemudian Raka membuka bungkusannya danh meletakkan ke piring yang sudah dibawa Dina.

 

CUT TO

  

60.    INT. KAMAR IBRAHIM – RUMAH RAKA – MALAM

PEMAIN: IBRAHIM, ROSMINAH

Ibrahim bercengkrama bersama Rosminah. Ibrahim merasa tenang berada di rumah Raka. Rosminah memperhatikan Ibrahim yang terpaku sambil menatap langit-langit kamar.

 

IBRAHIM

Bapak merasa tenang berada di rumah Raka, Bu.

Kenapa ya? Di rumah anak sendiri seperti neraka.

Bapak sudah mengajarkan mereka hal-hal yang baik, tapi tak satu pun dari mereka yang mau mengerti tentang kita.

 

ROSMINAH

Sudahlah, pak. Jangan memikirkan mereka kalau itu membuat hati bapak menangis.

 

IBRAHIM

Aku kasihan padamu, bu. Bapak takut tidak bisa menjaga ibu. Anak-anak kita tidak bisa diharap. Bagaimana kalau bapak yang lebih dulu dipanggil Allah? Ibu pasti akan sangat menderita.

 

ROSMINAH

Ibu akan berdoa agar Allah juga menjemput ibu, pak.

Sudah malam. Kita tidur ya, pak.

 

Ibrahim mengangguk, kemudian Rosminah mematikan lampu kamar.

  

FADE OUT-FADE IN

  

61.    INT. RUANG TAMU-RUMAH RAKA – SIANG 

PEMAIN: RAKA

Raka baru saja pulang dan ingin mengabarkan kebahagiannya. Dua lagunya dikontrak label. Ia masuk ke rumah dan melihat ada mesin tik di atas meja bersama lembar-lembar kertas. Itu milik Ibrahim..

 

RAKA

Dek… Assalamualaikum…

 

Raka mencari Dina. Kemudian ia ke dapur.

 

CUT TO

  

62.    INT. DAPUR -RUMAH RAKA – SORE 

PEMAIN: RAKA, DINA, ROSMINA

Raka ke dapur dan disana sudah ada Rosmina dan Dina. Raka pun mengucap salam.

 

RAKA

Assalamualaikum…

 

ROSMINAH/DINA

Waalaikumsallam… Eh, bang Raka udah pulang.

Kami mau masakan makanan kampung.

Sayur genjer kesukaan abang.

(tersenyum)

 

 

Raka tertawa lebar.

 

ROSMINAH

Kalau cuma genjer, ibu bisa masaknya.

 

RAKA

Ah, ibu. Nanti kalau Raka ketagihan gimana?

Hahaha…

 

ROSMINAH

Gak apa-apa. Ibu akan masakin kamu tiap hari.

 

Raka hanya tertawa.

 

RAKA

Oh, iya. Abang mau ngabarin kabar bahagia.

Dua lagu abang sudah dikontrak label.

 

DINA

Alhamdulilaahhh… Syukurlah, bang. Ini rezeki anak soleh….

 

Dina dan Raka sangat bahagia. Begitu juga Rosminah ikut bahagia.

 

RAKA

Bapak di mana, bu?

 

ROSMINAH

Bapak tadi ke rumah sebentar. Katanya ada yang mau diambil.

 

RAKA

Raka mandi dulu.

 

Raka berlalu ke kamar mandi.

 

CUT TO

  

63.    INT. KAMAR RAKA- RUMAH RAKA – MALAM   

PEMAIN: RAKA, DINA

 

Dina sedang membersihkan wajahnya di depan cermin. Raka tengah membaca naskah Ibrahim. Ia sangat terharu dengan tulisan Ibrahim. Tulisan itu sanga mengalir dan bercerita tentang mas tuanya.

 

RAKA

Dek, abang yakin tulisan pak Ibrahim bukan hanya fiktif. Abang seperti menonton film tiap bab nya.

 

DINA

Tentang apa bang?

 

RAKA

Masa tua yang tragis. Masa itu merebut semua kebahagiaanya. Abang terharu. Kasihan pak Ibrahim dan ibu.

DINA

Coba abang tunjukan ke produser abang itu. Mana tahu ia tertarik untuk mencetak novelnya.

 

RAKA

Iya juga. Besok abang jumpai produser abang itu.

Mudah-mudahan diterima.

 

 

FADE OUT-FADE IN

 

64.  INT. RUANG TAMU - RUMAH AJIDARMA – PAGI   

PEMAIN: AJIDARMA, NINDY, JAKA

Ajidarma dan Jaka berembuk bagaimana cara mendapatkan kembali surat tanah dan rumah Ibrahim.

 

JAKA

Bagaimana ini, Mas. Bapak tidak adil. Kita harus mengambil kembali surat tanah itu.

 

NINDY

Atau itu akal-akalan bapak saja agar kita tidak bisa meminjamnya.

 

JAKA

Betul itu, Mbak. Bagaimana kalau kita ambil paksa saja, mas?

 

Ajidarma masih diam.

 

AJIDARMA

Mas, mau minta tolong sama Sejati

 

JAKA

Betul itu, mas. Mungkin bapak akan luluh ke mbak Jati.

 

CUT TO

 

65.  INT. RUANG PRODUSER – SIANG

PEMAIN: RAKA, PRODUSER

Raka mengajukan naskah Ibrahim. Ia ingin naskah itu dijadikan buku. Ia pun menemui seorang produser. Produser bernama Hartanto itu pun membaca naskah yang diberikan Raka.

 

PRODUSER

Beri saya waktu untuk membaca naskah ini

 

RAKA

Baik, pak.

Saya permisih.

 

Raka pun keluar dari ruangan produser.

 

CUT TO

 

66.  INT. KANTOR POLISI – SIANG

PEMAIN: SEJATI, ADI  

Sejati tampak sedih ketika menjenguk Adi di penjara. Iya juga iba melihat orangtuanya. Uang yang ia terima dari bank pun raib dilarikan perampok. Sejati tidak bisa berbuat apa-apa selain menangis.

 

SEJATI

Aku tidak sanggup, Mas kalau harus mengurus anak-anak sendirian. Gajiku kecil dan untuk makan saja terkadang kurang.

 

ADI

Kamu sudah pinjam sama bapak?

 

SEJATI

Sudah. Malah bapak menggadaikan surat rumah dan tanah.

 

ADI

Lantas?

SEJATI

Bapak dirampok saat menunggu angkutan umum.

 

Adi menepuk jidatnya.

 

SEJATI

Bagaimana dengan orang tua mu, Mas?

 

ADI

Mereka pasti tidak mau memberi, Jati.

Apalagi mas terbukti membawa narkoba. Mereka pasti menyalahkan mas.

 

SEJATI

Lantas bagaimana, Mas?

 

ADI

Kamu pulanglah, biar mas jalani hukuman ini.

 

Sejati sesenggukan. Sekan tak rela meninggalkan Adi di penjara. Ia pun beranjak dengan berurai airmata.

 

DISSOLVE TO

  

67.  EXT. DEPAN GEDUNG PERUSAHAAN-SIANG

PEMAIN: RAKA, PRODUSER

Raka sangat terkejut ketika naskah Ibrahim diterima di indrustri film, bukan menjadi buku. Raka sangat bahagia dan ia menyalami sang produser. Film itu akan memakai soundtrack lagu Raka.

 

 RAKA

Terima kasih kembali, pak. Saya tidak menyangka kalau naskah itu akan jadi film layar lebar.

 

PRODUSER

Naskah ini sangat menarik dan bisa menggunakan lagu-lagumu.

 

RAKA

Benar, pak?

 

PRODUSER

Iya

(manggut-manggut dan tersenyum

 

CUT TO

 

68.  EXT. HALAMAN DEPAN GEDUNG – SIANG

PEMAIN: RAKA, DINA, EXTRAS

Saking bahagianya, Raka buru-buru mengambil ponselnya untuk mengabari Dina. Raka memencet nomor Dina dan nyambung. Raka bertelepon sambil berjalan keluar. Ia belum sempat memberi kabar bahagia, hanya sampai akan memberi kabar. Tiba-tiba sebuah mobil dating tiba-tiba dan menabrak Raka. Raka terpental di jalan. Raka kecelakaan dan tewas di tempat. Dina yang mendengar kejadian itu pun panik.

 

CUT TO

  

69.  INT. TERAS DEPAN-RUMAH RAKA – SIANG

PEMAIN: DINA, ROSMINAH, IBRAHIM

IbRAHIM DAN Rosmina terkejut mendengar berita dari Dina kalau dirinya mendengar kecelakaan yang dialami Raka. Dinas menangis sejadi-jadinya.

 

DINA

Tidak!!! Bang Raka…

 

ROSMINAH

Ada apa, Dina?

 

DINA

Bang Raka, Bu.

 

ROSMINAH

Kenapa dengan Raka?

 

Dina tidak dapat berkata-kata. Ia terduduk di kursi dengan wajah shok. Kemudian ponsel Dina bordering. Rosminah mengangkatnya.

 

ROSMINAH

Halo… dengan siapa ini?

 

O.S. POLISI

Saya dari kepolisian. Apakah ini istri pak Raka?

 

ROSMINAH

Bukan. Saya orang tuanya.

 

O.S POLISI

Anak ibu kecelakan. Pak Raka tewas.

 

ROSMINAH

Tewas?

(suara berat dan tertahan)

 

IBRAHIM

Ada apa, buk?

(panik)

 

ROSMINAH

Raka tewas, pak. Raka kecelakaan.

Kita harus ke rumah sakit.

 

IBRAHIM

Raka kecelakaan? Raka tewas?

(tidak percaya)

 

Suasanya diliputi kesedihan.

 

CUT TO

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
ini Napa makin nyesek aja sih jalan ceritanya? hmmm .... pengetik naskah emang perlu diprotes deh .... 🙄🙄🙄
3 tahun 1 bulan lalu