MENATA SENJA
2. PART 2

  

16.    INT. RUANG TUNGGU – RUMAH SAKIT – MALAM 

PEMAIN: AJIDARMA, NINDY, JAKA, MARIA, SEJATI, IBRAHIM, ROSMINA.  

Ruangan tunggu tampak hening. Ajidarma duduk dikursi dengan cemas. Jaka berdiri bersandar ke dinding, yang lain duduk dengan pikiran masing-masing.

 

CUT TO

 

 

17.    INT. KAMAR RUMAH SAKIT – MALAM 

PEMAIN: IBRAHIM, ROSMINA.  

Terlihat Ibrahim tertidur dengan selang infuse. Rosmina duduk dengan wajah sedih. Ibrahim siuman dan  melihat sang istri yang matanya masih berkaca-kaca. Tangannya membelai perempuan tua di sampingnya.

 

IBRAHIN

Bu, kanapa menangis?

 

Rosmina buru-buru menyeka airmatanya.

 

ROSMINA

Gak apa-apa, Pak. Tadi mataku kena debu, Pak.

 

Ibrahim mengulas senyum tipis.

 

IBRAHIM

Inilah yang tidak bisa ku lupakan darimu, bu.

Kamu istri yang setia padaku.

 

Rosmina menggenggam erat jemari tangan Ibrahim.

 

ROSMINA

Sudahlah, Pak. Yang pentingan bapak sembuh dan sehat. Kita akan menjalani hari tua ini bersama.

 

 

Ibrahim senyum tipis. Kemudian matanya menatap langit-langit kamar.

 

IBRAHIM

Seandainya dulu aku memberi pendidikan agama kepada anak-anak kita. Mungkin hal ini tidak akan terjadi, Bu.

 

ROSMINA

Tidak usah diungkit, Pak. Mereka ada di luar.

Mereka juga sudah dewasa.

 

IBRAMIH

Tapi aku tidak suka dengan sifat mereka.

 

ROSMINA

Sudah... Bapak istirahat saja.

 

Ibrahim tersenyum sambil menatap istrinya.

 

CUT TO

  

18.    INT. RUANG TUNGGU – RUMAH SAKIT – MALAM – CONT.SC.16

PEMAIN: AJIDARMA, NINDY, JAKA, MARIA, SEJATI,

Masih hening, kemudian Jaka membuka suara dan membuat keributan kecil.

 

JAKA

Ini semua gara-gara mas Aji.

Kalau saja mas Aji nggak ngotot, mungkin bapak tidak masuk rumah sakit.

 

AJIDARMA

Jangan menyalahkan aku. Nggak ada gunanya kita berdebat. Sekarang kita harus berpikir siapa yang mengurus bapak dan ibu.

 

SEJATI

Bagaimana kalau kita giliran saja mengurus bapak dan ibu. Biar adil. Sebulan di rumah mas Aji, sebulan di rumahku dan bulan depannya di rumah Jaka.

 

JAKA

Keadaan keuanganku belum stabil, Mbak.

 

SEJATI

Loh, gak bisa begitu dong. Mbak juga punya tanggung jawab dan memerlukan biaya yang banyak.

Pokoknya kita harus bergiliran.

 

Jaka tampak kesal.

  

CUT TO.

  

19.    INT. KORIDOR – RUMAH SAKIT – MALAM  

PEMAIN: AJIDARMA, NINDY

Di koridor tampak Ajidarma dan Nindy bercengkrama. Mereka membicarakan Ibrahim dan Rosmina yang akan mereka tanggung.

 

NINDY

Bapak sama ibu menyusahkan saja.

Aku gak mau kalau bapak sama ibu berlama-lama di rumah kita, Mas. Atau aku ngungsi ke rumah mama, papaku.

 

AJI

Sudahlah, Nin. Ini cuma sebulan kok.

Nggak lama-lama.

 

NINDY

Aku nggak mau direpotkan, Mas.

Apalagi bapak yang sakit-sakitan. Aku gak mau penyakit bapak menular ke anak-anakku.

 

AJI

Kamu gak boleh begitu, Nindy. Bagaimana pun juga itu orang tua ku.

Nindy sewot adn meninggalkan Aji.

 

DISSOLVE

  

20.    INT. KAMAR – RUMAH SAKIT – PAGI

PEMAIN: IBRAHIM, ROSMINA, SUSTER

Rosmina terbangun ketika mereasakan gerakan jemari Ibrahim. Ia mengucek matanya beberapa kali, kamudian tersenyum pada Ibrahim.

 

ROSMINA

Bapak sudah bangun?

 

Ibrahim tersenyum menatap Rosmina.

 

IBRAHIM

Melihatmu bu, hati bapak terasa tenang.

 

Rosminan tampak malu.

 

INTER CUT

 

Seorang suster masuk membawakan sarapan pagi dan obat.

 

SUSTER

Pagi, Bapak... Bagaimana kabarnya pagi ini?

Sudah baikkan?

 

IBRAHIM

Sudah, Suster. Alhamdulillah...

 

SUSTER

Habis sarapan, bapak harus berjemur ya.

Sambil menikmati udara pagi.

(BEAT, membuka gorden jendela kamar)

Saya tinggal dulu ya. Jangan lupa diminum obatnya.

 

ROSMINA

Baik suster...

 

Ibrahim dan Rosmina manggut-manggut dan tersenyum ramah. Suster pun keluar dari kamar.

 

CUT TO

 

21.    INT. RUANG KERJA – KANTOR AJIDARMA – PAGI 

PEMAIN: AJIDARMA

Hape Ajidarma berdering di atas meja. Ia mengangkatnya dan berbicara singkat dengan expresi gelisah.

 

AJIDARMA

Apa? Produk kita dikembalikan?

 

Ajidarma mematikan hapenya dengan kesal.

 

CUT TO

 

22.    INT. RUANG KERJA BOS CAFE– PAGI 

PEMAIN: JAKA

Jaka masuk setelah dipersilahkan dan duduk di depan meja bos besar. Ia tidak tahu maksud dan tujuan ia dipanggil ke ruangan bos. BOS masih sibuk menandatangani berkas.

 

JAKA

Pagi, Pak...

 

BOS

Pagi. Silahkan duduk.

(sambil menandatangani berkas-berkas)

 

JAKA

Ada apa ya, Pak?

 

BOS

Begini, Jaka. Karena kondisi cafe yang semakin sepi dengan adanya wabah ini, saya bermaksud mengurangi pramusaji. Dan maaf, gaji kamu agak terlambat bulan ini. Kita lihat perkembangannya nanti.

Saya juga tidak bisa menjanjikan posisi kamu.

 

 

Jaka terlihat terpaku dengan wajah iba.

CUT TO

23.    EXT. HALAMAN RUMAH SAKIT – PAGI

PEMAIN: IBRAHIM, ROSMINA

Ibrahim dan Rosmina tampak di halaman sambil menikmati matahari pagi. Ibrahim bercerita tentang masa lalu yang indah.

 

IBRAHIM

Bapak ingin kembali ke masa lalu, Bu.

Masa dimana kita sangat bahagia.

Bapak ingin masa itu terualng lagi.

 

ROSMINA

Jangan mimpi, Pak. Masa lalu biarlah berlalu.

Kita menghadapi masa depan. Masa yang penuh dengan cobaan. Bapak yang sabar ya.

(beat)

Kata dokter, besok bapak sudah boleh pulang.

 

IBRAHIM

Alhamdulillah... Bapak bosan di rumah sakit.

Lihat orang sakit, pikiran menjadi sakit.

Tapi untung ada kamu, Bu...

 

Rosmina tersenyum-senyum.

 

DISSOLVE

 

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
ok. terima kasih sarannya. hehehe
3 tahun 5 bulan lalu
coba pas baca ulang/swa-sunting layarnya diperbesar hingga 170persen, nanti cukup membantu mengurangi typo, Kakakku :D
3 tahun 5 bulan lalu