MENATA SENJA
3. PART 3

24.    INT. RUANG TAMU – RUMAH IBRAHIM – MALAM

PEMAIN: IBRAHIM, ROSMINA, AJIDARMA, SEJATI, JAKA

Ibrahim dan Rosmina duduk di ruang tamu. Kali ini para menantu tidak ikut. Mereka tampak diam untuk sesaat. Kemudian Ibrahim buka suara.

 

IBRAHIM

Bapak dan ibu sudah tidak punya apa-apa.

Bapak hanya ingin kalian memperhatikan kami.

Bapak memberi waktu untuk kalian berembuk.

 

AJIDARMA

Maksud, bapak?

 

ROSMINA

Kami hanya butuh perhatian kalian saja.

Ibu tidak meminta lebih.

Kami sudah tua.

 

Ibrahim dan Rosmina beranjak dan meninggalkan mereka di ruang tamu.

 

CUT TO.

  

25.    INT. KAMAR IBRAHIM – RUMAH IBRAHIM – MALAM

PEMAIN: IBRAHIM, ROSMINA

Ibrahim masuk ke kamarnya bersama Rosminah. Kemudian duduk di atas tempat tidur. Rosminah duduk di kursi yang ada di kamar. Mereka hanya diam.

 

CUT TO

  

26.    INT. RUANG TAMU – RUMAH IBRAHIM – MALAM –CONT.SC.4

PEMAIN: AJIDARMA, SEJATI, JAKA

Ajidarma masih terlihat diam sambil memegang dagunya. Jaka pun bereaksi.

 

JAKA

Bagaimana ini, mas?

Apa maksud bapak dan ibu?

 

ADIJARMA

Begini saja. Kita bergiliran mengurus bapak dan ibu.

 

SEJATI

Maksud, mas Aji?

 

AJIDARMA

Ya bergiliran selama sebulan. Sebulan di rumah mas Aji dan sebulan di rumah mu.

 

SEJATI

Tapi keadaaku pas-pasan, Mas.

Bagaimana aku mengurus makanan bapak dan ibu?

 

JAKA

Aku juga, mas. Perusahaan kami sedang melakukan pengurangan karyawan.

 

 

Ajidarma terdiam dan tertunduk memikirkan sesuatu.

 

AJIDARMA

Tidak ada pilihan lain.

 

CUT TO

 

27.    INT. KAMAR IBRAHIM–RUMAH IBRAHIM–MALAM-CONT. SC.25

PEMAIN: IBRAHIM, ROSMINA

Ibrahim duduk terpaku, sedangkan Rosmina sesekali menoleh menatap Ibrahim. Ada rasa iba dalam dirinya.

 

ROSMINA

Bapak baik-baik aja?

 

IBRAHIM

(menoleh)

Bapak baik-baik aja, Bu. Bapak hanya memikirkan apa yang akan dikatakan anak-anak pada kita.

 

ROSMINAH

Mereka pasti akan mengurus kita, Pak.

Bapak tenang saja.

Ibu yakin, mereka anak yang baik.

 

IBRAHIM

Iya, Bu. Kita keluar yuk. Sudah lima belas menit.

Mungkin mereka menunggu kita.

 

Rosminah menangguk, lalu beranjak dari duduknya. Mereka pun keluar kamar.

 

CUT TO.

  

28.    INT. RUANG TAMU – RUMAH IBRAHIM – MALAM

PEMAIN: AJIDARMA, SEJATI, JAKA, IBRAHIM, ROSMINAH

Mereka tercekat ketika Ibrahim dan Rosmina keluar dari kamar dan ke ruang tamu. Ibrahim duduk di kursi dan Rosminah juga ikut duduk.

 

IBRAHIM

Bagaimana keputusan kalian?

(menatap satu per satu)

 

AJIDARMA

Mmm... begini, Pak.

(beat)

Ajidarma lagi ada masalah di kantor. Kantor Aji sedang dalam pemeriksaan...

 

IBRAHIM

Gak usah bertele-tele, Ji.

 

AJIDARMA

Begini, Pak. Kami sepakat untuk mengirimin bapak per bulannya. Kami bergantian, Pak.

 

SEJATI

Nanti Jati juga melihat-lihat bapak sesekali.

 

JAKA

Jaka juga akan menjenguk bapak setiap bulannya.

 

IBRAHIM

Begini kah keputusan kalian?

Bapak tidak menyangka kalau kalian punya sifat tega kepada orang tua. Sekarang kalian pulanglah.

Tinggalkan rumah ini.

(duduk dan diam)

 

JAKA

Pak...

 

Ibrahim tetap diam. Sampai mereka pergi Ibrahim masih diam dengan perasaan kecewa.

 

CUT TO

 

29.    INT. RUANG TAMU – RUMAH AJIDARMA – MALAM

PEMAIN: AJIDARMA, NINDY

Nindy membuka pintu depat setelah Ajidarma mengetuk. Kemudian Ajidarma masuk dan langsung diberondong pertanyaan oleh Nindy. Ajidarma duduk di kursi ruang tamu.

 

NINDY

Bagaimana, Mas? Apa bapak dan ibu tetap akan tinggal disini? Aku gak mau, Mas. Mereka pasti merepotkan.

Aku gak mau repot mengurus bapak dan ibu.

 

AJIDARMA

Bapak tidak jadi di rumah kita.

Bapak akan tetap tinggal di rumahnya. Tapi mas Aji yang ke rumahnya.

 

NINDY

Untuk apalagi?

 

AJIDARMA

Bapak dan ibu kan butuh biaya hidup, Nindy.

 

NINDY

Mas Aji gak adil. Masak cuma orang tua mas Aji saja diberi duit. Orang tua ku gimana?

 

AJIDARMA

Orang tua kamu kan sudah mencukupi, Nindy.

 

NINDY

Makanya jadi orang tua jangan menyusahkan anak-anaknya. Mikir, Mas....

(berlalu ke kamar dengan wajah sewot)

 

Ajidarma hanya menggeleng, lalu beranjak ke kamar.

 

CUT TO

 

30.    INT. KAMAR AJIDARMA – RUMAH AJIDARMA – MALAM

PEMAIN: AJIDARMA, NINDY

Nindy sudah rebahan di atas tempat tidur. Ia membelakangi Ajidarma. Apalagi ketika Ajidarma naik ke atas tempat tidur, Nindy memunggunginya.

 

FADE OUT-FADE IN

  

31.    INT. RUANG MAKAN – RUMAH JAKA – PAGI 

PEMAIN: JAKA, MARIA

Maria terlihat tengah menyiapkan sarapan pagi dan bekal untuk anaknya. Jaka tengah menikmati sarapan pagi. Maria tidak terima jika harus menanggung biaya hidup Ibrahim dan Rosmina.

 

 MARIA

Biaya anak-anak sekolah banyak, Mas.

Aku tidak setuju dengan usul mas Ajidarma.

Uang sekolah Dinda juga belum dibayar dua bulan, Mas.

 

JAKA

Maria... ini untuk sebulan saja kok.

 

MARIA

Dan dari mana kamu mencari uang itu?

Aku gak mau kalau uangku kamu ganggu gugat, Mas.

Aku juga butuh hiburan. Beli ini dan itu. Biaya makan dan sekolah, belum lagi keperluan lain.

Kamu urus sendiri orang tua kamu!

(sedikit marah)

 

Maria tampak kesal dan pergi ke kamar anak-anaknya. Ia sibuk mengurus anak-anak untuk sekolah. Jaka jadi tidak nafsu untuk sarapan. Ia meninggalkan sarapan paginya. Kemudian beranjak pergi.

 

CUT TO

 

32.    INT. RUANG MAKAN – RUMAH AJIDARMA – PAGI

PEMAIN: AJIDARMA, NINDY, RIKA (17 TAHUN)

Ajidarma ke ruang makan sambil merapikan kemejanya. Di meja makan sudah terlihat Rika, anak sulung mereka. Nindy tampak masih cemberut. Ia tidak menyapa Ajidarma. Ajidarma duduk di kursi.

 

RIKA

Pa, aku mau beli handpone baru. HP yang lama sudah rusak.

 

AJIDARMA

Diperbaiki aja dulu, Rika.

 

RIKA

Aku mau hape baru, Pa. Hape yang lama udah jadul. Aku malu sama temen-temen aku.

NINDY

Untuk anak jangan pelit-pelit.

Daripada dikasih ama yang udah tua.

 

Ajidarma melirik ke Nindy dan berusaha menahan amarahnya.

 

AJIDARMA

Ya udah nanti papa beliin yang baru.

 

RIKA

Assyiikkk... Yang terbaru ya, Pa.

 

AJIDARMA

Iya

 

RIKA

Rika pergi dulu, pa, ma.

(pamit)

 

Rika pun beranjak dari kursinya dan berlalu keluar seraya pamit. Sementara Nindy masih membersihkan bekas makanan Rika.

 

AJIDARMA

Anak itu jangan dimanjakan, Nindy.

Bukannya hape Rika masih bagus?

 

NINDY

Rika malu punya hape jadul. Lagi pula hapenya yang murahan. Anak-anak yang lain aja hapenya bagus-bagus. Masyak punya anak satu aja gak bisa beliin hape.

 

AJIDARMA

Bukan begitu. Itu mubajir namanya. Kebutuhan kita banyak, Nindy.

 

NINDY

Kebutuhan orang tua kamu yang bikin banyak, Mas.

  

AJIDARMA

Nindy! Kamu selalu saja menyalahkan orang tuaku!

Padahal aku belum memberi apa-apa sama mereka.

 

NANDY

Nanti kamu juga akan memeberi mereka uang yang banyak! Aku ini istrimu, Mas. Aku berhak melarang kamu!

 

AJIDARMA

Tapi mereka orangtuaku!

 

NINDY

Orang tua cuma bisa menyusahkan untuk apa?!

 

AJIDARMA

Jaga Bicaramu!

(berang)

 

Ajidarma beranjak dan pergi dengan wajah tidak enak dipandang.

 

CUT TO

 

33.  INT. DAPUR – RUMAH IBRAHIM – PAGI

PEMAIN: ROSMINAH

Rosmina melihat toples berisi gula, tapi kosong. Gula habis. Kemudian ia melihat kaleng tempat beras. Beras juga habis. Sementara uang di dompet Rosmina tinggal lima ribu rupiah. Terlihat wajah Rosminah yang nelangsa.

 

CUT TO.

  

34.  INT. TERAS DEPAN – RUMAH IBRAHIM – PAGI

PEMAIN: IBRAHIM, ROSMINAH

Rosmina tampak keluar dari dalam rumah menuju teras depan. Di teras sudah duduk Ibrahim sambil membaca sebuah novel. Rosmina meletakkan gelas kopi di atas meja. Kemudian duduk di sebelah Ibrahim.

 

ROSMINAH

Kopinya agak pahit ibu buat, Pak.

 

Ibrahim menoleh melihat istrinya.

 

IBRAHIM

Gula kita habis?

 

Rosminah mengangguk pelan.

 

ROSMINA

Beras kita juga habis, Pak.

Uang ibu tinggal lima ribu.

 

IBRAHIM

Ya sudah, sabar saja, Bu. Bapak masih tahan kok puasa beberapa hari.

 

ROSMINA

Tapi bapak lagi sakit.

 

IBRAHIM

Gak apa-apa. Bapak bisa tahan.

(beat)

Kalau mereka memang tidak mau mengurus kita, mau bagaimana lagi? Mungkin ini sudah nasib kita, Bu.

 

 

Ibrahim kemudian terpaku dengan pandangan semu.

 

CUT TO

 

35.  INT. TERAS DEPAN – RUMAH IBRAHIM – SIANG

PEMAIN: PETUGAS PLN, ROSMINA

Petugas PLN datang memintah tagihan. Sudah tiga bulan Ibrahim belum membayar iyuran listrik. Listrik mereka akan diputus jika tidak membayar.

 

PETUGAS PLN

Assalamualaikum....

 

ROSMINA

Waalaikumsalam....

 

Rosmina keluar dari dalam rumah.

 

ROSMINA

Ada apa ya?

 

PETUGAS PLN

Maaf, Bu. Saya mau menagih iyuran listrik.

Ibu sudah menunggak selama tiga bulan.

Listriknya akan diputus kalau tidak bayar.

 

ROSMINA

Saya minta waktu beberapa hari boleh?

 

PETUGAS PLN

Waduh, gak bisa bu. Ibu sudah nunggak.

 

ROSMINA

Minta tolong, Nak. Ibu belum punya duit.

 

PETUGAS PLN

Jadi kapan itu mau bayar? Besok bisa?

 

ROSMINA

Kasih waktu tiga hari. Tolong ya, Nak.

(memohon)

 

PETUGAS PLN

Baiklah. Saya akan kembali lagi tiga hari ke depan ya, Bu. Jangan sampai tidak dibayar.

 

ROSMINA

Iya. Terima kasih, Nak.

 

Petugas PLN pun kemudian pergi.

 

CUT TO

 

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
pengen gak tak lanjut baca ... bikin air mata meleleh aja ... tapi nanti takut ditagih sama pengetik sok sibuk yang biasa disapa dg nama barunya, pak lek Bambang. terpaksa deh baca, meski nyesek rasanya 😭😭😭😭😭
3 tahun 1 bulan lalu
hmmmm
3 tahun 1 bulan lalu
akhirnya ... up ... tapi makin nyesek ye .. hmmm
3 tahun 1 bulan lalu