Memori Jangka Pendek
9. Scene 95-108
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

95.EXT.RUMAH HERU-HALAMAN BELAKANG-PAGI HARI

Heru membakar sepasang sepatu boot hitam. Kemudian Rudi datang. Rudi memukul Heru.

RUDI

Kenapa, Pak? Kenapa Bapak tega berbuat jahat? Kenapa Bapak tega membunuh ibuk?

HERU

Rudi! Rudi stop! Bukan Bapak yang membunuh ibu kamu!

RUDI

Rudi sudah muak dengan semua kebohongan Bapak! Rudi terlalu bodoh karena sudah percaya sama Bapak.

(sambil memukuli Heru)

Heru tampak kesakitan. Rudi mengambil air dan menyiramkannya ke sepatu yang sudah terbakar sebagian. Rudi melihat bagian bawah sepatu. Rudi membaca tulisan "Heru".

RUDI

Selama ini saya bersusah payah mencari orang yang paling saya benci. Tapi ternyata orang itu ada di dekat saya sendiri. Dia sembunyi di balik sikapnya yang baik, tapi nyatanya semua itu bohong! (sambil menangis)

HERU

Rudi, Bapak bukan pembunuh!

(sambil menangis)

Rudi memukuli Heru lagi.

RUDI

Selama ini saya mengira orang itu adalah pahlawan dalam hidup saya. Saya kira kasih sayang yang dia beri itu tulus, tapi mata saya terlalu buta untuk menilai bagaimana bejatnya orang itu.

Rudi berhenti memukul Heru.

RUDI

Saya menyesal! Saya menyesal terlahir dari darah daging seorang pembunuh!

HERU

Rudi cukup! Bukan Bapak yang membunuh ibu kamu. Kenapa bisa serendah itu kamu menilai Bapak.

RUDI

Ingatan Rudi memang tidak normal. Pak. Tapi bukan berarti Bapak bisa terus membohongi Rudi. Rudi tahu kenapa mata kiri Bapak ditutup. Itu karena cairan sabun yang Rudi lempar ke mata Bapak kan? Iya kan? Jangan salah Pak. Rudi masih ingat saat Bapak membunuh ibuk lalu membakar tempat itu untuk menghilangkan jejak. Rudi juga masih ingat saat Bapak menarik kaki Rudi sampai akhirnya kepala Rudi terbentur lantai dan Rudi kehilangan semua ingatan sampai saat ini! Bapak benar-benar jahat!

Heru menangis.

HERU

Bapak senang ingatan kamu bisa pulih, Nak. Tapi Bapak sangat sedih, kamu sudah salah memahami maksud Bapak. Rudi, Bapak tidak pernah membunuh ibumu. Dia meninggal karena bunuh diri.

CUT TO FLASHBACK:

96.INT.RUANGAN-MALAM HARI (FLASHBACK)

Heru berebut cairan pembersih lantai dengan ibu Rudi.

HERU (O.S)

Ibumu meminum cairan pembersih lantai. Dia frustasi dengan kondisi rumah tangga kami yang kacau.

97.INT.DEPAN PINTU RUANGAN-MALAM HARI (FLASHBACK)

Heru terlempar ke luar ruangan. Pintu dikunci. Heru berusaha membuka pintu.

HERU (O.S)

Bapak sudah berusaha mencegahnya, tapi dia tetap pada keputusannya.

Terlihat Rudi kecil sedang menggedor-gedor jendela. Heru mendekat ke jendela. Terlihat ibu Rudi yang terkapar di dalam ruangan. Heru mencoba mendobrak pintu.

HERU (O.S)

Bapak berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkan dia. Tapi Tuhan tidak menghendakinya.

FLASHBACK CUT TO:

98.EXT.RUMAH HERU-HALAMAN BELAKANG-PAGI HARI

Rudi menangis.

RUDI

Lalu kenapa Bapak membakar ruangan itu? Kenapa Bapak membiarkan ibuk terbakar di sana?

HERU

Bapak tidak membakarnya, Rud.

RUDI

Alaah. Rudi tidak bodoh lagi, Pak. Rudi sudah tahu semuanya. Bapak sengaja membakar ruangan itu untuk balas dendam kan? Bapak dendam karena ibuk sudah menikah dengan laki-laki lain.

Heru kaget.

HERU

Dari mana kamu tahu soal ini?

RUDI

Rudi tidak bodoh, Pak.

HERU

Rudi, Bapak memang kecewa karena ibumu menikah lagi dengan orang lain. Tapi sebesar apapun amarah di dalam hati Bapak, tidak mungkin Bapak tega membunuh istri Bapak sendiri.

CUT TO FLASHBACK:

99.INT.DEPAN RUANGAN-MALAM HARI (FLASHBACK)

Heru berusaha mendobrak pintu. Rudi kecil memasukkan sebatang kayu lewat jendela untuk membangunkan ibunya yang tergeletak di dalam ruangan. Batang kayu menyenggol APAR. APAR terjatuh lalu meledak. Ruangan terbakar.

HERU (O.S)

Saat ibumu kamu terkunci di ruangan itu, kamu berusaha membangunkannya menggunakan batang kayu. Tapi batang kayumu itu justru menyenggol alat pemadam api yang ada di dalam. Alat pemadam api itu jatuh lalu meledak. Setelah itu, api membakar semua ruangan, termasuk ibu kamu yang masih berada di dalam.

FLASHBACK CUT TO:

100.EXT.RUMAH HERU-HALAMAN BELAKANG-PAGI HARI

Rudi kaget dan jatuh lunglai. Rudi menangis sambil memegangi kepala.

HERU

Bapak sudah berusaha menyelamatkan ibumu, Rud. Tapi rencana Tuhan dan rencana kita itu tidak sama. Berulang kali Bapak minta kamu untuk ikhlas. Sudah cukup kamu cari tahu soal pembunuh itu. Yang sudah pergi biarlah tenang. Yang ada di masa lalu biarlah berlalu. Tugas kita sekarang adalah melanjutkan kehidupan.

Rudi menangis sambil melihat kedua telapak tangannya.

RUDI (V.O)

Aku yang salah. Aku yang sudah membunuh ibuk.

Rudi memeluk Heru. Rudi menangis tersedu-sedu.

RUDI

Maaf ya, Pak. Rudi...Rudi...

HERU

Nak, kamu tidak perlu minta maaf. Sampai kapanpun Bapak akan akan selalu di samping kamu. Mulai sekarang, kita harus saling jaga kepercayaan. Ayo berdiri!

Heru membantu Rudi berdiri dan mengajaknya duduk di kursi.

HERU

Bapak ambilin minum dulu ya.

Heru pergi. Rudi menangis. Pundak Rudi dipukul seseorang kemudian Rudi pingsan.

101.INT.KAMAR MARIA-PAGI HARI

Maria tersadar sambil membuka mata perlahan. Maria melihat sekeliling.

102.EXT.RUMAH HERU-TERAS BELAKANG-MALAM HARI

Rudi terbaring pingsan di lantai. HP-nya berdering. Rudi tersadar kemudian mengangkat telepon.

RUDI

Halo?

GUNTUR

Halo, Rud? Ini saya Guntur. Dari tadi saya coba telfon kamu tapi kamu nggak angkat-angkat. Bisa kamu ke RS Harapan sekarang? Tadi saya tidak sengaja menabrak Heru di jalan. Sekarang dia lagi dirawat.

Rudi kaget.

103.INT.RS HARAPAN-RUANG RAWAT-MALAM HARI

Rudi dan Guntur sedang berdiri di depan Heru yang sedang terbaring.

GUNTUR

Pasti Heru sengaja membuat kamu pingsan supaya bisa kabur. Untung saja saya ketemu dia di jalan. Tuhan memang adil. Orang jahat akan mendapatkan balasan yang setimpal.

RUDI

Tadinya saya sempat percaya dengan kata-kata Bapak. Tapi sekarang tidak lagi. Dia itu pembohong.

GUNTUR

Rudi, mulai sekarang kamu jangan mudah percaya dengan orang, termasuk orang terdekat kamu sekalipun. Hati-hati cari tempat bernaung, diam-diam dia bisa jadi musuh yang mengaum.

Guntur mendapat telepon masuk.

GUNTUR

Halo? Oke kita ketemu di bandara ya?

Guntur menutup telepon.

GUNTUR

Rudi, beberapa hari ke depan saya akan berada di luar kota. Maaf saya tidak bisa membantu kamu lebih jauh.

RUDI

Tidak apa-apa, Om. Saya sangat berterima kasih karena Om sudah banyak membantu saya. Lagi pula, saya sudah menemukan jawabannya. Saya sudah menemukan pembunuh ibu saya.

(sambil melihat ke arah Heru)

GUNTUR

Rud, Tuhan tidak pernah salah menempatkan takdir. Kepergian ibumu adalah kehendak yang di atas. Saya yakin, dia pasti orang yang baik.

HERU

Jujur, saya benar-benar tidak menyangka bisa bertemu dengan Om Guntur. Dari dulu, saya berharap bisa bertemu pencipta lagu "Belenggu Rindu". Saya ingin mengucapkan terima kasih karena Om sudah menciptakan yang sangat indah, lagu kesukaan ibu saya.

GUNTUR

Sama-sama, Rud. Saya senang karena karya saya bisa bermanfaat untuk orang lain. Yasudah saya harus ke bandara sekarang. Oh iya, saya titip Maria ya. Jangan lupa jenguk dia.

RUDI

Iya, Om. Saya pasti akan jagain Maria.

Guntur meninggalkan Rudi. Rudi memandangi Heru.

RUDI (v.o)

Kenapa, Pak? Kenapa Bapak menghancurkan kepercayaan Rudi? Kenapa Bapak membohongi Rudi? Dan kenapa Bapak membunuh ibuk?

CUT TO FLASHBACK:

104.INT.RUMAH HERU-RUANG TV-PAGI HARI (FLASHBACK)

RUDI KECIL sedang duduk berhadapan dengan HERU sambil bernyanyi bersama. Heru mengelus kepala Rudi kecil.

105.INT.RUMAH HERU-DAPUR-SORE HARI (FLASHBACK)

Heru sedang menumbuk kunyit sambil mendengarkan Rudi kecil berbicara. Heru tertawa kemudian mencium kening Rudi kecil.

106.EXT.TERAS RUKO-MALAM HARI (FLASHBACK)

Heru dan Rudi kecil berteduh dari hujan sambil memakan sebungkus snack bersama. Mereka tertawa lepas.

107.INT.RUMAH HERU-RUANG TV-MALAM HARI (FLASHBACK)

Heru duduk di depan Rudi sambil memegang kue tart. Rudi mengusap air mata Heru. Rudi memeluk Heru.

FLASHBACK CUT TO:

108.INT.RS HARAPAN-RUANG RAWAT-SORE HARI

Rudi memandangi Heru yang terbaring. Rudi menangis sambil mengepalkan tangan.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar