Memori Jangka Pendek
3. Scene 31-43
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

31.EXT.TERAS RUKO-MALAM HARI

Heru duduk termenung menunggu hujan. Heru memperhatikan ruko tempatnya berteduh itu.

CUT TO FLASHBACK:

32.EXT.TERAS RUKO-MALAM HARI (FLASHBACK)

Heru dan Rudi kecil berlari menuju teas ruko yang sedang tutup untuk berteduh dari hujan.

RUDI KECIL

Pak hujannya makin deras.

HERU

Kita tunggu di sini dulu ya. Nanti juga reda.

Rudi kecil tampak kedinginan.

HERU

Dingin ya? Sini!

Heru mendekap Rudi kecil. Kemudian terdengar suara perut keroncongan.

HERU

Suara apatuh? Kayak suara perut dinosaurus kelaperan.

Terdengar suara perut Heru.

RUDI KECIL

Haa Bapak juga laper kan?

Heru tertawa. Heru mengambil sebungkus snack kecil yang tersimpan di antara jamu-jamu dalam tas.

HERU

Kita makan ini aja ya?

Rudi kecil mengangguk. Heru dan Rudi kecil memakan snack bersama-sama.

FLASHBACK CUT TO:

33.INT.RUMAH HERU-DAPUR-MALAM HARI

Rudi memasukkan gula dan kopi ke dalam gelas sambil melihat catatan. Rudi menuangkan air panas kemudian mengaduknya. Rudi meletakkan kopi itu di atas meja makan. Rudi membuka tirai jendela sambil menunggu Heru. Rudi menutup tirai kemudian duduk di depan meja makan.

Rudi melihat segelas jamu dengan sticky note "Jangan lupa jamunya diminum, biar cepat sembuh". Rudi tersenyum kemudian memfoto jamu dan tulisan itu. Rudi mengunggahnya ke media sosial.

34.INT.BACKSTAGE-MALAM HARI

Maria membalas story Rudi dan bertanya tentang jamu itu. Rudi menjelaskan bahwa itu adalah obat herbal buatan bapaknya.

CREW PANGGUNG

Maaf kak Maria, kita check sound dulu yuk.

MARIA

Oh iya.

35.EXT.HALAMAN RUMAH HERU-PAGI HARI

Rudi menghampiri Heru yang sedang memperbaiki mesin motor.

RUDI

Permisi, ada yang bisa dibantu?

HERU

Mau bantuin?

RUDI

Jika Anda mengizinkan.

HERU

Ambilin amplas di gudang! Kayaknya businya kotor.

RUDI

Siap boss.

Rudi berjalan menuju gudang.

HERU

Rud, catat! Nanti sampe gudang kamu lupa.

RUDI

Ingat kok. Cari amplas kan?

HERU

Catat!

Rudi mengambil buku catatan di kantong bajunya. Rudi menuliskan "cari amplas". Rudi berjalan menuju gudang.

36.INT.GUDANG-PAGI HARI

Rudi masuk ke dalam gudang dan melihat sekeliling. Rudi mengingat-ingat apa yang mau dia lakukan. Rudi melihat buku catatannya. Rudi berusaha mencari amplas.

Rudi melihat amplas di atas lemari. Rudi memasukkan bukunya ke dalam saku. Rudi lompat untuk meraih amplas itu. Amplas jatuh ke dalam tumpukan perkakas di sekitar lemari. Rudi mencari amplas di sekitar perkakas. Rudi menemukan sepasang sepatu hitam, kemudian mengambilnya.

Rudi meletakkan sepatu itu ke tempatnya lagi. Rudi mengambil amplas kemudian pergi berjalan ke arah pintu. Rudi tersandung dan amplas jatuh. Rudi membungkuk untuk mengambil amplas. Tiba-tiba buku catatannya jatuh dari kantong baju dan terbuka. Rudi melihat gambar sepatu di dalam buku catatan yang terbuka.

Rudi melihat ke arah gambar dan ke arah sepatu hitam di samping lemari secara bergantian. Rudi mengambil buku catatan kemudian mengambil sepatu itu.

RUDI

Pembunuh.

Rudi memfoto sepatu itu.

RUDI

Siapa pemilik sepatu ini? Kenapa ada di rumah ini? Jangan-jangan ini punya Bapak.

37.INT-KAMAR RUDI-PAGI HARI

Rudi menelepon Maria dengan tergesa.

MARIA

Halo? Kenapa Rud?

RUDI

Aku nemu petunjuk baru soal pembunuh itu.

MARIA

Apa, Rud? Suara kamu nggak jelas.

RUDI

Aku sudah menemukan sepatu pembunuh itu.

MARIA

Ha? Apa? Menemukan apa?

RUDI

Sepatu. Aku menemukan sepatu pembunuh itu.

MARIA

Mmm, Rud. Maaf ya aku tutup dulu telfonnya. Suara kamu kalah sama suara penonton. Nanti aku telfon balik. Oke? Bye.

Maria menutup telepon.

HERU

Lagi telfon siapa, Rud?

Rudi kaget.

RUDI

Maria, Pak.

HERU

Mana amplasnya?

RUDI

Amplas apa?

HERU

Tuh kan, lupa. Rud, Rud. Katanya tiap hari kamu diterapi sama Maria. Tapi ingatan kamu masih gitu-gitu aja. Nggak ada perkembangan. Sebenernya kalian itu terapi apa pacaran doang sih?

RUDI

Memangnya tiap hari Rudi diterapi sama Maria?

HERU

Kalo di buku catatan kamu sih begitu. Tapi nggak tahu kenyataannya. Jangan-jangan Maria cuma manfaatin kamu buat penelitiannya dia.

RUDI

Penelitian apa?

HERU

Dulu itu awalnya kamu jadi responden penelitiannya Maria. Eh tau-tau kamu udah pacaran aja sama dia. Bapak aja sampe heran, kok mau ya Maria pacaran sama kamu.

RUDI

Yeee emang kenapa? Gini gini kan Rudi lumayan ganteng juga.

HERU

Dih, kamu bisa ganteng begitu juga karena Bapak tahu. Dulu pas jaman masih muda, Bapak itu mirip sama Adipati Dolken.

RUDI

Adipati Dolken? Siapa itu?

HERU

Artis. Masa kamu gatau? Coba sebutin nama artis yang kamu tahu.

RUDI

Nggak ada, Pak. Rudi cuma tahu Guntur Adisurdjo, pencipta lagu "Belenggu Rindu".

HERU

Kenapa kamu malah ingatnya sama pencipta lagu sih?

RUDI

Ya emang kenapa? Rudi ngefans sama dia.

HERU

Halah. Nggak ada untungnya kamu ngefans sama dia.

RUDI

Ya untunglah, Pak. Karena dia sudah menciptakan lagu "Belenggu Rindu", Rudi jadi punya petunjuk untuk menemukan pembunuh ibuk.

HERU

Pembunuh lagi, pembunuh lagi. Sampai kapan sih Rud kamu mau cari dia terus? Kamu mau menghabiskan umurmu buat cari pembunuh itu? Bapak sudah eneg dengernya.

RUDI

Memangnya kenapa? Memangnya Bapak rugi kalau nanti Rudi bisa menemukan pembunuh itu? Nggak kan?

HERU

Rud, ini bukan masalah untung dan rugi. Bapak cuma mau kamu ikhlas. Biarin ibu kamu tenang di sana dan stop cari pembunuh itu!

RUDI

Nggak bisa, Pak. Rudi harus balas dendam. Bapak tahu kan, orang itu yang sudah menghancurkan ingatan Rudi. Orang itu yang juga menghancurkan masa depan Rudi. Orang itu yang buat Rudi jadi menderita begini, Pak.

HERU

Terserah kamu mau ngomong apa. Bapak nggak peduli sama semua alasan kamu. Denger baik-baik! Kalau kamu nurut sama Bapak, mulai sekarang lupakan ibumu dan stop cari pembunuh itu!

Heru meninggalkan kamar Rudi. Rudi melempar benda-benda di atas meja karena marah. Kemudian Rudi melihat sebuah foto yang terjatuh dari meja.

RUDI

Ini foto siapa?

38.INT.RS.PRAMESTI (PUSAT LAYANAN PSIKOLOGI)-RUANG PASIEN-PAGI HARI

MARIA

Kemarin kamu telfon mau ngomong apa, Rud? Kayaknya penting.

RUDI

Memangnya aku telfon?

MARIA

Boleh aku lihat buku catatan kamu?

RUDI

Buat?

MARIA

Siapa tau kamu nyatet sesuatu yang penting.

Rudi memberikan buku catatannya kepada Maria. Di dalam buku terselip foto.

MARIA

Ini foto pernikahan siapa, Rud?

RUDI

Ha? Mana? Coba aku lihat.

Rudi memperhatikan foto.

RUDI

Yang ini sih mirip sama Bapak.

(menunjuk foto pengantin laki-laki)

MARIA

Berarti ini foto pernikahan bapak sama ibu kamu. Tapi kenapa wajah ibu kamu dicoret-coret? Terus, yang ini dicoret juga (menunjuk foto lelaki yang memegang gitar). Kamu ingat nggak dapat foto ini dari mana?

Rudi menggeleng.

MARIA

Apa mungkin bapak kamu yang nyoret-nyoret foto ini?

RUDI

Tapi kenapa Bapak nyoret-nyoret muka ibuk?

MARIA

Ya aku nggak tahu. Itu yang harus kita selidiki. Kita harus cari tahu juga siapa lelaki yang bawa gitar ini.

RUDI

Gimana kalau kita tanya Bapak?

MARIA

Ya nggak mungkin lah, Rud.

RUDI

Kenapa?

MARIA

Aku justru curiga sama bapak kamu.

RUDI

Curiga apa?

MARIA

Aku curiga kalau bapak kamu pembunuhnya.

RUDI

Ha? Jangan ngomong sembarangan kamu! Ya nggak mungkin lah Bapak bunuh istrinya sendiri.

MARIA

Rud, kalau bapak kamu nyoret foto ibu kamu, berarti dia lagi memendam kebencian. Mungkin aja kebencian itu berujung pada pembunuhan. Itu mungkin aja kan?

RUDI

Ya tapi kenapa bapak benci sama ibuk?

MARIA

Ya aku nggak tahu. Mungkin ibu kamu selingkuh sama lelaki yang bawa gitar ini.

RUDI

Cukup! Jangan bicara lagi! Aku nggak mau kamu ngomong aneh-aneh soal bapak dan ibuku.

MARIA

Rud, aku nggak bermaksud menjelekkan bapak atau ibu kamu. Aku cuma...

RUDI

Stop! Kepalaku sakit.

MARIA

Aku nggak peduli kepala kamu sakit atau nggak. Tapi aku harus bilang kalau Bapak kamu itu harus dicurigai. Soal ini juga (sambil menunjukkan layar HP-nya). Ini story yang kamu buat beberapa hari yang lalu. Aku sengaja screenshot karena aku curiga sama jamu buatan bapak kamu ini. Aku takut kalau dia ngasih jamu itu bukan demi kesembuhan kamu, tapi justru untuk memperburuk ingatan kamu.

RUDI

Ha? Buat apa?

MARIA

Selama ini Bapak kamu nggak pernah mendukung kamu untuk cari pembunuh itu kan? Mungkin aja dia nggak mau ketahuan kalau dia adalah pembunuhnya.

Rudi diam dan berpikir.

MARIA

Mulai sekarang kamu harus waspada, Rud. Hati-hati cari tempat bernaung, diam-diam dia bisa jadi musuh yang mengaum.

39.INT.RUMAH HERU-DAPUR-MALAM HARI

Heru dan Rudi sedang makan bersama.

HERU

Enak?

RUDI

Banget. Kokinya handal nih. Bapak belajar masak di mana sih?

HERU

Dulu pas masih tinggal di dinas sosial, Bapak diajarin masak, diajarin bikin kerajinan, pokoknya diajarin kegiatan yang produktif lah.

RUDI

Dinas sosial itu rumahnya siapa?

HERU

Rumahnya pemerintah.

RUDI

Bapak pemerintah?

HERU

Bukan. Dulu itu Bapak sempat kena amnesia. Bapak nggak ingat siapa keluarga Bapak, di mana rumah Bapak. Jadi Bapak nggak tahu harus pulang ke mana. Makannya Bapak dibawa ke dinas sosial.

RUDI

Siapa yang bawa?

HERU

Ya nggak ingat lah. Kan amnesia. Amnesia itu nggak ingat apa-apa. Hampir sama kayak kamu sekarang.

RUDI

Berarti sekarang Rudi juga amnesia?

HERU

Bukan.

RUDI

Terus apa?

HERU

Coba kamu tanya Maria aja lah. Bapak nggak tahu namanya. Pokoknya selama amnesia, Bapak benar-benar menderita, Rud. Kamu masih untung punya keluarga. Ada yang mengurus kamu, ada tempat bercerita. Sedangkan Bapak waktu itu benar-benar tidak ada keluarga yang berkunjung atau mencari Bapak. Rasanya seperti terjebak dalam teka-teki. Raga Bapak memang hidup, tapi hati rasanya kosong, hampa. Dan semenjak itu, Bapak benar-benar merasakan arti penting sebuah keluarga. Makannya setelah sembuh, Bapak coba kamu.

RUDI

Memangnya selama Bapak sakit, Rudi tinggal sama siapa?

HERU

Ya sama ibumu lah.

RUDI

Waktu Bapak keluar dari dinas sosial, ibuk masih hidup?

HERU

Masih.

RUDI

Terus pas ibuk meninggal, Bapak tahu nggak?

HERU

Tahu.

RUDI

Bapak tahu siapa orang yang membunuh ibuk?

Heru diam kemudian menggeleng. Rudi melihat tajam ke arah Heru.

RUDI

Bapak benar-benar nggak tahu?

HERU

Rud jangan bahas soal itu lagi. Bapak jadi nggak selera makan. Kamu sadar nggak sih, dengan cara seperti ini ingatan kamu justru akan memburuk, otak kamu akan semakin terbebani.

RUDI

Tapi setidaknya otak Rudi jadi terlatih mengingat sesuatu kan?

HERU

Gini aja. Bapak buatin kamu jamu. Hari ini kamu belum minum jamu kan?

Heru berdiri menuju tempat gelas yang ada di belakang Rudi. Rudi mengambil HP-nya dan membuka kamera depan. Rudi merekam Heru yang sedang meracik jamu di belakangnya. Rudi memperhatikan setiap bahan yang dimasukkan ke dalam gelas.

40.INT.RS PRAMESTI (PUSAT LAYANAN PSIKOLOGI)-RUANG PASIEN-PAGI HARI

Maria menonton video Heru yang sedang meracik jamu.

MARIA

Ini apa, Rud?

(menunjuk layar HP)

RUDI

Yang mana?

MARIA

Ini yang kayak serbuk.

RUDI

Nggak tahu.

MARIA

Rud, ini benar-benar mencurigakan. Buat apa jamu dikasih serbuk kayak begitu? Kamu harus cari bungkus serbuk itu di rumah.

RUDI

Kenapa nggak kita berdua aja yang cari sama-sama? Kalau aku sendirian, pasti bakal lupa.

MARIA

Aku ke rumah kamu gitu?

RUDI

Iya.

MARIA

Nggak bisa, Rud. Aku lagi sibuk banget. Aku datang ke sini juga nyempetin waktu buat bantuin kamu. Dan lima belas menit lagi aku harus pergi. Aku ada on air di radio.

RUDI

Kamu penyiar radio?

MARIA

Nggak, Rud. Aku kan udah bilang berkali-kali kalau aku ini penyanyi. Dan penyanyi itu kerjanya bisa di TV, di radio, bisa di mana aja.

RUDI

Ha? Bukannya kamu dokter?

MARIA

Bukan, Rud. Aku ini psikiater. Tapi penyanyi juga.

Rudi terlihat bingung.

MARIA

Yaudah biar kamu percaya, dengerin ya.

Maria mengambil gitar di pojok ruangan kemudian menyanyikan lagu "Belenggu Rindu". Rudi terdiam sambil terheran-heran. Setelah Maria selesai bernyanyi, Rudi memberi tepuk tangan.

RUDI

Gila. Aku nggak nyangka lho kamu bisa nyanyi "Belenggu Rindu".

MARIA

Itu lagu aku, Rud.

RUDI

Ha? Lagu kamu?

MARIA

Lebih tepatnya sih itu lagu mamaku. Terus aku nyanyiin lagi.

RUDI

Mama kamu penyanyi?

MARIA

Iya. Penyanyi lawas. Dia yang nyanyiin "Belenggu Rindu" pertama kali. Pasti ibu kamu tahu deh. Kan kata kamu dia fans beratnya "Belenggu Rindu".

41.INT.KAMAR HERU-PAGI HARI

Heru mencari-cari foto pernikahannya yang hilang.

CUT TO FLASHBACK:

42.INT.KAMAR HERU-MALAM HARI (flashback)

Heru mencoret-coret foto pernikahannya. Kemudian foto itu dilempar.

FLASHBACK CUT TO:

43.INT.KAMAR HERU-PAGI HARI

Heru mencari foto di bawah kolong kasur. Tapi, foto itu tidak ditemukan. Tiba-tiba ada telefon.

HERU

Halo? Oh iya. Iya saya antar sekarang ya.

43.INT.RS PRAMESTI (PUSAT LAYANAN PSIKOLOGI)-RUANG PASIEN-PAGI HARI

MARIA

Nama ibu kamu siapa?

RUDI

Aku nggak tahu. Yang aku inget cuma nama Bapak. Kalau nama mama kamu siapa?

MARIA

Santi Widuri.

RUDI

Boleh aku ketemu sama mama kamu?

MARIA

Mamaku sudah lama meninggal, Rud.

RUDI

Ha? Jadi kamu juga udah nggak ada ibu di rumah?

MARIA

Iya. Kita berdua sama-sama nggak punya sosok ibu di rumah. Tapi kamu tenang aja. Karena kamu nggak mungkin ketemu sama penyanyi asli "Belenggu Rindu", aku bakal ngajak kamu ketemu sama pencipta lagunya. Gimana?

RUDI

Ha? Serius? Kamu kenal sama Guntur Adisurdjo?

MARIA

Iya. Aku kenal baik sama dia.

RUDI

Kenapa kamu nggak bilang dari dulu? Boleh nggak aku ketemu sekarang? Aku ngefans banget sama dia.

MARIA

Nggak boleh. Ini surprise buat ulang tahun kamu nanti.

RUDI

Emang kapan aku ulang tahun?

MARIA

Dua hari lagi. Jadi sabar dulu ya. Kan buat surprise.

RUDI

Kalau udah dikasih tahu duluan, itu namanya bukan surprise.

MARIA

Ya nggak apa-apa. Toh pasti kamu juga bakal lupa kan kalau aku pernah ngomong mau kasih surprise.

RUDI

Iyasih. Tapi aku mau catet.

MARIA

No! Jangan dicatat dong.

RUDI

Aku tetap catet.

MARIA

Noooo.

Maria mencegah Rudi yang sudah memegang bolpoin. Rudi dan Maria tertawa bersama. Kemudian handphone Maria berdering.

MARIA

Halo? Iya pa? Oh sekarang? Oke aku berangkat ya.

MARIA

Rud, aku harus pergi. Maaf ya akhir-akhir ini jadwalku padet banget. Oh iya, jangan lupa untuk cari tahu soal serbuk itu. Coba deh kamu cari bungkusnya di dapur.

RUDI

Serbuk apa?

MARIA

Serbuk yang di dalam video tadi, Rud. Yaudah nanti aku telfon aja ya. Oh iya, sekalian aku pesenin ojek online ya. Alamat kamu Gang Buntu nomor 7 kan?

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar