Memori Jangka Pendek
4. Scene 44-50
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

44.EXT.TOKO GITAR-TERAS-PAGI HARI

HERU

Ini Mas pesanannya

(sambil menyerahkan tanaman toga)

PENJUAL GITAR

Makasih ya Pak. Saya ambilin dulu ya uangnya.

HERU

Iya.

Penjual gitar masuk ke dalam tokonya. Heru memperhatikan gitar-gitar yang dijual di toko tersebut.

HERU (v.o)

Sudah lama aku nggak megang gitar. Apa Rudi aku belikan gitar aja ya buat hadiah ulang tahunnya?

PENJUAL GITAR

Ini Pak uangnya.

HERU

Mmm, Mas gitarnya berapaan ya?

PENJUAL GITAR

Yang mana, Pak?

HERU

Yang ini.

PENJUAL GITAR

Itu satu juta dua ratus, Pak.

HERU

Ha? Wah lumayan ya harganya. Tapi memang bagus sih. Pasti enak suaranya.

PENJUAL GITAR

Bapak bisa main gitar?

HERU

Dulu sih saya sama gitar itu udah kaya jam sama dinding, nempel terus. Tapi sekarang saya udah nggak inget kemana itu gitar kesayangan saya. Haha.

PENJUAL GITAR

Beli lagi aja Pak. Nih yang ini agak murah, 850. Tapi second.

45.EXT.HALAMAN RS PRAMESTI-PAGI HARI

Rudi menunggu ojek online di pinggir jalan. Kemudian datang pengamen.

PENGAMEN

Misi, Bang.

Pengamen menyanyikan sebuah lagu.

RUDI

Mas, bisa nyanyi lagu lain?

PENGAMEN

Oh Abang mau request? Mau lagu apa Bang?

RUDI

"Belenggu Rindu" tahu?

PENGAMEN

Yailah. Ya jelas tahu lah Bang. Lagunya pacar saya itu. Si Maria Iko. My lovely angel.

RUDI

Ohya? Pacar kamu penyanyi?

PENGAMEN

Ah si Abang becanda aja. Tapi bantuin doa ya bang siape tau saya ama Maria Iko berjodoh. Kan kalo ditulis di undangan cocok tuh, Mohon doa restu mempelai berdua, Maria dan Epin. Ceileeeh.

RUDI

Nama kamu Epin?

PENGAMEN

Iyak. Tahu kagak kepanjangannye ape? Epin. Epino G Bastian. Ahaayyy.

Mobil Maria keluar dari halaman RS Pramesti kemudian berhenti di depan Rudi dan pengamen.

MARIA

Rud, ojeknya udah deket. Maaf ya aku nggak bisa nemenin. Bang, temenin pacar saya ya (bicara kepada pengamen). Bye Rud. Nanti aku telfon.

Maria melaju dengan mobilnya. Pengamen melongo.

PENGAMEN

Itu Maria Iko kan? Calon istri saya? Abang pacarnya?

46.INT.TOKO GITAR-PAGI HARI

PENJUAL GITAR

Nah ini ada juga yang agak klasik. Ini 500.

Heru mencoba memainkan gitar yang ditawarkan penjual.

HERU

Wah ini asik nih. Berapa tadi?

PENJUAL GITAR

500 aja buat Bapak.

HERU

Bisa lah turun dikit Mas.

PENJUAL GITAR

Lho itu sudah diskon lho, Pak.

HERU

400 deh ya?

PENJUAL GITAR

500.

HERU

Ini warna kayunya udah agak pudar lho. Turunin dikit lagi lah Mas.

PENJUAL GITAR

Yaudah 475 deh.

HERU

450 aja deh.

PENJUAL GITAR

Yaudah ambil lah.

HERU

Nah, gitu dong. Brati gimana nih bayarnya? Tadi kan tanaman saya harganya 300, brati buat bayar gitarnya saya nambahin 150 ya?

PENJUAL GITAR

Iya, Pak.

Heru memberikan uang kepada penjual gitar.

HERU

Ini, Mas.

PENJUAL GITAR

Makasih ya Pak. Saya buatin kwitansinya dulu ya.

HERU

Iya.

Heru duduk sambil memandangi gitar dan terlihat sangat bahagia.

HERU

Semoga Rudi suka.

Heru mendengar suara radio. Terdengar suara Maria sedang menyanyikan "Belenggu Rindu".

PENYIAR RADIO (O.S)

Oke kita kembali lagi di Dyaz FM masih bersama Maria Iko dan Om Guntur Adisurdjo. Waduh aku masih deg-degan lho ini berhadapan langsung sama penyanyi dan pencipta lagu "Belenggu Rindu". Wah keren banget sih Maria. Apa sih rahasianya punya suara bagus kayak begitu? Siapa tahu kalo udah bosen siaran, aku bisa jadi penyanyi juga kayak kamu hahaha.

MARIA (O.S)

Hahaha. Rahasianya apa ya? Sering latihan sama papa deh kayaknya.

PENYIAR RADIO (O.S)

Oh sering latihan sama papa. Oke aku mau nanya deh sama papanya. Om Guntur, emang kalo latihan sama Maria gitu ada jadwalnya apa gimana sih? Sehari tiga kali kaya minum obat gitu nggak?

GUNTUR (O.S)

Hahaha. Nggak ada jadwal sih. Selonggarnya Maria aja karena kan dia sibuk.

PENYIAR RADIO (O.S)

Ya pasti lah Om, udah cantik, suaranya bagus, gak heran kalau kebanjiran job. Nah untuk Om Guntur nih, gimana sih ceritanya kok bisa menciptakan lagu sebagus ini? Dapat inspiraasi dari pengalaman pribadi atau bagaimana?

GUNTUR (O.S)

Belenggu Rindu itu sebenarnya saya ciptakan dengan tidak sengaja. Dulu waktu masih bujangan kan saya pernah kerja di pabrik obat herbal di Samarinda. Jadinya jauh sama mamanya Maria. Ya sebagai ungkapan rindu, akhirnya terciptalah "Belenggu Rindu".

PENYIAR RADIO (O.S)

Oh jadi ini sebenarnya curahan hati toh. Pantesan isi lagunya tuh sukses bikin baper muda-mudi masa kini. Om, emang seberapa berartinya lagu ini buat Om Guntur?

GUNTUR (O.S)

"Belenggu Rindu" itu sangat berarti buat saya. Banyak sekali kenangan tentang istri saya. Lagu ini yang menghidupi keluarga kecil kami di awal pernikahan. Lagu ini juga yang membesarkan nama nama kami berdua. Mungkin kalau bukan karena "Belenggu Rindu", nama Santi Widuri dan Guntur Adisurdjo nggak akan diketahui banyak orang seperti sekarang. Dan kalau bukan karena lagu ini, mungkin sekarang saya masih jadi penjual obat herbal.

Heru mendengarkan radio baik-baik.

47.INT.RUMAH HERU-DAPUR-SIANG HARI

Rudi video call dengan Maria.

RUDI

Bapak nggak ada di rumah.

MARIA

Bagus. Sekarang cepetan kamu cari bungkus serbuk itu di tempat sampah.

Rudi menunjukkan sebuah bungkus plastik kecil kemudian menunjukkannya pada Maria.

RUDI

Ini?

MARIA

Coba kamu cium baunya, Rud.

RUDI

Baunya kayak jamu.

MARIA

Ada bungkus lain, Rud?

Rudi membuka laci dapur. Ia menemukan 1 pack serbuk berwarna putih tulang.

MARIA

Itu apa, Rud?

RUDI

Bungkusnya sama kayak ini.

(menunjuk bungkus yg ditemukan di tempat sampah)

MARIA

Coba cium baunya!

RUDI

Sama persis. Baunya seperti jamu.

MARIA

Aku harus cek serbuk itu Rud. Kamu ambil satu, besok kamu bawa ke tempat aku.

RUDI

Tapi ini baunya kayak jamu biasa.

MARIA

Jangan bodoh, Rud. Bisa aja itu racun itu yang sudah dicampur sama jamu. Kita nggak pernah tahu, apa yang direncanakan sama Bapak kamu. Dengar, mulai sekarang jangan pernah kamu minum jamu dari Bapak kamu lagi. Tanpa kamu sadari, bisa-bisa kamu dibunuh secara perlahan.

HERU

Kamu ngapain Rud?

Rudi kaget hingga menjatuhkan HP-nya.

RUDI

Maaf, Pak. Tadi Rudi nyari sesuatu.

Heru mengambil HP Rudi. Rudi memasukkan 1 bungkus serbuk itu ke dalam saku celana secara diam-diam. Heru menyerahkan HP kepada Rudi.

HERU

Nyari apa?

RUDI

Apa ya? Nggak tahu lupa.

HERU

Rud, laci ini jangan dibuka-buka ya. Ini laci cuma Bapak yang boleh buka.

RUDI

Iya, Pak.

48.INT.RUANG LATIHAN-MALAM HARI

MANAGER

Besok kita otw jam 8 ya.

MARIA

Ke mana?

MANAGER

On air lah.

MARIA

Besok ada jadwal?

MANAGER

Iya. Kan dari kemaren gue udah bilang.

MARIA

Tapi besok gue mau ketemu Rudi.

MANAGER

Yaelah Rudi mulu. Yaudah pilih Rudi apa pilih duit? Lagian nggak bosen apa ketemu Rudi tiap hari?

MARIA

Masalahnya gue tuh ada misi penting yang harus dipecahkan.

MANAGER

Misi apaan? Skripsi lo kan udah selesai dari dua tahun lalu, sampe sekarang masih aja neliti-neliti. Kasihan Rudi lo jadiin bahan penelitian mulu.

MARIA

Ini bukan buat gue. Ini buat Rudi sendiri.

MANAGER

Emang Rudi lagi ngerjain skripsi?

MARIA

Ish.

49.INT.KAMAR RUDI-PAGI HARI

Heru meletakkan segelas jamu di atas meja. Kemudian Heru membereskan pakaian kotor Rudi. Lalu Rudi terbangun.

HERU

Rud, ini kotor apa bersih?

(mengambil celana jeans)

RUDI

Nggak tau.

HERU

Bapak cuci ya?

RUDI

Iya.

Heru merogoh saku sebelah kiri celana jeans itu dan menemukan uang 20 ribu.

HERU

Nah kan. Kalo masih ada sisa uang itu diambil, Rud. Kalo ikut kecuci kan sayang.

RUDI

Lupa, Pak.

Heru meletakkan uang di atas meja. Heru merogoh saku sebelah kanan. Heru menemukan serbuk.

HERU

Kenapa ini ada di celana kamu, Rud?

RUDI

Itu apa?

HERU

Ini serbuk ramuan herbal yang Bapak kasih buat kamu tiap hari itu.

RUDI

Rudi nggak ingat.

HERU

Kamu ngambil ini dari laci Bapak ya?

RUDI

Rudi nggak ingat, Pak. Lagian buat apa juga Rudi ngambil begituan?

HERU

Yaudah cepetan mandi sana! Sarapannya ada di meja. Bapak mau nyuci dulu.

Heru membuang bungkusan serbuk ke tempat sampah kemudian pergi keluar kamar. Rudi segera mengambil bungkusan serbuk itu dari tempat sampah dan memperhatikannya. Lalu ada telfon masuk dari Maria.

MARIA (O.S)

, Rud? Rud maaf ya ternyata hari ini aku ada jadwal on air, jadinya aku belum bisa lihat serbuk yang kemaren.

RUDI

Serbuk warna putih?

(sambil menatap bungkusan serbuk yang dipegangnya)

MARIA

Iya. Kamu simpen ya serbuknya. Jangan sampai hilang. Besok aku cek.

RUDI

Memangnya ini serbuk apa?

MARIA

Itu serbuk yang dimasukin Bapak kamu ke dalam jamu, Rud. Aku belum tahu persis itu serbuk apa. Tapi untuk sementara waktu kamu jangan minum jamu dari Bapak kamu dulu ya. Aku takut kalau itu racun."

RUDI

Racun?

MARIA

Kamu udah minum jamu belum hari ini?

RUDI

Kayaknya sih belum. Ini jamunya masih utuh di depan aku.

MARIA

Sekarang kamu ambil sticky notes!

RUDI

Buat apa?

MARIA

Udah cepetan!

Rudi mengambil sticky notes.

MARIA

Tulis "Racun Penghapus Memori"!.

Rudi menulis "Racun Penghapus Memori".

MARIA

Terus kamu tempel ke gelas jamu itu!

Rudi menempelkan sticky notes ke gelas jamu.

RUDI

Kenapa ditulis begini?

MARIA

Supaya kamu ingat untuk nggak meminum jamu itu! Aku takut kalau jamu itu adalah racun yang dibuat Bapak kamu untuk membuat kamu semakin lupa sama pembunuh itu, Rud.

RUDI

Ya nggak mungkin lah. Buat apa Bapak nglakuin hal kayak gitu?

MARIA

Ya mungkin aja Bapak kamu pembunuhnya.

RUDI

Ha?

MARIA

Iya aku ready kok (bicara dengan managernya). Rud sorry aku kerja dulu ya. Nanti aku telfon lagi.

Maria menutup telfon. Rudi terlihat bingung. Rudi membuka buku catatannya kemudian menemukan foto. Rudi membuka bagian belakang foto dan membaca tulisan "Aku tahu kamu nggak setuju. Tapi aku menduga kalau Bapak kamulah pembunuhnya. Bapak kamu mencoret muka ibumu dan lelaki di sampingnya. Kemungkinan lelaki ini juga korbannya. Aku sengaja tulis di sini supaya kamu nggak lupa dan mau mempertimbangkan pendapatku. -Maria-."

Setelah membaca, Rudi melihat ke arah sticky note. Rudi terlihat curiga pada Heru. Kemudian Rudi segera melepon Maria. Telepon tidak diangkat. Rudi melepon lagi.

MANAGER MARIA (O.S)

Halo?

RUDI

Mar kita harus ketemu!

MANAGER MARIA (O.S)

Maaf Maria lagi kerja. Tolong jangan diganggu dulu ya. Terima kasih.

Telepon ditutup. Kemudian Rudi menelepon lagi tapi tidak diangkat. Rudi menelepon lagi.

MANAGER MARIA (O.S)

Kamu bisa dengar saya kan? Maria sedang sibuk. Tolong jangan ganggu!

RUDI

Saya mau bicara sama Maria. Sekarang! Ini penting.

Telepon dimatikan. Rudi menelepon lagi tapi tidak aktif. Rudi memperhatikan sticky notes.

50.INT.RUMAH HERU-DAPUR-PAGI HARI

Rudi membuang jamu ke dalam wastafel. Kemudian Heru muncul dari dalam kamar mandi dalam keadaan tangan penuh busa sabun cuci.

HERU

Ngapain, Rud?

Rudi nampak kaget.

RUDI

Nyuci gelas.

HERU

Tumben ingat.

RUDI

Hehe. Ada lagi yang mau Rudi cuci sekalian?

HERU

Nggak. Semua udah Bapak cuci tadi pagi.

Heru mengambil serbet di meja makan. Kemudian Heru masuk lagi ke dalam kamar mandi dengan membawa serbet itu. Rudi mencuci gelas dan meletakkannya di rak. Dengan pintu kamar mandi yang terbuka, Heru mencuci sambil mengobrol dengan Rudi yang masih di dapur.

HERU

Tumben hari ini kamu nggak ketemuan sama Maria.

RUDI

Memangnya Rudi sering banget ya ketemuan sama Maria?

HERU

Bukan sering lagi, Rud. Hampir tiap hari kamu ketemu sama dia. Tapi kamu belum pernah ke sini lho. Besok-besok ajaklah dia ke sini. Kenalin sama Bapak. Biar Bapak kenal gimana anaknya. Gimana keluarganya. Biar kamu nggak salah pilih pasangan. Manusia itu nggak bisa dinilai dari luarnya aja, Rud. Kita harus tahu karakter dan sifat aslinya. Orang yang kamu kenal baik, belum tentu sifat aslinya baik juga.

Heru mencuci tangannya kemudian keluar dari kamar mandi. Heru duduk di depan meja makan bersama Rudi sambil meminum segelas air.

HERU

Dulu Bapak pernah punya teman baik. Dari SD sampai SMA, kita bareng terus. Bahkan sampai kerjapun, kita merantau bareng di luar kota. Dia suka banget sama musik, sama kayak Bapak. Makannya dulu dia pernah ngotot minta diajarin gitar sama Bapak sampai bisa. Setiap hari kita main gitar buat menghibur karyawan-karyawan lain di asrama. Tapi ternyata kedekatan itu tidak menjamin kesetiaan. Kamu masih ingat cerita Bapak soal amnesia? Dia adalah orang yang membuat Bapak jadi amnesia. Dia pergi dengan semua barang-barang Bapak. Selama dua tahun, Bapak harus berpisah dari kamu dan ibumu. Keluarga kita berantakan. Karir Bapak berantakan. Semuanya kacau nggak karuan. Tapi untungnya, Tuhan masih mengizinkan Bapak untuk sembuh dan bisa merawat kamu sampai sekarang. Rudi, Bapak cuma mau pesan, hati-hati cari tempat bernaung, diam-diam dia bisa jadi musuh yang mengaum.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar