Memori Jangka Pendek
7. Scene 67-82
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

67.INT.RS PRAMESTI-LOBBY-MALAM HARI

ZAKY

Udahlah Mar jangan terlalu dipikir serius. Kita bisa ngerti kok kalau kamu sibuk.

MARIA

Kalian memang bisa ngerti, tapi Rudi enggak.

ZAKY

Mar, ini sudah menjadi risiko dari pekerjaan kita. Kita kan nggak bisa milih bakal dapat pasien yang seperti apa. Jadi kita yang harus mengerti keadaan pasien-pasien kita. Rudi itu cuma butuh waktu, Mar. Udahlah, besok juga Rudi bakal bersikap biasa lagi. Pasti dia juga lupa kalau hari ini ada problem.

KIAN

Mar, ini masih banyak kue yang belum kemakan. Mau diapain? Mubadzir tau.

MARIA

Kasihin aja ke pasien-pasien kalian.

68.INT.KAMAR RUDI-MALAM HARI

HERU

Syukur deh kalau kamu nggak berhubungan sama Maria lagi.

RUDI

Kenapa gitu?

HERU

Mungkin Tuhan menjauhkan kamu dari Maria, supaya kamu juga jauh dari bayang-bayang pembunuh itu. Kalau kamu masih terus berhubungan sama Maria, kamu nggak akan bisa lepas dari dendam yang kamu simpan itu. Berhentilah cari pembunuh itu, Rud. Lupakan semuanya. Mulai hari baru di usia kamu yang baru.

RUDI

Nggak, Pak. Rudi akan terus cari pembunuh itu meskipun tanpa bantuan Maria.

HERU

Kamu nggak akan bisa, Rud. Itu akan menyiksa diri kamu sendiri.

RUDI (V.O)

Benar juga kata Bapak. Apa aku bisa menemukan pembunuh itu tanpa bantuan Maria? Apa aku minta maaf aja ya ke Maria?

69.INT.KAMAR MARIA-PAGI HARI

ART mengetuk pintu kamar Maria.

MARIA

Masuk, Mbak.

ART

Ada paket, Teh.

MARIA

Paket apa?

ART

Isinya jamu.

MARIA

Aku nggak pesen jamu.

ART

Kayaknya ini dari fansnya Teteh.

ART memberikan sebotol jamu kepada Maria. Terlihat nama pengirimnya adalah Rudi. Maria tersenyum.

70.INT.KAMAR RUDI-PAGI HARI

Rudi membuka-buka buku catatan dan membaca semua tulisan yang pernah ia tulis. Rudi menemukan gambar sepatu dengan caption "sepatu pembunuh".

RUDI

Sepatu pembunuh? Kapan aku menggambar ini? Ini petunjuk. Aku harus tanya Maria.

Rudi mengambil HP-nya.

RUDI

Tapi kan aku habis berantem sama dia. Ah sudahlah, aku harus cari tahu soal gambar sepatu ini. Mungkin Maria tahu sesuatu tentang gambar ini.

Rudi menelepon Maria tapi tidak diangkat.

RUDI (V.O)

Apa dia masih marah ya? Apa aku temuin langsung aja sekalian minta maaf?

Rudi merobek gambar sepatu. Rudi memasukkannya ke dalam tas kemudian pergi.

71.INT.RS PRAMESTI-LOBBY-PAGI HARI

Rudi berdiri berhadapan dengan Rudi dan Kian.

RUDI

Ha? Keracunan? Keracunan apa?

ZAKY

Kata papanya sih keracunan jamu.

RUDI

Kalian tahu sekarang dia di mana?

ZAKY

Ada di rumahnya. Kau mau saya bantu pesenin ojek online buat ke rumah Maria?

RUDI

Iya iya.

72.EXT.HALAMAN RUMAH MARIA-PAGI HARI

Rudi berdiri di depan gerbang.

RUDI (V.O)

Wah, rumahnya gede banget.

Rudi memfoto rumah Maria, kemudian mendekat ke pagar. Terlihat nomor rumah 69.

RUDI

Permisi! Permisi!

SECURITY

Ada yang bisa saya bantu? Cari siapa?

RUDI

Saya mau ketemu Maria.

SECURITY

Sudah ada janji sebelumnya?

RUDI

Saya pacarnya.

SECURITY

Maaf, Mas.

GUNTUR

Biarkan dia masuk!

73.INT.RUMAH MARIA-RUANG TAMU-PAGI HARI

Rudi memperhatikan foto-foto dan piagam-piagam penghargaan di dinding. Terlihat salah satu piagam penghargaan atas nama "Guntur Adisurdjo".

RUDI

Guntur Adisurdjo?

GUNTUR

Kenapa? Ada yang salah dengan nama saya?

RUDI

Ha? Om ini Guntur Adisurdjo?

GUNTUR

Iya. Saya Guntur Adisurdjo, papanya Maria.

RUDI

Astaga. Mmm, saya Rudi, temannya Maria.

GUNTUR

Bukannya kamu pacarnya?

RUDI

Kok Om bisa tahu?

GUNTUR

Saya sudah tahu banyak tentang kamu.

RUDI

Ohya? Maria sering cerita tentang saya?

GUNTUR

Rudi, kita sudah pernah ketemu sebelumnya. Kamu lupa?

RUDI

Ha? Di mana?

GUNTUR

Coba buka galeri HP kamu. Kita pernah foto bersama di depan rumah kamu.

Rudi membuka galeri HP-nya. Terlihat fotonya bersama Guntur di depan rumah.

RUDI

Astaga! Ternyata saya sudah pernah foto dengan Om. Kenapa saya nggak tahu. Ya ampun.

GUNTUR

Haha. Kamu lupa?

RUDI

Iya Om, saya memang pelupa. Saya punya gangguan memori jangka pendek. Saya mudah lupa sama wajah seseorang. Selama hidup saya hanya bisa ingat sama empat orang, bapak saya, ibu saya, Maria, dan ...

GUNTUR

Dan siapa?

RUDI

Dan pencipta lagu "Belenggu Rindu", Guntur Adisurdjo. Saya ngefans banget sama Om.

GUNTUR

Ohya? Pantesan waktu itu Maria bilang, katanya dia mau ngajak pacarnya ketemu sama saya. Katanya sih buat hadiah ulang tahun.

RUDI

Oh iya, Maria di mama Om?

74.INT.KAMAR MARIA-PAGI HARI

Rudi memegang tangan Maria yang sedang berbaring di atas tempat tidur.

GUNTUR

Tadi pagi Maria mendapat kiriman jamu. Setelah minum jamu, dia keracunan. Dan di sini, tertulis nama kamu. Rudi kan? Apa benar kamu yang mengirim jamu ini?

(sambil memegang botol jamu)

Rudi berdiri. Rudi mengambil botol jamu dari tangan Guntur.

RUDI

Kayaknya saya nggak ngirim apapun ke Maria, Om. Saya juga baru tadi pagi tahu alamat rumah ini.

GUNTUR

Berarti jamu ini bukan dari kamu?

RUDI

Bukan, Om.

GUNTUR

Tapi bukannya di depan rumah kamu itu ada tulisan kalau keluarga kamu penjual jamu?

RUDI

Oh iya. Bapak saya memang penjual jamu.

GUNTUR

Apa mungkin bapak kamu yang mengirim jamu ini?

Rudi kaget.

75.INT.KAMAR RUDI-MALAM HARI

Jam menunjukkan pukul 00.30 WIB. Rudi berbaring di atas tempat tidur.

RUDI (V.O)

Apa benar Bapak yang meracuni Maria? Apa selama ini aku salah menilai Bapak? Tapi apa mungkin Bapak itu orang jahat?

Tendengar suara dari dapur. Rudi keluar dari kamar.

76.INT.RUMAH HERU-DAPUR-MALAM HARI

Rudi mengintip Heru yang sedang berada di dapur. Heru membungkus sesuatu dengan kain berwarna merah. Heru pergi meninggalkan dapur.

77.EXT.HALAMAN RUMAH HERU-MALAM HARI

Heru meninggalkan rumah sambil berjalan kaki. Rudi diam-diam mengikuti Heru.

78.EXT.JALANAN-MALAM HARI

Rudi mengikuti Heru dari belakang sambil memperhatikan bungkusan kain berwarna merah yang dipegang Heru.

79.EXT.HALAMAN RUMAH MARIA-MALAM HARI

Rudi sembunyi sambil mengintip Heru. Rudi menyalakan HP, lalu merekam Heru. Heru melempar bungkusan kain merah ke dalam pagar rumah Maria. Heru melihat sekeliling, kemudian pergi.

Rudi mendekat ke pagar rumah Maria. Rudi memperhatikan nomor rumah. Terlihat nomor 69.

RUDI

Ini rumah Maria.

80.INT.KAMAR MARIA-PAGI HARI

Rudi melihat Maria yang terbaring di atas tempat tidur.

GUNTUR

Tadi pagi saya menemukan ini.

Guntur memberikan bungkusan kain merah kepada Rudi. Tampak tulisan "Jangan menyalakan api yang telah padam".

RUDI

Saya tahu siapa pengirimnya.

GUNTUR

Siapa?

81.INT.RUMAH MARIA-RUANG TAMU-PAGI HARI

Rudi duduk berhadapan dengan Guntur.

GUNTUR

Apa? Bapak kamu? Tapi kenapa dia meracuni Maria? Apa salah Maria?

RUDI

Itu yang ingin saya cari tahu, Om. Tapi kemungkinan, Bapak saya nggak suka kalau saya dan Maria terus mencari pembunuh ibu saya.

GUNTUR

Pembunuh?

Rudi mengeluarkan foto dari dalam tasnya.

RUDI

Semua berawal dari foto ini, Om. Di sini Maria menulis kecurigaannya kepada Bapak saya. Maria bilang, Bapak saya yang sudah membunuh ibu saya.

GUNTUR

Ibu kamu ada di foto ini?

RUDI

Ini, Om. Pengantin wanita ini ibu saya.

GUNTUR

Siapa nama ibu kamu?

RUDI

Nggak tahu. Ya Mungkin saya pernah tahu, tapi sekarang saya lupa.

GUNTUR

Ini Bapak kamu?

(menunjuk foto pengantin laki-laki)

HERU

Iya. Itu Bapak saya.

Guntur melihat foto baik-baik.

GUNTUR

Bukannya ini Heru?

RUDI

Om kenal sama Bapak saya?

Guntur bersanda ke kursi sambil menghela nafas.

82.INT.RUMAH MARIA-RUANG KERJA HERU-PAGI HARI

Guntur dan Heru berdiri di depan etalase besar. Terlihat jejeran jas dan kemeja. Tampak kemeja biru tua di paling ujung.

GUNTUR

Saya kenal baik dengan Heru. Dulu saya dan dia pernah merantau bersama ke Samarinda. Di sana kita kerja di pabrik obat herbal. Ini seragamnya (sambil menunjuk kemeja biru). Dulu kita sering berteman baik. Tapi setelah dia kena amnesia, dia tidak ingat pada saya. Waktu saya pensiun dari pabrik, saya berniat membawa Heru pulang ke sini, tapi dia tidak mau. Dia lebih milih tinggal di dinas sosial. Akhirnya, saya pulang sendiri ke sini. Setahun setelahnya, saya mendengar kabar kalau Heru meninggal dunia. Saya kaget dengar kabar itu. Sebenarnya saya ingin melihat langsung kondisi Heru, tapi saya juga tidak ada biaya untuk pergi ke Samarinda. Tapi setelah setahun berlalu, saya kaget ternyata Heru masih hidup. Dia datang ke hadapan saya dan meluapkan semua amarahnya. Dia menuduh saya sebagai orang yang sudah membuatnya amnesia. Padahal bukan saya pelakunya.

RUDI

Lalu siapa?

GUNTUR

Gunawan. Lelaki yang ada di foto ini (menunjuk foto lelaki pembawa gitar). Karena kesalahpahaman ini, bapakmu sangat membenci saya. Mungkin Heru meracuni Maria karena dia tahu kalau Maria itu anak saya. Sepertinya dia ingin melihat saya kehilangan orang yang saya sayangi, sama seperti dia yang kehilangan istrinya.

RUDI

Om kenal dengan ibu saya?

GUNTUR

Iya. Saya juga kenal baik dengan ibumu. Setelah mendengar kabar kematian Heru, ibumu menikah lagi dengan Gunawan. Tapi setelah satu tahun menikah, tiba-tiba Heru datang. Heru sangat shock setelah tahu kalau istrinya sudah menikah lagi. Dia sangat marah pada Gunawan dan ...

RUDI

Apa Bapak membunuhnya?

Guntur diam sebentar lalu mengangguk. Rudi kaget dan lemas.

RUDI

Apa Bapak juga yang membunuh ibu saya?

GUNTUR

Itu yang harus kita cari tahu.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar