Memori Jangka Pendek
5. Scene 51-58
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

51.INT.KAMAR RUDI-PAGI HARI

Rudi masuk kamar dengan tergesa. Rudi segera mencari foto di dalam tasnya. Setelah ketemu, Rudi mengambil HP-Nya dan mendengarkan rekaman suara Heru (diam-diam Rudi merekam suara Heru saat di meja makan).

REKAMAN SUARA HERU

Dulu Bapak pernah punya teman baik. Dari SD sampai SMA, kita bareng terus. Bahkan sampai kerjapun, kita merantau bareng di luar kota. Dia suka banget sama musik, sama kayak Bapak. Makannya dulu dia pernah ngotot minta diajarin gitar sama Bapak sampai bisa. Setiap hari kita main gitar buat menghibur karyawan-karyawan lain di asrama.

Rudi menjeda rekaman. Rudi melihat gitar yang dipegang lelaki dalam foto.

RUDI

Gitar?

REKAMAN SUARA HERU

Tapi ternyata kedekatan itu tidak menjamin kesetiaan. Kamu masih ingat cerita Bapak soal amnesia? Dia adalah orang yang membuat Bapak jadi amnesia. Dia pergi dnegan semua barang-barang Bapak. Selama dua tahun, Bapak harus berpisah dari kamu dan ibumu. Keluarga kita berantakan. Karir Bapak berantakan. Semuanya kacau nggak karuan. Tapi untungnya, Tuhan masih mengizinkan Bapak untuk sembuh dan bisa merawat kamu sampai sekarang. Bapak cuma mau pesan, hati-hati cari tempat bernaung, diam-diam dia bisa jadi musuh yang mengaum.

Rudi melingkari foto lelaki pembawa gitar dan menuliskan "musuh Bapak".

RUDI

Pasti orang ini yang Bapak maksud.

Rudi menelepon Maria, tapi tidak diangkat. Rudi menelepon lagi sampai empat kali.

RUDI

Halo? Maria kita harus ketemu sekarang. Aku sudah tahu siapa lelaki di foto itu.

MARIA

Aduh Rud maaf ya jangan sekarang. Aku lagi sibuk banget.

RUDI

Tapi kita harus ketemu. Ini penting.

MANAGER MARIA

Rudi, tolong kamu bersikap dewasa ya! Maria itu sibuk. Waktunya Maria nggak hanya buat kamu. Dia punya tanggung jawab sama pekerjaannya.

Telepon mati. Rudi memperhatikan foto lagi.

RUDI

Apa mungkin Bapak sampai membunuh lelaki ini? Apa Bapak juga yang membunuh ibuk? Apa mungkin Bapak pembunuh?

Rudi menulis di buku catatannya "Bapak pembunuh???".

52.INT.KAMAR RUDI-PAGI HARI

Rudi terbangun karena ada video call masuk dari Maria. Rudi mengangkat telfon.

MARIA

Happy Birthday, Rudi. Selamat bertambah usia. Semoga semakin tua, kamu semakin diberkati Tuhan. Semoga kamu cepet sembuh. Dan semoga kamu sayang terus sama aku.

RUDI

Ha? Aku ulang tahun?

MARIA

Iya. Hari ini tuh hari ulang tahun kamu. Happy Birthday ya. Ohya, sebagai hadiahnya, hari ini aku bakal ngajak ketemu sama Guntur Adisurdjo.

RUDI

Ha? Guntur Adisurdjo? Guntur Adisurdjo yang penciptanya "Belenggu Rindu" itu?

MARIA

Iya. Ini hadiah buat ulang tahun kamu.

RUDI

Emang kamu kenal sama dia?

MARIA

Ya kenal lah. Udah, sekarang kamu mandi, terus siap-siap. Tuh beleknya kelihatan tuh.

RUDI

Emang iya?

(sambil membersihkan sudut matanya)

MARIA

Hahaha...Bercanda kali Rud. Kamu mah mau belekan, mau ileran pun juga tetap aku sayang kok.

RUDI

Makasih ya. Yaudah aku mandi dulu deh.

MARIA

Oke. See you.

Rudi mematikan telepon. Rudi berjalan ke meja dan memegang gelas jamu. Kemudian Rudi membaca sticky notes di dinding bertuliskan "Racun Penghapus Memori". Rudi segera meletakkan gelas, kemudian mengambil sticky notes.

RUDI

Racun penghapus memori?

53.INT.KAMAR HERU-PAGI HARI

Heru menyiapkan kue tart dan gitar. Heru mengintip Rudi yang sedang berjalan ke dapur. Heru segera menyelakan lilin dan keluar menghampiri Rudi.

54.INT.RUMAH HERU-DAPUR-PAGI HARI

Heru mengintip Rudi yang sedang membuang jamu ke wastafel. Heru meletakkan kue di atas meja.

HERU

Kenapa dibuang, Rud?

Rudi kaget.

RUDI

Mmm, kenapa ya? Nggak tahu, Pak. Rudi lupa kenapa Rudi buang jamunya. Mungkin gelasnya kotor.

HERU

Jangan bohong, Rud. Ngomong jujur sama Bapak. Kenapa kamu buang jamu dari Bapak?

RUDI

Rudi beneran lupa, Pak.

HERU

Kasih kertasnya sama Bapak!

Rudi terdiam. Heru merampas sticky notes dari tangan Rudi. Heru membaca "Racun Penghapus Memori".

HERU

Kamu nuduh Bapak ngasih racun? Rud, mana mungkin seorang ayah meracuni anaknya sendiri. Dari mana kamu dapat pikiran picik kayak begini? Ha?

Rudi terdiam.

HERU

Rudi, setiap hari Bapak susah payah buatin kamu jamu. Itu jamu yang Bapak buat khusus untuk menangani penyakit kamu. Tapi kamu malah buang jamu itu dan nuduh Bapak ngasih racun. Kenapa kamu nulis kayak gini? Jawab!

RUDI

Selama ini Rudi percaya kalau itu memang jamu untuk mengobati Rudi, tapi sekarang Rudi udah nggak bisa dibohongi lagi, Pak. Bapak nggak suka kan kalau Rudi cari pembunuh itu? Makannya Bapak ngasih racun yang akan membuat ingatan Rudi semakian parah. Dan perlahan Rudi akan melupakan semua dendam Rudi. Itu kan yang Bapak mau? Kenapa diam, Pak? Bener apa yang Rudi bilang?

HERU

Bapak memang nggak suka kamu cari pembunuh itu. Tapi bukan berarti Bapak meracuni kamu dan membuat kamu semakin sakit. Justru jamu itu Bapak buat supaya kamu cepat sembuh.

RUDI

Tapi Rudi nggak ngrasa ada perubahan setelah minum jamu itu. Bahkan Rudi malah semakin pelupa. Tolong jawab jujur, Pak. Apa benar itu racun?

Heru membuka laci, kemudian mengambil beberapa bungkus serbuk putih.

HERU

Lihat! Ini ramuan obat herbal, Rudi. Nggak ada sedikitpun racun di dalamnya. Bapak baca puluhan buku untuk menemukan ramuan khusus buat kamu. Bapak cari bahan-bahannya sampai ke luar kota. Bapak tetap beli meski harganya mahal. Semua itu untuk apa? Untuk kesembuhan kamu. Rud, nggak ada seorang ayah di dunia ini yang tega meracuni anaknya sendiri.

RUDI

Maaf, Pak. Tapi Rudi nggak percaya lagi sama Bapak. Rudi akan cari tahu sendiri, apa yang sebenarnya Bapak racik dalam serbuk ini.

Rudi mengambil sticky note dari tangan Heru kemudian pergi. Heru menangis.

55.INT.KAMAR RUDI-PAGI HARI

Rudi duduk di depan meja sambil merenung. Rudi melihat serbuk putih di samping buku. Rudi mengambil serbuk lalu memperhatikannya.

56.INT.DALAM MOBIL-PAGI HARI

Maria berbicara dengan Guntur lewat telfon.

MARIA

Ha? Katanya hari ini Papa pulang? Kan Papa janji mau ketemu sama Rudi.

GUNTUR

Ketemu sama Rudi kan bisa kapan aja. Lagian Papa kan di sini juga karena kerjaan. Udah, kamu ke pulang sekarang, Om Roy udah nungguin kamu di rumah.

MARIA

Pa, Maria tuh mau ngrayain ulang tahunnya Rudi sama teman-teman psikiater lain. Dan sekarang mereka lagi nungguin aku. Nggak mungkin dong aku nggak dateng.

GUNTUR

Maria, Rudi kan masih bisa ngrayain ulang tahunnya sama teman-teman psikiater yang lain. Sekarang kamu pulang! Papa nggak enak sama Om Roy udah nunggu di rumah kita.

MARIA

Kenapa sih Pa kalau urusan Om Roy pasti Papa nggak mau nolak aja? Mana mendadak lagi.

GUNTUR

Om Roy itu nawarin project bareng sama Papa. Kita mau bikinin kamu lagu baru. Dengar! Om Roy itu musisi tersohor, karir kamu akan semakin naik kalau nurut sama dia. Kali ini, Papa nggak mau dengar kamu nolak permintaan Papa. Cepat pulang sekarang!

57.INT.RS PRAMESTI (PUSAT LAYANAN PSIKOLOGI)-RUANG PASIEN-PAGI HARI

Rudi membuka pintu. Rudi disambut oleh beberapa psikater yang membawa balon dan terompet sambil menyanyikan lagu ulang tahun. Rudi kaget melihat ruangan Maria penuh dengan dekorasi ulang tahun. Rudi mendapat pelukan dari seluruh psikiater. Rudi tampak bahagia.

58.INT.KAMAR HERU-PAGI HARI

Heru meletakkan kue tart di samping gitar. Heru memandangi kue dan gitar sambil menangis. Heru menyalakan lilin di atas kue.

HERU

Selamat ulang tahun, Nak. Maaf, Bapak sudah merusak hari bahagiamu.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar