Matrikulasi Rasa
4. Titah Pak Carli

7. INT. KAMAR JOYCELINE — NIGHT

Atensi Joyceline tiba-tiba

teralihkan oleh notifikasi di ponselnya. Sebuah panggilan video grup dari Jayden. Joyceline cemberut melihat notifikasi itu. 

JOYCELINE
Ngapain, sih, malam-malam gini video call segala? 

Dering dan getaran pada ponsel Joyceline belum berhenti. Joyceline menarik napas dalam dan mengembuskannya perlahan. Dia lalu menerima panggilan video yang masukmasuk dengan malas. 

Wajah Jayden, Jelita, Jenaka, dan Joyceline muncul pada layar ponsel milik Joyceline. 

JAYDEN
Selamat malam, Teman-Teman. Maaf
aku ganggu waktu istirahat kalian semua. 
JELITA
Enggak apa-apa, Jay. Lagi santai
kok. 
JENAKA
Iya, Jay. Enggak ganggu. 

Hanya Joyceline yang tidak menanggapi permintaan maaf dari Jayden.

JELITA
Omong-omong, ada apa, Jay? 
JENAKA
Nah, iya. Lo pasti mau ngomongin sesuatu kan, Jay? 
JAYDEN
Cuma mau reminder. Kalau kalian udah dapat materi untuk tugas kelompok dari Pak Carli, bisa kirim ke email atau WhatsApp aku, ya. Biar bisa kita bahas dulu sebelum jadi makalah.
JELITA
Siap, Jay.
JENAKA
Gue usahain besok beres, Jay.

Joyceline tetap diam seakan tidak tertarik dengan obrolan mereka. 

JAYDEN
Oke, Teman-Teman. Itu aja yang mau aku sampaikan. Tadi mau via chat aja, takutnya tenggelam sama chat lain dan enggak kebaca. Terima kasih buat kerja samanya.
JELITA
Sama-sama, Jay.
JENAKA
Oke, Jay.

Joyceline bungkam sampai akhir.

Hingga panggilan video itu selesai, Joyceline tidak memberikan tanggapan apa pun pada perbincangan di grup itu. 

Tidak lama kemudian, ponsel Joyceline berdering. Nama Jayden tertampil pada layar muka sebagai pemanggil. 

JOYCELINE
Mau ngapain lagi ini?

Joyceline malas menerima panggilan masuk itu. 

JOYCELINE (CONT'D) 
Tapi kalau dikacangin kan enggak lucu. Baru juga selesai vidcall, enggak ada alasan buat nolaknya. 

Joyceline masih memiliki rasa tidak enak hati. Akhirnya Joyceline menggeser ikon gagang telepon berwarna hijau pada ponsel itu. 

JAYDEN
Halo. Selamat malam, Joyceline.
JOYCELINE
Ya. Malam.
JAYDEN
Aku ganggu waktu kamu, ya? 
JOYCELINE (V.O.)
Iya. Ganggu banget.
JAYDEN
Maaf, ya, Joy.
JOYCELINE
Enggak, kok. Kenapa? 
JAYDEN
Cuma mau tanya, tugas kamu oke, 'kan?
JOYCELINE
Oke.
JAYDEN
Tolong kabarin aku aja kalau kamu ada kesulitan, ya. Kita bisa selesaikan bareng-bareng. Kamu enggak perlu sungkan.
JOYCELINE
Oke.
JAYDEN
Joyceline.
JOYCELINE
Ya?
JAYDEN
Kamu marah sama aku?
JOYCELINE
Enggak.
JAYDEN
Kalau enggak marah, kenapa jawaban kamu dari tadi cuma satu kata?

Joyceline tidak menjawab. Dia bingung harus mengatakan apa karena memang sedang malas bicara. Apalagi pada Jayden. 

JAYDEN (CONT'D)
Kamu lagi sakit gigi? Atau kamu sariawan, ya?
JOYCELINE (V.O.)
Lawak nih anak.

Joyceline menggeleng. 

JOYCELINE
Enggak. Gue baik-baik aja. 
JAYDEN
Ya, udah. Selamat malam. Semoga cepet sembuh. Sampai jumpa besok di kampus.

Joyceline tetap terdiam, hingga akhirnya Jayden memutus sambungan telepon itu.


CUT TO


8. INT. KAMAR JAYDEN — NIGHT

Jayden memandangi layar ponsel setelah mengakhiri panggilan dengan Joyceline. Dia menghela napas, lalu bersandar pada sandaran kursi dan memejamkan kedua mata.

JAYDEN (V.O.)
Apa yang salah? Kenapa Joyceline kelihatan enggak suka banget sama aku?

Jam dinding berdetak. Jayden membuka mata. Dia kembali menegakkan badan dan menyalakan laptop, lalu mulai mengetik.

DISOLVE TO


9. EXT. UNIVERSITAS GUNA BANGSA — DAY

Terlihat gerbang kampus dengan tulisan Universitas Guna Bangsa yang terpajang. Beberapa mahasiswa tampak lalu lalang. Ada yang tergesa-gesa, ada juga yang berjalan santai. 


CUT TO


10. INT. RUANG KELAS 427 — DAY

Jayden memasuki kelas dan langsung menghampiri bangku Joyceline.

JAYDEN
Selamat pagi, Joyceline.
JOYCELINE
Pagi.
JAYDEN
Gimana tugasnya?
JOYCELINE
Belum sempet gue kerjain.
JAYDEN
Kamu ada kesulitan?
JOYCELINE
Enggak.
JAYDEN
Joyceline.

Joyceline menatap Jayden.

JAYDEN
Sesuai kesepakatan kelompok ki—
JOYCELINE
Hari ini gue kerjain, Jay. Lo tenang aja. Gue juga enggak males-males banget kok.
JAYDEN
Oke, aku tunggu.
JOYCELINE
Hm.
JAYDEN
Joyeceline Adhara.
JOYCELINE
Apa lagi?

Joyceline memasang tampang galak.

JOYCELINE (CONT'D)
Gue langsung kirim ke lo kalau udah selesai.

Jayden belum sempat menimpali ucapan Joyceline, tiba-tiba Bilal menghampiri mereka berdua.

BILAL
Joy. Jay. Pas banget, kalian lagi berduaan.
JOYCELINE
Apa, sih?
JAYDEN
Ada apa, Bilal?
BILAL
Gue disuruh Pak Carli buat manggil kalian berdua.
JOYCELINE
Mau ngapain?

Bilal mengangkat kedua bahu. 

BILAL
Mana gue tau. Gue enggak nanya.
JOYCELINE
Kenapa lo enggak nanya?
BILAL
Bukan urusan gue.
JAYDEN
Pak Carli di mana?
BILAL
Di ruangannya. Kalian ditunggu. Sekarang.
JAYDEN
Oke. Terima kasih, Bil.

Jayden bergegas keluar dari kelas, sedangkan Joyceline malas-malasan berjalan menyusul.

Almira yang penasaran, mendekati Bilal untuk mengorek informasi tentang Jayden dan Joyceline.

ALMIRA
Pak Carli ngapain manggil mereka berdua?
BILAL
Mau dijodohin kali.
ALMIRA
Gue nanya serius, Bilal. Jawabnya bisa serius juga kali.
BILAL
Gue enggak tau, Al—

Almira mendelik tajam, bersiap memarahi Bilal.

BILAL (CONT'D)
—mira. Bener, 'kan?
ALMIRA
Diinget-inget nama gue. Jangan salah sebut mulu!
BILAL
Dih! Lo pengen banget gue inget-inget, ya?
ALMIRA
Kepedean banget, sih.


CUT TO


11. INT. RUANGAN PAK CARLI — DAY

JAYDEN menghampiri meja Pak Carli. Joyceline mengikutinya di belakang. 

JAYDEN
Bapak manggil kami?
PAK CARLI
Iya. Silakan duduk.

Jayden dan Joyceline duduk berdampingan di seberang Pak Carli. Meja di hadapan mereka masih dipenuhi tumpukan makalah dan beberapa skripsi.

JOYCELINE
Bapak kenapa manggil saya terus? Saya enggak mau jadi mahasiswi kesayangan Bapak, loh. Nanti dijulidin sama mahasiswi lain.

Pak Carli memijit pelipis, pusing mendengar celotehan Joyceline.

PAK CARLI
Jayden.
JAYDEN
Iya, Pak?
PAK CARLI
Kamu semester ini ada jadwal asistensi kelas apa aja?
JAYDEN
Hukum bisnis sama hubungan internasional, Pak.
PAK CARLI
Kalau gitu, ajak Joyceline tiap kamu asistensi.
JAYDEN
Baik, Pak.

Joyceline tiba-tiba menyela. 

JOYCELINE
Tunggu! Saya enggak setuju, Pak. Saya bisa belajar sendiri, kok.
PAK CARLI
Ya, saya percaya kamu bisa belajar sendiri, Joy, tapi saya lebih yakin kalau kamu ikut kelasnya Jayden aja.

Jayden menoleh ke arah Joyceline dan menatapnya miris.

JOYCELINE
Pak, saya sibuk. Enggak bisa ikut kelas tambahan juga.
PAK CARLI
Sibuk apa? Kerjaan kamu di rumah paling cuma mainan tablet, 'kan? Mending ikut kelasnya Jayden. Enggak perlu bayar apa-apa.

Joyceline mengerucutkan bibir, masih ingin protes, tetapi menahan diri.

PAK CARLI (CONT'D)
Demi kebaikan kamu, Joyceline.

Joyceline menghidu udara. Dia tidak memberi bantahan lagi. Pasrah menerima titah dari Pak Carli.

PAK CARLI (CONT'D)
Saya percayakan Joyceline ke kamu, Jayden.
JAYDEN
Baik, Pak. Saya mengerti.
PAK CARLI
Kalau begitu, silakan kalian kembali ke kelas.

Jayden dan Joyceline sama-sama beranjak, lalu undur diri dari hadapan Pak Carli.


CUT TO


12. INT. KORIDOR MENUJU RUANG KELAS 427 — DAY

Joyceline berjalan mendahului Jayden dan menyusuri koridor menuju kelas.

JAYDEN
Joyceline.

Joyceline mengabaikan panggilan dari Jayden.

JAYDEN (CONT'D)
Joyceline Adhara

Joyceline tetap tidak acuh.

JAYDEN (CONT'D)
Joy—

Kali ini Joyceline menghentikan langkah dan berbalik menatap Jayden.

JOYCELINE
APA?
JAYDEN
Kalau kamu keberatan ikut kelas asistensi ini, aku bisa bantu bicara sama Pak Car—
JOYCELINE
Enggak perlu! Gue bisa ngurus diri sendiri!


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar