Matrikulasi Rasa
2. Pembagian Tugas

5. INT. RUANG KELAS 427 — DAY

Pak Carli terlihat mengemas buku yang semula digunakan untuk mengajar, ke dalam tas. Dia lalu memandangi para mahasiswa dan kembali mengingatkan tentang tugas yang harus dikerjakan sebelum mengakhiri kelas.

PAK CARLI
Anggota kelompoknya dibagi sesuai absensi aja biar cepet.
JOYCELINE
Yah. Pilih sendiri aja deh, Pak, biar lebih enak.
ALMIRA
Iya, Pak, setuju sama Joy.
PAK CARLI
Udah. Sesuai absensi aja biar lebih sat set. Jangan ngeyel.

Almira dan Joyceline serempak memanyunkan bibir.

PAK CARLI (CONT'D)
Anggota per kelompok minimal empat, maksimal 5 orang. Temanya sesuai yang saya sampaikan tadi.

Penghuni kelas mulai berbisik-bisik.

PAK CARLI (CONT'D)
Pertemuan selanjutnya kalian udah harus siap presentasi. Kalau ada yang enggak ikut presentasi, enggak saya kasih nilai.

Bisik-bisik itu semakin ramai.

PAK CARLI (CONT'D)
Bilal.

Bilal sigap menegapkan badan.

BILAL
Iya, Pak?
PAK CARLI
Kalau kelompoknya udah ada, kamu setor ke saya sekalian judul masing-masing kelompok.
BILAL
Siap, Pak!
PAK CARLI
Baik kalau gitu. Cukup sekian. Sampai jumpa di pertemuan berikutnya.

Pak Carli meninggalkan kelas.

Setelah Pak Carli keluar, kelas menjadi lebih ramai oleh riuh rendah para mahasiswa yang mulai mendiskusikan tentang tugas kelompok barusan. Masing-masing dari mereka mulai membentuk kumpulan sesuai absensi yang terdiri dari empat sampai lima orang per kelompok. Hanya Almira dan Joyceline yang masih bertahan di bangku mereka.

ALMIRA
Ya Allah ... males banget gue harus satu kelompok sama makhluk paling nyebelin sejagat raya. Boleh pindah ke Kutub Utara aja enggak, sih?

Almira tampak putus asa.

JOYCELINE
Sama. Gue juga males banget harus satu kelompok sama mahasiswa kesayangan dosen.
ALMIRA
Siapa?
JOYCELINE
Tuh.

Joyceline menunjuk ke arah salah satu pemuda dengan menggunakan gerak dagunya.

ALMIRA
Maksud lo Jayden?
JOYCELINE
Enggak mungkin gue yang jadi kesayangan dosen kan, Al?
ALMIRA
Bukannya lo beruntung, ya, satu kelompok sama dia?

Joyceline mengangkat alis kiri sambil bibirnya mencebik.

JOYCELINE
Beruntung apanya, Al?
ALMIRA
Dia pinter, rajin, dan pasti bertanggung jawab sama tugas. Enggak akan semau sendiri, apalagi bodo amat. Enggak rusuh juga kayak si Bilal.
JOYCELINE
Cobain dulu deh satu kelompok sama orang ambis. Baru lo bisa nilai, itu patut disebut beruntung atau justru sial.
ALMIRA
Menurut gue masih mending, sih, daripada bareng sama orang yang bisanya cuma ngatur doang. Gede omong, aksinya enggak ada.

Bilal tiba-tiba menghampiri Joyceline dan Almira.

BILAL
Lo berdua lagi gibahin siapa?
ALMIRA
Apaan, sih? Nimbrung aja kayak laler ijo.
BILAL
Gue nanya baik-baik, Almari.
ALMIRA
Nama gue Almira, Banana!
AL – MI – RA!
Bukan almari!
BILAL
Weh ... santuy aja dong, Al! Lo beneran sengaja mau bikin kuping anak-anak kelas jadi budek semua, ya?
ALMIRA
Lo nyebelin banget jadi manusia.

Joyceline menggeleng-geleng melihat tingkah Bilal dan Almira yang selalu adu mulut di setiap kesempatan.

JOYCELINE
Gue tebak kalian bakal jadian deh. Cocok lo berdua, berantem mulu kayak tikus sama kucing. Ujung-ujungnya entar jadi bucin.
ALMIRA
Dih! Ogah banget gue sama orang rese kayak gitu.
BILAL
Lah, situ oke? Gue juga ogah sama lo kali, Neng.

Bilal melipat kedua tangan di depan dada.

BILAL (CONT'D)
Selera gue mah sekelas Selena Gemez!

Joyceline memijit kedua pelipis melihat pertengkaran tidak berkesudahan antara Bilal dan Almira itu.

Jayden ikut menghampiri mereka bertiga.

JAYDEN
Joyceline Adhara

Jayden menatap Joyceline tanpa peduli pada Almira dan Bilal yang saling pandang dengan tatapan sengit.

Almira dan Bilal sontak menghentikan aksi mereka yang semula saling meneriaki terhadap satu sama lain. Sementara itu, Joyceline menoleh pada Jayden dengan malas.

JOYCELINE
Apa?
JAYDEN
Mau bahas soal tugas kelompok dari Pak Carli tadi.
JOYCELINE
Kan tugasnya masih minggu depan, Jay. Buru-buru amat, sih.
JAYDEN
Kalau bisa dikerjakan sekarang, kenapa harus ditunda sampai minggu depan, Joy?
Joyceline menarik napas dalam-dalam dan mengembuskannya dengan keras.
JAYDEN (CONT'D)
Cuma bahas pembagian tugas masing-masing aja kok. Biar bisa mulai dikerjain pelan-pelan.
JOYCELINE
Hm. Iya. Oke, deh.

Joyceline mengalah.

JOYCELINE (CONT'D)
Jadi, mau bahas di mana? Di sini apa di luar kampus?
JAYDEN
Kita bahas di sini aja. Aku masih ada urusan setelah ini.

Bilal menoleh pada Almira.

BILAL
Al—

Almira melotot galak pada Bilal. Tangan kanannya terkepal, bersiap memberi tinjuan kalau Bilal sengaja salah menyebut namanya.

ALMIRA
Apa lagi?
BILAL
Kita juga perlu bahas tugas kali. Ayo!
ALMIRA
Ya, udah, bahas aja di sini.
BILAL
Enggak mau. Enakan di kantin. Bisa sambil ngopi.
ALMIRA
Lo mau bayarin?
BILAL
Enggak lah. Bayar sendiri-sendiri.
ALMIRA
Dasar.
BILAL
Ayo, buruan!
ALMIRA
Iya.
BILAL
Gaes, ayo ke kantin!

Bilal dan Almira diikuti oleh dua orang anggota kelompok mereka yang lain akhirnya meninggalkan kelas.

Tersisa Jayden, Joyceline, dan dua orang gadis yang juga satu kelompok dengan mereka.

JAYDEN
Oke, teman-teman. Sekarang kita mulai bagi tugas dulu aja, ya.

Jenaka dan Jelita mengangguk antusias, sedangkan JOYCELINE tetap saja terlihat malas.

JAYDEN (CONT'D)
Pertama, kita perlu kumpulkan materinya dulu.

Jenaka dan Jelita mengangguk lagi.

JAYDEN (CONT'D)
Setelah itu, kita susun makalah karena harus disetor ke PAK CARLI

Joyceline mengeluarkan ponsel dan mulai sibuk dengan benda itu.

JAYDEN (CONT'D)
Terakhir, kita perlu bikin powerpoint buat presentasinya.

Dua gadis di hadapan Jayden sama-sama merespons dengan anggukan, berbeda dengan Joyceline yang menarikan jemari pada lazyar ponsel.

JAYDEN (CONT'D)
Kalian perlu waktu berapa hari buat kumpulin materi sampai jadi makalah?
JELITA
Kalau gue dua atau tiga hari, sih, Jay.
JENAKA
Iya, kurang lebih segitu lah. Tergantung tugas yang lain juga.
JAYDEN
Oke, maksimal tiga hari kita udah susun makalah. Atau kita paralel aja sama bikin ppt-nya.
JELITA
Bisa.
JENAKA
Boleh tuh.

Jayden beralih menatap Joyceline yang tampak sibuk dengan ponselnya sejak tadi.

JAYDEN
Joyceline?
JOYCELINE
Hm?
JAYDEN
Kamu dengerin aku ngomong apa enggak?
JOYCELINE
Iya, gue dengerin kok.
JAYDEN
Tapi dari tadi kamu fokusnya ke hp terus.
JOYCELINE
Gue dengerinnya pakai kuping, bukan pakai mata.
JAYDEN
Joyceline, kamu tau cara paling sepele buat menghargai orang lain?
JOYCELINE
Maksudnya, gue enggak menghargai lo?

Joyceline beradu pandang dengan Jayden.

JOYCELINE (CONT'D)
Gue dari tadi dengerin kok.E nggak harus melotot lihatin lo juga, 'kan?
JAYDEN
Basic manner, Joy.

Jayden menatap Joyceline semakin intens.

JAYDEN (CONT'D)
Simpan hp kamu saat ada orang lagi ngomong.
JOYCELINE
You're not the center of the universe, Jay!
JAYDEN
Aku tau.
Ini bukan tentang aku, tapi cara kamu bersikap, Joyceline.


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar