MANEKIN
6. ENAM

Fade In


Lima hari kemudian. 

DEPAN FANCY FASHION—MALAM

Riris, Missha dan Santia nongkrong di depan toko saat jam pulang. 

Santia 

Ris, sha gue duluan ya (sambil naik ke motor tua yang dikendarain oleh ayahnya) 


Missha 

Iya kak. 

Motor melaju lalu menghilang dari penglihatan.


Fade out


Alur maju Ke awal cerita. 

Ternyata malam itu adalah hari terakhir Missha dan Riris melihat Santia dibonceng oleh Ayahnya sekaligus hari terakhir Missha melihat senyum yang ada di wajah Santia. 

Toko terpaksa diliburkan selama satu minggu. Posisi mayat Santia saat itu berada di tangga dasar eskalator. Polisi menyimpulkan bahwa itu adalah kecelakaan. Sementara keluarga Santia tidak menuntut apapun. Missha dan Riris memaklumi hal itu. Pak Calvin tidak mau ambil pusing dengan kejadian itu. Dia memilih untuk membungkam mulut keluarga Santia dengan uang. Mungkin dia tidak ingin kejadian ini terlalu lama larut sehingga membuat produktivitas toko menurun. Keluarga Santia mungkin tidak ikhlas tapi kakaknya yang brengsek itu tidak punya pilihan lain, karena sudah banyak yang menagih hutang padanya. Akhirnya dengan investigasi yang asal-asalan polisi menyimpulkan kalau kejadian itu murni kecelakaan.

Sementara keterangan dari Firman Santia pada malam sebelum kejadian ditemukannya mayat Santia, dia sempat mengirim pesan kepada Firman dengan isi pesan: bertanya ada siapa di toko. Santia kembali lagi ke toko dan hanya bertemu satpam. Setelah itu ayahnya mencari namun anehnya di toko sudah tidak ada siapapun. Satpam sudah mengecek toko.

Sementara laporan ayahnya ke kantor polisi belum bisa diterima karena belum 1x24 jam.


FADE IN


Toko mulai buka. 

Missha dan Riris beraktifitas seperti biasanya yang berbeda hanya tidak ada Santia. Belum ada pergantian karyawan sepertinya sebagai HRD Arya belum melakukan perekrutan. 

Keadaan toko agak berubah. Jumlah pengunjung berkurang. 


EXT.DEPAN TOKO FANCY — MALAM

Riris, dan Missha menunggu angkutan umum untuk pulang. Tiba-tiba ada lampu yang menyilaukan matanya.

Riris

Sha, itu kayaknya bapaknya Santi deh.

Missha

Eeh iya

Motor itu datang menghampiri.

Riris

Pak!? Bapak ada perlu apa?

Bapak Santia

Ini neng bapak lupa kalo Santia udah gak ada. Bapak berasa kalo dia masih kerja di sini.

Missha

Tuh kan bener, aku lihat bapak pas hari selasa. Cuma pas aku keluar bapak udah lewatin lampu merah.

Riris

Emang bapak hari selasa ke sini?

Bapak Santia

I ii ya neng (menjawab terbata)

Riris dan Missh bersitatap dan menangis.

Ternyata manusia bisa menangis dan tersenyum bisa dilakukan dengan bersamaan ya itulah yang kini dilakukan oleh ayahnya Santia.

TO


Missha sedang berjalan ke lantai empat ke arah kantor Nadya. Tiba-tiba dia melihat Arya yang sedang menonjok Calvin. Missha gugup dia malah diam bukannya melerai. Arya berjalan dengan tatapan seram ke arah Missha lalu menyenggol bahu Missha. 

Missha menatap pak Calvin yang rubuh lalu menghampiri pak Calvin.

Missha 

Pak ga kenapa-kenapa? (Sambil menganggkat tubuh pak Calvin. 


Calvin

Ga apa-apa kok Sha. (Melepas tangan Missha) oh iya tolong panggilin mas Mitra ya ( seorang OB kantor) 

Missha 

Oh oke pak

Missha kembali lagi ke lantai bawah. 

Setelah itu dia hari kemudian terdengar kabar kalo Arya Resign


FADE IN


Missha dan Riris lebih banyak diam. Meskipun sepi, tapi terkadang ada konsumen yang datang. Hani menghampiri mereka berdua yang sedang duduk dibelakang lingerie space

Hani 

Missha kamu dipanggil sama bu Nadya. 

Missha 

Oh iya kak. 


Missha berjalan ke ruangan Nadya.

INT. DEPAN RUANGAN NADYA — SIANG

Missha mengetuk pintu. 

Nadya

Oh iya masuk Sha. (Meletakan apel yang sedang ia makan pada piring kecil)

Missha duduk di kursi. 

Nadya mengambil beberapa flyer

Nadya

Oh iya, jadi gini kita mau adain event. Yaah kamu tau sendiri kan. Akhir-akhir ini toko sepi gara-gara kejadian waktu itu. Jadi kita rencanannya mau ngadain event. Aku limpahin semua ke EO aja biar kita ga ribet. (Menyodorkan flyer-flyer tersebut) 

Missha membaca flyer tersebut. 

Missha

Wah ada Cherry? 

Nadya

Iya dia jadi guest starsnya. Nanti di akhir acara bakal ada talkshow sama dia. 

Missha 

Wah keren. Waktu di hongkong, kita ketemu dia. 

Nadya 

Oh gitu. Dia orangnya humble kok

Missha 

Iya bu

Nadya 

Nah aku minta tolong yah. Kamu sebarin ke temen-temen kampus. 

Missha 

Oh iya bu siap

Nadya 

Entar uang buat ngopi ada kok hehe



CUT TO

EXT-TAMAN KAMPUS — SIANG

Hari itu Missha tidak ke toko melainkan ke Le Foulard College. Missha menghampiri sekumpulan mahasiswa yang nongkrong di bawah pohon. 

Missha

Hai guys kita mau ngadain acara di Fancy Fashion kalian datang ya(sambil menyodorkan beberapa flyer kepada beberapa mahasiswa yang sedang berkumpul itu) 

Missha 

Thanks ya guys. Ditunggu ya kedatangan nya. Banyak doorprize, ada games, live akustik ada talk show.

Missha berlalu dan berjalan ke arah luar kampus

Tasya

Kak tunggu (berlari kecil) 

Missha 

Iya kenapa? (Sambil tersenyum) 

Tasya

Kaka magang di Fancy? 

Missha 

Iya 

Tasya

Oh iya kak boleh minta nomor handphone nya? 

Missha 

Oh iya boleh (mengambil handphone
Kosong delapan lima tujuh dia satu lima empat enam enam enam ya. 

Tasya

Oke kak. Coba di cek lagi. (Menyodorkan handphone) 

Missha 

Iya bener 

Tasya 

Kak kabarin ya kalo Lagi ada Sale atau promo-promo gitu

Missha 

Oh iya siap. 

Tasya

Okeee makasih kak

Missha 

Iya sama-sama (sambil tersenyum penuh keramahan) by the way aku pamit dulu ya

Tasya

Iya kak hati-hati ya 

Missha

Yaa. Bye see you.




























Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar