MANEKIN
2. DUA


CUT TO

Riris

Santi meninggal Sha. (Memeluk sambil menangis)

Missha mematung.


FREEZE


FADE IN

Suasana Sendu di pemakaman almarhum Santia setelah proses pemakaman selesai satu persatu pelayat mulai meninggalkan pemakaman terkecuali ayahnya dan kakaknya mereka masih saja bertahan di sekitar pemakaman. Santia dimakamkan di sebelah makam ibunya.


FADE OUT

INT. RUMAH SANTIA — SIANG

Di rumah Santia sudah banyak pelayat. Tamu silih berganti berdatangan. Rumah kecil di kawasan padat penduduk itu penuh dengan orang. Riris dan Missha terdiam mematung melihat sekitar. Mata mereka sembab. Lalu tiba-tiba terdengar suara pecahan kaca dari dalam kamar. Kakaknya Santia memecahkan kaca sambil menangis seperti anak kecil. Santia dan Missha memilih pamit. Orang-orang di rumah duka mendekati sumber keributan dan mencoba menenangkan kakak Santia. Tak lama kawanan polisi datang kerumah Santia untuk meminta keterangan dari keluarga.

Missha

Pak saya pamit ya pak. Bapa yang kuat! Kak Santi orang baik.

Ayah Santia

Iya neng terimakasih yah. (Tersenyum sambil menahan tangis)


CUT TO

EXT. JALAN DEPAN GANG — SORE

Saat diperjalanan pulang Missha dan Riris melihat mobil Pak Calvin. Pak Calvin membunyikan klakson mobilnya.


CUT TO

INT. RUMAH MISSHA — MALAM

Ayah Missha

De kantor kamu masuk berita ya?

Missha

Iya pah, itu temenku. Ini aku baru pulang ngelayat. (Berjalan sambil mengambil minum)

Ayah Missha

Innalillahi! Kok bisa berlumuran darah gitu ya de mayatnya.

Missha

Iya Pak. Jadi kemaren tuh ada barang dia yang ketinggalan, trus dia balik lagi. Satpam ngira di sana udah gak ada siapa-siapa.

Ayah Missha

Emang keluarganya gak lapor polisi, bikin laporan orang hilang gitu?

Missha

Masalahnya bapaknya cuma bulak balik toko. Pas lapor tengah malem belum masuk 24 jam. Eh paginya udah ga bernyawa.

Ayah Missha

Papah jadi khawatir de. Sekarang gimana kelanjutannya?

Missha

Kalo kelanjutannya Missha belum tau pah. Tapi, untuk sementara kita diliburin dulu. (Berjalan ke arah dapur) Mamah udah pulang pah? (Sambil melihat isi kulkas

Ayah Missha

Tadi mamah ada acara dengan dinas sosial sama LSM

Missha

Oh iya pah. (Berlalu ke kamarnya)

Sesampainya di daun pintu. Missha menghentikan langkahnya.

Missha

Oh iya Nenek kemana pah?

Ayah Missha

Tadi sebelum berangkat mamah kasih nenek obat terus sekarang lagi tidur. (Memalingkan wajahnya lalu kembali menonton TV sambil memegang remot)

Missha

Oh iya (membuka pintu lalu masuk ke kamarnya)

Missha masuk ke kamarnya lalu menaruh tas nya dan melepas ikat rambutnya lalu merebahkan diri di kasur.

Missha melamun menatap dalam lampu yang menggantung di kamar tidurnya.


Dissolve to

INT. RUANG HRD FANCY FASHION — PAGI

Arya

Jadi apa yang membuat kamu tertarik untuk magang di sini?

Missha

Baik bapak terimakasih sebelumnya atas kesempatan ini, saya memiliki alasan kenapa saya sangat tertarik untuk magang di sini. Pertama karena cocok dengan studi yang sedang saya ambil. Dan saya juga sangat menyukai bidang fashion. Selain itu saya suka dengan konsep toko ini. Manekin dipajang sesuai dengan tema. Saya rasa jumlah manekin di sini itu sangat banyak. Saya senang sekali melihat effort yang besar dari pengelola untuk menampilkan sesuatu yang berbeda.

Arya

Hmm oke (sambil membaca CV Missha)
Kamu ke ruangan di lantai empat ya. Temui bapak Calvin.


Missha beranjak lalu berjalan kearah ruangan pak Calvin.

INT. LORONG LANTAI EMPAT — SIANG


Missha bertanya pada seorang lelaki yang kebetulan berjalan melewati dia yang sedang duduk di kursi tunggu berwarna silver memanjang.

Missha

Permisi pak? Kalo pak Calvin yang mana ya pak?

Lelaki itu

Oh belum dateng (sambil berlalu masuk ke sebuah ruangan)


Missha sudah menunggu selama dua puluh menit. Sudah tak terhitung berapa kali dia melihat jam yang melingkar di tangannya. Sementara lelaki yang tadi dia tanya tadi masih di dalam ruangan berjibaku dengan kertas-kertas di mejanya.

Lalu terlihat seorang OB yang sedang mengepel lantai. Missha menghampiri OB tersebut.


Missha

Pak mau nanya, kalo pak Calvin yang mana ya pak? 

Petugas OB

Loh dari tadi kamu nongkrong depan ruangannya!

Missha

Lah, yang pake kemeja abu muda?

Petugas OB

Iyah itu yang mukanya ganteng putih kaya bule. (Dengan logat Jawa yang kental)


Missha

Oalah.. Tadi aku nanya sama dia pak Calvin yang mana, tapi dia bilang kalo pak Calvin nya belum dateng.

Petugas OB

Bentar-bentar kamu mau lamar kerja ya?


Missha

Iya pak saya mahasiswa mau magang.


Petugas OB

Oh pak Calvin emang kaya gitu.Dia emang suka nge tes kesabaran orang baru. Sekarang gini ya kamu tunggu aja. Tapi jangan kaget kalo disuruh nunggu sampe berjam-jam. Pokonya jangan ngomong apa-apa tunggu sampe dia manggil kamu. (Ujar OB setengah berbisik)

Missha

Oh gitu siap pak. Makasih ya ( Missha kembali ke kursi panjang depan ruangan pak Calvin.

Setelah menunggu sekitar lima belas menit akhirnya Calvin memanggil Missha untuk ke ruangannya.

INT. RUANGAN PAK CALVIN — SIANG

Calvin

Saya dapet rekomendasi dari Arya. Jadi mulai lusa kamu sudah bisa magang di sini ya.

Missha

Wah terimakasih banyak pak (Missha membungkukan badannya lalu mengangkat tangannya untuk bersalaman)


Fade out

Pada hari rabu Missha sudah mulai bekerja.

INT. FANCY FASHION — PAGI

Semua karyawan dikumpulkan di dekat kasir. Para SPG dan SPB berbaris. 

Arya

(Menggandeng Missha) oke guys jadi ini Missha dia anak magang yang akan bantu kalian.

Missha

Salam kenal semuanya (Missha melambaikan tangannya dan menganggukan kepalanya)

Arya

Missha kamu gabung dulu sama Riris dan Santi ya dia ada di Women Corner (sambil menunjuk dua orang wanita) 

Missha

Iya Pak siap.

Arya

Karena ini jam makan siang kamu istirahat dulu aja. Gak langsung kerja


Riris

Iyaaa kamu sama aku cari makan dulu, ntar yang jaga bisa si Santia dulu. Kita gantian. 

Arya

Iya Missha kamu bisa cari makan dulu aja saya ke atas dulu ya (berlalu meninggalkan para karyawan) 

Riris

Kenalin aku Riris, ini Santia. Kita biasa di tempatin di bagian women.  


Santia dan Missha bersalaman. Santia terkesan sangat kaku tidak seperti Riris yang lebih friendly.

Riris

San gue ke kantin dulu ya.

Santia

Oh iya Ris


Riris dan Santia berjalan keluar toko menyebrang ke sebuah pujasera. 


EXT. PUJASERA — SIANG

Riris

Kamu mau makan apa?

Missha

hmmm ayam goreng aja kayaknya.


Riris memesan ayam goreng sambil mencarikan tempat duduk.

Riris

Disini aja Missha (menghampiri meja yang belum dibersihkan)

Missha

Oh iya kak (menghampiri Riris)


Seorang pegawai datang membersihkan meja sisa orang makan sebelum mereka.

Riris

Kamu masih kuliah?

MisshaI

Iya kak


Riris 

Oh iya aku manggil nya apa nih? 


Missha 

Missha aja ka atau Sha (sambil mengelap meja dengan tisu) 


Lalu mereka makan dengan lahapnya.


Riris 

Mas ini semua jadi berapa? (Kepada pedagang yang kebetulan lewat di depan mereka)

Pedagang

Jadi empat puluh tujuh ribu mba. 

Riris

Oh Oke. Ini sama kerupuk nya mas ampir lupa.


Pedagang 

Oh iya kerupuk dia ribu mba


Riris merogoh uang di dalam kantongnya. 

Riris 

Nih mas. (Memberi yang limapuluh ribuan satu lembar) 


Missha

Kak gausah ini aku ada


Riris 

Udah biarin, biar aku yang bayar. 

Missha 

Eh kak! 

Pedagang 

Bentar ya kembaliannya. 


Riris 

Gausah pak!  


Pedagang 

Oh iya mba terimakasih ya. (Lalu berjalan ke arah depan tempat memasak dagangnya) 


Mereka beranjak dari meja makan itu dan mulai berjalan ke arah luar pujasera menuju toko. 


EXT.PINGGIR JALAN DEPAN FASHION — SIANG

sambil berjalan mereka mengobrol. 

Missha

Kak makasih ya udah traktir. Padahal kan baru kenal. 


Riris

Kalem aja Sha. Lagian kita tuh baru dapet rezeki nomplok dari pak Calvin. Tiba-tiba dia bagi-bagiin uang lima ratus ribu buat karyawan yang kemaren ada pas salah satu prodak baru dia lagi ngurusin label SNI. 


Missha

Wih mantep kak! 


Riris 

Iya Sha. 



Mereka berjalan ke arah toko lewat pintu belakang. 


INT. DI DALAM TOKO. — SIANG

Terlihat Santia sedang berjalan kearah kasir mengantarkan nota belanja customer lalu kembali ke salah satu sudut toko.

Riris

San, dia ga tau kalo pak Calvin tuh baiiiik banget. 


Santia tak menjawab hanya tersenyum. 


Riris

Gue udah kerja di counter HP, kerja di PT, trus terakhir kerja jadi Sales popok bayi. Nah kerjaan yang paling enak tuh di sini. Mana bos kita royal banget lagi. 


Missha 

Ih masa sih kak?


Riris

Tanya aja sama yang laen. 


Missha 

Oh iya kak Santia mau istirahat kan kita gantian? 


Santia

Iya. (Jawabnya datar)


Riris

Bawa bekel lagi? 


Santia 

Iya. Biar hemat. 


Riris 

Gue bingung deh San, kan di rumah lu cuma ada elu, ada kakak sama bapak lu trus yang masak siapa? 


Santia

Gue lah. Gue masak nasi dari malem trus gue angetin. Tapi kalo gue yang masak sih paling yang gampang-gampang aja. Kaya nuget. Tapi kadang gue beli bahan makanan trus gue nyuruh uwa gue masakin trus bagi dua kalo dah mateng. 


Missha

Emang ibu kakak kemana? 

Santia 

(Tak menjawab hanya menghela nafas) 

Riris

Ibunya udah gak ada. 


Missha 

Oh ya ampun maaf ya kak. 


Santia

Iya gapapa kok. Oh iya gue ke belakang dulu ya. (Berjalan kearah belakang) 


Satu jam kemudian

CUT TO


INT . DI DALAM TOKO. — SIANG

 

Arya datang ke arah mereka. 

Arya

Santi, Riris

Santia dan Riris

Iya Pak (menjawan berbarengan)

Arya

Missha saya pengen kamu keliling toko sama kantor ya. Sambil pelajarin yang ada di sini. Ehm kamu mau ditemenin sama siapa? Riris atau Santia?

Missha

Ehhhm (lambat menjawab dan terlihat ragu karena merasa tir enak dengan keduanya)

Missha

Sama kak Riris aja. (Missha merasa kalau Riris lebih friendly)

Arya

Ok. Ris kamu temenin Missha ya. And then Santia kamu di sini jaga ya

Santia

Oke Pak


Arya kembali ke ruangannya sementara Santia tetap berjaga. Riris mulai mengajak Missha keliling. Keadaan toko saat ini tidak begitu ramai karna bukan akhir pekan.


Jam pulang tiba.

EXT. PINGGIR JALAN — MALAM

Missha memesan sedang memesan ojek daring.


Riris

Sha mau pesen kojek ya?

Missha

Iya kak. Soalnya aku belum tau trayek angkutan umum.


Riris

Jangan dulu pesan ya!

Mishha

Emang kenapa kak?

Santia

Dia nunggu aku dijemput bapaku dulu.

Missha

Oooh gitu.


Sekitar sepuluh menit berlalu akhirnya bapak tua dengan motor revo itu muncul.

Santia menghampiri ayahnya. Lalu bersalaman. Riris dan Missha mengikutinya. Ayahnya hanya tersenyum tapi tak bersuara.

Santia naik ke motor.


Santia

Ris, sha aku duluan yah.

Riris. missha

Iya hati-hati. (Mereka berdua kompak menjawab)


Motor tua itu melaju lalu menghilang dari penglihatan.

Riris

Nah sekarang baru deh kamu pesen

Missha

Eh iya. Tapi ntar kaka ama siapa

Riris

Udaaah pesen dulu aja

Missha

Hm oke deh ka.


Ternyata angkot lebih dulu datang. Riris pulang lebih dulu sementara tujuh menit kemudian ojek daring yang dipesan Missha datang.








Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar