Mama Muda Janda Kaya
9. Scene 18-19

18.FADE IN – EKS/INT. – SEDAN LEXUS – SIANG

 

Cast : Nikita, Sherly, Herman.

 

 

Nikita duduk bersama Sherly di kursi belakang. Ia lalu melihat sebuah hotel berbintang tiga dari jendela. Tempat yang dahulu familiar baginya.

                                 

FLASH BACK – MONTAGE

 

Seorang pria keluar dari kamar hotel. Nikita berdiri di depan pintu yang terbuka, tersenyum padanya sambil melambaikan tangan. Ia pun menutup kembali pintu kamar, kemudian menghitung lembaran uang berjumlah dua juta.

 

BACK TO – Nikita di dalam mobil

 

NIKITA

 

(Mengembuskan napas cepat, lalu menengok pada Sherly)

Sher... Nanti beliin tiket pesawat yaa, besok gue mau ke Singapure. Detailnya tanya aja sama si Yuli.

 

 

SHERLY

(Mengangguk)

Baik, Bu.

 

 

NIKITA

 

Lo dah pernah ke Singapure, belum?

 

 

SHERLY

Belum pernah, Bu.

 

 

NIKITA

 

(Berpikir sejenak)

Apa lo besok ikut aja yaa?

 

 

SHERLY

 

Beneran, Bu?

(Raut sumringah)

 

 

NIKITA

 

Lo jangan seneng dulu, gue pikir-pikir dulu.

 

 

EKS. – mobil melaju cepat, terlihat jalan protokol yang tertata rapi.

 

 

NIKITA

 

Oh ya, cowok lo kerjanya apa, Sher?

 

 

SHERLY

 

Hmmm, fotografer freelance, Bu.

 

 

NIKITA

 

Fotografer? Freelance, gimana caranya dia bisa dapat penghasilan tetap?

 

 

SHERLY

 

Yah, ada aja sih, Bu. Dia punya grup para fotografer, gitu. Sering ada info job dari sana.

 

 

NIKITA

 

Ohh.

(Menengok dengan tatapnya yang misterius)

 

 

NIKITA – CONT’D

 

 

Besok lo gak usah ikut dehh. Gue pergi sendiri aja. Gue takut, apa-apa nanti lo ceritain sama cowok lo, atau temen lo.

 

 

SHERLY

 

Hah.

(Wajahnya berubah kecewa)

Ada yang salah sama Sherly, Bu?

 

 

NIKITA

 

Gak. Gak papa.

 

EKS.

Mobil melaju, lalu berhenti di halaman beberapa ruko.

 

 

 

***

 

 

 

 

 

19.EKS – HALAMAN RUKO – SIANG

 

Cast : Nikita, Sherly, Laki-laki (I), Extras dua laki-laki dan dua perempuan

 

 

Nikita dan Sherly turun dari mobil. Lima orang yang sedang duduk sambil perbincang pun berdiri menyambut kedatangan mereka.

 

NIKITA

 

Selamat siang.

 

 

LAKI-LAKI (I) – ALL

 

Selamat siang, Bu Niki.

 

 

NIKITA

 

Kalian, mau di sini tempatnya?

 

 

LAKI-LAKI (I)

 

 (selaku pimpinan mereka/laki-laki yang dahulu mengajukan proposal)

Benar, Bu. Tempatnya cukup strategis dan mudah ditempuh, Bu.

 

 

NIKITA

 

Oke.

(Menengok ke sekeliling, juga ke arah jalan)

 

 

LAKI-LAKI (I)

 

Mari, silahkan masuk, Bu.

 

 

NIKITA

 

Yah.

(Menjawab cepat dan melangkah)

 

 

INT.

Ruangan ruko tersebut masih kosong. Hanya ada satu white board di dinding, beberapa kursi dan satu meja kecil.

NIKITA

Per tahun berapa nih?

                                                                                        

 

LAKI-LAKI (I)

 

Kemarin bilangnya 200 juta, Bu.

 

 

NIKITA

 

Terus, pemiliknya mana?

 

 

LAKI-LAKI (I)

 

Hmmm, mohon maaf, Bu, kebetulan lagi dalam perjalanan.

 

 

NIKITA

 

Gimana sih? Kenapa jadi saya yang menunggu?

 

 

LAKI-LAKI (I)

 

Iya, Bu, mohon dimaafkan, Bu.

 

 

NIKITA

 

Ckkk... Lo tahu gak? Lima menit gue bisa dapetin puluhan juta!

(Menghardik si laki-laki dan semua rekannya, seraya duduk di kursi)

 

 

NIKITA – CONT’D

 

Sherly... Lo ambil tuh spidol. Berdiri di depan white board.

 

 

SHERLY

 

Baik, Bu.

(Semua rekan-rekannya memperhatikan)

 

 

NIKITA

 

Kalian semua. Tulis nama dan target kalian, apa yang paling kalian inginkan sepuluh tahun yang akan datang?

(Sherly dan semua orang di sana pada terkejut)

Dimulai dari lo, Sher

 

 

ACT

Selanjutnya, Sherly dan semua rekannya menulis nama dan hasrat mereka.

 

 

NIKITA

(Seiring membaca di papan tulis, menengok pada mereka satu per satu) 

Artis terkenal, rumah mewah, tabungan 100 M, Produser film, rumah dan mobil.

 

 

NIKITA – CONT’D

 

Nissan GTR? Hahaha, gue punya tuh, nganggur di rumah.

(Seorang laki-laki yang disebutkan akan hasratnya terperangah)

 

 

NIKITA – CONT’D

 

Ini harapan kalian?

 

 

SHERLY

 

Iya, Bu.

(Yang lainnya ikut mengangguk)

 

 

ACT

Nikita berdiri, mengambil spidol dan mencoret white board (menyilang huruf X)

 

NIKITA

 

Kalian semua egois. Harapan besar sih egois! Gak ada satu pun yang nulis membahagiakan keluarga.

 

 

ALL

 

(Terkejut)

 

 

Nikita menengok ke pintu kaca, tampak dua orang pria melangkah memasuki ruko. Ia pun duduk kembali.

 

NIKITA

 

Hapus, Sher. Anggap aja ini obrolan warung kopi, atau sesuatu yang gak penting.

(Seraya menggeser posisi duduk, sikap sempurna untuk menyambut kedatangan pemilik ruko yang hendak ia sewa.

FADE OUT

 

 

 

 

***

 

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar