KLARA & BELLE
6. 6
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

25.  I/E. MOBIL – JALAN RAYA – NIGHT

Hadi menempelkan ponsel di kuping. Dia menelepon sambil menyetir.

HADI

Kamu kenapa nggak bilang kalau bakalan ninggalin Belle di rumah ibu?

INGE (V.O.)

Memangnya kenapa, Di. Kan di sana rumah neneknya juga?

HADI

Bukan masalah itu rumah siapa.

CUT TO:

26.  I/E. RUMAH INGE – TERAS – SAME TIME

INGE

Memang apa sih Di yang kamu khawatiri? Ibu sama Rima juga terbiasa kok sama Belle. Klara?

CUT BACK TO:

27.  I/E. MOBIL – JALAN RAYA – SAME TIME

INGE (CONT’D) (V.O.)

Kamu khawatir soal Klara? Ck, tenang saja kamu, Di. Anak saya sudah sarjana sekarang.

HADI

KALAU SOAL ITU SAYA JUGA TIDAK RAGU. TAPI INI, YANG BEGINI INI YANG SAYA NGGAK HABIS NGERTI. KAMU TERLALU MENGGAMPANGKAN ORANG. KAPAN SIH KAMU BERHENTI BERSIKAP KAYAK BEGINI!

Hadi menutup telepon. Dia mendengus kesal.

28.  INT. RUMAH NENEK – RUANG TAMU – EARLY MORNING

Klara duduk di lantai. Di sebelahnya Belle tidur telungkup di atas karpet. Dia lalu membuka ponsel. Melihat isi chat tempo hari dengan Rico yang belum dia hapus.

Terdengar suara orang jalan. Klara menoleh. Ada Rima mendekat membawa dua mok kopi.

Klara tersenyum. Rima duduk di sebelahnya. Memberikan kopi padanya.

Klara menutup ponsel. Lalu menerima mok kopi dan menghirupnya.

KLARA

Indra sama Kevin sering pulang, Tan?

Rima mengangkat bahu. Lalu menyandar.

Dalam ingatannya tergambar kedua anak laki-lakinya yang tinggal di luar kota. INDRA (28) si sulung di Palembang. Sementara KEVIN (20) masih kuliah di Malang, Jawa Timur.

RIMA

Nggak usah tanya juga kamu tahu sendiri. Kevin sih masih mending karena masih butuh uang dari tante. Masih mau sempetin tuh dia pulang. Kalau Indra, lebaran saja belum tentu pulang dia.

(beat)

Tahun kemarin kan contohnya. Dia nggak pulang. Dipikirnya duit aja yang lebih tante butuhin. Ya, memang tante butuh sih ...

Klara tertawa kecil.

RIMA (CONT’D)

Tapi kan tante juga kangen sama dia. Pengen juga dicurhati soal pacarnya. Masak cuma Nenek doang yang dicurhati.

KLARA

Emang tante nggak mancing-mancing dia buat cerita?

RIMA

Itu juga sudah. Tapi malah tante diomelin sama. Padahal sama papanya juga cerita. Tapi tante aja yang enggak diceritain.

Klara tertawa agak keras.

RIMA (CONT’D)

Menurut kamu kenapa tuh?

Klara menghirup kopi lagi. Dia pura-pura mikir.

KLARA

Enggak tahu juga sih tan aku.

(beat)

Tapi, kemungkinan karena dia tinggal sama papanya. Mereka lebih deket kan? Apalagi sama-sama laki biasanya lebih saling ngerti. Gitu kali, Tan.

RIMA

Ya, tante juga kadang mikirnya gitu. Tapi kalau papanya pulang, kan tiap dua bulan sekali papanya pulang tuh, dan tiap kali tante tanya-tanya, papanya ikut ngomelin tante. Katanya tante enggak boleh kepo sama urusan anak muda.

Klara meletakkan mok di meja.

RIMA (CONT’D)

Tante kesel. Dan yang makin bikin tante senewen, masak sih dia blokir ig tante.

Klara tertawa lagi.

Telepon berbunyi notifikasi. Klara melihat ponsel. Yeni mengiriminya pesan. Bertanya kabar. Dia lalu membalas.

RIMA

Oya, kamu sendiri gimana Rico? Nenek nanyain tuh. Kok kamu datang nggak sama dia? Emangnya dia nggak nganterin kamu pulang ke Jakarta?

CUT TO:

29.  INT. RUMAH HADI – RUANG TAMU – SAME TIME

Hadi tidak bisa tidur. Dia mengetik di ponsel. Tapi tetap merasa ragu mau ia kirimkan ke Rima.

DEWI

Mau aku buatin kopi, Mas?

Hadi menoleh. Dia geleng kepala.

DEWI (CONT’D)

Kalau mau kita bisa susul lagi. Bareng-bareng. Ajak Puput juga.

Hadi tidak setuju. Dia menyusun kata.

HADI

Kamu tahu, kan? Justru kalau ada yang ngomong bisa jagain Belle itu malah bikin aku semakin khawatir. Apalagi ini Klara.

(beat)

Ya bukan berarti aku nggak mandang dia. Tapi tetap saja.

DEWI

Memangnya dia bilang apa?

HADI

Ya sok nggampangin seperti ibunya.

Dewi menghela napas.

DEWI

Ya sudah, aku telepon Mbak Rima sekarang.

Hadi menatap Dewi. Dia tetap tak setuju.

CUT BACK TO:

30.  INT. RUMAH NENEK – RUANG TAMU – SAME TIME

Klara mengatur napas.

KLARA

Aku sudah nggak sama Rico, Tan.

Rima menatap Klara lama.

Sementara Klara memaksa senyum.

RIMA

(hati-hati)

Itu ... keputusan sama-sama?

Klara mengangguk ragu. Dia membalas menatap Rima.

KLARA

Tadinya aku doang sih yang bikin keputusan. Ya Rico nolak. Nggak mau aku minta udahan. Tapi apa yang mau diterusin kalau dia saja nggak punya rencana kedepannya mau ngapain?

Beat.

Rima mengusap bahu Klara.

KLARA (CONT’D)

Dua belas tahun loh, Tan. Aku saja sampe Rela ikut kuliah, kerja juga di Bandung. Supaya apa, supaya kita bisa deketan karena dia nggak bisa LDR. Terus ... masak 10 tahun dia nggak bisa bikin rencana apa-apa. Tiap kali aku ajak dia bahas soal ini, ada saja alasan dia. Dia bilang belum siap sampe aku muel tiap dengerinnya tahu nggak, tan?

RIMA

Cuma itu saja? Kamu nggak sampe mikir dia punya simpenan?

Klara geleng kepala.

KLARA

Aku nggak mikir sampe situ sih, Tan. Ya walau kemungkinannya ada tapi aku nggak nyoba mikir ke situ.

Rima tersenyum tipis. Dia kembali mengelus pundak Klara.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar