Kata Sandi
6. Titik Dalam Sebuah Kalimat

EPISODE 6 : Titik dalam sebuah kalimat

 

1. EXT. JALANAN - DAY

ACT. 1

Sandi, pria berumur 25, dengan modal nekat tanpa persiapan yang berarti, berlari seperti sedang mengejar maling menuju ke rumah Yayan. Ia melewati tempat fotokopian, Imam dan Alex pun menyadarinya.

Alex
Maneh ningali, kan?

(Imam mengangguk)

Keun weh, keur galau, ceunah merenung heula. Mereun otak na lancar deui ai berolahraga mah

 

Imam
(Menatap jam berkali-kali)

Naha Endah can datang, nya? Kamana heula

 

Alex
Paling ge ulin heula, santai weh

 

2. INT. Rumah Kontrakan Yayan – DAY, AFTERNOON

 

ACT. 1

Entah sampai kapan Sandi akan terus berdiri di sebelah tembok dekat rumah Yayan, memandangi rumah itu dengan saksama, dia dalam sebuah dilema, pada momen apa ia akan masuk ke rumah itu tanpa ketahuan. Dan akhirnya, momen itu pun datang. Sebab, Sandi tiba-tiba punya ide, ia melihat ke sekeliling, mencoba mengumpulkan beberapa batu, kemudian ia melempari kaca, pintu pokoknya melempari rumah itu dengan batunya walau tak bisa disebut batu, hanya kerikil. Hanya dibuat untuk pengalihan.

Setelah beberapa saat, Akhirnya rencana berhasil, karena Endah keluar dengan tampang sebal, saat kesempatan itu datang, Sandi berlari sekencang mungkin dan menerkam tubuh Endah, membungkam mulut Endah dengan tangannya.

 

Sandi
Ssst, urang apal maneh saha, rencana maneh jeung Si Yayan. Jadi cicing mun embung dilaporkeun ka polisi

(Sandi mendesis, menyeret paksa tubuh Endah, dan dengan sengaja meninggalkan pintu terbuka begitu saja, sebab ia tak tahu apa yang bakal terjadi padanya di dalam)

Bawa urang ka tempat Yusuf, tong coba-coba ngalawan

(Endah berjalan perlahan ke sebuah kamar, tapi saat pintunya terbuka, Yayan ternyata sudah bersiap di belakang pintu, menonjok mata Sandi begitu saja sampai terpental)

 

Yusuf
Mmph!

(Mulutnya dilakban, kemudian suara rintihan itu beriak bagai domino, ada empat anak yang di sekap, tubuh Sandi gemetaran)

 

Yayan
Sandi, Sandi, marukanna bisa ngalawan sosorangan siga kitu? Belaga pahlawan padahal mah kamari sok cuek

(Yayan menghampiri Sandi yang sudah tergeletak di lantai, lalu menendang perutnya. Yusuf menggeliat dan berteriak lagi)

Sobat? Konsep alien eta masih dipake di 2023. Urang ngirim Si Endah ge hubungan maraneh geus ancur lebur kitu, cemen

(Mendengar itu Sandi pun berdiri, hendak melawan, ia meninju berkali-kali tapi Yayan bisa menghindar. Lalu pria jahat itu tertawa geli, memerintah Endah untuk berjaga di depan pintu)

Biasa na urang ngajualan budak, tapi mereun orang dewasa ge payu. Lumayan lah, San

 

3. INT. Toko Fotokopi – AFTERNOON

 

Orang Asing Rese/Intel

(Memperlihatkan sebuah name tag pada Alex dan Imam yang mulai khawatir, yang membuat keduanya membelalak)

Saya Intel, selama ini saya sudah curiga dengan hilangnya anak-anak disekitaran daerah sini. Laporan terus datang, tapi kasus ini sukar dilacak, ternyata pelakunya ada di tempat fotokopian ini

 

Imam
Astagfirullah! Maksudna?

 

Alex
Teu mungkin Sandi kitu, Pak! Tong sok fitnah

(Abah Gusman muncul dari belakang Intel tersebut)

 

Abah
Sanes Sandi, Sep, Mam. Pelaku na Endah. Mafia penculikan anak

(Mereka terkejut berjamaah)

 

Intel
Pasti sekarang Yusuf dibawa Endah, kan? Dia bersekongkol dengan pria bernama Yayan, mereka diduga suami-istri

(Imam dan Alex saling pandang masih tak percaya)

Sudahi drama kagetnya, kita semua sekarang grebek rumah Yayan, karena Sandi dan Yusuf dalam bahaya

 

4. INT. Rumah Yayan – AFTERNOON

 

ACT. 1

Pintunya berusaha di dobrak berkali-kali tapi tak berhasil, orang-orang yang diluar pun bergantian untuk membuka pintunya dengan cara apapun. Sementara di dalam Endah mulai panik, mondar-mandir tak keruan sampai Yayan pun marah.

Sandi, di sisi lain sudah tak sadarkan diri sebab di pukul beberapa kali oleh Yayan sampai terkapar.

Yusuf menangis terus-terusan, suasana kacau balau dan menegangkan.

 

Intel
Buka pintunya! Atau saya dobrak dengan paksa!

(Setelah beberapa ancaman, akhirnya Endah kalap dan membuka pintunya secara sukarela)

Tangan di atas!

(Intel tersebut menodongkan pistol, membuat Endah ketar-ketir, sementara Alex, Imam dan Abah mengikuti dari belakang)

 

 

Yayan
Goblok, istri tolol!

(Yayan hendak menyerang, lalu kabur. Tapi, ditumbangkan oleh Intel, kakinya ditembak, ia merintih kesakitan)

 

ACT. 2

Setelah Yayan dan Endah ditangkap, Imam berlari ke kamar penyekapan dan memeluk Yusuf. Alex ikut berlari dan terkesiap saat mendapati Sandi sudah terkapar di lantai. Imam membuka tali dan lakban mereka semua.

Yusuf
Om Sandi... Jangan marah lagi sama Om Sandi

(Abah datang bersama warga dan orang tua bocah yang lainnya, sore itu berakhir dengan semestinya)

 

5. INT. RUMAH SANDI – Morning

ACT. 1

Keesokan harinya, semuanya menjenguk Sandi di rumahnya, tubuhnya sudah penuh perban dan luka-luka, tapi momen langka, karena Sandi tersenyum begitu tulus pada mereka semua. Bagai keluarga, tanpa permintaan maaf atau terima kasih, hubungan mereka kembali seperti semula begitu saja.

Mereka tertawa, saat jokes mulai melayang. Intel pun ada di sana, tersenyum kecil sembari melipatkan tangan di dadanya.

 

Yusuf
Ini sakit, gak?

(Yusuf menunjuk salah satu luka Sandi)

 

Alex
Enggak, kayanya, Yucup, lihat aja nih

(Alex dengan santai memegang lukanya, Sandi menahan rintihan)

Tuh, kan, gak sakit

 

Sandi
Awas weh, Lex

(Meringis, tapi Alex malah sengaja menyentuh beberapa luka Sandi)

Alex!

(Semuanya tertawa, penuh kehangatan, dari sudut matanya Sandi melihat ada kedua orang tua dan kakaknya, berdiri penuh kekhawatiran. Kali ini, senyumannya benar-benar berbinar memancarkan cahaya, hidupnya sangat lengkap)

 

Intel
Cepat sembuh, biar bisa kalah lagi lawan saya

(Sandi dan Alex mendelik, Abah dan Imam menaikkan alisnya)

 

 

6. INT. Masjid – Day

ACT. 1

Imam dan Yusuf sedang shalat Jum’at berjamaah, sementara Abah Gusman memberikan khotbah di atas mimbar, memimpin shalat Jum’at kali itu.

Tapi, tiba-tiba ada gerasak-gerusuk di ujung gerbang, rupanya Sandi dipapah Alex untuk ke masjid. Lalu keduanya duduk di sebelah Yusuf, Sandi persis disebelah anak itu, yang otomatis membuat Yusuf sedikit histeris.

Yusuf
Om Sandi! Abi, akhirnya Om Sandi ikut!

 

Imam
Sst!


Sandi

(Abah Gusman melirik ke arah mereka lalu tersenyum tulus, Sandi berbisik pada Yusuf)

Mulai sekarang, Om bakal sering temenin Yusuf ke masjid. Tapi, mungkin hari ini Om shalatnya duduk dulu, ya, belum kuat

 

Yusuf

(Tertawa kegelian, ikut berbisik)

Jangan ngomong pas lagi khotbah Jum’at

 

Alex
Sst!

(Mereka semua menyeringai saat Abah Gusman menatap mereka penuh arti, tanda peringatan)

 

7. EXT. PELATARAN SEKOLAH TK – DAY

ACT. 1

Sebulan setelah kejadian naas waktu itu dan warga pun sudah melupakan gonjang-ganjing itu, tiba saatnya Yusuf memasuki fase bersekolah, walau masih taman kanak-kanak.

Tak ingin ketinggalan, Sandi dan Alex pun ikut mengantar Yusuf, sesampainya di gerbang TK, muncul keraguan di wajah Yusuf.

 

Yusuf
Abi, Om Sandi, Om Alex, Yusuf takut. Kalian ikut, ya, ke dalem?

(Yusuf merajuk, menatap melas mereka satu-satu)

 

Alex
Banyak cewek cakep, Yusuf, jangan gentar!

(Sandi menimpuk kepala Alex, dan Alex mengerang lalu menatap Sandi dengan sinis)

 

Imam
Jangan takut, Dek. Walaupun kita gak masuk ke dalam, kita nunggu di sini kok.

(Setelah kalimat tersebut, Yusuf pun sedikit tenang, ia lalu memberikan salam dengan mencium tangan mereka satu-satu, kemudian mereka memeluk Yusuf, bear hug. Bak sedang mengirimkan anaknya ke medan perang. Yusuf berpamitan, dadah-dadah dan masuk ke dalam TK)

 

Alex
Teu nyangka, anak urang geus gede deui

 

Imam
Anak urang, Lex

 

Sandi

(Ia berada di tengah-tengah mereka, merangkul mereka yang kemudian tersenyum bahagia)

Anak kita geus sakola deui, nyak

(Saat mereka sadar kalau ibu-ibu yang juga sedang mengantar anak mereka tertawa geli pada kelakuan tersebut, mereka bertiga pun melepaskan rangkulannya dengan canggung, mereka saling berpandangan sambil tertawa, siluet sosok ketiganya sangat syahdu dilihat dari belakang)

Oh, hampir poho, Mam, ngke mah ajarkeun Yusuf bahasa sunda, meh teu kagok ngobrol na ge

 

Alex
Bener, Mam! Seksi padahal mah basa sunda teh

 

Imam
Asal ulah diajarkeun basa sunda nu kasar weh, urang mah teu percaya

(Alex dan Sandi saling tos, seperti sedang merencanakan sesuatu)

 

 

 

ACT. 2

Episode keenam di tutup dengan Sandi, Alex dan Imam yang duduk di depan laptop kamarnya, hendak membuka laptop dengan memasukkan kata sandi-nya ‘Titik dalam sebuah kalimat’. Adegan tersebut diambil dari belakang, tetapi saat Sandi mengetik, kamera hanya fokus pada layar.

 

 

 

 

-TAMAT-

 


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar