9. Eksekusi
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

EXT. SANGGAR — SORE

Para siswa geng Sanggar sedang menatap Sanggar yang sudah rata dengan tanah. Mereka lalu saling berangkulan.

INT. RUMAH DAMAR — SORE

Para siswa sedang berkumpul termasuk siswa yang baru saja ikut bergabung. 

DAMAR

Persiapan pertunjukan sudah siap seluruhnya?

TIARA

Semua sudah siap! Tim kabaret sudah siap. Begitu juga penampilan para siswa lain. 

DAMAR

Publikasi?

Menatap Boris dan Bima

BORIS

Aman Pak. 

BIMA

Video para siswa juga sudah siap!

DAMAR

Lukisan untuk pertunjukan sudah siap?

INTAN

Beres!

Intan tersenyum. 

DAMAR

Mari kita mulai!

EXT. RUMAH DAMAR — MALAM

Para siswa itu saling bantu memindahkan lukisan dan peralatan lain yang akan digunakan. Mereka memasukannya kedalam mobil Box. 

EXT. GEDUNG SANGKURIANG — MALAM

Para siswa beserta Damar sedang mengeluarkan lukisan dari dalam Mobil Box dan memasukannya ke dalam Gedung. 

ALBERTUS

Pak, ada yang masih saya bingung.

DAMAR

Perasaan kamu bingung terus.

Damar tertawa melihat Albertus bingung. 

ALBERTUS

Kalau rencana ini gagal bagaimana? Gimana kalau pagelaran ini ga diliat sama dunia luar?

DAMAR 

Kita harus yakin. 

Damar merangkkul Albertus lalu masuk ke dalam Gedung. Albertus terlihat bingung. 

EXT. GERBANG SEKOLAH — SORE

Bel pulang sekolah berbunyi. Para Siswa berhamburan keluar dari Kelasnya masing masing menuju gerbang Sekolah termasuk Andhika dan grup Sanggar itu. Namun, gerbang Sekolah tertutup rapat. Bu Atut berdiri disana bersama beberapa guru. Dimas dan gengnya pun ada disana. 

BU ATUT

Tidak boleh ada yang keluar! Saya sudah tahu kalian akan pergi ke kedung yang ada disana. 

Dimas tersenyum licik menatap Andhika dan kawan-kawan yang berdiri di sana. Para siswa itu terlihat kecewa dan akan menerobos gerbang. 

ALBERTUS

Gimana nih?

Andhika menatap Albertus lalu menggelengkan kepala. Siswa mulai menyoraki Bu Atut. 

BU ATUT

Diam! Siapapun yang pergi kesana akan saya beri hukuman berat! Ingat itu!

Salah satu guru menghampiri Andhika dan membawanya ke depan Gerbang Sekolah. 

BU ATUT

Gara-gara siswa seperti ini kalian jadi berandalan semua! Ini rencana kamu kan?

Membentak Andhika

ANDHIKA

Berandalan apanya sih Bu? Kami cuma ingin hiburan, ingin menonton pertunjukan. Apa salahnya?

Para siswa makin ribut dan memaksa keluar.

SISWA 3

Kami cuma pengen nonton pertunjukan, kenapa sampe di hadang gini sih?

SISWA 6

Sekolah macem apa yang ngekang muridnya kaya gini!

BU ATUT

Kalian semua tidak boleh keluar sampai saya izinkan! Pak Satpam, jaga gerbangnya. 

Bu Atut menghampiri lalu menarik bajunya. 

BU ATUT

Kamu ikut saya!

Andhika dibawa masuk ke sebuah Mobil. Mobil itupun keluar dari gerbang itu bersama beberapa guru. Satpam menutup gerbang itu lagi. Para siswa makin ribut dan kecewa.

EXT. GEDUNG SANGKURIANG — MOMENTS LATER

Damar sedang berdiri didepan gedung sambil mondar-mandir seperti sedang menunggu. 

Tak lama dua buah mobil datang kesana. Damar melihat itu.

Dari mobil keluar lah para guru dan juga Andhika yang di giring oleh Bu Atut. Wajah Damar Panik. 

BU ATUT

Apa lagi yang Pak Damar rencanakan? Tidak cukup hukuman dari saya?

DAMAR

Maksud Ibu apa? Saya tidak mengerti?

Bu Atut tersenyum sinis

BU ATUT

Pak Damar sedang menunggu Para siswa untuk datang kan? Mereka tidak akan ada yang datang kesini.

ANDHIKA

Kenapa Anda tahan mereka? Mereka kan hanya ingin dapat hiburan. Di Sekolah mereka sudah terkekang ,tidak ada ekstrakurikuler ga ada hiburan, masa diluar sekolah anda juga mengekang mereka? 

Bu Atut menatap Andhika sinis

BU DIAN

Diam kamu. Anak bermasalah seperti kamu tau apa! Sekarang kita masuk bu, kita lihat mereka merencanakan apa.

Bu Atut dan guru lain berjalan ke Arah pintu gedung. Damar Menghadangnya.  

DAMAR

Sudah bu, saya mengaku salah memberikan undangan pada para siswa secara diam-diam. Saya hanya ingin siswa mendapatkan hal lain selain belajar. 

BU ATUT

Minggir Pak Damar, saya tau Anda merencanakan hal buruk di dalam sana. 

Bu Atut masuk dan Damar pun tidak bisa menahannya lagi. 

INT. GEDUNG SANGKURIANG — CONTINUOUS

Bu Atut membuka pintu dan hanya terpaku bingung dengan yang ada didalam sana. Didalam sana hanya ada beberapa lukisan yang terpasang di dinding. Lukisan yang selama ini ada di Kamar Damar. 

DAMAR

Saya tidak mengundang hal buruk pada siswa. Saya hanya ingin memperlihatkan lukisan saya. 

GURU 2

Ini pameran lukisan?

Andhika melihat Damar lalu tersenyum.

ANDHIKA

Masa siswa dateng ke pameran aja gaboleh?

Bu Atut dan para guru kebingungan. Tiba-tiba ponsel Bu Atut berdering, dilayar ponsel tertulis “Dimas”. Bu Atut mengangkatnya.  

DIMAS (O.S.)

Pertunjukannya bukan disana Bu. 

EXT. GERBANG SEKOLAH — SAME TIME

DIMAS (O.S.)

Tapi di sekolah. 

Para siswa berlarian menuju ke area Lapangan Upacara. Dari pintu gerbang beberapa orang reporter masuk dengan membawa kamera langkap. Pak Gugun membuka kan pintu untuk mereka. Reporter itu pun masuk. 

Dimas melihat ke arah lantai 2. Sebuah spanduk besar dibentangkan oleh beberapa siswa. Disana tertulis “Bebaskan sekolahku dari kekangan” . Para reporter sibuk merekam dan memotret itu. 

INT. GEDUNG SANGKURIANG — SAME TIME

Bu Atut menutup teleponnya lalu menatap tajam pada Damar dan Andhika. Lalu Bu Atut dan para guru berjalan keluar. 

ANDHIKA

(tengil)

Mau kemana Bu? Tidak akan lihat-lihat dulu pameran lukisan Pak Damar? Lukisannya bagus-bagus loh.

Damar tersenyum pada tingkah Andhika. Mereka melihat mobil para Guru pergi dari sana. 


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar