Justice for Rose (Script)
11. Sequence #6 JUSTICE FOR ROSE

48. INT_DALAM BUS_DAY

CAST : TIARA.

Di sebuah hp kecil terlihat berita yang menayangkan kasus pemerkosaan MAwar.

NEWS ANCHOR

Beredar sebuah Video amatir yang merekam perkelahian yang diduga ayah dari korban pemerkosaan Gadis berusia 9 tahun, berinisial Rose. Diduga ayah dari korban memukul tersangka yang juga merupakan paman dari korban sendiri. Akibat dari perkelahian ini polisi akhirnya menangkap tersangka di tempat.

Terlihat Video perkelahian Armand an Aryo.

Ia menutup video itu dan terlihat semua Video tranding tentang kasus pemerkosaan Rose (Mawar)

Ia menarik nafas dan menyenderkan kepalanya di kaca Bus. Terlihat tetesan hujan yang mengenai kaca bus.

Sejenak ia tersadar akan Nala. ia segera berdiri dan bersiap untuk turun.

CUT TO :

49. I/E_MONTAGE_VARIOUS LOCATION_DAY

CAST : ARYO, JURNALIS, ROSSA, TIARA

BEGIN MONTAGE

A. Beberapa wartawan melakukan liputan di depan rumah sakit. Terlihat hujan deras.

B. Rossa berlarian masuk ke lobi rumah sakit. Pakiannya basah terkena air hujan.

C. Aryo keluar dari mobil, beberapa Wartawan segera mengejarnya.

D. Tiara mencari Nala. Ia kehujanan dan basah kuyup. Tiara menuju sekolah Nala yang sudah sepi. Ia pergi ke post penjaga.

END MONTAGE

50. EXT_POS PENJAGA SEKOLAH NALA_DAY

CAST : TIARA, SATPAM

Hujan deras masih mengguyur. Tara menutupi kepalanya dengan Tas, ia menanyakan pada satpam sekolah.

TIARA

Pak, apa Nala sudah pulang?

SATPAM

Aduh, Neng. Semua siswa sudah pulang 1 jam yang lalu.

TIARA

Bapak lihat siapa yang jemput Nala?

SATPAM

Nala yang anaknya pelaku pemerkosaan itu, Neng? Beberapa orang tua bertanya padanya lalu sepertinya dia tadi…

TIARA

Cepetan, Pak!

SATPAM

Dia pulang sendirian.

Tiara segera berlari tanpa pamit.

4. INT_RUANG INAP NENEK_DAY

CAST : HESTI, NENEK, ARYO, ROSSA

Hesti terus meremas-remas tangannya menahan tangis, Rossa datang tergesa-gesa, ia melihat Hesti yang sama-sama memandangnya, Rossa menatap penuh kebencian sementara Hesti menatap ketakutan.

Hesti menundukkan pandangan, begitu juga Rossa kembali membuang muka dan menuju ke brankar mertuanya.

Aryo datang, dan segera berlari tersipu di brangkar Ibunya. Ia memeluk ibunya dan menangis.

Rossa terdiam dan menghentikan langkahnya, ia hanya melihat Aryo yang kini menggenggam erat tangan ibunya.

NENEK

Aryo!

ARYO

Iya, Bu?

NENEK

Ibu mohon, jangan tuntut abangmu ke pengadilan.Jika kamu ingin melakukannya, maka tunggu sampai Ibu tidak bisa melihatnya, tunggu sampai Ibu mati. Ibu tidak sanggup melihat kekacauan ini.

Rossa yang tak sanggup melihat itu segera berbalik badan dan melangkah pergi.

Hesti mencegahnya, ia menarik tangan Rossa.

Hesti segera berlutut dan memohon!

HESTI

Jangan lakukan ini padaku, Ros. Aku mohon sama kamu. Anakku akan lahir. Bagaimana nasib Nala, bagaimana nasib anak keduaku jika Ayahnya harus dipenjara. Ros, aku mohon kita selesaikan baik-baik. Kita lakukan jalan damai.

Rossa membalikkan badan dan melihat nanar ke Hesti.

ROSSA

Apa? Anakku hampir mati gara-gara suamimu, dan kamu masih meminta belas kasihku. Kamu bisa bayangkan bagaimana anakku menangis dan berteriak meminta belas kasihan suamimu? Masih bisa kamu punya pikiran aku memaafkan suamimu begitu saja, hah? Aku bersumpah, demi anakmu yang belum lahir! Dia akan bersaksi untuk keburukan ayahnya! Daripada mengemis meminta belas kasih untuk memaafkan ayahnya!(berteriak)

     

Mendengar teriakan Rossa Nenek hanya menangis. Aryo segera berjalan ke arah Rossa dan mencoba menggenggam tangannya namun Rossa segera menepisnya.

Rossa melihat Nenek sesaat namun ia segera keluar ruangan.

5. INT_LORONG RUMAH SAKIT_DAY

CAST : JURNALIS, ROSSA

Beberapa wartawan yang sudah menunggu kedatangan Aryo memburu Rossa yang kebetulan datang dari ruangan yang sama saat Aryo masuk ke dalam. Mereka menyiapkan seluruh alat perekam dan berlari mengejar Rossa.

Rossa berlari menghindari mereka.

REPORTER #1

Ibu keluar dari ruangan, di mana ayah korban masuk kedalam ruangan tersebut. Apakah ibu istrinya, apa ibu merupakan ibu dari korban. Ibu bisa minta keterangan sedikit, Bu?

ROSSA

Tidak! (Rossa terus berlari)

REPORTER #2

Bagaimana perasaan Ibu setelah mengetahui bahwa pelakunya ternyata keluarga ibu sendiri?

Rossa hanya menggeleng dan berusaha menyingkirkan berbagai alat perekam yang terarah padanya.

REPORTER #3

Bagaimana kronologi kejadian tersebut ibu?

ROSSA

Tidak (Menggelengkan kepala)

Beberapa stasiun TV juga memberi kartu nama untuk mengundang Rossa ke acara TV

ASSISTANT PRODUCER

Ibu kami ingin mengundang Ibu di talkshow kami, Bu.

PODCASTER

Ibu kami mengharapkan kesediaan ibu untuk diwawancara di podcast kami, Bu.

CONTEN CREATOR

Ibu saat ini semua orang berpihak kepada anak Ibu, oleh karena itu kami ingin menjenguk anak ibu dan memberi dukungan secara langsung. Apakah boleh kami rekam, Bu?

ROSSA

Tidak! (Berteriak)Apakah ini pantas untuk menjadi bahan berita? Apakah ini pantas untuk menjadi konten yang menarik? Putriku, sedang berbaring di rumah sakit. Dia tidak mau melihatku, tidak mau berbicara denganku. (Memukul dadanya) Lalu dalam sekejap suaranya terdengar di seluruh media. Apa kalian masih ingin mendengar suaraku juga? Jika kalian ingin menarik simpati lalu kenapa kaluan datang tanpa membawa empati?! (Berteriak)

Seluruh wartawan terdiam, beberapa sequrity mulai mendatangi mereka dan membawa mereka keluar.

Rossa tersipu lemas, Aryo datang dan segera memapahnya. Aryo mengajaknya duduk di sebuah bangku yang ada di lorong rumah sakit itu.

Keduanya terdiam cukup lama, menenangkan diri masing-masing.

ARYO

Untuk menyelamatkan hidup putriku, untuk membuatnya merasakan hidup kembali, apa aku salah jika mengharapkan kematian ibukku?

Pertanyaan Aryo membuat Rossa menatapnya, hingga pada akhirnya keduanya saling memeluk dan menangis terisak.

CUT TO :

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar