Gelap Mata
6. Kisah tragis kehidupan Doni dititik terendah

SEGMEN 6

55.INT – RUMAH SAKIT SINGAPURA – PAGI

Setibanya dirumah sakit Singapore, Doni sedang mengurus administrasi dan menunggu kedatangan dokter ahli yang akan menangani Tabita, ketika Doni melihat Tabita yang sudah terbaring lemah diranjang rumah sakit sedang digeledek menuju ke ruang UGD, muncullah dokter Yohan dari balik pintu ruangan tersebut dan tercenganglah Doni.

DONI

Yohannn??? (terkejut)

Yohan

Doni?!

Saking senangnya bisa bertemu Doni lagi langsung memeluknya.

DONI

Tak kusangka kita bisa bertemu disini Han!
Sudah lama kita lost contact!

Yohan

Iya Don!
Dan saya adalah dokter yang menghandle pemeriksaan Tabita, Don.
Oya, kita enggak punya banyak waktu untuk ngobrol saat ini karena Tabita harus segera ditangani oleh tim kami, nanti setelah selesai kita bincang-bincang lagi Don.

DONI

Okay Han, i believe in you!

YOHAN

Keep praying Don!

Yohan segera masuk ke ruang IGD, sementara Doni menunggu diluar ruangan tampak gelisah (ekspresi wajah tegang sambil duduk berdiri mondar mandir diulang-ulang) tak lama kemudian keluarlah Yohan.

YOHAN

Don, I’m so sorry!
Tabita sudah tak bisa tertolong lagi, kami sudah berusaha semaksimal mungkin.

Doni diam dan duduk tertunduk lemas mendengar berita buruk itu, Yohan berusaha menguatkan Doni dengan merangkulnya.

FADE IN

56.INT – RUMAH DONI – SIANG

Mobil ambulans jenasah sudah tiba didepan rumah Doni, Angie yang baru saja tiba dirumahnya langsung berteriak histeris menangisi kematian Tabita.

ANGIE

Tabitaaaa……bangunlah nak!
Jangan tinggalkan mamah!

(sambil terus menangis meraung-raung dipinggir peti).

SULIS

Yang tabah ya Angie.
Tabita sudah menjadi malaikat bersama Tuhan sekarang.

Bu Sulis berusaha menuntun Angie yang masih menangis histeris untuk duduk tenang karena para petugas ambulans sedang mempersiapkan diri mengangkat peti jenasah Tabita masuk kedalam mobil ambulans untuk dimakamkan.

CUT TO

57.INT – RUMAH DONI – MALAM

Semenjak Angie pulang dari Singapore, Doni tak pernah lagi memperdulikan perkataan Angie, bahkan setiap kali Angie berusaha mendekati Doni, Doni bersikap dingin langsung pergi meninggalkannya.

ANGIE

Banggg!
Mau sampe kapan kita begini terus?

DONI

Forever!!

(sambil beranjak meninggalkan Angie).

CUT TO

58.INT/EXT – CLUB MALAM/JALANAN – MALAM

Angie mengajak teman-teman sosialitanya ke sebuah club diskotik, tampak Angie mabuk oleh minuman keras dan sempoyongan berjalan keluar sambil teriak-teriak dijalanan, sementara teman-teman sosialitanya berusaha menenangkannya dan mengajak Angie untuk segera pulang, namun Angie malah memberontak.

ANGIE

Tabitaa anakku, kau dimana nak?
Mamah mencarimu Tabita!!

EKSTRAS (teman sosialita)

Angie sudahlah, jangan seperti ini terus Gie!
Ayokkk kita pulang Gie!

ANGIE

Buat apa aku pulang?
Aku tak punya siapa-siapa lagi selain anakku Tabita!
Aku harus menemukan anakku, dimana kau Tabita anakku?!

Teman-teman Angie mulai menyeretnya masuk kedalam mobil agar bisa diantar pulang.

CUT TO

59.INT – RUMAH DONI – PAGI

Sesampainya dirumah, Doni yang melihat Angie sedang mabuk dan tubuhnya ambruk di atas kursi sofa hanya terdiam dan menggeleng-gelengkan kepala lalu membiarkannya begitu saja.

Bu Sulis yang hendak keluar membuka pintu rumah tiba-tiba langkahnya terhenti ketika melihat Angie yang tertidur di kursi sofa lalu kembali ke kamar dengan membawa selimut dan berusaha menyelimutkannya di tubuh Angie, namun Angie yang mulai sadarkan diri tiba-tiba terbangun dari tidurnya, ketika melihat bu Sulis ada didepannya, Angie justru melampiaskan segala kemarahannya kepada bu Sulis hingga muncullah Doni.

ANGIE

Ngapain kau disini?

SULIS

Oh, saya hanya membawakan selimut untukmu.

ANGIE

Jadi kau senang aku tidur diluaran sini ya?!

SULIS

Bukan! Bukan begitu maksud saya, maap.

ANGIE

Gara-gara kau, aku kehilangan anakku.
Sekarang kau ingin aku kehilangan suamiku juga kan?!

DONI

Angie!!!
Apa-apaan kau bicara seperti itu ke inang?! (marah)

ANGIE

Memang betul begitu kan bang?
Kau selalu membela si tua bangka ini ketimbang diriku!!!

PLAKKKK

(pipi Angie ditampar Doni)

ANGIE

Demi si tua bangka ini, kau menamparku bang?!

(sambil memegang pipinya dan melotot marah)

DONI

Keluar...keluarrr kau sana!!!

(nada suaranya tinggi dan geram)

SULIS

Doni, jangan Don!!
Kumohon jangan mengusir Angie!

(sambil memegangi tangan Doni memohon).

Angie langsung lari kabur dari rumah dengan kemarahan besar, bu Sulis berusaha mengejar Angie namun tak berdaya.

CUT TO

60.INT – CLUB DISKOTIK/KANTOR POLISI/RUMAH DONI – MALAM

Angie berada ditengah-tengah kerumunan banyak orang yang mengajaknya minum-minuman keras dan diantaranya ada yang berusaha memberikan narkoba kepada Angie, Angiepun menikmatinya ditengah musik yang hingar bingar itu, tak lama kemudian datanglah polisi yang sedang melakukan razia narkoba, akhirnya Angie pun ikut digelandang oleh polisi.

EKSTRAS (polisi)

Tolong keluarkan tanda pengenalnya bu, namanya siapa?

ANGIE

Angie, pak.

(sambil mengeluarkan KTP).

EKSTRAS (polisi)

Bu Angie, kami periksa anda dulu.

Ketika Angie dalam pemeriksaan polisi dan dinyatakan positif menggunakan narkoba, tak lama kemudian HP Doni pun berdering.

DONI

Ya, halllooo!

EKSTRAS (polisi)

Malam, apakah benar ini dengan bapak Doni?

DONI

Iya, betul, ini dari siapa?

EKSTRAS

Kami dari kepolisian ingin memberitahukan bahwa ibu Angie, istri anda saat ini kami tahan karena terlibat dalam jaringan pemakaian narkoba.
Mohon pak Doni dapat segera datang ke kantor polisi untuk dimintai keterangan terkait hal tersebut.

DONI

Baik pak, saya akan segera kesana.

Setelah menutup telpon, Doni segera berangkat ke kantor polisi dan sesampainya disana...

ANGIE

Bang, help me, please! (suara memelas)

DONI

(hanya terdiam memandangi Angie).

EKSTRAS (polisi)

Silahkan pak Doni masuk ke ruangan sini untuk memberikan keterangan.

(sambil membuka pintu mempersilahkan Doni masuk).

CUT TO

61.INT/EXT – RUANG PERSIDANGAN/HALAMAN PARKIR – SIANG

Angie duduk tertunduk didepan hakim dan siap untuk mendengarkan putusan hakim, sedangkan Doni yang sengaja hadir dalam persidangan tanpa sepengetahuan Angie memilih duduk dipojokan baris paling belakang agar tak terlihat oleh Angie.

EKSTRAS (hakim)

Menyatakan terdakwa Angie Pramesti terbukti bersalah telah terlibat dalam jaringan pemakaian jenis obat narkotika dengan hukuman pidana penahanan selama 10 tahun dan didenda sebesar 5juta (ketok palu).

Seketika Angie meneteskan air mata dan pasrah ketika petugas menggelandang Angie masuk kedalam penjara, sedangkan Doni langsung keluar dari ruang persidangan menuju halaman parkir segera masuk ke dalam mobilnya. Didalam mobil, Doni menghela napas panjang sambil menyandarkan kepalanya karena pikirannya yang kalut.

DONI V.O

Ya Tuhan, mengapa kehidupan pernikahanku selalu gagal?
Berikanlah aku kekuatan untuk menghadapi ujian ini ya Tuhan!

(Tiba-tiba HP Doni berdering, calling from Yohan)

DONI

Halllooo Han!

YOHAN

Hai Don, aku sekarang udah balik Indonesia.
Gimana kalau nanti malam kita ketemu?

DONI

Well, see you bro!

CUT TO

62.INT – CAFE BAR – MALAM

Doni telah hadir lebih duluan menunggu Yohan didalam café sesuai janji temu yang telah mereka sepakati bersama, tak lama kemudian Yohan pun muncul menyapa Doni setelah masuk café.

YOHAN

Haiii Don, udah lama menunggu?

DONI

It's okay pak dokter (sambil fist bump).

YOHAN

Gimana kabarmu semenjak pertemuan terakhir kita di pub beberapa tahun yang lalu itu Don?

DONI

Sejak aku kabur dari kehidupan keluargamu, hidupku bagaikan seperti roller coaster bro!
Oya, gimana kabarnya pak Slamet sekarang Han? Apakah keadaan papah baik-baik saja?

YOHAN

Bad news Don!
Papah sudah meninggal beberapa tahun yang lalu dibunuh oleh suami Tamara.
Setelah kamu meninggalkan Tamara, papah menjodohkan Tamara dengan anak rekan bisnisnya yang ternyata setelah menikah kami baru tahu jika suami Tamara juga seorang yang tamak, dia berusaha merebut perusahaan yang dulu pernah kamu kelola dari tangan papah dengan cara yang nyaris sama seperti yang papah lakukan terhadapmu Don.
Dan parahnya dia melakukannya dengan tangannya sendiri, dia tega menembak ayah mertuanya sendiri setelah bertengkar adu mulut dikantor dengan papah karena keinginannya untuk mendapatkan bagian saham tidak dikabulkan oleh papah, sangat tragis sekali kan Don?

DONI

Oh my God!
Tak kusangka bisa terjadi seperti itu Han!

YOHAN

Begitulah manusia jika sudah gelap mata, nyawa keluarga dan bisnispun bisa menjadi taruhannya (geleng-geleng kepala heran).
Oya Don, gimana bisnismu sekarang?

DONI

Justru pak Slamet-lah yang memberiku banyak pelajaran yang membuatku bisa survive untuk menjalankan bisnis mulai dari nol lagi hingga sekarang.
Memang tidak mudah untuk menjalaninya, tapi toh pada akhirnya kita tetap harus berproses dengan lapang dada.
Oya Han, kamu masih ingat dengan Arya teman SMU kita dulu kan?
Dia sekarang menjadi mitra bisnisku yang banyak sekali membantu kemajuan perusahaanku saat ini, nanti kapan-kapan kita perlu meet up bareng dia juga deh bro!

YOHAN

Wow amazing!
Ternyata dunia ini sempit juga ya bisa mempertemukan kita dengan teman lama kita seperti Arya.
Oya Don, really so sorry saya bersama tim kedokteran di Singapura saat itu enggak bisa membantu menyelamatkan anakmu Tabita, Don.

DONI

Sudahlah Han, memang itu takdir dari Tuhan.
Saya sudah mengikhlaskan kepergian Tabita sama seperti saya ikhlas menerima pahitnya kehidupan pernikahan saya.

YOHAN

What do you mean?

DONI

Sejak saya meninggalkan Tamara, saya menikah dengan seorang gadis dipedalaman yang akhirnya meninggal setelah melahirkan bayi laki-laki.
Lalu saya menikah lagi dengan ibunya Tabita dan sekarang dia dipenjarakan karena terlibat jaringan narkoba, begitulah perjalanan hidup yang harus kulewati sampai saat ini Han.

YOHAN

Hmm...bagaimana kalau kamu kembali menjalani hidup bersama Tamara lagi, Don?
Sejak suaminya dipenjarakan, Tamara langsung mengajukan gugatan cerai dan sampai saat ini Tamara masih hidup sendirian bersamaku Don.
Toh dulunya kalian berpisah juga karena dipaksa keadaan dan saat ini kalian berdua sama-sama single fighter kan Don?!
Apa salahnya bila kalian kembali merajut cinta lama kalian?
I will be your first supporter Don!

(sambil menepuk pundak Doni)

DONI

I don’t know with my heart Han!
Untuk saat ini tak semudah itu, sepertinya saya harus cooling down dulu deh Han.

YOHAN

Okay I see!!
Mungkin saat ini hati dan pikiran kamu masih kalut, saya bisa memahamimu, kamu hanya butuh waktu untuk bisa menerima kenyataan ini Don.

DONI

Yes, maybe, I will try!

Tiba-tiba HP Doni berbunyi, calling from Isabella, segera Doni menerima panggilan telponnya dan sejenak menghentikan obrolannya dengan Yohan.

Wait Han!
Saya angkat telpon dulu ya.
Halloo Bella!

ISABELLA

Pak Doni, mas Arya mengalami kecelakaan, sekarang sedang dibawa ke rumah sakit.

DONI

Oke Bella, saya akan segera kesana!

Setelah menutup telpon, segera pamit dari Yohan.

DONI

Han, terpaksa kutinggal dulu, barusan istri Arya mengabarkan kalau Arya mengalami kecelakaan dan sekarang ada di rumah sakit, aku harus segera kesana Han!

YOHAN

Hah, really? (terkejut)
Semoga Arya dalam keadaan baik-baik saja dan segera pulih Don!

DONI

Amien! Thank you Han, bye!

(sambil tergesa-gesa keluar dari café dan menancap gas mobilnya).

CUT TO

63.INT – RUMAH SAKIT – MALAM

Setibanya Doni di rumah sakit langsung menghampiri Isabella yang sudah menunggu di depan ruang operasi dengan panik dan gelisah.

DONI

Bella, gimana Arya?

ISABELLA

Kata dokter, keadaan mas Arya sangat kritis sekali, mengalami banyak patah tulang yang harus segera dioperasi.

DONI

Kamu tenang saja ya Bella, biar nanti saya yang bantu urus Arya.
Maapkan saya, seharusnya hari ini saya yang berangkat meeting keluar kota, tapi karena saya sudah ada janji dengan yang lain, maka Arya yang menggantikan saya keluar kota. (sedih)

ISABELLA

Tak apa-apa pak Doni, kita berdoa saja semoga mas Arya baik-baik saja.

DONI

Iya Bella, I hope so that!

Setelah beberapa saat kemudian dokter keluar dari ruang operasi, Doni dan Isabella bergegas berdiri menghadap dokter.

DONI

Bagaimana hasilnya dok?

EKSTRAS (dokter)

Operasi sudah selesai tapi keadaan pak Arya masih belum sadarkan diri, mohon ditunggu karena beliau akan segera dipindahkan ke kamar.

ISABELLA

Baik dok, terimakasih!

DONI

Bella, mungkin kamu lebih baik istirahat dirumah saja, biar saya yang menjaga Arya disini.

ISABELLA

Tak apa-apa pak Doni, saya juga ingin menunggu mas Arya sampai siuman.

DONI

Ok, baiklah, kalau begitu kita sama-sama jaga disini yah.

Setelah Arya dipindahkan ke kamar, Doni dan Isabella menunggui Arya semalaman yang belum sadarkan diri dari komanya. Doni yang sedang menyandarkan tubuhnya di sofa depan ranjang Arya, sementara Isabella yang duduk tertidur disamping kanan ranjang Arya sambil memegangi tangan Arya, ketika tangan Arya mulai sedikit bergerak spontan Isabella langsung terbangun dari tidurnya dan melihat Arya yang sudah mulai siuman, Donipun bergerak mendekat ke samping kiri ranjang Arya untuk memastikan kesadaran Arya.

ISABELLA

Mas Arya, Mas!

DONI

Yak, Arya kau dengar suaraku?

ARYA

Don...
tolong...
jaga...
Bella...

Arya mengucapkannya sepatah demi sepatah kata lalu menghembuskan nafas terakhirnya.

DONI dan ISABELLA

Arya!!!
Mas Arya!!!

(teriak bersamaan)

Sontak meledaklah tangisan Isabella sambil memeluk tubuh Arya yang sudah tak berdaya lagi, Donipun tak kuasa menahan tangis disamping Isabella.

FADE IN


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar