Gelap Mata
2. kehidupan cinta Doni bersama Anita

SEGMEN 2

18.EXT – PULAU TERPENCIL (SUMATRA) – SIANG

Doni berjalan menyusuri sepanjang jalanan rumah penduduk yang padat dan sederhana hingga bertemu dengan bu Sulis didepan rumah yang bertuliskan “rumah sewa”.

SULIS

Ada yang bisa kubantu? Kau datang dari mana, anak muda?

DONI

Saya dari jawa, inang
Apakah masih ada tempat tinggal yang kosong untuk saya?

SULIS

Kau bisa tinggal disini, siapa namamu nak?

DONI

Perkenalkan nama saya Doni, terimakasih inang.

Doni menjabat tangan bu Sulis sambil membungkuk.

SULIS

Mari kuantar kau kesana, nak.

Doni berjalan dibelakang bu Sulis menuju ke ruangan kosong yang berada disamping rumah bu Sulis.

SULIS

Ini ruangan untukmu nak, kalau kau butuh sesuatu apapun tak apa sampaikan saja.

DONI

Baik inang, terimakasih sudah diberikan tempat ini.

Bu Sulis segera meninggalkan Doni dan Doni mulai mengeluarkan barang bawaannya.

CUT TO

19.EXT – HALAMAN RUMAH SULIS – PAGI

Doni mengeluarkan laptop dan peralatan kerjanya untuk merintis usaha baru dari nol lagi, tampak Doni menggambar desain produk yang mulai dipasarkan lewat media sosial. Bu Sulis sering mengamati apa yang dikerjakan Doni tiap hari, melihat kegigihan Doni membuat bu Sulis ingin menjodohkannya dengan Anita, anak semata wayangnya.

SULIS

Selamat pagi nak Doni.

DONI

Oh, selamat pagi juga inang.

SULIS

Ini perkenalkan anak gadisku namanya Anita, memang dia anak tuna rungu wicara tapi sebenarnya dia anak yang cerdas dan baik hati kok nak Doni.

DONI

Iya inang, saya percaya itu.
Hai Anita!

Doni menyapa Anita dengan mengulurkan tangan ke Anita.

ANITA

Ah,O-mak bis-sah ha-jah.

Sebagai respon Anita menjabat tangan Doni dengan tersipu-sipu malu.

SULIS

Nak Doni kalau mau bercakap-cakap dengan Anita jangan terlalu cepat bicaranya ya dan dekatkan wajahmu didepan Anita supaya dia paham apa yang sedang kau sampaikan kepadanya.

DONI

Oh begitu, baiklah inang.

Dengan sedikit canggung Doni mencoba mendekatkan wajahnya didepan Anita untuk berkomunikasi.

DONI

Se-nang ber-kenal-an deng-an ha-mu An-nita.

Anita membalasnya dengan gerakan tubuh yang mengisyaratkan bahwa dirinya juga senang berkenalan dengan Doni.

ANITA

A-hu ju-ga so-nang ito Don-ni.

Sementara Doni melanjutkan bekerja, Anita membantu bu Sulis memasak di dapur, setelah itu bu Sulis menyuruh Anita untuk mengantarkan makanan bagi Doni.

ANITA

I-ni ma-kan-nan un-tuk ito Don-ni.

DONI

Te-ri-ma ka-sih An-nita, ha-mu yang ma-sak?

ANITA

I-ya, a-hu dan 0-mak hehehe...

DONI

Wah, pas-ti e-nak ra-sa-nya i-ni.

Segera Doni membuka rantang makanan yang berisi lauk pauk, Anita menemani di samping Doni yang lahap menyantap masakan Anita. Doni sambil mengangguk-angguk kepala dan memberi isyarat jempol ke Anita pertanda enak masakannya, Anita makin tersipu-sipu malu.

CUT TO

20.EXT - HALAMAN RUMAH SULIS - MONTAGE :

> Setiap hari Anita makin rutin mengantarkan makanan bagi Doni, kejadian serupa terulang-ulang.

> Tampak Doni mengajak bercanda Anita sampai Anita tertawa terbahak-bahak.

> Sesekali Doni terlihat mengusap-usap kepala Anita, seketika itu juga Anita menjadi tersipu-sipu malu.

> Bu Sulis tersenyum-senyum memperhatikan kedekatan Doni dan Anita yang makin akrab, Bu Sulis berpura-pura mendekati mereka yang sedang asik bercanda di depan teras rumahnya.

SULIS

Wah, bincang-bincangnya seru amat sampai omak dengar dari dalam lho.

ANITA

Ahh, O-mak.

(tersipu malu).

DONI

Inang, ada sesuatu yang ingin saya bicarakan.

(mukanya serius)

SULIS

Ada apa nak Doni? Bicaralah….

DONI

Inang, apakah bole saya melamar Anita menjadi istri saya?

Bu Sulis dan Anita kaget mendengarnya.

DONI

A-hu sin-ta ha-mu, An-nita.

Sambil menggerakkan tangan dan menunjukkan ekspresi cintanya ke arah Anita.

ANITA

(masih terperanga dan berbinar-binar matanya).

SULIS

Tentu inang sangat merestui kalian, omak percaya ito Doni bisa membahagiakanmu Anita, omak juga yakin Anita sangat mencintai ito Doni kan?

(sambil mengelus-elus kepala Anita).

ANITA

I-ya O-mak.

(terharu sambil mengangguk-angguk tanda setuju).

CUT TO

ESTABLISH WEDDING

21.EXT – HALAMAN RUMAH SULIS - PAGI

Semua warga penduduk desa tampak bergotong royong membantu persiapan acara pernikahan Doni dan Anita, ada yang menghias rumah bu Sulis dengan dekorasi budaya khas sumatra dan ada pula yang menyiapkan segala keperluan untuk upacara pernikahan adat yang berlangsung selama berhari-hari lamannya, suasana tampak meriah meskipun acara yang digelar cukup sederhana, terlihat kebahagiaan Anita yang seringkali menitikan air mata sambil memeluk bu Sulis.

SULIS V.O

Anita oh, anak gadisku yang malang, sudah sepantasnya engkau berbahagia bersama orang yang kau cintai.
Sekarang engkau tak hanya menjadi milikku tapi juga milik suamimu Doni, semoga Doni bisa membahagiakanmu selamanya Anita.

(sambil menyeka air mata yang tiba-tiba menetes dipipinya).

EKSTRAS (tamu 1)

Salamat Anita moga bahagia selalu.

EKSTRAS (tamu 2)

 Ikut berbahagia, Anita!

Bu Sulis, Doni dan Anita tampak sibuk menerima ucapan selamat dari para tamu dan tetangga yang terus mengalir datang ke rumah bu Sulis.

CUT TO

22.INT – RUMAH SULIS – SIANG ( 1 TAHUN KEMUDIAN)

Perut Anita makin membuncit setelah mengandung 7 bulan, ketika Anita hendak keluar rumah tiba-tiba Anita terpeleset dan jatuh ke lantai. Bu Sulis yang melihat pertama kali langsung berteriak keras minta tolong dari dalam rumah, sontak Doni yang berada diluar rumah dan tetangga yang mendengar teriakan bu Sulis langsung berlari masuk kedalam rumah untuk melihat apa yang sedang terjadi.

DONI

Anitaaaaaa (panik)

ANITA

(merintih kesakitan sambil memegang perutnya)

DONI

Apa yang terjadi dengan Anita, inang?

Segera Doni menggendong Anita masuk ke dalam kamar.

SULIS

Dia terjatuh ke lantai Don.

Bu Sulis berusaha memberitahu sambil sesenggukkan menahan tangis.

EKSTRAS (tetangga)

Saya bidan, apakah boleh saya bantu periksa Anita?
Sepertinya Anita sedang mengalami kontraksi, biar saya bantu proses persalinannya ya.
Bagaimana jika bapak ibu menunggunya diluar saja?

Doni mengajak para tetangga untuk menunggu di ruang tamu, sementara bu Sulis ikut membantu menemani persalinan Anita.

Tak lama kemudian, terdengar suara tangis bayi dari dalam kamar, Anita telah melahirkan namun masih terbaring lemah tak berdaya di atas ranjangnya.

Bu Sulis membawa bayi itu keluar kamar untuk menunjukkannya kepada Doni dan para tetangga yang turut menungguinya di ruang tamu.

SULIS

Don, ini bayimu laki-laki.

DONI

(terharu gembira sambil menggendongnya).

EKSTRAS (tetangga)

Siapa namanya?

DONI

Namanya adalah Ardo Wira Tama.

(sambil tersenyum bangga).

EKSTRAS (tetangga)

Nama yang cakep seperti bapaknya.

(sambil tertawa gembira).

Doni segera masuk ke kamar untuk melihat kondisi Anita, Doni mencium bayinya lalu meletakkan bayi Ardo sebentar disamping Anita yang sedang tak sadarkan diri, kemudian menggendongnya kembali dan memberikannya ke bu Sulis. Lalu Doni duduk disamping menemani Anita sambil menggenggam erat tangan Anita dan memandangi wajah Anita, Doni berucap lirih.

DONI

Bangunlah Anita, ayo kita bangun keluarga bahagia seperti impianmu selama ini, Anita.
Ardo masih membutuhkan kasih sayangmu dan ingin merasakan pelukan darimu, Anita.

Tiba-tiba air mata Anita mulai menetes diujung pelupuk matanya yang masih terpejam dan tak lama kemudian Anita menghembuskan nafasnya yang terakhir, menangislah Doni yang masih berada disamping Anita sambil memeluknya.

Tampak para tetangga mulai berdatangan kembali ke rumah bu Sulis untuk membantu proses pemakaman Anita.

FADE IN

23.INT – RUMAH SULIS – PAGI

Doni bersiap-siap hendak ke kota besar untuk mengembangkan bisnisnya, sementara bu Sulis membantu merawat Ardo dirumah.

DONI

Inang, tolong jaga Ardo baik-baik ya selama saya ke kota besar dan doakan semoga bisnis saya berjalan dengan lancar, saya akan segera pulang setelah semua pekerjaan selesai, inang.

SULIS

Tentu Don, inang akan selalu mendukungmu, hanya kau dan Ardo yang bisa membuat inang bahagia.

Doni memeluk bu Sulis dan mencium Ardo yang sedang digendong bu Sulis.

DONI

Terima kasih inang.
Saya pamit dulu ya inang.

CUT TO

24.EXT – KOTA BESAR - SIANG

Sesampainya Doni dikota besar, tampak Doni mulai berinteraksi dengan banyak orang di kota besar.

DONI

Bagaimana pak dengan bisnis yang saya tawarkan apakah bapak tertarik?

EKSTRAS (customer)

Ya, saya tertarik sekali dengan bisnis yang kau tawarkan itu.

DONI

Bagaimana jika kita bekerjasama saja pak? Usaha saya dan bapak bisa sama-sama maju.

Doni tampak serius memperbincangkan usaha yang akan digarapnya di kota besar ini, sementara ekstras (customer) juga serius mendengarkan penjelasan dari Doni sambil mengangguk-anggukkan kepala pertanda setuju.

EKSTRAS

Wah, itu ide yang sangat bagus sekali, mari kita kerjakan!

(sangat antusias sambil menunjukkan jempolnya).

FADE IN

25.INT – KANTOR DONI - SIANG

Peresmian kantor baru Doni di kota besar yang baru dirintis dengan segelintir staf.

DONI

Saya berharap, kita yang masih sedikit personilnya ini jika kita mau bekerja dengan sungguh-sungguh, saya yakin perusahaan ini bisa memberikan sumbangsih yang besar bagi banyak orang, maka dari itu kita harus bekerjasama dengan solid agar perusahaan ini makin lama juga makin berkembang, semangatttt semuanya!!!

(sambil mengepalkan tangan perjuangan memberi motivasi bagi para staf).

EKSTRAS (para staf)

Semangat pak!

(membalas dengan meniru gaya Doni).

FADE IN

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar