Bunga Di Kota Senyap
12. Geng Gembret

EXT. TAMAN KOTA - DAY

PUSPA duduk bersama teman-temannya. Ngobrol, tertawa ceria.

Geng gembret, 3 orang, (L/26), jaket jeans, berjalan di tepi taman, mendekati Tukang siomay, meminta duit. Tukang siomay takut, memberikan duitnya. Geng gembret merebutnya, menggebrak gerobak siomay.

PUSPA melihat 3 gembret.

PUSPA

Siapa itu?

TEMAN #1

Oh itu si gembret datang lagi?

PUSPA

Gembret siapa?

TEMAN #1

Geng Gembret, tukang rusuh, suka gangguin dan malakin orang-orang.

Ga ada yang berani ma mereka.

Sudah 5 tahun pergi, ee ini muncul lagi. 

PUSPA

(berguman)

Fajar sudah tidak ada...

3 Gembret berjalan menuju pasar gang jambu. PUSPA bangkit, berjalan pergi.

TEMAN #1

He Bunga! Mau kemana?

PUSPA

Aku mau menghentikan gembret.

.

EXT. PASAR GANG JAMBU - DAY

Gembret cs malakin tukang buah, tukang roti, tukang bakso. Tukang sayur, geleng-geleng kepala, beberapa sayuranya diberantakin Geng Gembret. PUSPA menghampiri gembret.

PUSPA

Heh heh... Apa-apaan nih? Hentikan!

Gembret melihat Puspa.

GEMBRET #1

Weuih... ada nona manis.

PUSPA

Kalian bikin onar?! Pergi dari sini!

GEMBRET #2

Ini cewek belagu amat!

GEMBRET #3

Dikirain kita ga tega nempeleng cewek.

PUSPA

Mau nglawan saya?!

Gak malu, 3 jagoan macho ngeroyok seorang gadis kecil?

GEMBRET #1 nampar PUSPA. PUSPA menjerit, lalu mendorong Gembret #1, tapi gembret #1 menangkap tangan Puspa dan melemparkannya. PUSPA jatuh terpelanting, bergulingan.

Suasana riuh ramai.

GEMBRET #1

Belum kenal gembret dia!

PUSPA meraih buah jeruk yang berserakan, melemparnya ke gembret. Lalu bangkit, mengambil batu yang di dekatnya.

PUSPA

Kalau masih nekat saya lempar pake ini nih.

Gembret #2 menghampiri Puspa, lalu menonjok muka Puspa. Puspa menjerit terjatuh. Gembret #2 menendang, Puspa mengaduh kesakitan. 

Tukang buah melempar kotak buah ke gembret #2, kena kepalanya. Gembret #2 menoleh ke Tukang Buah, terbelalak, marah.

GEMBRET #2

Heh, lu nantang?!

Tukang sayur melempar semangka ke Gembret #1. 

3 anak kecil, berlari merangkul, memegang 2 kaki gembret #3. 2 anak kecil yang lain, menyeruduk Gembret #3 hingga jatuh.

Orang-orang serentak menyerang 3 gembret. Ada yang pake sepatu, pake batu, pake kayu. Sambil teriak-teriak “Hajar!” “Biar kapok!” “Pergi dari sini!”

Geng Gembret kewalahan, lalu lari menjauh.

PUSPA bangkit, kesakitan, mukanya memar, beberapa orang menolongnya. Keramaian orang memandang puspa, hormat, tersenyum. tepuk tangan.

Puspa menatap orang-orang tajam. Lalu menunduk. Beberapa saat, memandang ke arah geng gembret pergi.

.

EXT. GANG BUNTU - DAY

Gembret istirahat duduk, kesakitan, saling memeriksa luka masing-masing.

Puspa berjalan mendekat membawa 2 bungkusan. Geng gembret terkejut, memandang puspa tajam.

GEMBRET #1

Heh ngapain loe ke sini?!

PUSPA

Kalian terluka ya? Saya mau minta maaf. Kelakuan saya tadi.

Geng gembret saling berpandangan heran.

PUSPA (CONT’D)

Ini saya bawain kapas dan betadine.

PUSPA menyerahkan bungkusan kecil. Gembret #1 menyahutnya. Puspa duduk di dekat gembret.

GEMBRET #1

Kamu gak takut ama kita?

PUSPA

Takut banget. Tadi di mulut gang, waktu mau jalan ke sini, saya keder banget.

Hampir lari pergi malah. Lama berdiri di situ tadi. 

GEMBRET #2

Terus, ini ke sini?!

PUSPA

Aku tadi di mulut gang, ngintip kalian.

Kalian kelihatanya kompak, saling menjaga dan peduli.

Aku iri. Kalian seperti bersaudara.

Gembret saling berpandangan.

GEMBRET #3

Kau ingin bergabung dengan geng kami?

Puspa tersenyum, lalu membuka bungkusan satunya, isinya makanan kecil, lalu menaruhnya di hadapan Gembret #1.

PUSPA

Aku baru dua bulan di sini. Sejak kecil, aku sendirian.

Ayah dan Ibuku meninggal ketika aku kecil.

Aku sebenarnya punya saudara, tapi belum pernah ketemu.

Aku hidup dengan ibu tiriku. Dia emang tidak kejam seperti yang di dongeng-dongeng itu.

Tapi dia juga menganggap aku tidak ada. 

Geng gembret menatap puspa tajam.

PUSPA (CONT’D)

Di kota ini, aku menemukan makna kehidupan.

Aku juga menemukan cintaku, tapi (menunduk) dia pergi begitu cepatnya.

Namanya Fajar. Kalian mungkin kenal. Kalian kan orang sini?

Geng Gembret saling berpandangan. Menggelengkan kepala.

PUSPA (CONT’D)

Kota ini sungguh luar biasa.

Aku merasakan keindahan dan keajaiban yang belum pernah kualami.

Kalian orang sini, pasti sudah banyak merasakan kehangatan dan kenangan indah. 

PUSPA menatap geng, geng menunduk. 

PUSPA (CONT’D)

Aku sudah lama sendirian. Kota ini, penuh kehangatan.

Oya namaku Puspa, tapi orang-orang sering memanggilku Bunga.

Puspa mengeluarkan dompetnya, mengeluarkan semua uang di dalamnya. Geng menatap Puspa heran.

PUSPA (CONT’D)

Aku ingin kalian juga melindungi dan menjaga aku.

Dan aku juga ingin menjaga kalian.

Geng menatap Puspa.

GEMBRET #1

Apa sebenarnya maumu?

PUSPA

Aku ingin membantu mengobati kekecewaan dan kemarahan kalian.  

Puspa memandang Geng Gembret.

PUSPA (CONT’D)

Katanya kalian baru datang? Emang dari mana?

GEMBRET #1

5 tahun kami meninggalkan kota ini, hidup di kota besar.

Banyak hal terjadi, tapi sepertinya semuanya terjadi tidak seperti yang kami harapkan. 

PUSPA

Yaah,... Takdir Tuhan.

GEMBRET #2

Takdir, nasib, apapun istilahnya. Tidak ada lowongan kerja buat orang seperti kami.

Uang tidak punya, perut lapar, tidak tahu harus kemana. Ngapain.

GEMBRET #1

Mau ngamen, gitar sudah dijual buat makan.

PUSPA

Kalian bisa nyanyi? Main gitar?

Gembret mengangguk. Puspa bangkit dari duduknya.

PUSPA (CONT’D)

Aku ada ide. Yuk ikut aku.

Puspa melangkah bergegas. Geng Gembret saling memandang heran. 2-3 langkah PUSPA berhenti, menoleh ke geng.

PUSPA (CONT’D)

Ayo,..

Geng mengikuti Puspa, dengan agak enggan dan heran.

Puspa berjalan diikuti geng gembret, menuju toko music.

.

I/E. TOKO MUSIC - DAY

Puspa berbicara dengan penjual toko, sambil menuding ke geng gembret. Puspa mempersilakan geng gembret untuk memilih gitar dan alat musik.

Geng memilih-milih gitar, dst.

Geng Gembret dan Puspa berjalan keluar. Sambil berbicara. Geng Gembret membawa gitar dan percusi. 

Puspa meninggalkan Geng Gembret. Geng Gembret berjalan berlawanan dengan arah Puspa pergi.

.

EXT. TAMAN KOTA - DAY

Geng Gembret, menyanyi dengan gitar, percusi dan speaker yang minimalis. Puspa mengajak temen-temennya, mendekati, mengerubungi dan menonton penampilan Geng Gembret.

Orang-orang ikut berkerumun menikmati penampilan Geng Gembret. 

GEMBRET #1

Puspa eh bunga, terimakasih atas semuanya.

Kau melakukan semuanya ini kepada kami, padahal kami menghajarmu.

Maaf ya, kemaren.

GEMBRET #2

Iya maaf banget ya, aku kemarin memukulmu.

PUSPA

Kau tahu, Takdir yang terjadi tidak seperti yang kita inginkan.

Dan seringkali, kebaikan justru muncul dari hal-hal yang tidak kita inginkan. 

GEMBRET #2

Eh bagus tuh. Bisa kita jadiin lagu tuh. 

PUSPA

Itu kata-kata yang aku dapatkan dari seorang yang bijak di kota ini.

Dia seperti, hmm guru, paman,... 

Gembret #3 datang.

GEMBRET #3

Eh guys, ada good news nih.

Tadi barusan gue ngobrol ma pemilik Cafe DUNGDUNG di ujung kota,

dia pingin kita main di cafenya.

Semuanya bersorak gembira.

GEMBRET #1

Musisi Cafe man,...cihuii..

PUSPA

Selamat ya,...!

GEMBRET #3

Puspa Bunga, makasih ya sudah mbantuin kita.

PUSPA

Yoi. Aku cabut dulu, ya...

GEMBRET #1

Ok, daaa..

Alif mendekati Puspa.

ALIF

Bunga!

PUSPA

Eh Alif.

ALIF

Mau pulang?

PUSPA

Iya. Kau kemana?

ALIF

Ke tempatmu. Kudengar kamu ada buku-buku klasik.

Aku butuh referensi untuk konsep manajemen klasik. Boleh pinjem?

PUSPA

Buku apa?

ALIF

Engg... bisa aku ntar lihat-lihat dulu, siapa tahu mau pinjem semua,..hehe,...

PUSPA

Ayo.

Puspa dan Alif berjalan menyusuri trotoar kota kecil.

FADE TO BLACK.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar